You are on page 1of 12

Muhi dan Agus Nawan/Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhaap Nilai...

/177-188

ISSN: 2407-6325
The Asia Pacific
Journal of Management Studies Vol. 6No. 3

PENGARUH PELATIHAN DAN KOMPENSASI TERHADAP


KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG KABUPATEN PANDEGLANG
Muhi Mukti* Robiatul Adawiyah **
* STIE La Tansa Mashiro
** STIE La Tansa Mashiro

Article Info Abstract


Keywords: Some problems such as cooperation that is not well established,
Training, Compensation employees who are still not able to complete their tasks in a timely
and Performance Of manner, lack of enthusiasm for the employees and less than optimal
Employees performance, can hamper and make work not run smoothly as it should.
So this study aims to determine how the effe1ct of training and
compensation on employee performance at the Public Works and Spatial
Planning Office in Pandeglang Regency.
In this study, the research method used is a quantitative method, and
in taking the size of the number of samples using the Slovin formula.
Testing of this study was carried out using a classic assumption test, then
analyzed by correlation test and multiple linear regression tests using
IBM Statistical Product and Service Solution (SPSS) Version 20.
_____________________ The results of the partial test (statistical test t) showed the Training
Corresponding Author: variable with a significance level of 5% and the results of the SPSS
muhimukti@gmail.com Version 20 test showed, the significance value <0.05. This shows that H0
robiatula141@gmail.com is rejected and the result of thus H1 is accepted because tcount>ttable.
For the Compensaton variable shows, the significance value >0.05. This
shows that H0 was accepted and the results of thus H2 was rejected
because tcount<ttable. Significance test results simultaneously (statistical
test f) significance level of 5% or 0.05 is smaller than the significance
value of SPSS Version 20 output <0.05 then H0 is rejected so it can be
said to be significant. And the results of Fcount>Ftable thus H3 is
accepted.
Based on the results of the study it can be seen that the Training has
an influence on employee performance, while Compensation has no
influence on employee performance. And simultaneously has an influence
between the Training and Compensation variables on Employee
Performance.

177
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 3,(2019)

Beberapa permasalahan seperti kerjasama yang tidak terjalin dengan


baik, pegawai yang masih belum mampu menyelesaikan tugasnya secara
tepat waktu, kurangnya semangat kerja para pagawai dan kinerja yang kurang
maksimal, dapat menghambat dan membuat pekerjaan tidak berjalan dengan
lancar sebagaimana mestinya. Maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh pelatihan dan kompensasi terhadap kinerja
pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Pandeglang.
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode
kuantitatif, dan dalam pengambilan ukuran jumlah sampel menggunakan
rumus Slovin. Pengujian penelitian ini dilakukan menggunakan uji asumsi
klasik, kemudian dianalisis dengan uji korelasi dan uji regresi linear berganda
menggunakan IBM Statistical Product and Service Solution (SPSS) Versi 20.
Hasil penelitian uji parsial (uji statistic t) menunjukan variabel Pelatihan
dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan hasil pengujian SPSS Versi 20
menunjukan nilai signifikansi < 0,05 bahwa H0 ditolak dan H1 diterima
karena thitung > ttabel. Untuk variabel Kompensasi menunjukan nilai signifikansi
The Asia Pacific Journal of > 0,05 bahwa H0 diterima dan H2 ditolak karena thitung < ttabel. Hasil uji
Management Studies signifikansi secara simultan < 0,05 maka H0 ditolak sehingga dapat dikatakan
Volume 6 dan Nomor 3 signifikan. Dan hasil Fhitung > Ftabel dengan demikian H3 diterima.
September- Desember 2019
ISSN 2407-6325 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Pelatihan memiliki
hh. 177-188 pengaruh terhadap kinerja pegawai, sedangkan Kompensasi tidak memiliki
pengaruh terhadap kinerja pegawai. Dan secara simultan memiliki pengaruh
©2019 APJMS. All rights reserved.
antara variabel Pelatihan dan Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai.

Latar Belakang karyawan individual merupakan faktor utama


Sumber daya manusia merupakan aset yang menentukan keberhasilan organisasi”.
utama yang besar pengaruhnya terhadap Ada beberapa masalah kinerja yang
kemajuan organisasi, manajemen sumber daya terdapat pada Dinas Pekerjaan Umum dan
manusia juga menjadi fokus banyak organisasi Penataan Ruang Kabupaten Pandeglang, salah
dalam mencapai keunggulan kompetitif. Kinerja satunya yaitu seperti kerjasama yang tidak
pegawai mempengaruhi seberapa banyak mereka terjalin dengan baik antar pegawai. Pegawai
memberikan kontribusi kepada organisasi itu masih belum mampu menyelesaikan tugasnya
sendiri. Pegawai yang memiliki kinerja yang baik secara tepat waktu, dikarenakan kurangnya
dapat memberikan manfaat yang besar bagi fasilitas dikantor yang membuat hambatan dalam
organisasi dalam menjalankan segala kegiatan penyelesaian tugas itu sendiri. Kurangnya
didalam organisasi untuk mencapai tujuannya. semangat kerja para pagawai dan kinerja yang
Untuk mencapai hal tersebut, dalam organisasi kurang maksimal, sehingga dapat menghambat
dibutuhkan suatu manajemen sumber daya dan membuat pekerjaan tidak berjalan dengan
manusia yang salah satu fungsinya adalah untuk lancar sebagaimana mestinya.
mengelola sumber daya manusia supaya memiliki Kinerja pegawai yang tinggi merupakan
kinerja tinggi yang pada akhirnya akan faktor yang harus dimiliki Dinas Pekerjaan
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten
mencapai tujuan organisasi. Pandeglang, hal tersebut sangat penting untuk
Menurut Hasibuan (2012:56), “kinerja mecapai tujuan Dinas Pekerjaan Umum Dan
adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang Penataan Ruang Kabupaten Pandeglang yang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang diharapkan, beberapa cara yang bisa dilakukan
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas untuk meningkatkan kinerja pegawai, antara lain
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta dengan melakukan pemberian pelatihan dan
waktu, sebagian besar organisasi, kinerja para kompensasi yang sesuai pada setiap pegawai
Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang

178
Muhi dan Agus Nawan/Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhaap Nilai.../177-188

Kabupaten Pandeglang agar mampu memberikan Pandeglang, karena dengan demikian dapat
semangat dan meningkatkan kinerja serta terhambat pekerjaan yang ada.
memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Selain pelatihan, salah satu cara instansi
Pelatihan merupakan upaya untuk untuk meningkatkan kinerja pegawai adalah
meningkatkan kemampuan individu dan melalui kompensasi. Menurut Kadarisman (2014,
kelompok agar dapat memberikan sumbangan hal.3) “Pentingnya kompensasi bagi karyawan,
kepada efektifitas dan efisiensi organisasi. sangat berpengaruh terhadap perilaku dan
Melalui kemampuan, pengetahuan, dan kinerjanya. Untuk menarik orang supaya masuk
ketrampilan pegawai yang memadai tersebut dan bekerja pada organisasi/ perusahaan tertentu,
sesuai dengan bidang tugas akan dapat untuk mengusahakan karyawan datang dan
memberikan kontribusi kepada organisasi dalam pulang bekerja tepat waktu memotivasi karyawan
mencapai tujuan dan sasarannya. Sedangkan supaya bekerja lebih giat, disiplin, dan
apabila pegawai organisasi tidak atau kurang mengembangkan kompetensinya, maka
memiliki kemampuan pengetahuan dan organsasi/perusahaan perlu memberikan imbalan
keterampilan, selain menjadi beban organisasi, (reward) pada karyawan yang telah
juga akan menjadikan organisasi tersebut kurang mengorbankan waktu, tenaga, kemampuan, dan
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang keterampilan sehingga karyawan merasa puas
telah ditetapkannya. Dengan program pelatihan karena usahanya tersebut dihargai”.
yang baik dan benar tentunya Pegawai Negeri Kompensasi adalah sesuatu yang
Sipil akan berusaha melaksanakan tugasnya diterima pegawai atas jasa yang mereka
sebaik mungkin. Jadi kinerja seorang pegawai sumbangkan pada pekerjaannya. Kompensasi
akan dipengaruhi oleh program pelatihan agar dapat diterima dalam bentuk finansial dengan
dapat memberikan kontribusi yang baik kepada sistem pembayaran secara langsung yang berupa
instansi dimana dia bekerja. Mathis dan Jackson gaji pokok: upah, gaji, dan kompensasi variabel:
(2014: 124) mengemukakan “pelatihan berperan insentif, dan bonus. Tentunya pegawai juga
dalam memberikan kepuasan kerja sehingga berharap agar kompensasi yang diterimanya
pegawai memiliki alasan untuk mau bekerja lebih sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikan
lama lagi di organisasi. Pegawai yang loyal dalam bentuk nonfinansial juga sangat penting
terhadap organisasi merupakan aset yang bagi pegawai terutama untuk pengembangan
berharga yang akan sangat berguna untuk karir mereka. Jika dikelola dengan baik
kesuksesan organisasi”. kompensasi dapat membantu instansi untuk
Masalah-masalah yang terkait pelatihan mencapai tujuan, tetapi sebaliknya bila tidak
pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan dikelola dengan baik akan timbul ketidakpuasan
Ruang Kabupaten Pandeglang diantaranya yaitu pegawai dan tujuan instansi atau organisasi lebih
masih adanya pegawai yang belum mengikuti sulit tercapai.
pelatihan sesuai tupoksi (tugas pokok dan Ada beberapa masalah kompensasi yang
fungsi), sehingga ada perbedaan kinerja pegawai dihadapi pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum
antara yang mengikuti pelatihan dengan yang dan Penataan Ruang Kabupaten Pandeglang,
tidak mengikuti pelatihan dan pegawai yang yaitu kompensasi yang diberikan kepada pegawai
belum mengikuti pelatihan sesuai tupoksi dapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan
menghambat pekerjaan karena kurang tidak sesuai dengan tugas yang dikerjakan.
berkompeten pada bagian atau pekerjaannya. Dan Mungkin hal tersebut yang membuat terjadinya
permasalahan selanjutnya yaitu ada beberapa permasalahan pada semangat kerja dan kinerja
pegawai yang sudah mengikuti pelatihan tetapi para pegawai yang kurang maksimal. Hal ini
tidak menerapkan ilmu pelatihan yang sudah seharusnya bisa menjadi motivasi para pegawai
diberikan. Hal tersebut harus dihindari oleh untuk terus memberikan kinerja yang terbaik
seluruh para pegawai pada Dinas Pekerjaan untuk mendapatkan promosi dan kenaikan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten jabatan agar kompensasi yang diberikan lebih

