Professional Documents
Culture Documents
JEPUN Fiks
JEPUN Fiks
-> Sakoku
->dibukanya pelabuhan Jepang dari Amerika lalu memiliki kapal uap dan menjadi negara industri,
adanya restorasi meiji
2. Semua kalangan, baik atas maupun bawah, harus bersatu dalam menjalankan urusan negara.
3. Rakyat biasa, begitu pula pejabat pusat dan militer, harus diperbolehkan untuk melakukan hal-
hal yang diinginkan sehingga mereka tidak bosan.
4. Kebijakan lama yang buruk ditinggalkan dan semuanya dibiarkan berdasarkan hukum alam.
5. Pengetahuan harus dicari hingga ke seluruh dunia demi memperkuat fondasi kekuasaan
kekaisaran
_Dampak positif :_
3. Modernisasi teknologi, transporasi dan benda-benda yang bisa menjadi penunjang masyarakat
Jepang agar lebih terbantu dalam beraktivitas
5. Dihapusnya budaya feodalisme dan diganti dengan sistem administrasi daerah (prefektur)
_Dampak negatif :_
1. Jepang menjadi negara imperialis saat dan sebelum perang dunia ke dua dikarenakan nafsu
mereka untuk mengambil sumber daya alam dan sumber daya manusia lain untuk industri di
negara mereka
imperialisme yang yang terjadi sejak zaman kuno hingga masa Revolusi Industri.
tujuan: 3G
negara industri butuh bahan baku untuk keperluan SDA dan daerah pemasaran
doktrin yang dibawa oleh Jepang selama masa perang untuk menjajah beberapa wilayah di dunia,
termasuk Indonesia. Hakko Ichiu memliki arti Delapan Penjuru Dunia Di Bawah Satu Atap
(kekaisaran jpg)
- untuk melumpuhkan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pasifik, walaupun untuk sementara. -
Laksamana Isoroku Yamamoto
a. sumatra
c. propaganda 3A
tujuan: memperoleh simpati bangsa Indonesia dan membujuk kaum Nasionalis dan kaum
Intelektual untuk mengabdikan pikiran dan tenaganya untuk kepentingan perang melawan sekutu
TOKOH: Ir. Sukarno, Moh. Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara
TUJUAN:
Putera dibentuk oleh Jepang pada 16 April 1943. Organisasi ini bertugas untuk memusatkan
segala potensi rakyat Indonesia guna membantu Jepang berperang melawan Sekutu
untuk membantu pemikiran dan propaganda Jepang di Indonesia untuk kepentingan perang
Pasifik. Dalam menjalankan tugasnya, PUTERA diizinkan untuk menggunakan fasilitas milik
pemerintah Jepang seperti pers dan radio.
1. Dibentuk oleh Jepang: PETA didirikan oleh pemerintah pendudukan Jepang pada tahun 1943
sebagai bagian dari strategi politik dan militer Jepang untuk mendapatkan dukungan dari
masyarakat Indonesia selama pendudukan mereka.
2. Anggota Muda: PETA terutama terdiri dari pemuda-pemuda Indonesia. Anggota PETA dikenal
sebagai "heiho" atau prajurit muda yang diberi pelatihan militer oleh tentara Jepang.
3. Fungsi Militer: PETA awalnya didirikan dengan tujuan membantu Jepang dalam menjaga
ketertiban, memberikan pelatihan militer kepada pemuda Indonesia, dan bertindak sebagai
pasukan pendukung Jepang.
4. Propaganda Pro-Jepang: PETA dimanfaatkan oleh pemerintah pendudukan Jepang sebagai alat
propagandanya untuk menciptakan citra positif tentang kebijakan pendudukan mereka di mata
masyarakat Indonesia.
5. Dukungan Lokal dan Oposisi: Meskipun beberapa orang Indonesia bergabung dengan PETA
karena alasan ekonomi atau patriotisme lokal, banyak juga yang bergabung karena tekanan atau
ancaman dari pihak Jepang. PETA kemudian menjadi objek perlawanan dan ketidaksetujuan dari
beberapa kelompok pejuang kemerdekaan.
6. Perubahan Peran: Seiring berjalannya waktu, PETA mengalami perubahan peran. Setelah
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, beberapa anggota PETA berpindah sisi
untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia, sementara yang lain tetap menjadi
bagian dari struktur militer pendudukan Jepang.
TOKOH:
1. Soedirman: Soedirman adalah seorang pemimpin militer Indonesia yang kemudian menjadi
Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sebelumnya, Soedirman terlibat dalam PETA.
2. Sutomo (Bung Tomo): Ia dikenal perannya dalam Pertempuran Surabaya pada November 1945.
3. Supriyadi: Supriyadi Ia terkenal karena terlibat dalam serangan terhadap tentara Jepang di Blitar
pada tahun 1945.
