Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Generally in Indonesia and especially in Java, until now, in East Java dolmens are
known to be found in, which is in Bondowoso and Besuki. Lately, it is known that dolmen are also
found in the area of Banyuwangi Regency. One of the monuments from this megalithic tradition
found in the area of PT. Perkebunan Nusantara XII Malangsari, Banyuwangi, East Java. Based on
information from the local community it is estimated that the Malangsari plantation area is the
Dolmen Tomb Site. Physically, construction of the dolmen in this area only has a few interference
because it is buried between 50-60 cm and covered by a coffee plantation which owned by PT.
Perkebunan Nusantara XII. However, some of the dolmens have been excavated by people looters.
They were able to open the dolmen tomb simply by opening a stone without unpacking its
construction. Dolmen that was found from the excavation at Petak D 55 Sidomaju Block, Afdeling
Mulyosari, Malangsari, are still intact if it is seen physically and from the construction, but both
the human remains and artifacts ware not found. It is a proof that this dolmen has been opened
before. Nevertheless, Malangsari dolmen is a very interesting object to conduct research, because
of its wide distribution area and there has not been done a comprehensive research for this object.
In the future, this object is important to investigate, both for the development of archaeological
research, as well as for the benefit of archaeological resource management in Indonesia.
Keywords: PTPN XII Malangsari, dolmen, grave site dolmen, new data.
ABSTRAK
Di Indonesia pada umumnya dan Jawa khususnya, selama ini diketahui bahwa dolmen
banyak ditemukan di Jawa Timur, yaitu di Bondowoso dan Besuki. Akhir-akhir ini diketahui
bahwa dolmen ditemukan pula di daerah Kabupaten Banyuwangi. Salah satu monumen dari
tradisi megalitik ini ditemukan di kawasan PT. Perkebunan Nusantara XII Malangsari,
Banyuwangi, Jawa Timur. Berdasarkan informasi dari masyarakat setempat diperkirakan bahwa
kawasan Perkebunan Malangsari merupakan situs kubur dolmen. Secara fisik, konstruksi dolmen –
dolmen di kawasan ini hanya sedikit mengalami gangguan karena tertimbun tanah antara 50 – 60
cm dan tertutup kebun kopi milik PT. Perkebunan Nusantara XII. Namun, rupanya sebagian dari
dolmen tersebut telah digali oleh masyarakat yang bertujuan mencari harta karun. Mereka mampu
membuka kubur dolmen cukup dengan membuka sebuah batu tanpa membongkar konstruksinya.
Dolmen temuan hasil ekskavasi di Petak D 55 Blok Sidomaju, Afdeling Mulyosari, Malangsari,
secara fisik dan konstruksi masih terlihat utuh, tetapi baik sisa rangka manusia maupun artefak
bekal kuburnya tidak ditemukan. Keadaan semacam ini menunjukkan kemungkinan bahwa dolmen
ini pernah dibuka. Luasnya areal sebaran serta belum dilakukannya penelitian secara menyeluruh,
menjadikan dolmen Malangsari sebagai objek baru yang sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Kelak di kemudian hari objek baru ini penting untuk dikaji baik bagi perkembangan penelitian
arkeologi, maupun untuk kepentingan pengelolaan sumberdaya arkeologi di Indonesia.
Kata Kunci: PTPN XII Malangsari, dolmen, situs kubur dolmen, data baru.
Hasil Ekskavasi Situs Malangsari, Banyuwangi: "Data Baru Dolmen di Jawa Timur"; 1
(Gunadi Kasnowiharjo)
PENDAHULUAN gambar 2). Mereka mencari manik-
manik dan benda-benda berharga
Situs Megalitik Malangsari lainnya yang berada di dalam
diketahui dari laporan Bapak Drs. susunan batu-batu pipih (slab
Suhalik guru mata pelajaran Sejarah stone). Cara mereka menggali
di SMA Negeri Giri, Banyuwangi sangat “lihai” yaitu langsung pada
yang peduli terhadap pelestarian sasaran salah satu sisi struktur batu
dan kelestarian cagar budaya atau yang dapat dilepas. Untuk
tinggalan historis-arkeologis yang mengetahui keberadaan dan posisi
ditemukan di wilayah Kabupaten struktur batu, maka dilakukan
Banyuwangi. penusukan tanah baik secara
Situs Megalitik di Desa vertikal maupun dengan kemiringan
Kebonrejo, Kecamatan Kalibaru, (antara 50 – 60 derajat). Dari salah
Kabupaten Banyuwangi, tidak hanya satu sisi inilah para pencari benda
berada di perkebunan kopi milik berharga itu masuk ke dalam
PTPN XII, akan tetapi sebagian struktur bangunan batu yang
berada di area Kawasan Hutan diperkirakan sebuah Dolmen.