179
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 3,(2019)

besar dari sebelumnya, karena pemberian gaji (Rivai dan Basri, 2005:14) dalam Kaswan
pada pegawai pemerintah diberikan sesuai (2012:187). Menurut Sinambela (2016: 483),
dengan pangkat/golongan pegawai itu sendiri. kinerja adalah kesediaan seeorang seseorang atau
kelompok untuk melakukan suatu kegiatan dan
Kajian Pustaka menyempurnakannya sesuai dengan tanggung
Kinerja jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan.
Pada dasarnya manajemen kinerja Jika dikaitkan dengan kinerja sebagai kata benda.
pegawai adalah suatu upaya mengelola Mangkunegara (2013 : 87) memberikan
kompetensi pegawai yang dilakukan oleh pengertian, “kinerja yaitu hasil kerja secara
organisasi secara sistematik dan terus menerus kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang
agar pegawai tersebut memiliki tingkat kinerja dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
yang diharapkan oleh organisasi, yaitu tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
memberikan kontribusi yang optimal, sehingga Wibowo (2012) menyatakan bahwa, “kinerja
mampu mencapai tujuan organisasi. Dengan dapat dipandang sebagai proses dan hasil
demikian, nampak bahwa manajemen kinerja pekerjaan. Dengan kata lain kinerja tidak hanya
pegawai sebagai bagian dari aktivitas manajemen menyangkut bagaimana proses pekerjaan itu
sumber daya manusia. Dan dalam melaksanakan berlangsung, namun juga menyangkut bagaimana
manajemen kinerja pegawai organisasi hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut”.
hendaknya mampu memadukan antara tujuan Menurut Rivai (2013: 548), “kinerja
yang hendak dicapai oleh organisasi dengan merupakan perilaku nyata yang ditampilkan
tujuan yang hendak dicapai oleh pegawai. setiap orang sebagai prestasi kerja yang
Di samping itu, dalam melaksanakan dihasilkan oleh kaeryawan sesuai dengan
manajemen kinerja pegawai, organisasi juga perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan
perlu terlebih dahulu melakukan evaluasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
terhadap seluruh faktor yang dapat berpengaruh upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya”.
terhadap kinerja pegawai, sebab kinerja pegawai Sedangkan Priansa, D.J. (2014: 269) berpendapat
tidak hanya ditentukan seberapa baik dukungan bahwa “kinerja merupakan hasil kerja yang
organisasional yang diterima oleh pegawai dicapai pegawai dalam mengemban tugas dan
tersebut. Menurut Sodikin, dkk (2017:130), pekerjaan yang berasal dari organisasi”.
”kinerja (performance) merupakan hasil kerja Moeheriono (2014: 95), “kinerja atau
secara total dan berkualitas yang dicapai seorang performance adalah hasil kerja yang dapat
karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan tanggung jawab yang diberikan dalam suatuorganisasi baik secara kuantitatif
kepadanya”. Sedangkan menurut Bangun maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan
(2012:231), “kinerja (performance) adalah hasil dan tugas tanggug jawab masing-masing, dalam
pekerjan yang dicapai seseorang berdasarkan mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
persyaratan-persyaratan pekerjaan (job legal, tidak melanggar hokum sesuai dengan
requirement). Suatu pekerjaan mempunyai moral maupun etika”. Sedangkan Suryoadi
persyaratan tertentu untuk dapat dilakukan dalam (2012) mendefinisikan “kinerja adalah suatu hasil
mencapai tujuan yang disebut juga sebagai yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya
standar pekerjaan (job standard)”. menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk
“Kinerja adalah hasil atau tingkat suatu pekerjaan.”
keberhasilan seseorang secara keseluruhan Berdasarkan beberapa definisi diatas,
selama periode tertentu di dalam melaksanakan dapat disintesakan bahwa kinerja adalah usaha
tugas dibandingkan dengan berbagai atau hasil kerja pegawai yang dilakukan dengan
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target sebagaimana pekerjaanya untuk mencapai tujuan
atau sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan organisasi.
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama”

