You are on page 1of 8

Volume

Jurnal 5, Nomor 1,Manarang


Kesehatan Juli 2019 Hubungan Lama Hemodialisa dengan Kejadian Pruritus Uremik ...
Volume 5, Nomor 1, Juli 2019, pp. 24 – 31
ISSN 2528-5602 (Online), ISSN 2443-3861 (Print)
Journal homepage: http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m

HUBUNGAN LAMA HEMODIALISA DENGAN KEJADIAN PRURITUS UREMIK


PADA PASIEN GGK RSUD Dr. HARDJONO PONOROGO

Endah Wulandari 
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Buana Husada Ponorogo

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article history Hemodialysis therapy is very important to maintain condition of fluid
balance in the body and prolong the life of patients with chronic renal
Submitted : 2018-08-13 failure (CRF). Hemodialysis doesn’t cure kidney disease completely and
Revised : 2019-02-28 patients will experience various complications after the action, one of
Accepted : 2019-03-13 which is uremic pruritus. Uremic pruritus is generally experienced about
6 months after onset of dialysis and usually increases with the length of
Keywords: the patient undergoing hemodialysis. The goald of the research to know
the relationship between duration of hemodialysis with uremic pruritus
Duration of Hemodialysis occurrence in CRF patients at RSUD Dr. Hardjono Ponorogo. The
Uremic Pruritus design research is study of correlational by using survey plan research
Chronic Renal Failure (CRF) cross sectional survey. Population in this research is all hemodialysis
patients at RSUD Dr. Hardjono Ponorogo. Sample in this research is
partially hemodialysis patients in April 2018 for 2 weeks. Sampling
technique in this research is non-probability sampling that is consecutive
sampling, while the sample is 93 respondents. The independent variable
is duration of hemodialysis, dependent variable is uremic pruritus. The
statistical test used Chi-Square test. The results indicates majority of the
respondents undergo hemodialysis >6 months as much as 65
respondents (69.9%) and as much as 55 respondents (59.1%) didn’t
experience uremic pruritus. Based on result of the test statistic Chi-
Square obtained result of p=0.372 p>0.05 then Ho accepted or there
aren’t relationship between duration of hemodialysis with uremic
pruritus occurrence in CRF patients at RSUD Dr. Hardjono Ponorogo.
Based on the result of the research can be concluded the duration of
hemodialysis doesn’t affect the occurrence of uremic pruritus.
Hemodialysis procedures performed at the study site were very good
and periodic drug administration was carried out according to patient
complaints so the incidence of uremic pruritus was very low.
 Corresponding Author:

Endah Wulandari
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Buana Husada Ponorogo
Telp. 085336608017
Email: endahwulandari25@gmail.com

PENDAHULUAN prosedurnya harus dilakukan berdasarkan


Penyakit renal tahap akhir atau Gagal frekuensi dan lama hemodialisa, (New Zealand
Ginjal Kronik (GGK) merupakan penyakit Dialysis and Australia and Transplant Registry
gangguan fungsi ginjal untuk mengatur dalam Riza, 2012). Hemodialisa tidak
keseimbangan asam basa darah, mengatur memulihkan penyakit ginjal sepenuhnya dan
cairan dalam tubuh manusia, mengatur pasien akan mengalami berbagai macam
konsentrasi garam dalam darah dan sekresi komplikasi setelah di lakukan tindakan tersebut.
bahan buangan yang berada dalam tahap akhir Pasien hemodialisa sering mengalami berbagai
serta bersifat sangat progresif serta irreversible komplikasi diantaranya emboli udara, hipotensi,
(Smeltzer. C, Suzanne, dalam Padila, 2012). nyeri dada, gangguan keseimbangan selama
Terapi hemodialisa sangat penting dilakukan dialisis, mual muntah, kram otot, tingginya
untuk memperpanjang umur pasien dan ureum dalam darah, dan pruritus (Smeltzer dan
mempertahankan kondisi keseimbangan cairan Bare 2010). Pasien GGK yang mengalami
tubuh. Agar efektifitas hemodialisa tercapai, pruritus terjadi akibat peningkatan ureum di

24 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 Hubungan Lama Hemodialisa dengan Kejadian Pruritus Uremik ...