4. Oerip Soemohardjo: Oerip Soemohardjo adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang
juga terlibat dalam PETA. Ia kemudian menjadi Menteri Kehakiman Indonesia.
5. Abdul Haris Nasution: juga terlibat dalam PETA. Ia kemudian menjadi Panglima Angkatan Darat
dan Menteri Pertahanan Indonesia.
"Fujinkai" adalah istilah dalam bahasa Jepang yang merujuk kepada organisasi wanita. Pada
umumnya, istilah ini digunakan untuk merujuk kepada organisasi wanita yang berperan dalam
kegiatan sosial, budaya, atau politik. Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia selama Perang
Dunia II, termasuk dalam konteks PETA (Pembela Tanah Air), Fujinkai menjadi salah satu jenis
organisasi yang dibentuk oleh pihak Jepang.
1. Organisasi Wanita: Fujinkai adalah organisasi yang terdiri dari anggota-anggota perempuan.
Mereka bisa berasal dari berbagai lapisan masyarakat dan memiliki tujuan bersama yang
diarahkan oleh pemerintah pendudukan Jepang.
2. Kegiatan Sosial dan Budaya: Fujinkai sering terlibat dalam kegiatan sosial dan budaya. Ini
mencakup kegiatan seperti pertemuan kelompok, kegiatan seni dan kerajinan, serta
kegiatan-kegiatan yang mendukung pembentukan norma-norma sosial yang diinginkan oleh
pihak pendudukan.
3. Pendidikan dan Pelatihan: Fujinkai juga bisa melibatkan anggotanya dalam kegiatan
pendidikan dan pelatihan. Hal ini bisa mencakup pembelajaran keterampilan baru,
pendidikan moral, atau pelatihan untuk mendukung peran-peran khusus dalam masyarakat.
4. Tujuan Propaganda: Sebagai bagian dari strategi pendudukan, Fujinkai mungkin juga
digunakan sebagai alat propaganda untuk memperkuat citra positif dari pemerintahan
pendudukan Jepang dan mengamankan dukungan atau setidaknya kepatuhan dari
masyarakat setempat.
1. KOOPERATIF
Perjuangan kooperatif adalah perjuangan yang sifatnya moderat atau lunak dan bersedia bekerja
sama dengan pemerintah penjajahan.
Tokoh pergerakan Indonesia yang memilih untuk berjuang secara kooperatif pada masa pendudukan
Jepang, antara lain:
Ir. Soekarno
Mohammad Hatta
Ki Hajar Dewantara
KH Mas Mansyur
Bentuk kooperatif ditunjukan dengan tokoh nasional bersedia bergabung ke dalam organisasi buatan
Jepang, seperti Putera.
2. NON-KOOPERATIF
Strategi non-kooperatif dilakukan oleh para tokoh yang menolak bekerja sama dengan Jepang,
teman-teman.
Tokoh pergerakan Indonesia yang memilih untuk berjuang secara non-kooperatif pada masa
pendudukan Jepang, antara lain:
Sukarni
Chaerul Saleh
Adam Malik
Armunanto
A.A Maramis
Achmad Subardjo
Taktik non-kooperatif ini diwujudkan dengan gerakan bawah tanah yang dilakukan secara
sembunyi-sembunyi.
Hal ini dilakukan karena ketatnya penjagaan pemerintah Jepang. Pelopornya adalah Sutan Sjahrir
dan Amir Syarifuddin.
Melalui gerakan bawah tanah ini terbentuklah kelompok-kelompok yang kemudian saling
berkomunikasi dan bekerja sama.
Salah satu bentuk kerja samanya adalah mendengarkan radio sekutu secara diam-diam dan
menyebarluaskan informasinya.
Organisasi yang juga menerapkan strategi ini seperti Sarekat Islam, Perhimpunan Indonesia, Partai
Indonesia, hingga Partai Solidaritas Indonesia.
MIAI adalah badan federasi bagi ormas Islam yang dibentuk berdasarkan hasil pertemuan
pada 18-21 September 1937. MIAI menampung semua ormas Islam yang hendak
menyalurkan kegiatan keagamaannya selama masa pendudukan Jepang. Dan satu-satunya
organisasi yang diizinkan Jepang
TUJUAN:
1. Menempatkan umat Islam secara layak dalam masyarakat Indonesia
2. Mengharmoniskan kembali Islam sesuai tuntutan perkembangan zaman
3. Turut membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya
Merupakan partai politik di Indonesia yang didirikan pada tahun 1943, saat pendudukan
Jepang selama Perang Dunia II. Masyumi berperan penting dalam politik Indonesia pada
masa itu dan setelah kemerdekaan.