180
Muhi dan Agus Nawan/Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhaap Nilai.../177-188

Pelatihan keterampilan mental akademik yang diperlukan


Pelatihan bukanlah merupakan suatu dalam proses tertentu”.
tujuan, tetapi merupakan suatu usaha untuk Menurut Dessler (2011), “pelatihan
meningkatkan tanggung jawab untuk mencapai berarti memberikan keterampilan yang
tujuan dari instansi. Pelatihan merupakan proses dibutuhkan bagi karyawan baru atau karyawan
ketrampilan kerja timbal balik yang bersifat yang sudah ada untuk menyelenggarakan
membantu, oleh karena itu dalam pelatihan pekerjaannya”. Pengertian pelatihan menurut
seharusnya diciptakan suatu lingkungan dimana Notoatmodjo (2009:16) merupakan upaya yang
para karyawan atau pegawai dapat memperoleh berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau
atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, keterampilan karyawan yang sudah menduduki
pengetahuan dan perilaku yang spesifik yang suatu pekerjaan atau tugas tertentu.
berkaitan dengan pekerjaan, sehingga dapat
mendorong mereka untuk dapat bekerja dengan Kompensasi
lebih baik. Biasanya, pekerjaan yang lebih tinggi Hubungan antara instansi dengan
akan menuntut tangung jawab yang lebih besar, pegawai merupakan suatu kerja sama dalam
sehingga mengharuskan karyawan atau pegawai kontrak psikologis, yaitu bahwa masing-masing
mengikuti pelatihan. Pelatihan berdampak luas pihak memiliki hak dan kewajiban yang telah
terhadap pengelolaan sumber daya manusia disepakati bersama. Instansi memiliki hak untuk
karena adanya pengelolaan sumber daya manusia memperoleh kontribusi tertentu dari pegawai,
yang baik akan lebih menguntungkan bagi kedua yaitu melalui pelaksanaan pekerjaan dalam
belah pihak, baik bagi karyawan maupun bagi instansi. Namun, instansi juga memiliki
perusahaan itu sendiri. kewajiban untuk menghargai kontribusi pegawai
Menurut Bangun (2012:202), “pelatihan tersebut dengan sejumah imbalan atau
(training) adalah suatu proses memperbaiki kompensasi. Kompensasi yang diberikan kepada
keterampilan kerja karyawan untuk membantu pegawai dapat bersifat finansial maupun
pencapaian tujuan perusahaan”. Sedangkan nonfinansial yang diperlukan oleh pegawai untuk
menurut Sodikin, dkk (2017:118), “pelatihan atau memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga untuk
training adalah kegiatan pelatihan yang mendukung pelaksanaan pekerjaannya.
dilakukan secara sistematis untuk memenuhi Terpenuhinya kebutuhan ini merupakan hal yang
kebutuhan pada saat sekarang atau yang akan sangat penting. Tidak hanya agar pegawai dapat
datang guna meningkatkan keterampilan (skill), berkonsentrasi dalam melaksanakan
pengetahuan (knowledge), dan perluasan pekerjaannya saja, tetapi kompensasi juga
wawasan karyawan untuk mendukung kegiatan merupakan motivator atau pendorong
bisnis perusahaan”. terwujudnya kinerja yang tinggi.
Menurut Mathis (2012: 5), yang Menurut Werther and Davis (1982) yang
memberikan definisi mengenai bahwa “pelatihan dikutip oleh Kadarisman (2014:1) menyatakan
adalah suatu proses dimana orang-orang bahwa:
mencapai kemampuan tertentu untuk membantu “Compensation is what employee receive in
mencapai tujuan organisasi. Oleh karna itu proses exchange of their work. Whether hourly wages or
ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, periodic salaries, the personnel department
pelatihan dapat dipandang secara sempit ataupun usually designs and administers employee
luas”. Menurut Prasetya (2014) “pelatihan compensation”.
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan pemikiran tentang
Hal ini mengasumsikan bahwa semakin sering pengertian kompensasi tersebut, berikut
karyawan mendapatkan pelatihan maka kinerja dikemukakan bahwa kompensasi disini adalah
karyawan akan semakin meningkat. Pelatihan apa yang seorang karyawan/pegawai/pekerja
memiliki konotasi menguasai keterampilan- terima sebagai balasan dari pekerjaan yang
keterampilan tertentu, baik fisik maupun diberikannya. Baik upah perjam ataupun gaji

181
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 3,(2019)

periodik didesain dan dikelola oleh bagian langsung dilokasi untuk memperoleh data
sumber daya manusia. Kompensasi yang yang diperlukan untuk penelitian. Menurut
diberikan organisasi ada yang berbentuk uang, Nazir (2017:154), “pengumpulan data dengan
namun ada yang tidak berbentuk uang. observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data
Metode Penelitian dengan menggunakan mata tanpa ada
Dalam penelitian ini, metode penelitian petolongan alat standar lain untuk keperluan
yang digunakan oleh penulis adalah metode tersebut”. Dengan mengunjungi Dinas
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007: 23), Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
penelitian kuantitatif adalah data yang berbentuk Kabupaten Pandeglang penulis dapat
angka, atau data kualitatif yang diangkakan melakukan pengamatan secara langsung untuk
(skoring). memperoleh data yang dibutuhkan untuk
Dan dalam penelitian ini, penulis bahan penelitian.
menggunakan metode penelitian dengan cara 2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data
metode explansi asosiatif (mencari keterkaitan) dengan cara memberikan pertanyaan-
antara variabel. Dalam Juliandi dkk (2015, pertanyaan kepada pihak yang berkaitan
hal.86) penelitian asosiatif merupakan penelitian dengan masalah yang dibahas. Menurut Nazir
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan suatu (2017:170), “yang disebut dengan wawancara
variabel dengan variabel lainnya. adalah proses mempeoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab,
Populasi Dan Sampel sambil bertatap muka antara si penanya atau
Populasi (Sugiarto: 2017) adalah pewawancara dengan si penjawab atau
sekumpulan individu yang memiliki karakteristik responden dengan menggunakan alat yang
khas yang menjadi perhatian dalam lingkup yang dinamakan interview guide (panduan
ingin diteliti. Populasi penelitian difokuskan pada wawancara)”. Wawancara yang dilakukan
pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten oleh penulis yaitu wawancara secara langsung
Pandeglang yaitu sebanyak 141 orang. dengan bagian kepegawaian pada Dinas
Sampel adalah bagian dari jumlah Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Kabupaten Pandeglang tentang berbagai
(Sugiyono, 2009:116). Sampel merupakan informasi ataupun data yang diperlukan.
sebagian atau wakil dari populasi yang akan 3. Angket (kuesioner), yaitu teknik pengambilan
diteliti. Pada penelitian ini penulis menggunakan data yang dilakukan dengan cara memberikan
teknik Random Sampling, dimana pengambilan pertanyaan atau pernyataan secara tertulis
anggota sampel dari populasi dilakukan secara kepada responden yang dibuat dengan metode
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam pertanyaan terstuktur. Menurut Sugiarto
populasi itu. Untuk pengambilan ukuran jumlah (2017:185), “pengumpulan data dengan teknik
sampel penulis menggunakan rumus SLOVIN. kuesioner merupakan teknik pengumpulan
Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini data yang memungkinkan untuk dilaksanakan
adalah sebanyak 105 sampel. meskipun tanpa kehadiran peneliti”. Dalam
pemberian kuesioner penulis menggunakan
Teknik Pengumpulan Data teknik Random Sampling, dan sampel yang
Penelitian dilakukan secara langsung di ditentukan yaitu sebagian atau wakil dari
Instansi Pemerintah yang menjadi objek populasi yang akan diteliti.
penelitian. Dengan demikian, teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam Uji Instrumen Penelitian
penelitian ini adalah: Uji Validitas
1. Observasi (pengamatan langsung), yaitu Menurut Mandey (2015), uji validitas
dengan cara melakukan pengamatan secara adalah untuk mengukur sah atau valid

