You are on page 1of 9

Bandung Conference Series: Pharmacy https://doi.org/10.29313/bcsp.v2i2.

ID

Studi Literature Kasus Drug Related Problems Kategori Adverse Drug


Reactions pada Pasien Pediatrik
Munadiya Waridatiddiyanah Fauzi*, Fetri Lestari, Sri Peni Fitrianingsih
Prodi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Islam Bandung, Indonesia.

*munadianaa@gmail.com, spfitrianingsih@gmail.com

Abstract. Adverse drug reactions are responses to a drug that are noxious,
unwanted and that occur at doses normally used for the prevention, diagnosis, or
treatment of disease or for the modification of physiological function. Pediatrics
comes from the Greek, namely pedos which means child and iatrica which means
treatment of children, so pediatrics is treatment of pediatric patients. In this study,
the authors used the Literature Review Study method by conducting studies in
several journals and taking data according to the inclusion and exclusion criteria.
The problem formulation of this study is to identify the presence of Adverse Drug
Reactions in pediatric patients in various hospitals based on the highest population
contained in various literatures and the purpose of this study is to evaluate Adverse
Drug Reactions in pediatric patients used in various hospitals. The results obtained
were 8 journals, 9 drug classes, 16 drug names and 5828 patient populations
affected in the case of Drug Related Problems in the Adverse Drug Reactions
category. The names of the 5 drugs are: Amoxicillin, Ampicillin, Amikacin,
Cefotaxime and Ceftriaxone. Of the several antibiotics used by the patient, there
were also complaints of unwanted side effects such as: Urticaria Rash, Itching at the
injection site, Diarrhea, Dry Skin, Dark Blue Lips and Lichen nitidus. The solution
is to stop the suspected drug and give the drug to prevent a reaction, to give an
alternative medicine to prevent a reaction, to continue treatment with dehydration
therapy fluids, to continue the treatment and consult the doctor concerned.
Keywords: Drug Related Problems, Adverse drug Reactios, Pediatric

Abstrak. Adverse Drug Reactions adalah respon terhadap suatu obat yang
merugikan, tidak diinginkan dan yang terjadi pada dosis yang biasa digunakan
untuk pencegahan, diagnosis, atau terapi penyakit atau untuk modifikasi fungsi
fisiologik. Pediatri berasal dari bahasa Yunani yaitu pedos yang berarti anak dan
iatrica yang berarti pengobatan anak, maka pediatri adalah pengobatan pada pasien
anak. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Studi Literature Riview
dengan dilakukannya pengkajian pada beberapa jurnal dan diambil data sesuai
kriteria inklusi dan ekslusi. Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu
mengidentifikasi adanya Adverse Drug Reactions pada pasien pediatrik di berbagai
rumah sakit berdasarkan Populasi tertinggi yang terdapat di berbagai literature dan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi Adverse Drug
Reactions pada pasien pediatrik yang digunakan diberbagai rumah sakit. Hasil yang
didapat sebanyak 8 Jurnal, 9 Golongan obat, 16 Nama obat dan 5828 populasi
pasien yang terdampak pada kasus Drug Related Problems kategori Adverse Drug
Reactions, setelah diakumulasikan dari beberapa jurnal yang didapat hasil terbanyak
terdapat pada golongan obat Antibiotik yaitu sebanyak 5338 yang tergolongkan dari
5 nama-nama obat yaitu: Amoxicillin, Ampicillin, Amikacin, Cefotaxime dan
Ceftriaxone. Dari beberapa obat golongan antibiotik tersebut yang dikonsumsi oleh
pasien terdapat juga beberapa keluhan efek samping yang tidak diinginkan seperti:
Ruam Urtikaria, Gatal ditempat suntikan, Diare, Kulit Kering, Bibir Kebiruan Gelap
dan Lichen nitidus. Solusinya yaitu Menghentikan obat yang dicurigai dan
diberikan obat untuk mencegah reaksi, Diberikan obat alternatif untuk mencegah
reaksi, Melanjutkan perawatan bersama dengan cairan terapi dehidrasi, Dilanjutkan
perawatannya dan konsultasikan kedokter yang bersangkutan.
Kata Kunci: . Drug Related Problems, Adverse drug Reactios, Pediatri

Corresponding Author
Email: spfitrianingsih@gmail.com
2 | Munadiya Waridatiddiyanah Fauzi, et al.

