You are on page 1of 6

Jurnal Biomedik: JBM 2022; 14(1): 96 - 101

DOI: https://doi.org/10.35790/jbm.v14i1.37592
URL Homepage: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/index

Analisa Perbandingan Pengukuran Tekanan Darah antara Posisi


Tidur dan Posisi Duduk pada Lansia

Eugenia R. Dumalang,1 Fransiska Lintong,2 Vennetia R. Danes 2


¹Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, Indonesia
2Bagian Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, Indonesia

Penulis Korespondensi: eugeniadumalang@gmail.com

Abstract: Measurement of blood pressure in humans can show different results, depending
on various factors such as age, gender, and body position. Changes in body position can cause
venous flow, cardiac output and blood pressure to change. As a person gets older, his ability
to adapt to hemodynamic changes decreases. Objective: This study aims to determine,
analyze, and compare blood pressure in a sleeping position and in a sitting position in the
elderly in Madidir District, Bitung City. Methods: Analytical observation with a cross-sectional
study approach and research instruments sphygmomanometer, stethoscope, and writing
instruments. The research sample was 35 elderly people who were selected using the
purposive sampling technique which was processed using the Wilcoxon Signed Rank Test
statistical test. Results: The test results obtained p = 0.000 for systolic blood pressure and p =
0.002 for diastolic blood pressure, which means that there is a significant difference between
the sleeping position and sitting position and blood pressure. Conclusion: There is a
significant difference between systolic and diastolic blood pressure in the sleeping position
and in the sitting position, namely a decrease in systolic and diastolic blood pressure in the
elderly in Madidir District, Bitung City.
Keywords: positional change; blood pressure.

Abstrak: Pengukuran tekanan darah pada manusia dapat menunjukkan hasil yang berbeda-
beda, bergantung dari berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, dan posisi tubuh.
Perubahan posisi tubuh dapat menyebabkan aliran vena, curah jantung dan tekanan darah
mengalami perubahan. Semakin tua seseorang, maka kemampuannya menyesuaikan dengan
perubahan hemodinamik semakin menurun. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui, menganalisa, dan membandingkan tekanan darah pada posisi tidur dan pada
posisi duduk pada lansia di Kecamatan Madidir, Kota Bitung. Metode: Observasional analitik
dengan pendekatan Cross-sectional study dan instrumen penelitian sfigmomanometer,
stetoskop, dan alat tulis menulis. Sampel penelitian yaitu 35 orang lansia yang dipilih dengan
teknik Purposive Sampling yang diolah menggunakan uji statistika Wilcoxon Signed Rank Test.
Hasil: Hasil uji didapatkan p=0,000 untuk tekanan darah sistolik dan p=0,002 untuk tekanan
darah diastolik yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara posisi tidur dan posisi
duduk dengan tekanan darah. Kesimpulan: Adanya perbedaan yang signifikan antara
tekanan darah sistolik dan diastolik pada posisi tidur dan pada posisi duduk yaitu terjadi
penurunan tekanan darah sistolik dan diastolic pada lansia di Kecamatan Madidir Kota
Bitung.
Kata Kunci: perubahan posisi; tekanan darah

PENDAHULUAN oleh darah.1 Volume darah dalam dinding


pembuluh darah dan distensibiltas
Tekanan darah yaitu daya terhadap (kemampuan dinding pembuluh untuk
setiap dinding pembuluh yang dihasilkan meregang) merupakan hal yang
pISSN 2085-9481 eISSN 2597-999X
Terakreditasi Nasional: SK Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan KemenRistekdikti RI no. 28/E/KPT/2019
Copyright © 2022 Author(s)
Analisa perbandingan pengukuran tekanan darah …