Lindung Meru Betiri, KPH Walaupun Kawasan Situs
Banyuwangi Barat. Pada penelitian Malangsari sejak tahun 1930-an
awal ini kegiatan dikonsentrasikan di telah tertutup oleh lahan
area perkebunan kopi Blok Sidomaju perkebunan kopi, kondisi seperti itu
yang lokasinya cukup dekat dengan tidak menyurutkan niat tim untuk
kompleks perumahan Afdeling melakukan penelitian. Berdasarkan
Hasil Ekskavasi Situs Malangsari, Banyuwangi: "Data Baru Dolmen di Jawa Timur"; 3
(Gunadi Kasnowiharjo)
penjuru dunia. Sebaran monumen kemudian dilanjutkan oleh peneliti
megalitik tersebut ditemukan dari Indonesia seperti R.P. Soejono
Pantai Atlantik hingga Pegunungan (2008); Haris Sukendar (1982), dan
Ural, dari kawasan perbatasan Rusia para peneliti megalitik berikutnya,
hingga Samudera Pasifik, dari yang pada umumnya penelitian
wilayah Stepa Siberia hingga mereka bersifat deskriptif eksploratif
Dataran Hindustan. Bangunan (Suryanto, 2002; Sulistiyarto, 2003;
megalitik tersebut memiliki bentuk dan Hidayat, 2007;). Situs
dan karateristik yang sama, serta Malangsari yang diperkirakan
dibangun dengan cara yang sama sebagai situs kubur dolmen terluas
pula. Hal ini menunjukkan fakta yang di Indonesia, perlu dilakukan
sangat penting dalam sejarah penelitian yang berkelanjutan.
kehidupan manusia (Nadaillac, Bagaimana dengan temuan
1892: 174). dolmen di kawasan Malangsari ini ?.
Selaras dengan budaya dan Kapan kira-kira dolmen itu dibangun
tradisi Megalitik yang bersifat dan apa fungsi dolmen tersebut?.
universal, dolmen ditemukan hampir Beberapa pertanyaan di atas
di seluruh penjuru dunia. merupakan satu tantangan atau
Dolmen, in early antiquarian permasalahan menarik mengapa
works, the words is used as a perlu dilakukan penelitian di Situs
descriptive term for megalithic Malangsari. Permasalahan di atas
chamber tombs in general. This diangkat semata-mata sebagai
usage is now obsolete in English but bahan kajian untuk dilakukan
is still, quite correctly, employed in penelitian-penelitian lanjutan. Oleh
that sense in French (Bray and karena itu dalam artikel ini tidak
Trump, 1970: 75). Di atas telah mungkin akan dibahas semuanya,
disebutkan bahwa dolmen karena data yang ditemukan belum
ditemukan hampir di seluruh belahan mencukupi untuk dilakukan analisis
dunia. Dolmen-dolmen di Eropa yang diperlukan.
memiliki pertanggalan antara 3000
BC – 1500 BC. Sedangkan dolmen –
dolmen di Korea dan Jepang METODE
memiliki pertanggalan antara 1500 –
850 BC (Aikens dan Higuchi, 1982), Untuk mendapatkan data
dan di Indonesia pertanggalan yang diharapkan, dalam penelitian
dolmen lebih muda lagi yaitu antara arkeologi dikenal metode penelitian
500 BC hingga awal abad Masehi yang spesifik yaitu survei dan
(Hoop, 1932). Di Pasifik budaya ekskavasi. Survei dilakukan untuk
megalitik berlangsung tahun 1000 – menentukan luasan atau cakupan
1400 Masehi, bahkan tradisi areal penelitian, sedangkan
megalitik masih berlangsung hingga ekskavasi dilakukan untuk mencari
menjelang Abad XX Masehi yang data secara diakronis.
dikenal dengan istilah living Berdasarkan penjelasan dari
megalithic tradition (Perry, 1918). beberapa informan dan narasumber
Penelitian tentang tinggalan diketahui bahwa temuan struktur
megalitik termasuk dolmen di bangunan megalitik ataupun artefak-
Indonesia telah dilakukan sejak artefak lain yang diperkirakan
awal Abad XX (Perry, 1918; berasal
Heekeren, 1931; dan Hoop, 1932;),
Hasil Ekskavasi Situs Malangsari, Banyuwangi: "Data Baru Dolmen di Jawa Timur"; 5
(Gunadi Kasnowiharjo)
Gambar 4. Ekskavasi TP 1 Lapisan abu vulkanik Gambar 5. temuan fragmen
dari gunung api. tembikar hias gores, ekskavasi
TP 1.
