You are on page 1of 28

MUH.

ISHAQ HAQ 105 811 107319


8.1 : Perhitungan Curah Hujan Maksimum Rata-rata

DATA CURAH HUJAN 871


2
HDR 1 = 400 Km W1 = 0 ,5
2
HDR 2 = 111 Km W2 = 0 ,1
HDR 3 = 360 Km 2 W3 = 0 ,4
2
+
871 Km

Stasiun Rata - rata


Tahun Tanggal Max
Seka Malino S. Sadang Aljabar Thiessen
31 desember 1976 172 169 0 113,7 100,5
1976 02 Maret 1976 167 224 0 130,3 105,2 135,6
22 januari 1976 136 0 177 104,3 135,6
19 januari 1977 226 212 102 180,0 173,0
1977 24 Januari 1977 268 268 136 224,0 213,4 213,4
12 Januari 1977 97 123 301 173,7 184,6
07 Januari 1978 208 105 106 139,7 152,7
1978 25 Desember 1978 109 218 122 149,7 128,3 168,5
20 Februari 1978 89 100 278 155,7 168,5
01 Januari 1979 280 0 0 93,3 128,6
1979 02 Februari 1979 0 258 0 86,0 32,9 134,4
27 November 1979 92 0 223 105,0 134,4
13 April 1980 207 0 88 98,3 131,4
1980 19 Januari 1980 0 237 90 109,0 67,4 131,4
23 Januari 1980 0 112 150 87,3 76,3
09 Februari 1981 369 116 166 217,0 252,9
1981 08 Desember 1981 111 244 98 151,0 122,6 252,9
28 Januari 1981 122 121 293 178,7 192,5
05 Januari 1982 207 119 0 108,7 110,2
1982 31 desember 1982 0 261 89 116,7 70,0 122,9
10 januari 1982 89 138 156 127,7 122,9
27 Januari 1983 242 127 89 152,7 164,1
1983 10 desember 1983 0 185 0 61,7 23,6 419,5
1 maret 1983 89 0 916 335,0 419,5
19 Januari 1984 178 237 91 168,7 149,6
1984 31 Januari 1984 110 237 0 115,7 80,7 149,6
19 Maret 1984 0 0 187 62,3 77,3
01 Februari 1985 239 0 143 127,3 168,9
1985 30 November 1985 120 237 0 119,0 85,3 168,9
16 Desember 1985 0 100 169 89,7 82,6
25 Januari 1986 206 142 104 150,7 155,7
1986 18 Januari 1986 109 237 0 115,3 80,3 155,7
01 Januari 1986 0 0 163 54,3 67,4
24 Desember 1987 282 105 92 159,7 180,9
1987 22 Desember 1987 0 167 110 92,3 66,7 180,9
19 Januari 1987 121 117 177 138,3 143,6

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

07 April 1988 222 0 103 108,3 144,5


1988 21 Desember 1988 0 142 118 86,7 66,9 144,5
11 November 1988 0 0 280 93,3 115,7
30 Desember 1989 276 0 100 125,3 168,1
1989 10 Desember 1989 0 233 122 118,3 80,1 174,3
05 Februari 1989 92 105 287 161,3 174,3
29 Desember 1990 197 0 0 65,7 90,5
1990 08 Januari 1990 88 262 152 167,3 136,6 136,6
30 Januari 1990 0 0 265 88,3 109,5
24 Maret 1991 267 90 135 164,0 189,9
1991 02 Februari 1991 110 205 269 194,7 187,8 196,0