A. Pendahuluan
Drug Related Problems (DRPs) merupakan kejadian yang tidak diharapkan dari
pengalaman pasien akibat terapi obat sehingga kenyataannya potensial mengganggu
keberhasilan penyembuhan yang diharapkan. Kategori DRP meliputi indikasi yang tidak
menghasilkan terapi dalam obat, obat dengan indikasi yang tidak sesuai, obat salah, interaksi
obat, overdosis, dosis subterapi, Adverse Drug Reactions dan kegagalan dalam menerima obat
(Cipole et al. 1998).
Adverse Drug Reactions (ADRs) yaitu respon terhadap suatu obat yang
merugikan, tidak diinginkan dan yang terjadi pada dosis yang biasanya digunakan untuk
pencegahan, diagnosis, atau terapi penyakit atau untuk modifikasi fungsi fisiologik (BPOM,
2012).
Pasien pediatrik harus diprioritaskan dalam penanganan DRPs karena kondisi
fisiologisnya masih belum sempurna sehingga faktor-faktor yang menunjang metabolisme dan
absorbsi obat tidak dapat disamakan dengan pasien dewasa. Kejadian kesalahan dalam
pengobatan serta resiko kesalahan yang serius pada pasien pediatrik lebih sering terjadi
dibandingkan dengan pasien dewasa. Hal tersebut terkait dengan perhitungan dosis bagi
pasien pediatrik, tidak terdapat bentuk sediaan dan formulasi yang sesuai serta penggunaan
indikasi maupun dosis obat secara „off-license‟ (Aslam et al., 2003).
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu rumusan masalah yaitu dilakukan
penelitian untuk mengidentifikasi Drug Related Problems (DRPs) kategori efek samping /
Adverse Drug Reactions pada pasien pediatrik di berbagai rumah sakit berdasarkan populasi
tertinggi yang ada dibeberapa penelitian pada berbagai literature.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi Adverse Drug Reactions
pada pasien pediatrik yang digunakan diberbagai rumah sakit berdasarkan beberapa penelitian
pada berbagai literature.
Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat digunakan sebagai masukan, bahan evaluasi
dan pelengkap bagi yang lain agar berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di
bidang farmasi. Serta untuk meningkatkan pelayanan khususnya dalam penggunaan pada
pasien pediatrik.

B. Metodologi Penelitian
penelitian ini menggunakan metode studi literatur. Dimana pencarian sumber atau
literatur berupa jurnal nasional dan jurnal internasional melalui media online seperti science
direct, wiley, google scholar, sinta, pubmed, dan beberapa situs lainnya dilakukan dengan
menggunakan kata kunci “Drug Related Problem”, “Drug Related Problem + Adverse Drug
Reaction” Drug Related Problem + Pediatri”, “pediatri”, “Adverse Drug Reaction + pediatri”.
Setelah melakukan pencarian, hasil yang diperoleh dilakukan pemilihan berdasarkan data yang
sesuai dengan kebutuhan dalam menyusun penelitian ini. Pada proses seleksi artikel
ditentukan terlebih dahulu inklusi dan ekslusinya untuk didapatkan artikel yang sesuai dengan
topik penelitian.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Tabel Insiden ADR diantara masing masing obat dan total populasi

Vol. 2 No. 2 (2022), Hal: 1-4 ISSN: 2828-2116


Studi Literature Kasus Drug Related Problems Kategori Adverse Drug Reactions pada Pasien Pediatrik | 3