berpengaruh terhadap tekanan darah.2 METODE PENELITIAN


Tekanan darah dapat bervariasi pada tiap-
tiap orang, bergantung pada beberapa faktor Metode penelitian bersifat observasional
seperti pola makan, konsumsi garam, analitik dengan metode survey dengan
aktivitas fisik, obesitas, konsumsi alkohol, rancangan Cross Sectional. Populasi penelitian
merokok, genetik, usia, jenis kelamin, dan adalah lansia yang tinggal di Kecamatan
ras atau etnis.3 Madidir, Kota Bitung, dengan jumlah 125
Tekanan darah rata-rata untuk orang orang. Pengambilan sampel ditentukan dengan
dewasa adalah 120/80 mmHg. Untuk orang teknik purposive sampling. Metode
dewasa, kisaran tekanan darah normal dapat pengambilan sampel ini dilakukan dengan
bervariasi antara 95-145/60-90 mmHg. Dengan pertimbangan tertentu. Jumlah sampel
bertambahnya usia, tekanan darah juga ditentukan melalui rumus Snedecor & Cohran,
mengalami peningkatan sehingga untuk orang dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 35
dewasa yang lebih tua, kisaran normalnya lebih orang.
tinggi. Tekanan darah pada masa kanak-kanak Pengambilan data responden diambil
baik laki-laki dan perempuan sama. Setelah dengan mendatangi rumah tiap lansia di
masa pubertas, tekanan darah pada wanita lebih Kecamatan Madidir yang sebelumnya telah
rendah daripada pria. Tekanan darah bersedia untuk diukur tekanan darahnya. Alat
dipengaruhi oleh siklus diurnal, yaitu tekanan dan bahan yang digunakan yaitu stetoskop,
darah menjadi lebih rendah di pagi hari dan sfigmomanometer, dan alat tulis menulis. Data
meningkat sepanjang hari hingga menjelang kemudian dianalisis menggunakan aplikasi
sore hari.4 SPSS for Windows versi 24.0 dan hasil yang
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh diperoleh disajikan dalam bentuk tabel
postur tubuh. Tekanan darah sistolik yang penelitian dengan menggunakan Wilcoxon
mengalami menurun sebesar 20 mmHg Signed Rank Test sebagai pengujian statistik.
dan/atau tekanan diastol yang menurun lebih
dari 10 mmHg yang terjadi akibat perubahan HASIL PENELITIAN
posisi dari berbaring atau tidur ke berdiri
disebut hipotensi ortostatik. Hipotensi ortostatik Data yang disajikan dalam tabel
dapat disertai dengan munculnya gejala pusing didasarkan pada karakteristik responden
atau pingsan.5 penelitian yang terdiri dari distribusi subjek
Insiden hipotensi ortostatik meningkat penelitian berdasarkan usia (Tabel 1), jenis
pada orang yang lebih tua. Survei menunjukkan kelamin (Tabel 2), analisis tekanan darah
hipotensi postural terjadi pada 20% orang yang sistolik pada posisi tidur dan posisi duduk
berusia diatas 65 tahun. Insiden lebih tinggi (Tabel 3), dan analisis tekanan darah
dicatat pada orang lanjut usia yang memiliki diastolik pada posisi tidur dan pada posisi
penyakit seperti Parkinson, dan diabetes duduk (Tabel 4). Selanjutnya, dianalisis
melitus.6 dengan Wilcoxon Signed Rank Test untuk
Penelitian di kecamatan Pabean Cantian melihat perbedaan antara tekanan darah
Surabaya menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik pada posisi tidur dan
dipengaruhi oleh posisi tubuh. Penelitian lain pada posisi duduk (Tabel 5)
juga menunjukkan hasil pengukuran terhadap
tekanan darah berbeda pada posisi duduk
maupun pada posisi berdiri,yaitu meningkatnya Tabel 1. Karakteristik Usia
tekanan darah sistol dan diastol dari posisi Usia (tahun) Frekuensi (n) Persen (%)
duduk ke posisi berdiri.7,8
60-69 21 60.0
Penulis memperhatikan masalah di sekitar
tempat tinggal penulis, di mana terjadi beberapa 70-79 12 34.3
keluhan pada orang tua khususnya para lansia 80-89 2 5.7
mengenai kejadian pusing saat postur berubah Total 35 100.0
dan ingin menulis mengenai analisa
perbandingan tekanan darah yang diukur pada
posisi tidur dan pada posisi duduk pada orang Tabel 2. Karakteristik Jenis Kelamin
lanjut usia di kecamatan Madidir di kota Jenis kelamin Frekuensi (n) Persen (%)
Bitung. Perempuan 21 60.0
Laki-laki 14 40.0
Total 35 100.0