04 Maret 1991 133 102 295 176,7 196,0


28 April 1992 486 0 107 197,7 267,4
1992 11 Januari 1992 0 180 121 100,3 73,0 267,4

01 Februari 1992 87 109 222 139,3 145,6


03 Maret 1993 244 95 0 113,0 124,2
1993 27 Desember 1993 133 207 157 165,7 152,4 155,5

04 Februari 1993 95 109 237 147,0 155,5


13 Februari 1994 178 127 0 101,7 97,9
1994 26 Januari 1994 0 173 106 93,0 65,9 128,5

19 Mei 1994 0 0 311 103,7 128,5


14 November 1995 190 0 0 63,3 87,3
1995 28 Februari 1995 0 299 0 99,7 38,1 189,4

8 desember 1995 129 0 315 148,0 189,4

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

3.3.2 Perhitungan Curah Hujan Rencana Metode Gumbel

Curah Kala
No Hujan ( X ) Ulang X² (X - Xr) ( X - Xr )² ( X - Xr )³
( mm ) ( tahun )
1 135,6 0,05 18391,2 -45,7 2087,0 -95341,1
2 213,4 0,10 45557,5 32,1 1033,3 33213,0
3 168,5 0,14 28392,3 -12,8 163,8 -2096,1
4 134,4 0,19 18063,4 -46,9 2199,4 -103147,3
5 131,4 0,24 17266,0 -49,9 2489,8 -124235,2
6 252,9 0,29 63958,4 71,6 5126,9 367095,3
7 122,9 0,33 15104,4 -58,4 3410,3 -199154,3
8 419,5 0,38 175980,3 238,2 56740,3 13515659,3
9 149,6 0,43 22380,2 -31,7 1004,8 -31848,4
10 168,9 0,48 28527,2 -12,4 153,7 -1905,6
11 155,7 0,52 24242,5 -25,6 655,2 -16772,9
12 180,9 0,57 32724,8 -0,4 0,2 -0,1
13 144,5 0,62 20880,3 -36,8 1354,1 -49827,1
14 174,3 0,67 30380,5 -7,0 49,0 -342,7
15 136,6 0,71 18659,6 -44,7 1997,9 -89301,5

16 196,0 0,76 38416,0 14,7 216,2 3177,9


17 267,4 0,81 71502,8 86,1 7413,6 638326,0
18 155,5 0,86 24180,3 -25,8 665,5 -17169,1
19 128,5 0,90 16512,3 -52,8 2787,6 -147179,7
20 189,4 1,00 35872,4 8,1 65,6 531,9

S 3626,0 10,0 746991,9 0,0 89614,0 13679682,3

Jumlah data ( n ) = 20
Rata - rata X( Xr ) = 181,298
Rata - rata Xpangkat dua ( Xr² ) = 32868,90
Standar Deviasi ( Sx ) = 80,01

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

No T Xr Sx K K.Sx Xt = Xr+ (k.Sx)


1 2 181,3 68,68 -0,1476 -10,14 171,16
2 5 181,3 68,68 0,9216 63,30 244,59
3 10 181,3 68,68 1,6296 111,92 293,21
4 20 181,3 68,68 2,3087 158,55 339,85
5 25 181,3 68,68 2,5241 173,35 354,64
6 50 181,3 68,68 3,1877 218,92 400,22
7 100 181,3 68,68 3,8464 264,16 445,45
8 200 181,3 68,68 4,5028 309,24 490,54

Tabel Nilai Yt, Yn, Sn sebagai Fungsi dari T


T Yt Yn Sn K
2 0,3665 0,5230 1,060 -0,1476
5 1,4999 0,5230 1,060 0,9216
10 2,2504 0,5230 1,060 1,6296
20 2,9702 0,5230 1,060 2,3087
25 3,1985 0,5230 1,060 2,5241
50 3,9019 0,5230 1,060 3,1877
100 4,6001 0,5230 1,060 3,8464

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

BAB III
ANALISA PERHITUNGAN
A. Perencanaan Bangunan Utama
1. Perhitungan Mercu Bendung
a. Perencanaan Hidrolis Bendung
Data-data yang dibutuhkan untuk merencanakan bendung tetap adalah
sebagai berikut :
1) Lebar Rata-Rata Sungai (b) = 10 m
2) Debit Rencana (Q)100 thn = 445,45 m3/det
3) Kemiringan Dasar Sungai Rata-rata (I), dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
∆H
I=
0.9 × L
Dimana :
ΔH = Beda Tinggi antara elevasi sungai bagian hulu dengan elevasi
sungai di lokasi bendung
L = Panjang Sungai (m)
Diketahui :
Elevasi Dasar Sungai Bagian Hulu (Titik Mata Air) = ± 73,00 m
Elevasi dasar sungai di lokasi bendung = ± 51,00 m
Panjang Sungai dari AS Bendung = 73 km = 73000 m
Maka :
∆H 73−51 23
I= = = =0.000728
0.9 × L 0.9× 73000 65.700