Dari keseluruhan hasil yang telah saya dapatkan dari beberapa jurnal, kasus ADR
pada pasien pediatrik tertinggi dengan angka 5338 terdapat pada obat golongan antibiotik
dengan nama obat Amoxicillin, Ampicillin, Amikacin, Cefotaxime, Ceftriaxone.
Sebagai informasi Antibiotik adalah jenis obat yang digunakan untuk mengatasi
infeksi bakteri. Beberapa jenis antibiotik juga bisa digunakan untuk mencegah terjadinya
infeksi bakteri pada kondisi-kondisi tertentu. Antibiotik bekerja dengan cara menghambat
pertumbuhan, perkembangbiakan bakteri, atau membunuh sel bakteri. Dengan begitu, infeksi
bakteri bisa teratasi. Dan yang harus diperhatikan bahwa penggunaan antibiotik tidak boleh
sembarangan karena bisa meningkatkan risiko terjadinya resistensi atau kekebalan terhadap
antibiotik (BPOM, 2019).
Kasus ADR pada pasien pediatrik dengan angka 277 terdapat pada obat golongan
analgesik dan antipiretik dengan nama obat Paracetamol. Sebagai informasi Paracetamol
adalah obat untuk meredakan demam dan nyeri, termasuk nyeri haid atau sakit gigi.
Paracetamol atau acetaminophen mekanisme kerjanya diketahui bekerja pada pusat pengaturan
suhu yang ada di otak untuk menurunkan suhu tubuh saat seseorang sedang mengalami
demam. Selain itu, obat ini juga bisa menghambat pembentukan prostaglandin, sehingga bisa
meredakan nyeri (Shaheed, C. A. et al. 2021).
Kasus ADR pada pasien pediatrik dengan angka 106 terdapat pada obat golongan

Pharmacy
4 | Munadiya Waridatiddiyanah Fauzi, et al.

Leukotriene dengan nama obat Montelukast. Sebagai informasi Montelukast adalah obat yang
digunakan untuk mengendalikan sekaligus mencegah gejala asma, contohnya napas bunyi
(mengi) dan sesak napas. Montelukast bekerja dengan memblokir leukotrien, zat alami yang
memicu gejala asma dan alergi. Dengan menghambat leukotrien tersebut, peradangan di
saluran udara lambat laun akan berkurang dan pasien bisa kembali bernapas dengan leluasa.
Kasus ADR pada pasien pediatrik dengan angka 32 terdapat pada obat golongan
Diuretika dengan nama obat Furosemide. Sebagai informasi, Furosemide adalah obat untuk
mengatasi penumpukan cairan di dalam tubuh atau edema. Obat yang termasuk ke dalam
golongan diuretika dan juga dapat digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau
hipertensi. Furosemide bekerja dengan cara menghalangi penyerapan natrium di dalam sel-sel
tubulus ginjal. Dengan begitu, jumlah urine yang dihasilkan serta dikeluarkan oleh tubuh akan
meningkat.
Kasus ADR pada pasien pediatrik dengan angka 21 terdapat pada golongan mineral
dengan nama Zinc Sulfat. Sebagai informasi Zinc merupakan mineral yang berperan penting
dalam pembentukan DNA, membantu kerja sistem kekebalan tubuh agar lebih optimal, dan
penyembuhan luka. Secara alami, Zinc bisa ditemukan di dalam beberapa jenis makanan,
seperti tiram, daging sapi, daging ayam, susu, gandum utuh, kentang, kale, cokelat hitam, dan
kacang-kacangan (BPOM, 2021).
Kasus ADR pada pasien pediatrik dengan angka 19 terdapat pada golongan
kostikoteroid dengan nama Hydrocortisone. Sebagai informasi Hydrocortisone obat yang
digunakan untuk meredakan peradangan, mengurangi reaksi sistem kekebalan tubuh yang
berlebihan, dan mengatasi kekurangan hormon kortisol. Hydrocortisone merupakan obat
golongan kortikosteroid. Mekanisme kerja dengan menurunkan respons sistem kekebalan
tubuh yang menyebabkan peradangan berlebih. Dengan begitu, gejala dan keluhan yang
terjadi, termasuk nyeri dan pembengkakan, dapat berkurang (National Institute of Health,
2018).
Kasus ADR pada pasien pediatrik dengan angka 17 terdapat pada obat golongan
antikanker dengan nama obat Methotrexate, Cytarabine, Cisplatin, Vincristine.
kasus ADR pada pasien pediatrik dengan angka 11 terdapat pada golongan
antikonvulsan dengan nama phenytoin. Sebagai informasi, Phenytoin adalah obat untuk
mencegah dan meredakan kejang pada penderita epilepsi. Obat ini juga terkadang bisa
digunakan untuk mengatasi neuralgia trigeminal, yaitu rasa nyeri di wajah akibat adanya
gangguan pada saraf kelima. Kejang terjadi karena adanya gangguan pada sinyal listrik di
dalam otak, sehingga otot-otot tubuh menegang (berkontraksi) dan menyebabkan gerakan
yang tidak terkendali. Phenytoin bekerja dengan cara mengurangi aktivitas kelistrikan di otak
yang berlebih, sehingga kejang bisa mereda (National Institute of Health, 2019).
Kasus ADR pada pasien pediatrik dengan angka 7 terdapat pada golongan
psikotropika dengan nama Diazepam. Sebagai informasi, Diazepam adalah obat untuk
mengatasi gangguan kecemasan, meredakan kejang, kaku otot, atau sebagai obat penenang
sebelum operasi. Selain itu, obat ini juga bisa digunakan dalam pengobatan gejala putus
alkohol. Diazepam termasuk dalam golongan benzodiazepine. Obat ini bekerja untuk
meningkatkan aktivitas asam gamma–aminobutirat (GABA), yaitu senyawa kimia di otak
yang betugas menghambat kerja zat kimia penghantar sinyal saraf (neurotransmitter) di otak
(National Institute of Health, 2021).

