You are on page 1of 12

Resume Field Trip

Untuk memenuhi mata kuliah Managemen Kewirausahaan Askeb Komplementer

Dosen Pengampu: Fatimah Dwi Anggraeni, SST.,MPH

Kelompok 1
1. Ni Wayan Murni Asih 222207114
2. Tia Oktarina 222207129
3. Neng Nadila Novianty 222207132
4. Hanifah Rohadatul Aisy 222207134
5. Nuraisyah Ruslaniyah 222207135
6. Suci Pitri Linawati 222207136
7. Rita Rahmawati 222207137
8. Nova Tri Utama Putri 222207138
9. Setya Masati 222207141
10. Sulistio Wati 222207142
11. Novia Dwi Lestari 222207145
12. Sera Susanti 222207150
13. Selvia Febriani 222207151
14. Dinnia Putri Utami 222207155
15. Maria Yulinda Rothinda K 222207068

MATA KULIAH ILMU KEWIRAUSAHAAN


PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1)
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
APRIL 2024
1. Profil dan Managemen Sekar Jawi
a. Sejarah Pendirian
Awal mula ibu Septi Setiani memulai usaha karena bertemu deng
an seorang bapak dibus pada tahun 2006, pada saat pulang kuliah di bu
s umum ia bertemu, dengan penumpang yang tampangnya sangat meya
kinkan. Dengan karakter ibu Septi yang ramah dan supel membuat seo
rang bapak ini tertarik berbincang-bincang dengannya. Hingga satu titi
k si bapak bertanya tentang kegiatan sehari-hari ibu septi bercerita tent
ang kegiatannya meracik ramu-ramuan herbal. Gayung bersambut. Si
Bapak tertarik dan langsung memesan 20 pieces produknya. Ia pun be
rsemangat memproduksi produk rempah-rempah pesanan si bapak. De
ngan menggunakan fasilitas laboratorium kampus, ia pun berusaha me
nciptakan produk jamu yang terdiri dari ramuan rempah-rempah denga
n formula yang benar-benar pas. “Ilmu yang didapat di kampus di tera
pkan. Dulu kalau praktikum sering diminta buat minyak rambut, minya
k cem-ceman dan lain-lain. Jadi tahu ilmunya. Diajarkan juga bagaima
na formulasinya, kandungannya apa, standarisasi mutunya bagaimana?
Mulai dari mengukur kadar air, kandungan kimia bahan baku, proses p
engolahan paska panen dan lain-lain. Jadi diajarkan cara menjaga stand
arisasi mutu dari bahan baku yang akan kita proses hingga menjadi pro
duk. Lulus kuliah sambil mencari kerja ia terus belajar memproduksi j
amu-jamuan. Namun karena sudah tak lagi kuliah, maka untuk proses
membuat ramuan ia gunakan fasilitas seadanya di tempat kostnya. Se
mentara untuk proses pengeringan ia masih minta tolong petugas labor
atorium di kampusnya dulu. “Mereka support saya Alhamdulillah.
Hingga suatu hari, di kisaran tahun 2007-2008, ia memberanikan
diri masuk ke Pusat Oleh-Oleh Hamzah Batik, Yogyakarta, mencoba m
enawarkan produknya. “Dulu namanya masih Mirota Batik. Saya kete
mu dengan ibu-ibu di bagian purchasing. Tapi ibu itu galak bener Mba
k,”kenang Septi ketika pertama menawarkan produk ke Mirota Batik.
Singkat cerita, selang satu atau dua minggu, ia mendapat telepon kalau
20 pieces produk rempah mandi nya sudah habis terjual dan si ‘ibu gal
ak’ kembali memesan produk yang sama. Namun kali ini ibu tersebut
memberi masukan agar diurus legalitas produknya, karena legalitas ada
lah added value bagi sebuah produk terlebih untuk produk-produk kec
antikan.
Berkat masukan dari si ‘ibu galak’, saat itu sekitar tahun 2013 ib
u Septi mulai mengurus perizinan dan setelah melalui serangkaian pro
ses, akhirnya ia berhasil mendapatkan izin Umot (Usaha Mikro Obat T
radisional-red). Sekar Jawi yang diartikan sebagai brand produk lokal
dari Jawa. Mengambil dari bahasa Jawa, Sekar berarti lokal, sedangka
n kata Jawi merujuk pada sebutan ‘Tanah Jawa’.
Diakuinya pengurusan izin produksi dan izin edar tidak semudah
yang ia bayangkan. Ada proses pembuatan denah dimana harus menga
plikasikan bangunan usaha yang sesuai gambar denah. Saat ini ia suda
h mendapatkan sertifikat izin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga-re
d) dan sertifikat izin UMOT. Hingga kini ia sudah punya tiga legalitas
usaha. “Biaya perizinan UMOT memang tidak sebesar biaya perizinan
kosmetik. Tapi Alhamdulillah untuk produk-produk seperti minyak ke
miri, minyak sereh dan lain-lain itu sudah ada izin edarnya. Yang maha
l itu di pengujian laboratoriumnya,”terang pelaku UMKM yang telah
masuk ke dalam komunitas binaan BPOM ini.
b. Visi dan Misi
 Visi
Menciptakan produk yang unggul, aman, dan berkualitas.menciptakan
produk yang bermanfaat bagi banyak orang sehingga dapat membantu
masyarakat dalam memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh hingga
mampu menciptakan masyarakat Indonesia sehat serta ikut melestarika
n warisan budaya (Resep nenek moyang) sebagai kearifan lokal.