4) Kekasaran Saluran alam(sungai) di pegunungan tanpa tetumbuhan di


saluran, tebing umumnya terjal, pohon dan semak-semak sepanjang
dasar sungai terdiri dari kerikil-kerikil dan sedikit batu besar (Koefisien
Manning, n) ditentukan sesuai angka keadaan alamnya.
n = 0.035 (Buku Perbaikan dan Pengaturan Sungai Hal. 23)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

b. Perhitungan Elevasi Mercu Bendung


Uraian :
Elevasi Sawah tertinggi yang akan dialiri = ± 35 m
Tinggi Genangan Air di Sawah = 10,00
Kehilangan Tinggi Tekanan :
- Dari saluran Tersier ke sawah = 0,10
- Dari saluran induk = 0.421
- Dari saluran sekunder ke tersier = 0.10
- Akibat Bangunan Alat Ukur = 0.4
- Akibat Kemiringan Saluran = 0.112
- Dari Intake ke Saluran induk = 0.2
- Bangunan lain antara lain kantong sedimen = 0.25
- Eksploitasi = 0.1
+
Elevasi Mercu = 54,,68 m
Elevasi Dasar Sungai = 51,00 m _
Tinggi Bendung = 3,68 m

c. Perhitungan Elevasi Muka Air Sebelum di Bendung


Dengan membagi secara vertical beberapa bagian penampang melintang
sungai berbentuk trapezium setinggi h, maka tinggi muka air dapat dihitung
dengan persamaan-persamaan sebagai berikut :
1) Luas Penampang Basah(F), yaitu luas penampang melintang aliran yang
tegak lurus arah aliran sungai.
Diketahui : b = 18 m ; m = 1,50 ; hcoba-coba = 6,98 m
F=¿
F=¿
2
F=198 , 71m

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

2) Keliling Basah (O), yaitu panjang garis perpotongan dari permukaan


basah dengan penampang melintang yang tegak lurus arah aliran sungai.
O=b+2 h √ 1+m2
O=10+ 2× 6 , 98 √ 1+1 , 50
2

O=40 , 07 m
3) Jari-jari Hidrolis (R), yaitu perbandingan antara luas penampang basah
(F) dengan keliling basah (O).
F 198 ,71
R= = =4 , 96 m
O 40 , 07
4) Kecepatan Aliran/Arus rata-rata (Rumus Manning)
2 1
1
V = × R3 × I 2
n
2 1
1
V= ×4 , 96 3 ×0.000728 2
0.035
V =2, 24 m/det
5) Kapasitas Aliran (Q)
Q=V × F
Q=2, 24 ×198,71
3
m
445 , 45=445 , 45 ………(OK)
det
Untuk perhitungan selanjutnya, dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 3.1. Perhitungan Tinggi Muka Air Sungai Sebelum dibendung

Tinggi muka air sungai berdasarkan debit rencana dapat dengan mudah
ditentukan dengan mengadakan perhitungan coba banding seperti pada table

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

diatas. Selanjutnya digunakan cara grafis dengan memasukkan hasil perhitungan


table coba banding ke dalam kurva lengkung debit.

Dari grafik diatas diperoleh nilai hd = 6,98 m


Untuk mengontrol nilai hd diatas maka diperlukan langkah-langkah perhitungan
sebagai berikut :
1) Luas Penampang Basah (F)
Diketahui : b = 10 m ; m = 1,50 ; hcoba-coba = 6,98 m
F=¿
F=¿
2
F=198 , 71m
2) Keliling Basah (O)
O=b+2 h √ 1+m2
O=10+ 2× 6 , 98 √ 1+1 , 502
O=40 , 07 m
3) Jari-jari Hidrolis (R)
F 198 ,71
R= = =4 , 96 m
O 40 , 07
4) Kecepatan Aliran (V)
2 1
1
V = × R3 × I 2
n
2 1
1
V= ×4 , 96 3 ×0.000728 2
0.035
V =2, 24 m/det