Jurnal Biomedik : JBM 2022; Vol. 14 No. 1: 96 - 101 | 97


Dumalang, Lintong, Danes

Tabel 3. Analisis tekanan darah sistolik Gaya gravitasi secara signifikan


pada posisi tidur dan posisi duduk memengaruhi curah jantung, aliran balik
vena, dan tekanan arteri dan vena. Saat
Tekanan darah Tekanan darah seseorang dalam posisi berbaring, gaya
sistolik posisi sistolik posisi gravitasi serupa pada dada, perut, dan kaki
tidur (mmHg) duduk (mmHg) karena kompartemen ini terletak pada
Mean 126.4286 119.1714 bidang horizontal yang sama. Pada posisi ini,
Std. Deviation 14.09482 14.14938 volume dan tekanan darah vena didistribusi
Minimum 100.00 93.00 merata ke seluruh tubuh. Ketika orang
Maximum 160.00 150.00 tersebut tiba-tiba beranjak dari posisi
telentang, gravitasi bekerja pada volume
pembuluh darah yang menyebabkan darah
Tabel 4. Analisis tekanan darah diastolik menumpuk pada ekstremitas bawah karena
pada posisi tidur dan pada posisi duduk komplians vena tinggi dan vena mudah
mengembang dengan darah. Karena
Tekanan darah Tekanan darah komplians vena tinggi, volume vena dan
diastolik posisi diastolik posisi tekanan vena menjadi sangat tinggi di kaki
tidur (mmHg) duduk (mmHg) dan tungkai bawah saat berdiri. Pergeseran
Mean 75.6000 72.2571 volume darah ini menurunkan volume
Std. Deviation 9.13687 10.19326 darah vena toraks dan menurunkan tekanan
Minimum 60.00 60.00 vena sentral. Hal ini menurunkan tekanan
Maximum 100.00 106.00 pengisian ventrikel kanan (preload), yang
menyebabkan penurunan volume sekuncup
oleh mekanisme Frank-Starling. Volume
Tabel 5. Analisis data sekuncup ventrikel kiri turun karena
berkurangnya aliran balik vena pulmonal.
Parameter Z P Hal ini memengaruhi curah jantung dan
Tekanan darah sistolik -4.581b .000 tekanan arteri rata-rata yaitu menurunkan
Tekanan darah diastolic -3.090b .002 keduanya. Penurunan tekanan arteri ini
dapat mengurangi aliran darah otak ke titik
di mana seseorang mungkin mengalami
BAHASAN sinkop. Hipotensi ortostatik adalah
perubahan tekanan darah saat posisi tubuh
Pengukuran tekanan darah pada tiap seseorang berpindah dari posisi horizontal
lansia dilakukan sebanyak 3 kali lalu dirata- ke vertical.2,10
ratakan. Berdasarkan hasil yang didapat, Pada saat tubuh manusia mengalami
peneliti menyimpulkan H0 ditolak dan H1 perubahan posisi, misalnya dari duduk ke
diterima yaitu terdapat perbedaan yang berdiri, maka darah akan terkumpul ke
signifikan antara tekanan darah pada posisi ektremitas bawah. Ini disebabkan oleh gaya
tidur dan tekanan darah pada posisi duduk. gravitasi. Akibat dari gaya gravitasi ini dapat
Pada penelitian Jatinugroho YD dan Lontoh terjadi penurunan aliran darah ke otak
SO mengungkapkan hal yang sama karena penurunan tekanan arteri.
mengenai perubahan tekanan darah sistolik, Penurunan tekanan darah arteri membuat
namun berbeda dengan hasil pada tekanan baroreseptor berespon yaitu dengan
darah diastolik, yang menunjukkan meningkatkan denyut jantung, kontraktilitas
menurunnya tekanan darah sistolik dari jantung, juga resistensi vascular.11
posisi tidur ke posisi duduk dan Posisi duduk lama dan tenang juga
menunjukkan adanya peningkatan tekanan memberi pengaruh terhadap fungsi
darah diastolik dari posisi berbaring ke kardiovaskular. Dalam posisi duduk yang
posisi duduk. Penelitian yang dilakukan lama dan tenang, darah mengenang di
terhadap karyawan dan karyawati RSU ekstremitas bawah. Hal ini terjadi karena
Purwogondo ini menunjukkan korelasi yang berkurangnya pompa otot dan oleh karena
kuat dengan uji T berpasangan baik untuk gaya gravitasi. Karena terjadi penurunan
tekanan darah sistolik (p=0,070) maupun preload, tekanan arteri, pengisian dan
tekanan darah diastolik (p=0,019). Hasil ini pengeluaran ventrikel, maka sistem saraf,
terkait dengan teori tekanan darah yang terlebih khusus reseptor alfa dan beta,
dipengaruhi oleh gravitasi.9 menjadi aktif untuk meningkatkan resistensi