182
Muhi dan Agus Nawan/Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhaap Nilai.../177-188

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner Multikolonieritas dapat juga dilihat


dikatakan valid jika pertanyaan pada dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2)
kuesioner mampu untuk mengungkapkan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner ini menunjukan setiap variabel independen
tersebut dikatakan valid jika r hitung lebih manakah yang dijelaskan oleh variabel
besar dari r-tabel. independen lainnya.

Uji Reliabilitas Uji Heteroskedastisitas


Menurut Kasenda (2013: 856), “uji Menurut Gozali (2013: 134), untuk
reliabilitas instrument bertujuan untuk heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
mengetahui besarnya indeks instrument dari apakah dalam model regresi terjadi
variabel. Setelah dilakukan uji validitas dan ketidaksamaan variance dari residual satu
diperoleh butir pernyataan yang valid, pengamatan kepengamatan yang lain. Jika
selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan variance dari residual satu pengamatan ke
menggunakan rumus Cronbach Alpha. pengamatan lain tetap, maka disebut
Keputusan untuk mengetahui bahwa homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
instrument adalah reliabel jika nilai r Alpha > heteroskedastisitas. Kebanyakan data
0,6”. crossection mengandung situasi
heteroskedastisitas karna data ini
Teknik Analisis Data menghimpun data yang mewakili berbagai
Uji Prasyarat Analisis Data ukuran (kecil, sedang dan benar).
Uji Normalitas Uji ini dilakukan dengan mengamati
Uji normalitas bertujuan untuk pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana
mengetahui bahwa sebaran data penelitian apabila ada titik-titik yang membentuk suatu
berdistribusi normal atau tidak. Metode yang pola yang teratur (bergelombang, melebar,
digunakan untuk menguji normalitas adalah kemudian menyempit), maka telah terjadi
metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov heteroskedastisitas. Jika ada titik menyebar
Test, yaitu jika (nilai > a = 0,05) maka data di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y
berdistribusi normal. Jika (nilai < a=0,05) serta tidak membentuk pola maka tidak
maka data tidak berdistribusi normal terjadi heteroskedastisitas.
(Kasmadi dan Sunariah, 2013).
Uji Autokorelasi
Uji Multikolonieritas Menurut Gozali (2013: 110), uji
Menurut Gozali (2013: 105), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
multikolonieritas bertujuan untuk menguji dalam model regresi linear ada kolerasi
apakah model regresi ditemukan adanya antara kesalahan pengganggu pada periode t
kolerasi antar variabel bebas (independen). dengan kesalahan pengganggu pada periode
Model regresi yang baik seharusnya tidak t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi, maka
terjadi kolerasi dianta variabel independen. dinamakan ada problem autokorelasi.
Jika variabel independen saling berkorelasi, Pada penelitian ini, untuk mengetahui ada
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. atau tidaknya autokorelasi digunakan uji
Variabel orthogonal adalah variabel Durbin Wastin (DW) dengan kriteria sebagai
independen yang nilai korelasi antar sesama berikut:
variabel independen sama dengan nol.

183
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 3,(2019)