(sumber : dokumentasi Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta)
diareal Afdeling Mulyosari, Blok tebal antara 10 – 12 Cm, merupakan
Sidomaju, Petak D 55. Secara data penting dalam penelitian ini
geografis areal ini terletak pada (Gambar 4 dan 5). Ekskavasi
ketinggian sekitar 600 m dari dilanjutkan membuka Kotak TP3,
permukaan air laut, sehingga cocok TP4, TP5, dan TP6 yang terletak 20
untuk perkebunan kopi. meter di barat lokasi TP1 dan TP2.
Hasil ekskavasi kedua kotak Atau pada koordinat S 8º 22’ 52.5”
ini walaupun belum menemukan dan E 113º 56’ 30.0”. Kedua lokasi
target sasaran yaitu dolmen atau di atas berada pada ketinggian 633
kubur peti batu dari tradisi megalitik, meter dari permukaan air laut.
akan tetapi temuan seperti fragmen Temuan hasil ekskavasi keempat
tembikar dan stratigrafi tanah pada kotak ini selain beberapa buah
dinding kotak ekskavasi merupakan manik-manik dan fragmen gerabah,
referensi penting untuk menentukan ditemukan pula struktur dolmen.
penggalian berikutnya. Beberapa Struktur tersebut merupakan
fragmen tembikar berhias dan perkembangan bentuk dolmen, yaitu
lapisan abu vulkanik yang cukup dengan penambahan konstruksi
Gambar 8. Manik‐manik Gambar 9. Fr. Batu Gambar 10. Fr. Logam Besi.
asah/fr. Beliung(?)
(Sumber: Balai Arkeologi DIY)
Hasil Ekskavasi Situs Malangsari, Banyuwangi: "Data Baru Dolmen di Jawa Timur"; 7
(Gunadi Kasnowiharjo)
berbeda dengan dolmen di mendatar yang ditopang oleh 2 (dua)
Pakauman, Bondowoso, Jawa Timur atau lebih batu tegak, sehingga
(Gambar 11 dan 12). Batu penutup konstruksi tersebut mirip dengan
dolmen Malangsari bentuk lebih bentuk sebuah meja batu.
Gambar 11. Dolmen di Situs Malangsari Gambar 12. Dolmen Situs Pakauman
sumber : dokumentasi Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta, 2016
pipih dari batu andesitis yang masif, Konstruksi batu seperti ini pada
sedang batu penutup dolmen mulanya dikenal di daerah Eropa.
Pakauman sangat tebal dan Kata dolmen berasal dari bahasa
menggunakan batu gunung yang Perancis Kuna kemudian diadopsi
porus dan kasar. Selain itu batu-batu ke bahasa Inggris Kuna yang
penyangga dolmen Malangsari akhirnya dipakai baik dalam bahasa
sudah dibentuk balok-balok batu dari Perancis maupun bahasa Inggris
batu padas, sedangkan batu-batu hingga sekarang. Di Eropa, dolmen
penyangga dolmen Pakauman berkembang sejak masa Neolitik dan
menggunakan unworked stones. diakui sebagai hasil budaya
Susunan batu penyangga dolmen Megalitik.
Malangsari tersusun rapat sehingga Budaya atau tradisi
membentuk ruangan tertutup, membangun dolmen rupa-rupanya
sedangkan batu-batu penyangga merupakan budaya global seiring
dolmen Pakauman disusun tidak dengan perkembangan konsep
rapat dan ruangan di bawah batu dasar religi manusia saat itu, yaitu
penutup menjadi terbuka. Mengapa kepercayaan tentang kehidupan di
temuan dolmen Malangsari ini alam arwah. Secara eksplisit
diperbandingkan dengan dolmen masyarakat megalitik percaya
yang ditemukan di Pakauman? kepada kekuatan arwah nenek
Pertama, karena antara Pakauman moyang yang dapat memberikan
dan Malangsari keduanya berada di kesejahteraan hidup mereka.