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

5) Kapasitas Aliran (Q)


Q=V × F
Q=2, 24 ×198,71
3
m
445 , 45=445 , 45 … …(OK )
det
6) Menghitung Tinggi Energi :
2 2
V 2 , 24
¿ = =0 ,26 m
2× g 2 × 9.81
7) Elevasi Muka Air :
2 2
V 2 , 24
El . Muka Air =El . dasar sungai+ =51 , 00+ =51 ,26
2×g 2× 9.81
Hd = hd + V 2 /2 g
= 6,98 + 0,26
= 7,24
8) Elevasi Muka Air sebelum dibendung :
El . Muka Air sebelum dibendung=El .dasar sungai+hd
El . Muka Air sebelum dibendung=51 , 00+6 , 98
El . Muka Air sebelum dibendung=± 57 , 98 m

Elevasi muka air sebelum di bendung el. Muka air sebelum di bendung
+ 57,98 El. Tinggi Muka Air + 57,98
+ 6,98 hd
Hd + 51,26 6,98 m
7,24 m
el. Dasar Sungai
+ 51,00 + 51,00 el. Dasar sungai
b = 18 m

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

2. Perhitungan Lebar Bendung


B = 0,5 x lebar rata-rata sungai/lebar normal sungai. Dapat juga ditentukan
dengan lebar rata-rata sungai stabil atau pada lebar penuh alur (bankfull
discharge) (KP.02. hal 38).
a. Lebar rata-rata normal sungai :
Br=b+2 (m× hd)Br=10+2(1 , 50 ×6 , 98)
Br=38 , 94 m
b. Lebar Bendung :
B=0 , 5 × Br
B=0 , 5 ×38 , 94
B=19 , 47 m

 Perhitungan Lebar Bersih Bendung


Syarat Lebar pintu penguras dan tebal pilar :
a. Lebar pintu penguras/pembilas ditambah tebal pilar sama dengan 1/6 s/d
1/10 dari lebar bersih bentang untuk sungai-sungai yang lebarnya kurang
dari 100 m bendung

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

b. Lebar pembilas sebaiknya diambil dari 60 % dari lebar total


pengambilan (lebar pintu tambah lebar pilar) termasuk pilar-pilarnya.
- Lebar pintu penguras dan tebal pilar :
1 1
bp= × B= × 19 , 47=1, 95 2 m
10 10
- Lebar pintu penguras kiri dan kanan bendung serta tebal pilar kanan =
kiri
1 1
¿ ×bp= ×2=1 ,0 m →masing−masi ng sisi 2 bukaan
2 2
Direncanakan lebar pilar = 1 m
Sketsa :

Maka , Lebar Bersih bendung :


B=B 1+B 2+ B 3+ B 4+ B 5
B=1 , 0+1 , 0+19 , 47+1 , 0+1 , 0
B=23 , 47 m

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

3. Perhitungan Pangkal Bendung


 Perhitungan Lebar Efektif Bendung
Lebar Efektif dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Bef =B−2 ( n × Kp+ Ka ) Hd1
Dimana :
B = Lebar Bersih Bendung (m)
n = Jumlah Pilar
Kp = Koefisien Kontraksi Pilar
Ka = Koefisien Kontraksi Abutment (Pangkal Bendung)
Hd1 = Tinggi Energi di atas mercu (m)
Tabel Harga Koefisien Pilar dan Pangkal Bendung :

Sumber : Kriteria Perencanaan (Kp) 02. Hal 40

Diketahui :
B = 19,47 m
n = 4 buah
Kp = 0.00 (menggunakan pilar berujung runcing)
Ka = 0.10 ( Pangkal bendung bulat bersudut 900 ke arah aliran dengan
0.5 He > r > 0.15 He
Maka :
Bef =B−2 ( n × Kp+ Ka ) Hd1
Bef =19 , 47−2 ( 4 × 0.01+ 0.10 ) Hd1
Bef =19 , 47−2 ( 0.40 ) Hd 1
Bef =19 , 47−0.80 Hd1

