Professional Documents
Culture Documents
/177-188
ISSN: 2407-6325
The Asia Pacific
Journal of Management Studies Vol. 6No. 3
177
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 3,(2019)
178
Muhi dan Agus Nawan/Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhaap Nilai.../177-188
Kabupaten Pandeglang agar mampu memberikan Pandeglang, karena dengan demikian dapat
semangat dan meningkatkan kinerja serta terhambat pekerjaan yang ada.
memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Selain pelatihan, salah satu cara instansi
Pelatihan merupakan upaya untuk untuk meningkatkan kinerja pegawai adalah
meningkatkan kemampuan individu dan melalui kompensasi. Menurut Kadarisman (2014,
kelompok agar dapat memberikan sumbangan hal.3) “Pentingnya kompensasi bagi karyawan,
kepada efektifitas dan efisiensi organisasi. sangat berpengaruh terhadap perilaku dan
Melalui kemampuan, pengetahuan, dan kinerjanya. Untuk menarik orang supaya masuk
ketrampilan pegawai yang memadai tersebut dan bekerja pada organisasi/ perusahaan tertentu,
sesuai dengan bidang tugas akan dapat untuk mengusahakan karyawan datang dan
memberikan kontribusi kepada organisasi dalam pulang bekerja tepat waktu memotivasi karyawan
mencapai tujuan dan sasarannya. Sedangkan supaya bekerja lebih giat, disiplin, dan
apabila pegawai organisasi tidak atau kurang mengembangkan kompetensinya, maka
memiliki kemampuan pengetahuan dan organsasi/perusahaan perlu memberikan imbalan
keterampilan, selain menjadi beban organisasi, (reward) pada karyawan yang telah
juga akan menjadikan organisasi tersebut kurang mengorbankan waktu, tenaga, kemampuan, dan
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang keterampilan sehingga karyawan merasa puas
telah ditetapkannya. Dengan program pelatihan karena usahanya tersebut dihargai”.
yang baik dan benar tentunya Pegawai Negeri Kompensasi adalah sesuatu yang
Sipil akan berusaha melaksanakan tugasnya diterima pegawai atas jasa yang mereka
sebaik mungkin. Jadi kinerja seorang pegawai sumbangkan pada pekerjaannya. Kompensasi
akan dipengaruhi oleh program pelatihan agar dapat diterima dalam bentuk finansial dengan
dapat memberikan kontribusi yang baik kepada sistem pembayaran secara langsung yang berupa
instansi dimana dia bekerja. Mathis dan Jackson gaji pokok: upah, gaji, dan kompensasi variabel:
(2014: 124) mengemukakan “pelatihan berperan insentif, dan bonus. Tentunya pegawai juga
dalam memberikan kepuasan kerja sehingga berharap agar kompensasi yang diterimanya
pegawai memiliki alasan untuk mau bekerja lebih sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikan
lama lagi di organisasi. Pegawai yang loyal dalam bentuk nonfinansial juga sangat penting
terhadap organisasi merupakan aset yang bagi pegawai terutama untuk pengembangan
berharga yang akan sangat berguna untuk karir mereka. Jika dikelola dengan baik
kesuksesan organisasi”. kompensasi dapat membantu instansi untuk
Masalah-masalah yang terkait pelatihan mencapai tujuan, tetapi sebaliknya bila tidak
pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan dikelola dengan baik akan timbul ketidakpuasan
Ruang Kabupaten Pandeglang diantaranya yaitu pegawai dan tujuan instansi atau organisasi lebih
masih adanya pegawai yang belum mengikuti sulit tercapai.
pelatihan sesuai tupoksi (tugas pokok dan Ada beberapa masalah kompensasi yang
fungsi), sehingga ada perbedaan kinerja pegawai dihadapi pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum
antara yang mengikuti pelatihan dengan yang dan Penataan Ruang Kabupaten Pandeglang,
tidak mengikuti pelatihan dan pegawai yang yaitu kompensasi yang diberikan kepada pegawai
belum mengikuti pelatihan sesuai tupoksi dapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan
menghambat pekerjaan karena kurang tidak sesuai dengan tugas yang dikerjakan.