bagian timur Provinsi Jawa Timur, Kepercayaan seperti itu merupakan
secara lokasional berada dalam satu kepercayaan yang universal,
wilayah. Kedua, di kedua kawasan sehingga artefak-artefak hasil
ini dolmen ditemukan dalam jumlah budaya megalitik seperti dolmen
yang cukup banyak. Baik di kawasan ditemukan diseluruh penjuru dunia,
Pakauman maupun Malangsari antara lain Eropa, India, Burma,
keduanya diperkirakan merupakan Indonesia, Lautan Teduh Selatan,
kompleks permukiman megalitik dan Amerika (Callenfels, TT: 60).
yang sangat luas. Konstruksi bangunan megalitik
Dolmen adalah sebutan seperti dolmen pada awalnya
untuk konstruksi bangunan batu dikenal di Eropa oleh para ahli
dengan susunan sebuah batu diperkirakan berasal dari masa
Hasil Ekskavasi Situs Malangsari, Banyuwangi: "Data Baru Dolmen di Jawa Timur"; 9
(Gunadi Kasnowiharjo)
Gambar 13. Beberapa contoh model Dolmen di Indonesia
(Sumber: Haris Sukendar 1982)
dan Napu tidak jauh dari Pada beberapa hari dengan biaya yang
Pokekea ditemukan batu besar, sangat besar.
datar, dan oval dengan ukuran
panjang 220 Cm, lebar 190 Cm dan
tebal 30 Cm. Batu ini diletakkan KESIMPULAN
pada beberapa batu yang berukuran
lebih kecil mirip sebuah meja, Kawasan situs-situs megalitik
dengan kata lain susunan batu ini di wilayah Desa Kebonrejo,
adalah dolmen yang diperkirakan Kecamatan Kalibaru, Kabupaten
berfungsi sebagai kubur”. Banyuwangi menurut informasi
Penjelasan yang menyebutkan beberapa warga setempat bahwa
tentang dolmen tersebut sebagai temuan kubur batu atau dolmen
kubur, menurut Van der Hoop perlu seperti yang ditemukan di Petak D
pembuktian dengan melakukan 55, Blok Sidomaju, Afdeling
ekskavasi (Hoop, 1932: 128). Mulyosari tersebar di petak-petak
Dolmen di Indonesia bagian dan blok-blok lain, bahkan sampai di
timur, paling banyak ditemukan di areal Hutan Lindung Meru Betiri
Pulau Sumba, masyarakat setempat yang dikuasai oleh KPH Wilayah
menyebutnya Reti. Sampai sekarang Banyuwangi Barat. Informasi
ini oleh masyarakat Sumba, Reti langsung dari para pelaku pencari
masih dipergunakan sebagai kubur. harta karun ini sangat akurat dan
Di Pulau Flores bangunan megalitik sampai saat ini mereka masih
mirip dolmen disebut Rete, seperti menyimpan “penusuk” yaitu
halnya reti bangunan tersebut peralatan pokok untuk mendeteksi
berfungsi sebagai kubur para ada tidaknya kubur batu yang
bangsawan atau orang – orang yang terpendam kira antara 0.5 – 1 meter
semasa hidupnya memiliki dari permukaan tanah. Sisa-sisa
kedudukan sosial yang tinggi artefak hasil pencarian harta karun
(Soejono, 2008 : 283; periksa seperti manik-manik dan patung
gambar 14 dan gambar 15). batu yang belum terjual berhasil
Upacara pembangunan reti/rete ini didokumentasikan oleh Drs. Suhalik.
mirip dengan upacara penguburan di Patung batu dengan ciri-ciri
Toraja, diselenggarakan selama penggambaran wajah, tangan, dan
badan yang sederhana diperkirakan
Hasil Ekskavasi Situs Malangsari, Banyuwangi: "Data Baru Dolmen di Jawa Timur"; 11
(Gunadi Kasnowiharjo)
patung bercorak megalitik. Patung seluruhnya seperti yang telah
seperti itu ditemukan oleh pencari terbukti di lokasi penelitian (bagian
benda-benda purbakala dalam kecil dari Petak D 55), maka potensi
jumlah yang cukup banyak, hal ini dolmen di Malangsari akan menjadi
merupakan salah satu bukti bahwa perhatian para ahli prasejarah.