98 | Jurnal Biomedik : JBM 2022; Vol. 14 No. 1: 96 - 101


Analisa perbandingan pengukuran tekanan darah …

vaskular sistemik dan komplians vena. besar bagian tubuh berada pada ketinggian
Reseptor alfa ditemukan terutama dalam yang sama dengan jantung. Karena itu, tidak
pembuluh darah dan reseptor beta diperlukan kerja keras dari jantung untuk
ditemukan pada umumnya di jantung. mengatur pompa dan sirkulasi darah ke
Reseptor beta memberi efek pada kecepatan seluruh ke seluruh tubuh. Jika terjadi
denyut jantung.12 perubahan posisi tubuh seperti dari posisi
Penelitian Khasanah, dkk dengan subjek berbaring ke posisi duduk, ataupun ke posisi
penelitian pasien hipertensi menyatakan berdiri, ada sekitar 500-1000 ml darah yang
mengenai tekanan darah sistolik yang mengalir dari bagian tubuh atas ke bagian
meningkat dari posisi tidur ke posisi tubuh yang bawah. Aktivasi dari sistem saraf
duduk.13 Posisi postural menjadi faktor simpatis berespon terhadap perubahan
penting dalam pengukuran tekanan darah. posisi yang dialami tubuh. Ini mengaktifkan
Juga penelitian lain mengenai pengukuran sistem renin-angiotensin-aldosteron (renin-
tekanan darah pada subjek yang duduk lama angiotensin-aldosterone system). RAAS
sambil mempertahankan postur duduk merupakan sistem penting dalam sistem
kemudian menilai ulang tekanan darah kardiovaskular yang bekerja untuk regulasi
subjek pada posisi telentang setelah transisi tekanan darah yaitu untuk membuat volume
10 menit. Pada penelitian tersebut darah dan tonus arteri meningkat.
ditemukan adanya peningkatan baik Peningkatan ini dilakukan dengan cara
tekanan darah sistolik maupun diastolik meningkatkan tonus vaskular, reabsorpsi
pada subjek kelebihan berat badan dan atau air, dan reabsorpsi natrium.17,18
yang obesitas di mana subjek yang diteliti Sel jukstaglomerulus yang mengandung
memiliki waktu duduk lama.14 prorenin di dalam arteriol ginjal bekerja
Ditemukan adanya variasi pada dengan mensekresikan prorenin yang nanti
perubahan tekanan darah diastolik dengan akan diaktivasi menjadi renin. Sel
peningkatan, penurunan, serta tidak ada jukstaglomerulus mengaktivasi prorenin
perubahan nilai terhadap tekanan darah menjadi renin saat terjadi penurunan
diastolik yang diukur dari posisi tidur ke tekanan darah ataupun sebagai respons
posisi duduk. Namun, yang lebih banyak terhadap penurunan beban natrium di
terjadi pada subjek lansia ialah tekanan tubulus kontortus distal. Saat renin
darah diastolik yang menurun dari posisi dilepaskan dalam darah, renin bekerja pada
tidur ke posisi duduk (Tabel 4). angiotensin yang diproduksi oleh hati dan
Penelitian Eser, et al. yang melakukan terus beredar dalam plasma. Renin bekerja
pengukuran terhadap tekanan darah pada untuk mengubah Angiotensin I menjadi
posisi duduk, berdiri, telentang, dan Angiotensin II. Angiotensin I tidak aktif
telentang dengan kaki yang disilangkan pada secara fisiologis, tapi dapat berperan setelah
orang muda yang sehat di Turki. diubah oleh Angiotensin Converting Enzyme
mendapatkan hasil tekanan darah sistolik (ACE) menjadi Angiotensin II. Angiotensin II
yang menurun, juga penurunan tekanan dapat memberikan efek yaitu vasodilatasi
darah diastolik dari posisi duduk dan pembuluh darah melalui cara berikatan
terlentang ke posisi berdiri. Hal ini seperti dengan reseptor angiotensin II tipe I dan tipe
pengamatan Netea, et al. bahwa baik II. Angiotensin II bekerja untuk
tekanan darah sistolik maupun tekanan meningkatkan reabsorpsi natrium sehingga
darah diastolik lebih tinggi secara signifikan berakibat pada peningkatan osmolaritas
pada posisi terlentang daripada posisi darah dan peningkatan tekanan arteri.18
duduk.15 Ini juga sama dengan penelitian Lu, Pelepasan aldosteron juga dicetuskan
et al. yang mendapati bahwa tekanan sistol oleh Angiotensin II. Aldosteron merupakan
dan diastol ditemukan lebih tinggi nilainya steroid yang bekerja di tubulus distal dan
pada posisi telentang (posisi tidur) duktus koligentes ginjal untuk
dibandingkan pada posisi duduk (P<0,01) meningkatkan reabsorpsi natrium dan
yang menunjukkan bahwa posisi ekskresi kalium. Aldosterone memberikan
memengaruhi tekanan darah baik sistolik efek yang sama dengan Angiotensin II yaitu
maupun diastolik.16 peningkatan osmolaritas darah, hanya saja
Saat seseorang berada dalam posisi yang menjadi perbedaan dari kerja
berbaring atau posisi tidur, volume darah Angiotensin II dan Aldosteron adalah
pada manusia didistribusikan ke seluruh Angiotensin II memiliki efek yang
tubuh. Dalam posisi berbaring, sebagian berlangsung dengan cepat sedangkan