berkompeten pada bagian atau pekerjaannya. Dan Mungkin hal tersebut yang membuat terjadinya
permasalahan selanjutnya yaitu ada beberapa permasalahan pada semangat kerja dan kinerja
pegawai yang sudah mengikuti pelatihan tetapi para pegawai yang kurang maksimal. Hal ini
tidak menerapkan ilmu pelatihan yang sudah seharusnya bisa menjadi motivasi para pegawai
diberikan. Hal tersebut harus dihindari oleh untuk terus memberikan kinerja yang terbaik
seluruh para pegawai pada Dinas Pekerjaan untuk mendapatkan promosi dan kenaikan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten jabatan agar kompensasi yang diberikan lebih
179
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 3,(2019)
besar dari sebelumnya, karena pemberian gaji (Rivai dan Basri, 2005:14) dalam Kaswan
pada pegawai pemerintah diberikan sesuai (2012:187). Menurut Sinambela (2016: 483),
dengan pangkat/golongan pegawai itu sendiri. kinerja adalah kesediaan seeorang seseorang atau
kelompok untuk melakukan suatu kegiatan dan
Kajian Pustaka menyempurnakannya sesuai dengan tanggung
Kinerja jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan.
Pada dasarnya manajemen kinerja Jika dikaitkan dengan kinerja sebagai kata benda.
pegawai adalah suatu upaya mengelola Mangkunegara (2013 : 87) memberikan
kompetensi pegawai yang dilakukan oleh pengertian, “kinerja yaitu hasil kerja secara
organisasi secara sistematik dan terus menerus kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang
agar pegawai tersebut memiliki tingkat kinerja dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
yang diharapkan oleh organisasi, yaitu tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
memberikan kontribusi yang optimal, sehingga Wibowo (2012) menyatakan bahwa, “kinerja
mampu mencapai tujuan organisasi. Dengan dapat dipandang sebagai proses dan hasil
demikian, nampak bahwa manajemen kinerja pekerjaan. Dengan kata lain kinerja tidak hanya
pegawai sebagai bagian dari aktivitas manajemen menyangkut bagaimana proses pekerjaan itu
sumber daya manusia. Dan dalam melaksanakan berlangsung, namun juga menyangkut bagaimana
manajemen kinerja pegawai organisasi hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut”.
hendaknya mampu memadukan antara tujuan Menurut Rivai (2013: 548), “kinerja
yang hendak dicapai oleh organisasi dengan merupakan perilaku nyata yang ditampilkan
tujuan yang hendak dicapai oleh pegawai. setiap orang sebagai prestasi kerja yang
Di samping itu, dalam melaksanakan dihasilkan oleh kaeryawan sesuai dengan
manajemen kinerja pegawai, organisasi juga perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan
perlu terlebih dahulu melakukan evaluasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
terhadap seluruh faktor yang dapat berpengaruh upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya”.
terhadap kinerja pegawai, sebab kinerja pegawai Sedangkan Priansa, D.J. (2014: 269) berpendapat
tidak hanya ditentukan seberapa baik dukungan bahwa “kinerja merupakan hasil kerja yang
organisasional yang diterima oleh pegawai dicapai pegawai dalam mengemban tugas dan
tersebut. Menurut Sodikin, dkk (2017:130), pekerjaan yang berasal dari organisasi”.
”kinerja (performance) merupakan hasil kerja Moeheriono (2014: 95), “kinerja atau
secara total dan berkualitas yang dicapai seorang performance adalah hasil kerja yang dapat
karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan tanggung jawab yang diberikan dalam suatuorganisasi baik secara kuantitatif
kepadanya”. Sedangkan menurut Bangun maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan
(2012:231), “kinerja (performance) adalah hasil dan tugas tanggug jawab masing-masing, dalam
pekerjan yang dicapai seseorang berdasarkan mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
persyaratan-persyaratan pekerjaan (job legal, tidak melanggar hokum sesuai dengan
requirement). Suatu pekerjaan mempunyai moral maupun etika”. Sedangkan Suryoadi
persyaratan tertentu untuk dapat dilakukan dalam (2012) mendefinisikan “kinerja adalah suatu hasil
mencapai tujuan yang disebut juga sebagai yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya
standar pekerjaan (job standard)”. menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk
“Kinerja adalah hasil atau tingkat suatu pekerjaan.”