 Misi
1) Melestarikan budaya dengan menciptakan keauntetikan sediaan tra
disional sebagai bagian tradisi dan budaya. Agar diera modern sepe
rti sekarang sediaan tradisional tidak terhapus oleh perkembangan j
aman dan perkembangan teknologi.
2) Secara berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang berk
ualitas tinggi serta memenuhi kebutuhan pelanggan melalui progra
m pemasaran yang baik.
3) Terus berinovasi, menguasai ilmu, menerapkan teknologi baru, dan
berinovasi demi kepuasan pelanggan.
c. Produk dan Jasa
Sekar Jawi merupakan usaha produk asli dari Yogyakarta yang ber
gerak dibidang produk minuman tradisional dan kosmetik tradisional,
mengadopsi dari budaya jawa yang memiliki banyak nilai histori dari t
radisi nenek moyang yang memanfaatkan bahan alami untuk menjaga
kesehatan, sekar jawi hadir mendedikasikan produknya untuk masyara
kat Indonesia yang peduli dengan kesehatan secara alami. Produk sekar
jawi terbuat dari bahan dan rempah-rempah asli Indonesia yang berkua
litas, kaya manfaat dibuat dan diperiksa secara higienis dan terstandar
mutu.
Berikut beberapa produk dari sekar jawi :
1. Pangan olahan:Rajangan, serbuk dan cair (instan kunyit lemon
wedang rajangan secang, ewoh, instan kunyit kencur)
2. Kosmetik: lulur, sabun dan masker wajah
d. SDM

Sekar Jawi memiliki 10 karyawan tetap dan 6 orang karyawan


borongan yang memberdayakan ibu-Ibu rumah tangga di sekitar
tempat produksi. Berikut Struktur Organisasi di Sekar Jawi:

1. Pemilik sekaligus Founder : Septi Setiani


2. Penanggung Jawab Teknis : Aprilia Mega
3. Legal Officer dan R&D : Vivid Hutriani
4. Divisi Marketing : Dina Yulia Safitri
5. Divisi Produksi : Vivina Yuniawati

e. Keuangan

Bermula dari uang 500 ribu yang diberikan orang tuanya untuk
memesan 20 sabun pedas, kemudian pesanan konsumen terus bertamb
ah. Setelah itu, untuk menunjang bisnis Galery Sekar Jawi, pada April
2019, PUMK mendapat pinjaman modal sebesar Rp50 juta dari Pertam
ina agar bisnisnya tetap bertahan. Modal ini merupakan salah satu fakt
or kunci yang membantu pengusaha mengatasi hambatan dalam penge
mbangan dan operasional usaha. Modal ini juga berkontribusi terhadap
keberlangsungan perusahaan dan memungkinkan produk Sekar Jaw m
enjangkau pasar yang lebih luas dan berkembang, terutama dengan duk
ungan dari Pertamina dan strategi digitalisasi yang diterapkan oleh Ibu
Septi.