kawasan Malangsari merupakan Sedangkan pertimbangan
kompleks permukiman megalitik secara praktis hasil penelitian situs
yang sangat luas. Malangsari nantinya dapat
Menurut informasi dari para dimanfaatkan baik yang bersifat
pencari harta karun, manik-manik tangible maupun intangible. Selain
ditemukan di dalam ruang dolmen itu, tinggalan prasejarah ini akan
bercampur dengan tulang-tulang, menjadi kebanggaan masyarakat
sedangkan patung batu berada di Banyuwangi pada umumnya dan
samping struktur dolmen. Posisi khususnya masyarakat Kebonrejo.
manik-manik yang tersebar Secara tidak langsung temuan Situs
bercampur dengan tulang-belulang Malangsari ini akan ikut andil dalam
manusia jelas merupakan bekal membangun jatidiri dan identitas
kubur bagi si mati yang dikuburkan masyarakat Banyuwangi. Dari
dalam dolmen tersebut. Kebiasaan kesimpulan di atas, maka dapat
memberikan bekal kubur kepada direkomendasikan bahwa: penelitian
seseorang yang meninggal adalah situs dolmen di kawasan Malangsari
kebiasaan atau tradisi megalitik yang perlu dilanjutkan bahkan perlu
muncul sejak masa prasejarah. prioritas tenaga dan beaya yang
Sedangkan penempatan patung- signifikan.
patung berwajah sederhana
(bercorak megalitik) di samping
dolmen, selama ini belum pernah UCAPAN TERIMA KASIH
dijumpai. Patung bercorak megalitik
atau arca menhir berada dalam satu Ucapan terima kasih penulis
kompleks dengan menhir dan kubur sampaikan kepada anggota tim
peti batu antara lain seperti yang penelitian Situs Malangsari atas
ditemukan di Sokoliman, Gondang, kerjasamanya. Terima kasih juga
dan Playen Kabupaten Gunung kami ucapkan kepada Prof. Dr.
Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Sumijati Atmosudiro dan Dr. Tular
(Soejono, 2008: 274). Sudarmadi, MA yang telah berkenan
Berdasarkan kajian di atas, membaca, mengoreksi dan
maka dapat disimpulkan bahwa di memberikan masukan dalam
kawasan perkebunan kopi milik PT. penulisan artikel ini. Tidak
Perkebunan Nusantara XII ketinggalan terima kasih penulis
Malangsari terdapat tinggalan yang sampaikan kepada Bapak Manajer
diperkirakan berasal dari tradisi PT. Perkebunan Nusantara XII,
prasejarah yang cukup penting baik Malangsari, Banyuwangi yang telah
bagi pengembangan ilmu memberi ijin kepada tim peneliti dari
pengetahuan (akademis), maupun Balai Arkeologi Daerah Istimewa
dalam pembangunan jatidiri dan Yogyakarta untuk melakukan
karakter bangsa. Sebaran dolmen di penggalian dan penelitian di tengah-
kawasan Malangsari yang saat ini tengah perkebunan kopi, serta
tertimbun tanah dan tertutup oleh menyiapkan Mess di afdeling
perkebunan kopi, apabila dapat Mulyosari sebagai base camp kami
digali, diteliti, dan ditampakkan selama penelitian berlangsung.
Bellwood, Peter; Fox, James J; and Tryon, Darrell,... 1995. The Austronesians
Historical and Comparative Perspectives,The Australian National
University Press.
Bray, Warwick and Trump, David. 1970. A Dictionary of Archaeology, Allen Lane
The Penguin Press, Vigo Street, London, First Published.
Hoop, ANJ. Th. a Th. van der, 1932. Megalithic Remains in South Sumatra,
Zutphen, Netherland: WJ. Thieme, 1932, Translated by William Shirlaw.
Hasil Ekskavasi Situs Malangsari, Banyuwangi: "Data Baru Dolmen di Jawa Timur"; 13
(Gunadi Kasnowiharjo)
Soejono, R. P. 2008. “Jaman Prasejarah di Indonesia”, dalam Marwati Djoenoed
(ed.al): Sejarah Nasional Indonesia Jilid I, Edisi Pemutakhiran, Cetakan
Kedua, Balai Pustaka, Jakarta.
Suryanto, Diman 2002. “Pola Permukiman Prasejarah: Kajian Atas Data Hasil
Penelitian Megalitik di Pakauman, Bondowoso”, Berkala Arkeologi,
Tahun XXI, Edisi No. 1/Mei 2002. Hal. 8 – 21.