keberhasilan seseorang secara keseluruhan Berdasarkan beberapa definisi diatas,
selama periode tertentu di dalam melaksanakan dapat disintesakan bahwa kinerja adalah usaha
tugas dibandingkan dengan berbagai atau hasil kerja pegawai yang dilakukan dengan
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target sebagaimana pekerjaanya untuk mencapai tujuan
atau sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan organisasi.
terlebih dahulu dan telah disepakati bersama”
180
Muhi dan Agus Nawan/Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhaap Nilai.../177-188
181
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 3,(2019)
periodik didesain dan dikelola oleh bagian langsung dilokasi untuk memperoleh data
sumber daya manusia. Kompensasi yang yang diperlukan untuk penelitian. Menurut
diberikan organisasi ada yang berbentuk uang, Nazir (2017:154), “pengumpulan data dengan
namun ada yang tidak berbentuk uang. observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data
Metode Penelitian dengan menggunakan mata tanpa ada
Dalam penelitian ini, metode penelitian petolongan alat standar lain untuk keperluan
yang digunakan oleh penulis adalah metode tersebut”. Dengan mengunjungi Dinas
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007: 23), Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
penelitian kuantitatif adalah data yang berbentuk Kabupaten Pandeglang penulis dapat
angka, atau data kualitatif yang diangkakan melakukan pengamatan secara langsung untuk
(skoring). memperoleh data yang dibutuhkan untuk
Dan dalam penelitian ini, penulis bahan penelitian.
menggunakan metode penelitian dengan cara 2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data
metode explansi asosiatif (mencari keterkaitan) dengan cara memberikan pertanyaan-
antara variabel. Dalam Juliandi dkk (2015, pertanyaan kepada pihak yang berkaitan
hal.86) penelitian asosiatif merupakan penelitian dengan masalah yang dibahas. Menurut Nazir
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan suatu (2017:170), “yang disebut dengan wawancara
variabel dengan variabel lainnya. adalah proses mempeoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab,
Populasi Dan Sampel sambil bertatap muka antara si penanya atau
Populasi (Sugiarto: 2017) adalah pewawancara dengan si penjawab atau
sekumpulan individu yang memiliki karakteristik responden dengan menggunakan alat yang
khas yang menjadi perhatian dalam lingkup yang dinamakan interview guide (panduan
ingin diteliti. Populasi penelitian difokuskan pada wawancara)”. Wawancara yang dilakukan
pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten oleh penulis yaitu wawancara secara langsung
Pandeglang yaitu sebanyak 141 orang. dengan bagian kepegawaian pada Dinas
Sampel adalah bagian dari jumlah Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Kabupaten Pandeglang tentang berbagai
(Sugiyono, 2009:116). Sampel merupakan informasi ataupun data yang diperlukan.
sebagian atau wakil dari populasi yang akan 3. Angket (kuesioner), yaitu teknik pengambilan
diteliti. Pada penelitian ini penulis menggunakan data yang dilakukan dengan cara memberikan
teknik Random Sampling, dimana pengambilan pertanyaan atau pernyataan secara tertulis
anggota sampel dari populasi dilakukan secara kepada responden yang dibuat dengan metode
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam pertanyaan terstuktur. Menurut Sugiarto
populasi itu. Untuk pengambilan ukuran jumlah (2017:185), “pengumpulan data dengan teknik
sampel penulis menggunakan rumus SLOVIN. kuesioner merupakan teknik pengumpulan
Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini data yang memungkinkan untuk dilaksanakan
adalah sebanyak 105 sampel. meskipun tanpa kehadiran peneliti”. Dalam
pemberian kuesioner penulis menggunakan
Teknik Pengumpulan Data teknik Random Sampling, dan sampel yang
Penelitian dilakukan secara langsung di ditentukan yaitu sebagian atau wakil dari
Instansi Pemerintah yang menjadi objek populasi yang akan diteliti.