Bisnisnya semakin berkembang. Omsetnya Rp 70-80 juta per b


ulan. Namun tak lama kemudian, pandemi COVID-19 melanda sehing
ga menyebabkan pendapatannya turun hingga 30% dibandingkan sebel
umnya. Rata-rata pendapatan bulanannya hanya sebesar Rp 25 juta pad
a tahun 2020. Namun pada awal tahun 2021, rata-rata pendapatan bula
nannya meningkat sekitar 50% menjadi sekitar Rp 40 juta. Jadi sekara
ng omzetnya sudah normal seperti sebelum pandemi, Rp 70-80 juta. Pe
ngusaha masih punya impian tempat kerja yang lebih besar seperti Poj
ok Jamu Sekar Jaw bisa dikunjungi masyarakat umum. Tujuannya untu
k mengedukasi tentang jamu, tanaman obat dan cara mengolahnya.

f. Promosi dan Pemasaran Produk


 Promosi
Berbagai jenis promosi dilakukan oleh tim sekar jawi untuk me
narik konsumen. Promosinya pun sangat menarik, antara lain :
1) Promosi melalui sosial media
Sekar jawi melakukan promosi melalui media sosial antara la
in Instagram, facebook, tiktok serta sosial media lainnya. Deng
an cara membuat video menarik tentang produk dan menjelaska
n produk apa saja yang ada di sekar jawi
2) Promosi saluran distribusi
Dengan menawarkan intensif kepala saluran distribusi seper
ti pengecer atau distributor untuk mendorong penjualan pro
duk.
3) Promosi melalui acara
Seperti yang dilakukan sekar jawi yang bekerja sama dengan un
iversitas jenderal achmad yani dengan mengadakan acara fieldtr
ip hal tersebut juga menjadi cara sekar jawi untuk melakukan pr
omosi kepada mahasiswa serta orang-orang yang mengikuti aca
ra.
 Pemasaran
Produk sekar jawi dipasarkan secara luas bukan hanya di rum
ah produksi sekar jawi, akan tetapi tim sekar jawi juga memanfaatk
an ecommerce yang ada seperti shopee dan Tokopedia. Selain itu ju
ga di display di beberapa pusat oleh-oleh Yogyakarta dan sekitarny
a. Bahkan produk sekar jawi sudah dipasarkan juga di luar jawa.

g. Kelebihan dan Kekurangan


 Kelebihan
1) Memilki produk yang beragam
2) Produk yang sudah BPOM
3) Kemasan produk yang menarik
4) Proses promosi dan pemasaran yang sangat kreatif dan mampu
menarik perhatian konsumen
5) Produk
 Kekurangan
1) Tempat produksi masih terlalu kecil
2) Proses produksi masih manual sehingga membutuhkan lebih ba
nyak tenaga dan SDM
3) Saingan yang banyak dan makin kreatif

2. Profil Produk (Sesuai pembagian kelompok)


a. Sejarah produk

Herbal bath atau mandi herbal merupakan praktik yang telah ada
sejak zaman kuno. Praktik mandi dengan ramuan herbal tetap populer
di abad modern, di mana kebutuhan akan perawatan diri dan kesehatan
semakin ditekankan. Produk-produk mandi herbal, seperti sabun dan
minyak mandi, semakin banyak diproduksi dan digunakan oleh
masyarakat.

Mandi dengan ramuan herbal tetap menjadi bagian penting dari


budaya dan tradisi Indonesia, baik dalam konteks kebersihan,
kesehatan, maupun kecantikan. Praktik ini terus berkembang dan
menjadi semakin populer di tengah masyarakat yang semakin
menyadari manfaat alami dari tanaman obat. Hingga saat ini, mandi
dengan ramuan herbal tetap menjadi salah satu cara yang populer untuk
merawat diri dan meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan secara
alami.

b. Alat dan Bahan pembuatan produk

Komposisi Formulasi Fungsi Dim


Formula
Caesaloinia sappan bark 62,5 gr Zat Aktif
(Secang)