Vol. 2 No. 2 (2022), Hal: 1-4 ISSN: 2828-2116


Studi Literature Kasus Drug Related Problems Kategori Adverse Drug Reactions pada Pasien Pediatrik | 5

Tabel Manajemen ADR

Pada tabel diatas menjelaskan bahwa terdapat beberapa nama obat disertai dengan
dugaan yang dialami oleh pasien pediatrik saat mengkonsumsi obat tersebut, dengan begitu
terdapat beberapa solusi pengelolaanya yang dapat dilakukan oleh pasien jika mengalami hal
tersebut seperti:
1. Meninggal: Tidak ada pengelolaannya karena sudah masuk pada klasifikasi Adverse
Drug Reactions Fatal
2. Ruam Urtikaria, Lichen Nitidus, Sesak Nafas: Menghentikan obat yang dicurigai, dan
diberikan obat untuk mencegah reaksi
3. Gatal ditempat suntikan, Gatal disekujur tubuh, Diare, Sembelit, Sakit kepala atau
vertigo, Bibir Kebiruan, Hipotensi: Obat alternatif diberikan untuk mencegah reaksi
dsn jika pasien mengakami daire diberikan terapi dehidrasi

Pharmacy
6 | Munadiya Waridatiddiyanah Fauzi, et al.