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

 Perhitungan Tinggi Muka Air setelah dibendung


Tinggi muka air setelah dibendung dapt dihitung dengan sistem coba banding
dan dengan membagi secara vertical setinggi h, kemudian dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
2
Q=Cd × × Bef ×
3
2
3 √
× g × Hd11.5

Dimana :
Q = Debit Aliran (m3/det)
Bef = Lebar Efektif Bendung
Hd1 = Tinggi Energi di atas mercu
Cd = Koefisien Debit (KP.02.Hal.44-45)
g = Kecepatan gravitasi = 9.81 m/det2
Nilai Cd dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

[ ]
0.900
Hd 1
Cd=2.200−0.0416
W
Dimana :
W = P = Tinggi Bendung
Diketahui : W = 6,78 m

[ ]
0.900
Hd1
Cd=2.200−0.0416
6 , 00
Perhitungan tinggi elevasi air setelah dibendung dapat diberikan satu contoh
perhitungan dengan system coba banding yang selanjutnya hasil perhitungan di
masukkan dalam table perhitungan tinggi muka air di atas mercu, sebagai
berikut:

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

Dari perhitungan sistem coba banding, maka diperoleh nilai Hd1 = 3,82 m
Kontrol nilai Hd1 :
Bef =19 , 47−0 , 88 Hd1
Bef =19 , 47−0.80 ×3 , 82
Bef =16 , 42 m

[ ] [ ]
0.900 0.900
Hd1 3 , 82
Cd=2.200−0.04 =2.200−0.0416 =2 ,18
6 , 00 6 ,78

2
Q=Cd × × Bef ×
3
2
3 √
× g × Hd11.5

2
Q=2.20× ×16 , 42 ×
3
3
2
3 √
× 9.81× 3 ,821.5

m
Q=445 , 45 … … .(OK )
det
- Kecepatan Pengaliran Di Hulu bendung (V)
A=Bef × ( P+ Hd 1 )
A=16 , 42 × ( 6 , 78+3 , 82 )
2
A=174 , 02 m
Qr 445 , 45
V= = =2 , 56 m/det
A 174 , 02
- Tinggi Muka Air di Atas Mercu
2 2
V 2 , 56
hd 1=Hd 1− =3 ,82− =3 , 48 m
2×g 2 × 9.81

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

- Elevasi Tinggi Mercu


¿ El . Dasar Sungai+ P+hd 1=51 , 00+6 , 78+3 , 48=40 , 27
- Tinggi Jagaan Bendung (w)
w=0.30+ 0.25 ( hd 1 )
w=0.30+ 0.25 ( 3 ,03 )
w=1 , 06 m
- Elevasi Tanggul
¿ El . Dasar Sungai+ P+hd 1 +w
¿ 51 , 00+6 , 78+3 , 48+1 , 06
¿ 41 , 44
- Tinggi Tanggul dari Permukaan Sungai
¿ El . Tanggul−El . Dasar sungai
¿ 41 , 44−51 , 00
¿ 11, 44 m
Sketsa Mercu :
Elevasi Tanggul + 84,32

w sebelum Dibendung 4,55 w setelah dibendung = 0,59

Tinggi Muka Air 1,73 m

Tinggi Bendung = 2,58 m

Tinggi Tanggul 4,32 m

El. Dasar + 80,00 `

 Perhitungan Koordinat Mercu Bendung

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

Bentuk Mercu Bendung Pelimpah yang sering digunakandi Indonesia


(sesuai dengan keadaan morfologi sungai dan keadaan alam), adalah :
- Tipe Ogee
- Tipe Bulat
Tipe ini baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu ataupun
bentuk kobinasi dari keduanya.untuk keadaan hidrolis sangat baik digunakan
tipe bendung dengan mercu tajam yang telah dimodifikasi berdasarkan sifat
aliran navigasi, yaitu mercu ogee.
Kemiringan muka bendung bagian hilir yang dibicarakan isini
berkemiringan 1 banding 1 batas bendung dengan muka hilir vertical dan
tidak diperlukan kolam olak.
Untuk merencanakan permukaan mercu Ogee bagian hilir, US Army
Corps of Engineers telah mengembangkan persamaan berikut :

[ ]
n
Y 1 X
=
hd 1 K hd 1

Dimana :
X dan Y : Koordinat-koordinat permukaan hilir
Hd1 : Tinggi Energi rencana di atas mercu
K dan n : Harga Parameter yang diberikan pada table berikut :

Kemiringan permukaan
K n
hulu
vertikal 2.000 1.850
3:1 1.936 1.836
3:2 1.939 1.810
1:1 1.873 1.776

Tabel Harga Parameter Kemiringan Permukaan Hulu


Bagian hulu mercu bervariasi sesuai dengan kemiringan permukaan hilir
(KP.02 Hal.48).