Pandanus amaryllifolius 62,5 gr Zat Aktif


powder (Daun Pandan)
Curcuma hevneana root 30 gr Zat Aktif
powder (Temugiring)

Vetiveriae zizanoides radix 20 gr Zat Aktif


(Akar Wangi)

Citrus aurantifolius peel Zat Aktif


powder (Jeruk Nipis) 15 gr

Foeniculum vulgare fruit 15 gr Zat Aktif


(Adas)

Santalum album wood 15 gr Zat Aktif


powder (Kayu Cendana)

Foenigraeci semen (Klabet) 15 gr Zat Aktif

Illicium verum fruit powder 15 gr Zat Aktif


(Bunga Lawang)

Alat yang digunakan ;


1. Timbangan
2. Sendok takar
3. Sealer (alat penyegelan kemasan)
4. Baskom
5. Gilingan
6. Oven
c. Proses pembuatan produk
a. Proses Pencampuran
1. Penimbangan bahan baku Timbang seluruh bahan baku menggun
akan timbangan digital
2. Masukkan bahan baku kedalam wadah dengan penandaan yang je
las
3. Seluruh bahan baku/rempah-rempah dihaluskan
4. Setelah dihaluskan masukkan rempah-rempah ke dalam baksom
dan d aduk kembali hingga merata seluruhnya
5. Oven pada suhu 50 - 60°C selama 4 jam
6. Tunggu hingga dingin dan siap dikemas
b. Prosedur Filling
1. Timbang herbal bath seberat 15 gr
2. Kemas kedalam kantong sachet yang sudah disesuaikan tanggal
kadaluarsa, nomor Batch dan sesuai ukuran
3. Tutup kemasan dengan menggunakan siller.