Jurnal Biomedik : JBM 2022; Vol. 14 No. 1: 96 - 101 | 99


Dumalang, Lintong, Danes

aldosteron membutuhkan waktu berhari- Konflik Kepentingan


hari untuk memulai efeknya.18
Aldosteron bekerja dengan mengatur Penulis menyatakan tidak terdapat
jumlah natrium dan klorida, yang melintasi konflik kepentingan dalam studi ini.
membrane dengan natrium dan berdifusi.
Hal ini dapat berpengaruh kepada jumlah
total volume dalam cairan ekstraseluler, DAFTAR PUSTAKA
cairan ekstraseluler dapat meningkat
maupun menurun. Hormon ADH 1. Guyton AC, Hall JE. Guyton and Hall Textbook
(antidiuretic hormone) sering dilepaskan of Medical Physiology. 12th Edition.
bersama dengan hormon aldosteron. Guyton and Hall Textbook Of Medical
Hormon ADH menyebabkan pelepasan Physiology. Elsevier; 2016.
aquaporin ke membran sel utama sehingga 2. Sherwood L. Introduction To Human
air diserap ke cairan ekstraseluler kembali Physiology, International Edition.
dan hal ini memungkinkan kontrol tekanan Sistem Saraf Pusat. Susunan Saraf Tepi:
darah bersama dengan aldosteron. Sistem Divisi Aferen; Indra Khusus. Fisiologi
Renin-Angiotensin-Aldosteron bekerja Otot. Brooks/Cole Cengage Learn.
terhadap hormon aldosterone dan sistem ini 2013.
diaktifkan jika terjadi penurunan tekanan 3. Know Your Risk for High Blood Pressure |
arteri rata-rata. Penurunan tekanan darah cdc.gov [Internet]. [cited 2021 Aug 24].
ini dirasakan oleh oleh arteriol aferen ginjal Available from:
pada awalnya kemudian terjadilah kerja sel https://www.cdc.gov/bloodpressure/
jukstaglomerulus yaitu perubahan prorenin risk_factors.htm
ke renin dan pengaktifan Angiotensin I 4. Lapum J. What are Blood Pressure Ranges? –
menjadi Angiotensin II. Angiotensin II Vital Sign Measurement Across the
diaktifkan oleh reseptor Angiotensin II tipe- Lifespan – 1st Canadian edition
1, protein G di mana fungsi reseptor ini [Internet]. Ryerson University Library.
dapat berbeda-beda bergantung pada sel di 2017 [cited 2021 Aug 24]. Available
mana reseptor ini berada. Fungsi utama from:
reseptor sel ini adalah meningkatkan https://pressbooks.library.ryerson.ca/
hormon anti diuretik, meningkatkan vitalsign/chapter/blood-pressure-
rangsangan haus pada hipotalamus, ranges/
meningkatkan aldosterone, meningkatkan 5. Setiati S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata,
pertukaran natrium dan hidorgen di dalam MK, Setiyohadi B, Syam AF. Ilmu
tubulus proksimal ginjal, dan bekerja pada Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI, 2014.
reseptor berpasangan G untuk mengaktifkan 6. Orthostatic Hypotension - ClinicalKey
jaras inositol /Ca2+ di dalam arteriol yang [Internet]. [cited 2021 Aug 24].
menyebabkan efek vasokonstriksi.19 Available from:
Hormon ADH atau disebut juga https://www.clinicalkey.com/#!/content/d
vasopresin berperan dalam mengontrol erived_clinical_overview/76-s2.0-
keseimbangan osmotik tubuh, homeostasis B9780323755702006573
natrium, kontrol tekanan darah, dan 7. Susanti S, Sulistyana CS. Pengaruh Posisi
berperan dalam fungsi ginjal. Hormon ini Tubuh terhadap Tekanan Darah pada
disintesis oleh hipotalamus. Fungsi utama Lansia Penderita Hipertensi di Wilayah
ADH adalah memengaruhi kemampuan RW 06 Kelurahan Bongkaran Sejahtera
ginjal untuk reabsorpsi air kembali. ADH Kecamatan Pabean Cantian Surabaya. J
memengaruhi ekspresi protein transport air Ners dan Kebidanan (Journal Ners
di tubulus distal akhir dan duktus Midwifery). 2020;7(1):116–22.
koligentes.20 8. Manembu M, Rumampuk J, Danes VR.
Pengaruh posisi duduk dan berdiri
terhadap tekanan darah sistolik dan
SIMPULAN diastolik pada Pegawai Negeri Sipil
Kabupaten Minahasa Utara. e-
Terdapat perbedaan yang signifikan
Biomedik [Internet]. 2015 [cited 2021
pada penurunan nilai tekanan darah sistolik
Aug 26];3(3). Available from:
maupun tekanan darah diastolik dalam
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph
posisi tidur dan posisi duduk. pada lansia di
p/ebiomedik/article/view/10150
Kecamatan Madidir, Kota Bitung.