 Merencanakan Permukaan Mercu Ogee Bagian hilir

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

Kemiringan hulu vertical :


Diketahui :
n = 1.850
K = 1,939
hd1 = 3,48 m

[ ]
n
Y 1 X
=
hd 1 K hd 1

[ ]
1 , 81
Y 1 X
= ×
hd 1 2 hd 1

[ ]
1.81
Y 1 X
= ×
hd 1 2 hd 11.81

Y 1.81 1.81
×hd 1 =0.5 X
hd 1

(1.850−1) 1.81
Y ×hd 1 =0.5 X

0.850 1.81
Y ×hd 1 =0.5 X

1.81 1.850
0.5 X 0.5 X 1.81
Y= 0.85
= 0.850
=0 , 17 X
hd 1 3 , 48

 Tinggi Bendung
Jadi batas lengkung permukaan hilir direncanakan sebagai berikut :
1
Tg α =
[ ]
hd 1
P
Dimana :
P = Tinggi Bendung = 13,78 m
Hd1 = Tinggi Muka Air diatas mercu = 3,03 m
1 1
Tg α = = =1 ,95

[ ][ ]
hd 1
P
3 , 48
6 , 78

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

Sehingga :
dy 1 1.85−1
= × 1.85 X
dx 2 × hd 10.85
dy 1 0.85
= ×1.85 X
dx 2 ×3 , 480.85
dy 0.85
=0 , 32 X
dx
0.85 dy
Tg α =0 , 32 X → =Tg α
dx

[ ] [ ]
1 1
Tg α 0.85 1 , 95 0.85
X= = =8 ,36 8
0 ,32 0 ,32

Dengan Mensubtitusikan nilai absis X akan didapat nilai orbitnya sehingga

koordinat lengkung permukaan hilir = (X.Y) :


1.81 1.81
Y =0 ,17 X =0 , 17 ×8 =8 ,08

Jadi Koordinatnya adalah (8,36 ; 8,08).

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

Sumbu X
0.00
-0.50 3.50 4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 8.00 8.20 37.69
-1.00
-1.50
-1.56
-2.00 -1.99
-2.50 -2.46
-3.00 -2.98
-3.50 -3.54
-4.00
-4.14
-4.50
Sumbu Y

-5.00 -4.79
-5.50 -5.48
-6.00
-6.50
-6.21
-7.00 -6.97
-7.50 -7.29
-8.00
-8.50
-9.00
-9.50
-10.00

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

4. Perhitungan Kolam Olak


a. Perencanaan Lantai Depan dan Lantai Lindung
 Perhitungan Lantai Depan
Panjang Lantai depan diperkirakan sesuai dengan persamaan berikut :
Ldp=Lp1−Lada
Lp1=Lp 2 ×C
Dimana :
Ldp = Panjang Lantai Depan (m)
Lp1 = Panjang Rayapan Total
Lada = Panjang Rayapan Yang ada
C = Koefisien rayapan bligh untuk material kerikil campuran pasir = 9 m
Lv = Panjang Rayapan Vertikal
Lh = Panjang Rayapan Horisontal
El . Lantai Olakan=El . Muka Air Normal−Nilai Koordinat Y
El . Lantai Olakan=54 ,68−8 , 08
El . Lantai Olakan=46 , 60