d. Alur proses Perijinan dari pembuatan produk sampai BPOM, PRT dll

Tahun 2015 Lahir dari home industri atau industri rumah tangga.
Tahun 2016 Sekar Jawi mendapat Izin produksi pangan industri
rumah tangga (PIRT) yang di keluarkan oleh Dinas
Kesehatan.
Tahun 2017 Memiliki area produk yang sudah terpisah dari rumah
tinggal di Peleman kalirandu kasihan bantul, dan produk
sekar jawi telah memiliki sertifikasi halal yang di
keluarkan oleh MUI.
Tahun 2018 Mendapat sertifikasi CPOTB bertahap (cara pembuatan
dan 2019 obat tradisional yang baik) dari BPOM.
Tahun 2020 Memiliki pabrik baru untuk pabrik kosmetik di Ndalem
gowasari pajangan Bantul dan mendapat sertifikat
produksi kosmetik dan SPA CPKB dari BPOM.
Tahun 2021 Mendapat sertifikat halal untuk produksi kosmetik.
Tahun 2022 Memiliki izin pangan olahan dan sertifikat CPPOB (cara
pembuatan pangan olahan yang baik) dari BPOM.
Tahun 2023 Pemasaran sekar jawi sudah merambah melalui
pemasaran online, offline dan sudah mampu ekspor ke
negara malaysia, sekar jawi telah berekspandi dan
bermitra dengan retail modern yaitu : Alfamidi DC
Jateng DIY, Alfamidi di area DC pasuruan jatim,
Hypermart area jateng DIY, jawa timur dan Tanjung
Pinang, Transmart area jateng DIY, Superindo
Parangtritis sekar jawi bermitra dengan toko oleh-oleh
di area Yogyakarta, semarang, surabaya, malang dan
bali.
e. Aspek keuangan jual beli modal
1) Modal awal
Kami menggunakan uang pribadi dari produk dengan cara iuran
Rp. 10.000/orang. Kelompok kami berjumlah 14 orang sehingga
modal awal terkumpul Rp. 140.000
2) Pemasukan
Pemasukan di dapat dari hasil penjualan kami. Hasil penjualan 14
pcs herbal bath mendapatkan pemasukan Rp. 210.000.
3) Pengeluaran
a) Bahan
(1) Secang = Rp. 10.000
(2) Daun Pandan = Rp. 32.000
(3) Temugiri = Rp. 7.000
(4) Akar Wangi = Rp. 7.000
(5) Jeruk Nipis = Rp. 10.000
(6) Adas = Rp. 4.000
(7) Kayu Cendana = Rp. 4.000
(8) Kelabet = Rp. 3.000
(9) Bunga Lawang = Rp. 11.000
Total bahan herbal bath = Rp.88.000
b) Bahan Kemasan :
(1) Plastik 15 gram 14 pcs = Rp. 14.000
(2) Stiker botol 14 = Rp. 5.000
Total bahan kemasan = Rp. 19.000
Total dari bahan dan alat-alat yang digunakan dalam membuat
herbal bath adalah Rp. 107.000 dengan sekali proses pembuatan
produk ini dapat menghasilkan 14 kemasan herbal bath dengan
berat 15 gram.
4) Laba
Laba dihasilkan dari selisih antara pemasukan dan pengeluaran
yaitu Rp. 210.000 – Rp. 107.000 = Rp. 103.000
5) Kembali modal
Dengan memproduksi produk dalam sekali pembuatan sudah bisa
mengembalikan modal awal yang digunakan.
Modal awal = Rp. 140.000
Pengeluaran = Rp. 107.000
Laba = Rp. 103.000
Sehingga keuntungan bersih yang didapatkan dari laba dan sisa
penggunaan modal awal adalah Rp. 103.000 + 33.000 = 136.000
f. Promosi dan Pemasaran produk
1) Promosi Penjualan
Botani Health Care memberikan promosi pada herbal Bath dari Sekar
Jawi dengan memberikan penawaran dengan harga khusus untuk
membantu meningkatkan penjualan dan menarik pihak pelanggan.
2) Promosi Digital
Botani Health Care juga mempromosikan Herbal Bath dengan
menggunalan promosi digital berupa Instagram dan Whatsapp.
3) Pemasaran Produk
Herbal Bath dipasarkan juga dengan cara penjualan dengan tatap muka
yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dengan
calon pembeli untuk menarik minat pembeli.
g. Kelebihan dan Kekurangan
1) Kelebihan
a) Bahan alami: Sabun herbal terbuat dari bahan-bahan alami yan
g lebih ramah lingkungan dan biasanya lebih mudah terurai dari
pada bahan-bahan kimia yang digunakan dalam sabun komersial.
b) Kulit sensitif: Sabun herbal seringkali cocok untuk kulit sensitif
karena tidak mengandung bahan kimia keras atau pewangi buata
n yang dapat menyebabkan iritasi atau alergi.
c) Mengandung nutrisi: Beberapa sabun herbal mengandung bah
an-bahan seperti minyak esensial, vitamin, dan antioksidan yang
dapat memberikan nutrisi tambahan untuk kulit.
d) Aroma alami: Kebanyakan sabun herbal memiliki aroma alami
dari bahan-bahan alaminya, yang dapat memberikan pengalama
n mandi yang lebih menyenangkan dan menenangkan.
e) Tidak mengandung bahan kimia berbahaya: Karena terbuat
dari bahan alami, sabun herbal umumnya tidak mengandung bah
an kimia berbahaya seperti paraben, sulfat, atau ftalat.
2) Kekurangan
a) Harga: Sabun herbal seringkali lebih mahal daripada sabun kom
ersial karena menggunakan bahan-bahan alami yang mungkin sul
it didapat atau memerlukan proses produksi yang lebih rumit.
b) Kurangnya efektivitas pembersihan: Beberapa sabun herbal m
ungkin kurang efektif dalam membersihkan kotoran dan minyak
dibandingkan dengan sabun komersial yang mengandung bahan
kimia pembersih yang lebih kuat.
c) Aroma yang tidak disukai: Meskipun aroma alami adalah salah
satu kelebihan sabun herbal, bagi beberapa orang, aroma tertentu
dari bahan alami mungkin kurang disukai atau bahkan menyebab
kan iritasi.
d) Ketersediaan: Sabun herbal mungkin tidak selalu mudah ditemu
kan di semua toko, terutama di daerah yang kurang berkembang
atau di toko-toko dengan pilihan produk terbatas.

You might also like