4. Mual dan Muntah, kulit Kering, Rambut rontok: Dilanjutkan Perawatannya.

D. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan beberapa hasil
penelitian sebagai berikut:
Hasil Penelitian yang saya dapatkan sebanyak 8 Jurnal, 9 Golongan obat, 16 Nama
obat dan 5828 populasi pasien yang terdampak pada kasus Drug Related Problems kategori
Adverse Drug Reactions terdapat pada golongan obat Antibiotik sebanyak 5338 yang
tergolongkan dari 5 nama-nama obat yaitu: Amoxicillin, Ampicillin, Amikacin, Cefotaxime
dan Ceftriaxone.
Dari beberapa obat golongan antibiotik tersebut yang dikonsumsi oleh pasien terdapat
juga beberapa keluhan efek samping yang tidak diinginkan seperti: Ruam Urtikaria, Gatal
ditempat suntikan, Diare, Kulit Kering, Bibir Kebiruan Gelap dan Lichen nitidus.
Ditambahkannya hasil Manajemen Adverse Drug Reactions yang terdiri dari Assassment dan
cara pengelolaanya seperti:
1. Ruam urtikaria : Menghentikan obat yang dicurigai, dan diberikan obat untuk
mencegah reaksi
2. Lichen nitidus : Menghentikan obat yang dicurigai, dan diberikan obat untuk
mencegah reaksi
3. Kulit kering : Dilanjutkan perawatannya
4. Gatal ditempat suntikan : Obat alternatif diberikan untuk mencegah reaksi
5. Diare : Melanjutkan perawatan bersama dengan cairan terapi dehidrasi.

Pada kesempatan kali ini, dengan rasa hormat penuis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Abdul Kudus, M.Si., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Bandung.
2. Ibu Apt. Sani Ega Priani, M.Si. selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas
Islam Bandung.
3. Ibu Apt. Fetri Lestari, M.Si. selaku pembimbing utama dan Ibu Apt. Sri Peni
Fitrianingsih, M.Si. selaku pembimbing serta yang senantiasa membimbing penulis dan
meluangkan waktu untuk memberikan arahan serta memberikan kritik dan saran dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Apt. Fitriani Darusman, M.Si. selaku dosen wali yang telah memberikan
dukungan dan pengarahan selama masa perkuliahan.
5. Seluruh bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Universitas Islam Bandung
yang telah mendidik dan membimbing penulis selama perkuliahan.
6. Seluruh staff dan karyawan Program Studi farmasi, fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Bandung yang telah membantu dalam segala hal
akademik penulis.
7. Kedua orang tua penulis, Bapak Achmad Nur fauzie dan ibu Titin Supriyatin yang
telah mendidik, mendoakan tanpa henti, serta memberikan dukungan dan kasih sayang yang
tulus.
8. Lulu Waridatunnida Fauzie, Kayla Azkiyatul Hasna Fauzi dan Rodhitu
Bimasyiatillah Fauzi selaku adik penulis yang senantiasa memberikan semangat dan doa tanpa
henti.
9. Keluarga besar yang selalu mendukung dan mendoakan penulis.
10. Terimakasih kepada Abduloh Afif selaku orang spesial yang selalu menemani
penulis dalam keadaan suka maupun duka, saling support, mendo‟akan serta memberikan
kritik dan sarannya selama ini kepada penulis. Semoga Allah selalu memberikan kelancaran
serta kemudahan dalam setiap urusannya.
11. Terimakasih kepada Ilham, Adit, Erica, Mega, Nabila, Devi, Dita, Reisya, Annisa
selaku sahabat penulis yang selalu menemani penulis dalam keadaan suka maupun duka,
saling support, mendo‟akan serta memberikan kritik dan sarannya selama ini kepada penulis.

Vol. 2 No. 2 (2022), Hal: 1-4 ISSN: 2828-2116


Studi Literature Kasus Drug Related Problems Kategori Adverse Drug Reactions pada Pasien Pediatrik | 7

Semoga Allah selalu memberikan kelancaran serta kemudahan dalam setiap urusannya.