Lp2=El . Muka Air Normal−El . Lantai Olakan


Lp2=54 , 68−46 , 60
Lp2=8 ,08
Lv=2.6+ 1.4+ ( 1 × 4 ) +1.2+2.1+ ( 2 ×3 )=17.30 m
Lh= (1 ×3 )+ ( 1.5× 4 ) +(2 ×2)+3=16.00 m
Lp1=Lp 2 ×C=8 ,08 × 9=72.72 m
Lada =Lv + Lh=17.30+16.00=33.30 m
Maka, Panjang Lantai Depan adalah :
Ldp=Lp1−Lada =72.72−33.30=39 , 42 m

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

 Perhitungan Lantai Lindung


Syarat utama supaya lantai lindung aman terhdapa tekanan air yaitu :
Lc> ∆ H Total
Dimana :
Lada + Ldp
Lc=
C
33.30+39 , 42
Lc=
12
Lc=6 , 06 m

Perhitungan Gradien Hidrolik, menggunakan rumus :


L
∆ H=
C

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

b. Perhitungan Peredam Energi


Diketahui :
Elevasi Mercu = ± 54,68 m
Elevasi Dasar = ± 51,00 m
hd1 = 3,48 m
hd = H1 = 3,82 m
Jadi, Nilai Peredam Energi=2.7 × hd 1=2.7 ×3 , 48=9 , 41 m

Untuk mencari Nilai Yu :


ΔH = ΔZ = El. Mercu – El. Lantai Olakan = 54,68 – 46,60 = 8,08 m

∆ H 8 , 08
= =2 ,12 m
H 1 3 , 82

Nilai Yu/H1, diperoleh dari hasil Interpolasi nilai pada Tabel A.2.1. KP.02
Hal.195 :
Untuk nilai ΔH/H1 = 3.486 diperoleh nilai Yu/H1 = 0.1696
Jadi, :
Yu Yu
=0.1696 → =0.1696 m →Yu=3.486 × 0.1696=0.988 m
H1 3.846

Nilai Froud (Fr), pada KP.02 Hal.56 :


V1
Fr=
√ g × Yu
Kolam Loncat Air :
V 1= √ 2 × g × ( 0.5 H 1 + Z )
Dimana :
V1 = Kecepatan Awal Loncatan (m/det)
g = Kecepatan Gravitasi (9.81 m/det2)
H1 = Tinggi Energi diatas ambang = 3,82 m

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

Z = Tinggi Jatuh = 8,08 m


Maka :
V 1= √ 2 × g × ( 0.5 H 1 + Z )

V 1= √ 2 ×9.81 × ( 0.5 × 3 , 82+ 8 ,08 )


V 1=14 , 00 m/det

Sehingga Bilangan Froud :


V1 14 , 00
Fr= = =4 , 50
√ g × Yu √ 9.81× 0.988
Karena, bilangan froud berada antara 2.5 - 4.5 maka digunakan dimensi
kolaom USBR Tipe IV (KP.02.Hal.59)

Kedalaman konjugasi dalam loncatan air adalah :


Y2
=0.5 × √ 1+8 Fr −1
2
Yu
Y2
=0.5 × √ 1+8 × 4 , 50 −1
2
Yu
Y2
=0.5 ×11, 76
Yu
Y 2=5 , 88 m

Tinggi Balok Hilir (n) :


Yu × ( 18+ Fr )
n=
18
0.988× ( 18+9 , 51 )
n=
18
n=1.51 m
Tinggi Balok Halang (n3) :
Yu ×(4+ Fr ) 0.988 ×( 4+ 4 , 50)
n3 = = =1 , 40 m
6 6

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

Lebar Kepala Balok :


0.2 ×n 3=0.2 ×1 , 40=0 ,28 m

Lebar Badan Balok :


0.75 × n3=0.75 ×1 , 40=1.05 m

Tinggi Balok Depan :


n3 :Yu=1 , 40 :0.988=1, 42 m

Jarak Balok Halang dari Awal Kolam Olakan (L1) :


L1=0.82 ×Y 2 =0.82× 5 , 88=4 , 82 m

Panjang Total Kolam Olakan (L2) :


L2=2.70 ×Y 2=2.70 ×5 , 88=15 , 88 m

Tinggi Balok Depan :


W t =( hd1 +Y 2 ) +0.60 × H 1
W t =( 3 , 48+5 ,88 )+ 0.60 ×3 , 82
W t =11, 65 12 m

Kecepatan Aliran pada Kolam Olakan (V2 – Vd) dapat dilihat pada Tabel A.2.1.
KP.02 Hal.194.