1. 0 < d < dl, berarti tidak ada autokorelasi kontribusi dari variabel independen (X)
positif dan keputusannya ditolak. terhadap variabel dependen (Y). Koefisien
2. dl ≤ d ≤ du, berarti tidak ada autokorelasi determinasi diberi notasi R. Nilai koefisien
positif dan keputusannya no desicison. korelasi berganda (R2) terletak antara 0 < R2
3. 4 – du ≤ d ≤ 4, berarti tidak ada < 1, dimana semakin tinggi nilai R2 maka
autokorelasi negative dan keputusannya akan semakin baik karena terdapat hubungan
ditolak. yang sangat erat atau sempurna antara
4. 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, berarti tidak ada variabel independen dengan variabel
autokorelasi negative dan keputusannya dependen. Yang berarti bahwa keseluruhan
no decision. variabel bebas secara bersama-sama mampu
5. du < d < 4 – du, berarti tidak ada menerangkan variabel terkaitnya.
autokorelasi positif atau negative dan
keputusannya tidak ditolak. Uji Hipotesis
Uji Parsial (Uji t)
Uji Regresi Linier Berganda Menurut Watung (2014: 833), uji ini
Menurut Siregar (2013: 301), regresi digunakan untuk melihat tingkat signifikan
berganda adalah pengembangan dari regresi variabel independen mempengaruhi variabel
linear sederhana, yaitu sama-sama alat yang dependen secara individual atau parsial,
dapat digunakan untuk memprediksi sehingga apabila sebuah variabel bebas
permintaan di masa akan datang berdasarkan sedang di uji pengaruhnya, maka sejumlah
data masa lalu atau untuk mengetahui variabel bebas lainnya yang diduga ada
pengaruh satu atau lebih variabel bebas pertautannya dengan variabel terikat tersebut
(independent) terhadap satu variabel tak bersifat atau tetap. Analisis ini juga berguna
bebas (dependent). Perbedaan metode regresi untuk mengetahui variabel bebas manakah
berganda jumlah variabel bebas yang paling berpengaruh diantara variabel
(independent) yang digunakan lebih dari satu yang lain. Dengan menggunakan taraf
yang mempengaruhi satu variabel tak bebas signifikan 5 %.
(dependent). 1. thitung≤ttabel (/ 2, n -k) maka H0 diterima
dan Ha di tolak, berarti tidak ada pengaruh
Uji Koefisien Korelasi antara variabel bebas terhadap variabel
Menurut Sofyan Siregar (2015:252) terikat.
“analisis hubungan korelasi adalah suatu 2. thitung ≥ ttabel (/ 2, n -k) maka H0 ditolak
bentuk analisis data dalam penelitian yang dan Ha diterima, berarti ada pengaruh
bertujuan untuk mengetahuui kekuatan atau antara variabel bebas dan variabel yang
bentuk arah hubungan di antara dua variabel terikat.
atau lebih, dan besarnya pengaruh yang
disebabkan oleh variabel yang satu (variabel Uji Simultan (Uji F)
bebas) terhadap variabel lainnya (variabel Uji ini digunakan untuk menguji
terikat)”. hipotesis secara simultan antara variabel
independen terhadap variabel dependen dalam
Uji Koefisien Determinasi model regresi liniear berganda. Menurut Hendro
Menurut Watung, dkk (2016), (2018), uji F bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel bebas berpengaruh secara simultan
koefisien determinasi digunakan sebagai alat
(bersama-sama) terhadap variabel terikat.
analisis untuk mengetahui seberapa besar

184
Muhi dan Agus Nawan/Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhaap Nilai.../177-188

Uji F adalah pengujian signifikansi 2. Pengujian Kompensasi terhadap Kinerja


persamaan yang digunakan untuk mengetahui Pegawai
seberapa besar pengaruh variabel bebas (X1 dan Berdasarkan perhitungan diatas, tingkat
X2) secara bersama-sama terhadap variabel tidak signifikansi sebesar 5% dan hasil pengujian
bebas (Y). Bila F hitung < F tabel, maka H0 diterima SPSS Versi 20 menunjukan thitung 1,304 maka
dan H1 ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh nilai signifikansi (0,195 > 0,05). Hal ini
secara simultan. Bila F hitung > F tabel, maka H1 menunjukan bahwa H0 diterima dan hasil thitung
ditolak dan Ha diterima berarti terdapat pengaruh 1,304 kemudian dibandingkan dengan ttabel
secara simultan. dengan menentukan ttabel pada nilai
signifikansi 5% : n-k : 105-2 = 103 sehingga
Hasil dan Pembahasan diperoleh ttabel 1,65978 dengan demikian H1
Hasil ditolak karena thitung < ttabel (1,304 < 1,65978)
Uji Parsial (Uji t) artinya Pelatihan tidak memiliki pengaruh
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat terhadap Kinerja Pegawai.
signifikan variabel independen mempengaruhi
variabel dependen secara individual atau parsial. Uji Simultan (Uji F)
Analisis ini juga berguna untuk mengetahui Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel bebas manakah yang paling berpengaruh variabel bebas berpengaruh secara simultan
diantara variabel yang lain dangan taraf (bersama-sama) terhadap variabel terikat.
signifikan 5%. Hasil perhitungan Statistic SPSS Pengujian dilakukan dengan cara
Versi 20.0 menghasilkan data sebagai berikut: membandingkan angka taraf signifikan hasil
Tabel Hasil uji t perhitungan dengan taraf signifikan 0,05 (5%).
Model t Sig. Hasil perhitungan Statistic SPSS Versi 20.0
menghasilkan data sebagai berikut:
Tabel Hasil Uji F
(Constant) 1.131 .261
Model F Sig.
Pelatihan
1 3.820 .000
Kompensasi 1.304 .195 Regression 12.589 .000b
Residual
a. Dependent Variable: kinerja_pegawai
Sumber: SPSS V 20 Total
Berdasarkan pengujian hipotesis diatas, a. Dependent Variable: kinerja_pegawai
menjelaskan hasil uji parsial (uji statistic t) b. Predictors: (Constant), kompensasi, pelatihan
mengenai pengaruh Pelatihan dan Kompenasi Sumber: SPSS V 20
terhadap Kinerja Pegawai dapat dijelaskan Berdasarkan pengujian hipotesis seperti
sebagai berikut: yang terlihat pada tabel diatas, menjelaskan hasil
1. Pengujian Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai uji signifikansi secara simultan (uji statistic f)
Berdasarkan perhitungan diatas, tingkat sebagai berikut:
signifikansi sebesar 5% dan hasil pengujian Jika tingkat signifikansi sebesar 5% atau
SPSS Versi 20 menunjukan thitung 3,820 maka 0,05 lebih kecil dari nilai signifikansi output
nilai signifikansi (0,000 < 0,05). Hal ini SPSS Versi 20 (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak
menunjukan bahwa H0 ditolak dan hasil thitung sehingga dapat dikatakan signifikan.
3,820 kemudian dibandingkan dengan ttabel Berdasarkan hasil Fhitung > Ftabel (12,589 >
dengan menentukan ttabel pada nilai 2,69) dengan demikian H3 diterima artinya ada
signifikansi 5% : n-k : 105-2 = 103 sehingga pengaruh secara simultan antara variabel
diperoleh ttabel 1,65978 dengan demikian H1 Pelatihan dan Kompensasi terhadap Kinerja
diterima karena thitung > ttabel (3,820 > 1,65978) Pegawai.
artinya Pelatihan memiliki pengaruh terhadap
Kinerja Pegawai.