Daftar Pustaka
[1] Adamus-Białek, W., et al. (2019). Ciprofloxacin, Amoxicillin, and Aminoglycosides
Stimulate Genetic and Phenotypic Changes in Uropathogenic Escherichia Coli Strains.
Virulence, 10(1), pp. 260-276.
[2] Ado, M.W., 2012, Identifikasi Drug Related Problems Pada Pasien Pediatrik di
Bangsal Rawat Inap RSUD Abunawas Kendari Periode November 2011-Januari 2012,
Tesis, Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
[3] Ahmad, A., Mast, M.R., Elders, P., Dekker, J.M., Hugtenburg, J.M., 2014,
Identification of Drug-Related Problems of Elderly Patients Discharged from Hospital,
Patient Preference and Adherence, 8: 155–165.
[4] Aini, W.N., 2007, Identifikasi Drug Related Problems yang Potensial dalam Pengobatan
Penyakit Tuberculosis Paru Pada Pasien Pediatrik di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Yogyakarta Periode September 2004- Desember 2005, Skripsi.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
[5] Aslam, M., Tan, C.K., Prayitno, A., 2003, Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy), Menuju
Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, Elec Media Komputindo, Jakarta.
[6] Badan Penanggulangan Obat dan Makanan (BPOM). (2012). Pedoman Monitoring Efek
Samping Obat (MESO) Bagi Tenaga Kesehatan.. BPOM RI.
[7] Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (2017).
[8] Badan Pengawas Obat dan Makanan (2019).
[9] Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (2021).
[10] Barffour, et al. (2020). Effects of Therapeutic Zinc Supplementation for Diarrhea and
Two Preventive Zinc Supplementation Regimens on the Incidence and Duration of
Diarrhea and Acute Respiratory Tract Infections in Rural Laotian Children: A
Randomized Controlled Trial. Journal of Global Health, 10 (1), pp. 010424.
[11] Bernard, L. et al. (2021). Antibiotic Therapy for 6 or 12 Weeks for Prosthetic Joint
Infection. New England Journal of Medicine, 384(21), pp. 1991–2001.
[12] Blix, H.S., Viktil, K.K., Reikvam, Å., Moger, T.A., Hjemaas, B.J., Pretsch, P.,
Vraalsen, T.F., Walseth, E.K., 2004, The majority of Hospitalised Patients Have Drug-
Related Problems: Results from a Prospective Study in General Hospitals, European
Journal of Clinical Pharmacology, 60(9): 651–658.
[13] Cipolle, R. J., Strand, L. M., Morley, P. C., (1998). Drug therapy problems In:Cipolle,
R. J., Strand, L. M., & Morley, P. C. (Eds) Pharmaceutical Care Practice: The Patient-
Centered Approach to Medication Management, 3thed. New York : McGraw Hill
Companies, Inc, p 141-181.
[14] Cipolle, R.J., Strand, L.M., Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care Practice, McGrow
Hill, New York.
[15] Cheng, et al. (2021). Genetic Factors Involved in Delayed Methotrexate Elimination in
Children With Acute Lymphoblastic Leukemia.
[16] Dean, B., Schachter, M., Vincent, C., Barber, N., 2002, Causes of Prescribing Errors in
Hospital Inpatients: A Prospective Study, The Lancet, 359(9315): 1373–78.
[17] Departemen Kesehatan RI. (2009). Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Pasien
Pediatri. Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen
[18] Kesehatan RI. Jakarta.
[19] Freitas, A. R., et al. (2022). High-Resolution Genotyping Unveils Identical Ampicillin-

Pharmacy
8 | Munadiya Waridatiddiyanah Fauzi, et al.