2
Vd
=0,0512
2× g × H 1

Sehingga :
Vd=√ 2× g× H 1 × 0,0512=1.96 m/ det
Jadi, Kecepatan aliran pada lantai olakan adalah 1,96 m/det

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

5. Perencanaan Pintu Pengambilan (Intake)


 Perencanaan Pintu Intake
- Pada Pengambilan Sebelah Kanan
Diketahui data-data pengambilan pada sebelah kanan sungai sebagai berikut :
A = 1087 Ha I = 0.0005
Q = 445,45 m3/det m = 1,50
V = 2,03 m/det w = 0.873 m
h = 2,20 m bs =0m
Direncanakan b = 2.a
Q=μ × b ×a × √ 2 × g × z
Dimana :
Q = Debit Intake (m3/det)
μ = Koefisien Debit, untuk kehilangan tinggi energy kecil = 0.80
b = Lebar bukaan pintu (m)
a = Tinggi Bukaan Pintu
g = Kecepatan Gravitasi (9.81 m/det2)
z = Kehilangan tinggi energi pada bukaan pintu (m), (0.15 - 0.30)
= Diambil, z = 0.20
Sehingga untuk kedalaman air pada pintu (a) adalah :
Q=μ . b . a √ 2. g . z=μ .2 .a . a . √ 2. g . z=μ ×2 ×a × √ 2 × g × z
2

2 Q
a=
μ × 2× √ 2 × g × z

a=
√ Q
μ ×2 × √2 × g × z √
=
445 , 45
0.8× 2× √ 2× 9.81× 0.2
=11, 85 m

Maka untuk lebar bukaan (b) adalah :


b=2 ×a=2 ×11, 85=23 ,71 m

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

Untuk fluktuasi air pada pintu pengambilan (t) = 0.10 m


Sehingga :
'
a =0.36+t
'
a =0.36+0.20
a '=0.56 m
Kecepatan Rencana di Pintu Intake adalah :
V = √2 × g × z
V = √2 × 9.81× 0.2
V =1.981 m/det

- Pada Pengambilan Sebelah Kiri


Diketahui data-data pengambilan pada sebelah kiri sungai sebagai berikut :
A = 1087 Ha I = 0.0005
Q = 445,45 m3/det m = 1,0
V = 2,03 m/det w = 0.783 m
h = 2,20 m bs =0m
Direncanakan b = 2.a
Q=μ × b ×a × √ 2 × g × z
Dimana :
Q = Debit Intake (m3/det)
μ = Koefisien Debit, untuk kehilangan tinggi energy kecil = 0.80
b = Lebar bukaan pintu (m)
a = Tinggi Bukaan Pintu
g = Kecepatan Gravitasi (9.81 m/det2)
z = Kehilangan tinggi energi pada bukaan pintu (m), (0.15 - 0.30)
= Diambil, z = 0.20
Sehingga untuk kedalaman air pada pintu (a) adalah :
Q=μ . b . a √ 2. g . z=μ .2 .a . a . √ 2. g . z=μ ×2 ×a × √ 2 × g × z
2

2 Q
a=
μ × 2× √ 2 × g × z

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MUH. ISHAQ HAQ 105 811 107319

a=
√ Q
μ ×2 × √ 2 × g × z

a=
√ 445 , 45
0.8 × 2× √2 × 9.81× 0.2
a=11, 85 m
Maka untuk lebar bukaan (b) adalah :
b=2 ×a=2 ×11, 85=23 ,71 m
Untuk fluktuasi air pada pintu pengambilan (t) = 0.10 m
Sehingga :
'
a =0.36+t
'
a =0.36+0.10
a '=0.46 m
Kecepatan Rencana di Pintu Intake adalah :
V = √2 × g × z
V = √2 × 9.81× 0.2
V =1.981 m/det
Elevasi pada ambang pengambilan adalah :
¿ 0.55+ P+ 0.3
¿ 0.55+3 , 68+0.3
¿ 3 , 63 m

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

You might also like