185
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 3,(2019)

Pembahasan Pengaruh Pelatihan Dan Kompensasi


Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Terhadap Kinerja Pegawai
Pegawai Berdasarkan hasil Fhitung > Ftabel (12,589 >
Berdasarkan hasil uji hipotesis bahwa 2,69) dengan demikian H3 diterima artinya ada
tingkat signifikansi sebesar 5% dan hasil pengaruh secara simultan antara variabel
pengujian SPSS Versi 20 menunjukan thitung 3,820 Pelatihan dan Kompensasi terhadap Kinerja
maka nilai signifikansi (0,000 < 0,05). Hal ini Pegawai.
menunjukan bahwa H0 ditolak dan hasil thitung Maka dapat disimpulkan bahwa secara
3,820 kemudian dibandingkan dengan ttabel simultan variabel Pelatihan (X1) dan Kompensasi
dengan menentukan ttabel pada nilai signifikansi (X2) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
5% : n-k : 105-2 = 103 sehingga diperoleh ttabel Pegawai (Y). Hal ini didukung penelitian
1,65978 dengan demikian H1 diterima karena terdahulu oleh Ervin Maratur Lumban Raja yang
thitung > ttabel (3,820 > 1,65978) artinya Pelatihan berjudul Pengaruh Pelatihan Dan Kompensasi
memiliki pengaruh terhadap Kinerja Pegawai. Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PLN
Hal ini didukung penelitian terdahulu (Persero) Area Surabaya Utara yang
oleh Ervin Maratur Lumban Raja yang berjudul menyimpulkan bahwa variabel independen
Pengaruh Pelatihan Dan Kompensasi Terhadap (pelatihan dan kompenasi) berpengaruh positif
Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Area dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Surabaya Utara yang menyimpulkan bahwa
variabel independen (pelatihan dan kompenasi) Kesimpulan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Berdasarkan kesimpulan dan
kinerja karyawan. pembahasan yang telah dilakukan mengenai
Pelatihan dan Kompensasi terhadap Kinerja
Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum Dan
Pegawai Penataan Ruang Kabupaten Pandeglang penulis
Berdasarkan hasil uji hipotesis bahwa menarik kesimpulan sebagai berikut:
tingkat signifikansi sebesar 5% dan hasil 1. Berdasarkan uji t (parsial) menggunakan
pengujian SPSS Versi 20 menunjukan thitung 1,304 SPSS Versi 20, variabel Pelatihan (X1) thitung >
maka nilai signifikansi (0,195 > 0,05). Hal ini ttabel (3,820 > 1,98326). Dapat disimpulkan
menunjukan bahwa H0 diterima dan hasil thitung bahwa variabel Pelatihan (X1) H0 ditolak dan
1,304 kemudian dibandingkan dengan ttabel H1 diterima, berarti ada pengaruh antara
dengan menentukan ttabel pada nilai signifikansi variabel bebas dan variabel yang terikat
5% : n-k : 105-2 = 103 sehingga diperoleh ttabel 2. Berdasarkan uji t (parsial) menggunakan
1,65978 dengan demikian H1 ditolak karena thitung SPSS Versi 20 variabel Kompensasi (X2)
< ttabel (1,304 < 1,65978) artinya Kompensasi thitung < ttabel (1,304 < 1,98326). Dapat
tidak memiliki pengaruh terhadap Kinerja disimpulkan bahwa variabel Kompensasi (X2)
Pegawai. H0 diterima dan H1 di tolak, berarti tidak ada
Hal ini didukung peneleitian terdahulu pengaruh antara variabel bebas terhadap
oleh Suharyanto, Ery Nugraha, dan Hendra variabel terikat.
Permana yang berjudul Pengaruh Kompensasi 3. Berdasarkan uji F (simultan) menggunakan
Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja SPSS Versi 20 Fhitung > F tabel (12,589 > 2,69).
Karyawan Divisi QIP PT. GSI CIANJUR yang Maka dapat disimpulkan bahwa X1 dan X2
menyimpulkan bahwa variabel kompensasi tidak berpengaruh terhadap Y secara simultan.
bepengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan.