penelitian. Dengan demikian, teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam Uji Instrumen Penelitian
penelitian ini adalah: Uji Validitas
1. Observasi (pengamatan langsung), yaitu Menurut Mandey (2015), uji validitas
dengan cara melakukan pengamatan secara adalah untuk mengukur sah atau valid
182
Muhi dan Agus Nawan/Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhaap Nilai.../177-188
183
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 3,(2019)
1. 0 < d < dl, berarti tidak ada autokorelasi kontribusi dari variabel independen (X)
positif dan keputusannya ditolak. terhadap variabel dependen (Y). Koefisien
2. dl ≤ d ≤ du, berarti tidak ada autokorelasi determinasi diberi notasi R. Nilai koefisien
positif dan keputusannya no desicison. korelasi berganda (R2) terletak antara 0 < R2
3. 4 – du ≤ d ≤ 4, berarti tidak ada < 1, dimana semakin tinggi nilai R2 maka
autokorelasi negative dan keputusannya akan semakin baik karena terdapat hubungan
ditolak. yang sangat erat atau sempurna antara
4. 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, berarti tidak ada variabel independen dengan variabel
autokorelasi negative dan keputusannya dependen. Yang berarti bahwa keseluruhan
no decision. variabel bebas secara bersama-sama mampu
5. du < d < 4 – du, berarti tidak ada menerangkan variabel terkaitnya.
autokorelasi positif atau negative dan
keputusannya tidak ditolak. Uji Hipotesis
Uji Parsial (Uji t)
Uji Regresi Linier Berganda Menurut Watung (2014: 833), uji ini
Menurut Siregar (2013: 301), regresi digunakan untuk melihat tingkat signifikan
berganda adalah pengembangan dari regresi variabel independen mempengaruhi variabel
linear sederhana, yaitu sama-sama alat yang dependen secara individual atau parsial,
dapat digunakan untuk memprediksi sehingga apabila sebuah variabel bebas
permintaan di masa akan datang berdasarkan sedang di uji pengaruhnya, maka sejumlah
data masa lalu atau untuk mengetahui variabel bebas lainnya yang diduga ada
pengaruh satu atau lebih variabel bebas pertautannya dengan variabel terikat tersebut
(independent) terhadap satu variabel tak bersifat atau tetap. Analisis ini juga berguna
bebas (dependent). Perbedaan metode regresi untuk mengetahui variabel bebas manakah
berganda jumlah variabel bebas yang paling berpengaruh diantara variabel
(independent) yang digunakan lebih dari satu yang lain. Dengan menggunakan taraf
yang mempengaruhi satu variabel tak bebas signifikan 5 %.
(dependent). 1. thitung≤ttabel (/ 2, n -k) maka H0 diterima
dan Ha di tolak, berarti tidak ada pengaruh
Uji Koefisien Korelasi antara variabel bebas terhadap variabel
Menurut Sofyan Siregar (2015:252) terikat.
“analisis hubungan korelasi adalah suatu 2. thitung ≥ ttabel (/ 2, n -k) maka H0 ditolak
bentuk analisis data dalam penelitian yang dan Ha diterima, berarti ada pengaruh
bertujuan untuk mengetahuui kekuatan atau antara variabel bebas dan variabel yang
bentuk arah hubungan di antara dua variabel terikat.
atau lebih, dan besarnya pengaruh yang
disebabkan oleh variabel yang satu (variabel Uji Simultan (Uji F)
bebas) terhadap variabel lainnya (variabel Uji ini digunakan untuk menguji
terikat)”. hipotesis secara simultan antara variabel
independen terhadap variabel dependen dalam
Uji Koefisien Determinasi model regresi liniear berganda. Menurut Hendro
Menurut Watung, dkk (2016), (2018), uji F bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel bebas berpengaruh secara simultan
koefisien determinasi digunakan sebagai alat
(bersama-sama) terhadap variabel terikat.
analisis untuk mengetahui seberapa besar
184
Muhi dan Agus Nawan/Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhaap Nilai.../177-188
185
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 3,(2019)
186
Muhi dan Agus Nawan/Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhaap Nilai.../177-188
187
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 3,(2019)
188