TUJUAN:
Mewujudkan Negara Berdasarkan Islam: Salah satu tujuan utama Masyumi adalah untuk
mewujudkan negara Indonesia yang berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam. Kelompok ini
mendukung ideologi Islam sebagai dasar hukum dan moralitas bagi negara.
Menjaga Keutuhan Negara: Masyumi memiliki tujuan untuk menjaga keutuhan negara
Indonesia. Pada saat itu, Indonesia sedang menghadapi tantangan pemulihan dan
konsolidasi pasca-kemerdekaan, dan Masyumi ingin berkontribusi dalam membangun
negara yang stabil.
Mengakomodasi Keragaman Agama: Meskipun Masyumi didasarkan pada nilai-nilai Islam,
partai ini juga mengakomodasi anggota dari berbagai latar belakang agama. Tujuannya
adalah untuk membentuk negara yang inklusif, di mana setiap warga negara memiliki hak
dan tanggung jawab yang sama.
26. Seikerei: penghormatan kepada Dewa Matahari dengan membungkukkan badan mengarah
pada matahari terbit. Hal ini wajib dilakukan oleh bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang
4) Rakyat;
Perlawanan terhadap PETA : Terjadinya pemberontakan di mana-mana, salah satunya adalah Peta
di Blitar yang dipimpin Supriyadi. Pemberontakan ini terjadi karena keadaan masyarakat yang cukup
menderita karena persoalan romusha, kekejaman kempetai, serta tindakan pemerintahan Jepang
yang merugikan rakyat
Perlawanan di Tasikmalaya: Tasikmalaya, sebuah kota di Jawa Barat, menjadi saksi dari perlawanan
rakyat Indonesia terhadap pendudukan Jepang dan kemudian melawan Belanda untuk
mempertahankan kemerdekaan.
Perlawanan Tjot Plieng: Perlawanan ini terjadi di Cot Plieng Bayu, Aceh, pada November 1942.
Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil, seorang ulama muda dan pemimpin perang di
daerah tersebut. Perlawanan ini dipicu oleh penolakan rakyat Aceh terhadap seikerei yang
diwajibkan oleh Jepang.
30. Jugun Lanfu: Militer Jepang” yang merupakan mekanisme dengan cara paksa menyediakan
perempuan-perempuan sebagai sarana praktek seksual untuk para tentara Jepang di semua wilayah
pendudukan Jepang di Indonesia. Kekaisaran Jepang menamai perempuan-perempuan dalam sistem
ini dengan sebutan Jugun Ianfu.
31. Karakteristik Pendidikan masa Jepang
6. Penekanan pada Seni dan Olahraga: Meskipun pendidikan diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan militer, pemerintah Jepang juga menekankan seni dan olahraga. Kegiatan seni
dan olahraga diintegrasikan ke dalam kurikulum sebagai bagian dari pendidikan keseluruhan.
TUJUAN: Menarik dukungan Indonesia karena sedang tersudut pada perang pasifik 1942
Peran: Chuo sangi-in bertugas mengajukan usul kepada pemerintah serta menjawab
pertanyaan pemerintah mengenai soal-soal politik. Chuo sangi-in juga berwenang
menyarankan tindakan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Militer.
BPUPKI
• Merupakan badan hukum yang dibentuk pada masa pendudukan Jepang di Indonesia pada
tahun 1945.
• Badan ini bertujuan untuk melakukan penyelidikan dan persiapan dalam rangka
mendapatkan pendapat dan usulan rakyat Indonesia terkait perumusan kemerdekaan
PPKI
• PPKI adalah singkatan dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Inkai.
• Tujuan PPKI adalah untuk melanjutkan tugas BPUPKI, seperti menyegerakan proklamasi
kemerdekaan Indonesia, dan membahas hal-hal praktis lainnya yang berhubungan dengan
negara Indonesia. Mulai dari penetapan dasar negara hingga pembentukan lembaga negara.
Saat Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada Agustus 1945, Indonesia berada
pada suatu momentum kritis. Penyerahan ini menciptakan kekosongan kekuasaan di wilayah
yang sebelumnya diduduki oleh Jepang, termasuk Indonesia.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia, mengambil keuntungan dari keadaan setelah Jepang menyerah.
39. Berita kekalahan Jepang, Perbedaan Pendapat golongan tua dan muda
Golongan Tua ingin kemerdekaan Indonesia menunggu persetujuan dari Jepang, sebaliknya
para golongan muda ingin menghendaki kemerdekaan Indonesia di rangasdengklok, Banten
4. Peningkatan Industri dan Ekonomi: Sejumlah kebijakan ekonomi Jepang, seperti tekanan
untuk peningkatan produksi pertanian dan perkebunan, membantu menggairahkan sektor
ekonomi di beberapa wilayah. Pada tingkat tertentu, ini dapat dianggap sebagai dorongan
positif bagi perkembangan ekonomi di beberapa sektor.