100 | Jurnal Biomedik : JBM 2022; Vol. 14 No. 1: 96 - 101


Analisa perbandingan pengukuran tekanan darah …

9. Jatinugroho YD, Lontoh SO. Pengaruh Supine Blood Pressure and Pulse Wave
perubahan posisi terhadap tekanan Velocity in Adults with
darah pada karyawan dan karyawati Overweight/Obesity and Elevated
RSU Purwogondo. Tarumanegara Blood Pressure. J Vasc Res. 2020 Nov
Medical Journal 2021;3(2):424–31. 1;57(6):355–66.
10. Klabunde RE. Effects of Gravity on Venous 15. Eşer I, Khorshid L, Yapucu Güneş Ü, Demir Y.
Return. In: Cardiovascular Physiology The effect of different body positions
Concepts. 3rd Editio. Wolters Kluwer; on blood pressure. J Clin Nurs
2020. [Internet]. 2007 Jan [cited 2021 Nov
11. James GD. The Adaptive Value and Clinical 8];16(1):137–40. Available from:
Significance of Allostatic Blood https://www.researchgate.net/publica
Pressure Variation. Curr Hypertens tion/6618023_The_effect_of_different_
Rev. 2019;15(2):93-104. body_positions_on_blood_pressure
12. Krzesiñski P, Stañczyk A, Gielerak G, 16. Lu LC, Wei TM, Li S, Ye XL, Zeng CL, Wang LX.
Piotrowicz K, Banak M, Wójcik A. The Differences in blood pressure readings
diagnostic value of supine blood between supine and sitting positions in
pressure in hypertension. Arch Med hypertensive patients. Acta Cardiol.
Sci. 2016;12(2):310-8. 2008;63(6):707–11.
13. Khasanah S, Julianto A, Yudono DT. Analisis 17. Robertson D. The pathophysiology and
Perbedaan Hasil Pengukuran Tekanan diagnosis of orthostatic hypotension.
Darah Pasien Hipertensi Pada Posisi Clin Auton Res. 2008;18(SUPPL.1):2–7.
Duduk, Berdiri, dan Berbaring. 18. Fountain J, Lappin SL. Physiology, Renin
PROFESI (Profesional Islam Media Angiotensin System. StatPearls. 2021;
Publ Penelit. 2020;18(1):15–21. 19. Scott JH, Menouar MA, Dunn RJ. Physiology,
14. Alansare AB, Kowalsky RJ, Jones MA, Aldosterone. StatPearls. 2021;
Perdomo SJ, Stoner L, Gibbs BB. The 20. Cuzzo B, Padala SA, Lappin SL. Physiology,
Effects of a Simulated Workday of Vasopressin. StatPearls. 2021.
Prolonged Sitting on Seated versus

Jurnal Biomedik : JBM 2022; Vol. 14 No. 1: 96 - 101 | 101

You might also like