Resistant Enterococcus faecium Strains in Different Sources and Countries: A One


Health Approach. Microorganisms, 10(3), pp. 632.
[20] Gul, et al. (2019). Efficacy Of Phenytoin In Prevention Of Early Posttraumatic Seizures.
J Ayub Med Coll Abbottabad, 31(2), pp. 237-241.
[21] Hidayah, F.N., 2011, Identifikasi Drug Related Problems pada Pasien Asma Rawat Inap
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2009, Jurnal Manajemen dan
Pelayanan Farmasi, 1(3):180-189.
[22] Lakhanpaul Monica, Maria Atkinson, Terence Stephenson. (2004). Community
Acquired Pneumonia Children: A Clinical Update. UK. Ep29-34.
[23] Makeovec, T. (2019). Cisplatin and Beyond: Molecular Mechanisms of Action and
Drug Resistance Development in Cancer Chemotherapy.
[24] MIMS Indonesia (2021). Cisplatin.
[25] MIMS Indonesia (2020). Amoxicillin.
[26] MIMS Indonesia (2022). Ampicillin.
[27] Mulyaningsih, K., 2010, Profil Drug-Related Problems pada Pasien Geriatrik Rawat
Inap di Bangsal Bugenvil Unit Penyakit Dalam RSUP Sardjito Yogyakarta Periode
September Tahir, M., Nawaz, S., Amin, F., Butt, M., Mahmood, K.T., Haq, I., 2011,
Prescriber‟s Perception, Knowledge and Attitude towards Prescribing Error in the
Pedriatric Ambulatory Care, Journal of Pharmaceutical Science and Research, 3(11):
1585–1592.
[28] Mora, et al. (2016). Vincristine-Induced Peripheral Neuropathy in Pediatric Cancer
Patients. Am J Cancer Res., 6(11), pp. 2416–2430.
[29] Morissan. (2015). Metode Penelitian Survei. Prenadamedia, Jakarta. Hal 115.
Notoatmodjo, S., (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
[30] National Institute of Health (2018). Medline Plus. Hydrocortisone
[31] National Institute of Health (2019). Medicines A to Z. Phenytoin.
[32] National Institute of Health (2021). National Library of Medicine. Diazepam.
[33] National Institute of Health (2021). U.S. National Library of Medicine. MedlinePlus.
Acetaminophen.
[34] Nurpeni, H., 2006, Identifikasi Drug Related Problems Potensial pada Resep Dokter
Anak di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, Skripsi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
[35] Paterson, et al. (2018). Is the Skin Absorption of Hydrocortisone Modified by the
Variability in Dosing Topical Product Pharmaceutics, 10(1), pp. 9.
[36] Perrow, Charles. (2005). Who Draft Guidelines For Adverse Event Reporting And
Learning System. WHO.
[37] Pharmaceutical Care Network European Foundation. (2017). PCNE : Classification for
Drug Related Problems V9.0. Zuidlaren : Pharmaceutical Care Network European
Foundation.
[38] Pratiwi, D.A.B., 2011, Kajian Drug Related Problems pada Pasien Anak dengan Infeksi
saluran Nafas Bawah dan Asma di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode 1
Januari-30 Juni 2006, Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, Desember; 1(4):262-
268.
[39] Rashed, A.N., Neubert, A., Alhamdan, H., Tomlin, S., Alazmi, A., AlSaikh, A., Wilton,
L., Wong, I.C.K., 2013, Drug Related Problems Found in Children Attending an
Emergency Departement in Saudia Arabia and in the United Kingdom, International
Journal of Clinical Pharmacy, 35(3): 327–331.
[40] Strawn, J. R., et al. (2018). Pharmacotherapy for Generalized Anxiety Disorder in Adult
and Pediatric Patients: an Evidence-Based Treatment Review. Expert Opinion on
Pharmacotherapy, 19(10), pp. 1057–1070.
[41] Syamsudin. (2011). Buku Ajar Farmakologi Efek Samping Obat. Jakarrta : Salemba
Vol. 2 No. 2 (2022), Hal: 1-4 ISSN: 2828-2116
Studi Literature Kasus Drug Related Problems Kategori Adverse Drug Reactions pada Pasien Pediatrik | 9

Medika
[42] Shaheed, C. A. et al (2021). The Efficacy And Safety of Paracetamol for Pain Relief:
An Overview of Systematic Reviews. Medical Journal of Australia, 214(7), pp. 324–
331
[43] Wattiheluw, M. H. et al. (2020). Correlation of Knowledge and Beliefs to Adherence
with Antibiotic Use in Adult Patients at a Private Hospital in Sidoarjo. Kesmas:
National Public Health Journal, 15(2)

Pharmacy

You might also like