186
Muhi dan Agus Nawan/Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhaap Nilai.../177-188

Daftar Pustaka Kalimantan Selatan”, Jurnal Ilmu


Astuti, R., Indah Sari. “Pengaruh Pelatihan Dan Ekonomi Bisnis. Juli 2017. 3. hal. 165-
Kompensasi Terhadap Kinerja 180
Karyawan Pada PT. Kemasindo Cepat Kasenda, Ririvega. “Kompensasi Dan Motivasi
Nusantara Medan”, Seminar Nasional Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Royal (Senar). 2018. hal 461–464. Karyawan Pada PT. Bangun Wenang
Ayuwardani, R.P. “Pengaruh Informasi Beverages Company Manado”, Jurnal
Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap EMBA. Juni 2013. 1. hal 853-859.
Underpricing Harga Saham Pada Leonu, P., dkk. Analisis Pengaruh Kompensasi
Perusahaan Yang Melakukan Initial Dan Pelatihan Terhadap Kinerja
Public Offering (Studi Empiris Aparatur Paten Melalui Motivasi
Perusahaan Go Public Yang Terdaftar Sebagai Variabel Intervening Di
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011- Kecamatan Dusun Tengah Kabupaten
2015)”, Jurnal Nominal. 2018. 7. Barito Timur. Jurnal Ilmu Administrasi
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Dan Manajemen. September 2017. 1.
Manusia. Jakarta: Erlangga Mandey, M.A., dan Victor P.K Lengkong.
Beta, A.A. “Pengaruh Karakteristik Pekerjaan “Pengaruh Kompensasi, Gaya
Dan Kompensasi Terhadap Disiplin Kepemimpinan, Dan Lingkungan Kerja
Kerja Dan Dampaknya Terhadap Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada
Kinerja Pegawai Pada Dinas Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Unsrat)”,
Pendapatan Dan Pengelolaan Asset Jurnal EMBA. September 2015. 3. hal
Daerah Kabupaten Rokan Hulu”, Jurnal 1383-1394
Ilmiah Cano Ekonomos. Januari 2015. 4. Moeheriono. 2014. Pengukuran Kinerja Berbasis
Bolung, R.V., dkk. “Pengaruh Pelatihan Dan Kompetensi. Jakarta: PT Rajagrafindo
Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Persada
Pada BPMPD Provinsi Sulawesi Utara”, Nazir, Moh. 2017. Metode Penelitian. Bogor:
Jurnal Emba. Juli 2018. 6. hal 1838-1847 Ghalia Indonesia
Darmayanti, N.P., dkk. “Pengaruh Kompetensi Raja, E.M.L. “Pengaruh Pelatihan Dan
Intelektual Dan Motivasi Berprestasi Kompensasi Terhadap Kinerja
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Area
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya Utara”, Jurnal Ilmu
Di Kabupaten Gianyar”, e-Jurnal Bisma Manajemen. 2016. 4.
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Rattu, C.N., dkk. “Pengaruh Pendidikan,
Manajemen. 2014. 2. Pelatihan Dan Kompensasi Terhadap
Goni, L.W., dkk. “Pengaruh Pelatihan, Kinerja Karyawan Pada PT. Air
Penempatan Kerja, Dan Kompensasi Manado”, Jurnal EMBA. Juli 2018. 6.
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. hal 1598-1607.
Bank Sulutgo Kantor Pusat Manado”, Safitri, E. “Pengaruh Pelatihan Dan Disiplin
Jurnal EMBA. Desember 2015. 3. hal 44- Kerja Terhadap Kinerja Karyawan”,
54 Jurnal IlmIah Manajemen. Juli 2013. 1.
Gozali, Imam. 2013. Aplikasi analisis Saleleng, M., “Agus Supandi Soegoto. Pengaruh
multivariate dengan program IBM SPSS Lingkungan Kerja, Motivasi, Pelatihan
21. Semarang: Undip Dan Kompensasi, Terhadap Kinerja
Hartanto, K.S.”Pengaruh Kepemimpinan, Pegawai Pada Dinas Pertanian
Pendidikan Dan Pelatihan, Kompensasi Kabupaten Sorong Selatan”, Jurnal
Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja EMBA. September 2015. 3. hal 695-708
Pegawai Kantor Wilayah Direktorat
Jendral Perbendaharaan Provinsi

187
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 3,(2019)

Sinambela, Lijan Poltak. 2016. Manajemen Terhadap Kinerja Pegawai Direktorat


Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Jendral Perimbangan Keuangan”, Jurnal
Aksara MIX. Oktober 2015. 3.
Siregar, Sofyan. 2013. Metode Penelitian Zainal, Veithzal Rivai. 2015. Manajemen Sumber
Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Teori ke Praktik. Jakarta: PT
Prenadamedia Group Rajagrafindo Persada
Sodikin, Dickdick., dkk. 2017. Manajemen
Sumber daya Manusia: Membangun
Paradigma Baru. Jakarta: Salemba
Empat
Sugiarto. 2017. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: ANDI
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta
Suharyanto., dkk. “Pengaruh Kompensasi Dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Divisi Qip PT. GSI Cianjur”,
Jurnal Ilmiah Teknik Industri. Desember
2014. 13.
Suparyadi. 2015. Manajemen Sumber Daya
Manusia: Meniptakan Keunggulan
Bersaing Berbasis Kompetensi SDM.
Yogyakarta: ANDI
Tanuwibowo, M.H., dan Roy Setiawan.
”Pengaruh Budaya Organisasi Dan
Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
Pada PT Lestari Purnama Perkasa”,
Jurnal AGORA. 2015. 3.
Turere, V.N. “Pengaruh Pendidikan Dan
Pelatihan Terhadap Peningkatan Kinerja
Karyawan Pada Balai Pelatihan Teknis
Pertanian Kalasey”, Jurnal Emba. Juni
2013. 1. hal 10-19.
Watung, R., dkk. “Pengaruh Lingkungan Kerja,
Motivasi, Pelatihan, Dan Kompensasi
Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada
Dinas Pemuda Dan Olah Raga Kota
Tomohon) ”, Jurnal EMBA. Juni 2016. 4.
hal 828-837.
Weol, D.H. “Pengaruh Lingkungan Kerja,
Pelatihan Dan Penempatan Terhadap
Kinerja Pegawai Di Dinas Pendidikan
Nasional Provinsi Sulawesi Utara”,
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. 2015. 15.
Wirotomo, Dono., dan Popy N.P. “Pengaruh
Kompetensi, Pengambangan Karir,
Pendidikan Dan Pelatihan (DIKLAT)

188

You might also like