dalam darah dan disebut sebagai pruritus di atas 50 mg/dl. Pasien mengalami gatal pada
uremik. Pruritus uremik dikeluhkan setiap saat punggung, kaki, tangan dan seluruh tubuh.
atau hilang timbul. Beberapa individidu Gatal yang mereka rasakan berupa kemerahan
mengeluhkan pruritus uremik di bagian tubuh sampai timbul bintik merah maupun bekas luka
tertentu, sementara yang lain diseluruh tubuh. gatal.
Setiap orang mempersepsikan pruritus uremik Skorecki et al (2015) menjelaskan
secara berbeda-beda. Ketika pruritus terlambat bahwa, antara 50% dan 90% pasien yang
ditangani akibatnya bisa menganggu aktivititas menjalani terapi hemodialisa mengalami
individu, menimbulkan gangguan tidur jika pruritus, pruritus seringkali dimulai sejak 6
terjadi pada malam hari, menimbulkan lesi dan bulan atau lebih setelah pasien memulai
hiperpigmentasi pada kulit, hingga berdampak hemodialisa pertama kali. Pada beberapa
pada kualitas hidup pasien. Menurut Roswati pasien, pruritus berkurang selama terapi
(2013), hampir 60 – 80% pasien GGK yang hemodialisa sementara yang lain merasakan
melakukan terapi dialisis (hemodialisa atau pruritus secara konstan selama hemodialisa.
peritoneal dialisis) mengalami keluhan pruritus. Menurut Roswati (2013), keadaan
Tingginya angka kejadian penyakit GGK akan uremia merupakan penyebab metabolik pruritus
meningkatan kejadian hemodialisa dan yang paling sering. Uremia yang mempunyai
menambah kejadian pruritus uremik pula. sifat beracun akan menyebar ke dalam tubuh
Menurut WHO (2013) secara global, dan dapat mengenai sistem saraf pusat dan
peningkatan kasus penyakit GGK terus sistem saraf perifer. Apabila keadaan uremia
berlanjut hingga >500 juta orang yang mengenai kulit dapat mengakibatkan pruritus
mempunyai penyakit GGK (Hidayanti, 2016). uremik.
Berdasarkan data dari Report Of Indonesian Memastikan bahwa pasien GGK tidak
Renal Registery, diagnosa utama pasien yang mengalami keadaan pruritus merupakan
mempunyai penyakit GGK pada wilayah tindakan yang sangat penting dilakukan agar
Indonesia tahun 2014 sejumlah 16.408 orang mengurangi masalah pasien setelah menjalani
dan meningkat pada tahun 2015 sejumlah hemodialisa. Terapi definitif pada pasien
18.613 orang, sedangkan pasien GGK yang dialisis yang mengalami pruritus uremik berat
menjalani hemodialisa pada tahun 2014 yaitu dengan transplantasi ginjal. Ketika tidak
sejumlah 28.882 pasien dan meningkat pada dilakukan transplantasi ginjal atau masih
tahun 2015 sejumlah 51.604 pasien. Menurut menunggu donor organ, pengobatan yang
data RM (rekam medik) di RSUD Dr. Harjono berhubungan ataupun tidak berhubungan
Ponorogo, pada tahun 2014 didapatkan pasien dengan prosedur dialisis dapat meringankan
GGK rawat inap sejumlah 404 pasien dan rawat keluhan sehingga pasien merasa lebih tenang
jalan sejumlah 12.919 pasien, pada tahun 2015 dan tidak putus asa atas apa yang dialaminya.
rawat inap sejumlah 601 pasien dan rawat jalan Berdasarkan uraian tersebut di atas,
sejumlah 15.915 pasien, pada tahun 2016 rawat penulis merasa tertarik untuk membahas lebih
inap sejumlah 604 pasien dan rawat jalan lanjut mengenai hubungan lama hemodialisa
sejumlah 6.913 pasien, pada tahun 2017 dari pada pasien GGK yang mengalami pruritus
bulan Januari-November terjadi peningkatan uremik dengan judul: “Hubungan Lama
jumlah pasien rawat inap sejumlah 743 pasien Hemodialisa dengan Kejadian Pruritus Uremik
dan rawat jalan sejumlah 9.973 pasien. pada Pasien GGK di RSUD Dr. Hardjono
Kunjungan hemodialisa terus meningkat dari Ponorogo”.
tahun 2014 sebanyak 12.101 kali, pada tahun
2015 sebanyak 15.257 kali, pada tahun 2016 METODE PENELITIAN
sebanyak 16.079 kali, dan pada tahun 2017 dari Jenis Penelitian
bulan Januari – November sebanyak 16.102 kali Penelitian ini menggunakan desain penelitian
(Rekam Medis RSUD Dr. Hardjono Ponorogo). korelasional dengan rancangan penelitian
Dari hasil wawancara pada study pendahuluan survey cross sectional yaitu penelitian yang
yang dilaksanakan oleh peneliti sendiri di ruang mempelajari dinamika hubungan antara
Hemodialisa kepada 22 pasien, sebanyak 12 berbagai faktor risiko dengan efek melalui
pasien mengalami pruritus dimulai sejak lebih observasi, pendekatan atau pengumpulan data
dari 6 bulan menjalani hemodialisa dan dalam satu kali pada suatu saat (point time
semuanya mengalami peningkatan kadar ureum approach) artinya dilakukan observasi satu kali

25 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 Hubungan Lama Hemodialisa dengan Kejadian Pruritus Uremik ...

pada setiap subjek penelitian dan dilakukan Keterangan:


pengukuran status karakter (variabel) pada n : Ukuran sampel
subyek saat pemeriksaan. N : Jumlah pasien (dalam kurun waktu 1 bulan)
d : Presisi atau tingkat penyimpangan yang
Lokasi dan Waktu Penelitian diinginkan (0,10)
Penelitian ini bertempat di RSUD Dr. Hardjono
Ponorogo, Jl. Raya Ponorogo – Pacitan, Jika jumlah pasien dalam 1 bulan sejumlah
Pakunden, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten 1350 orang, maka sampelnya 93 responden.
Ponorogo, Jawa Timur. Penelitian ini dimulai
pada bulan Maret sampai bulan April tahun Pengumpulan Data
2018. Pengumpulan data merupakan suatu
proses dalam pengumpulan karakteristik subjek
Populasi dan Sampel dan proses dalam pendekatan kepada subjek
Populasi dari penelitian ini yaitu yang diperlukan dalam suatu penelitian
seluruh pasien hemodialisa di RSUD Dr. (Nursalam, 2016). Proses pengumpulan data
Hardjono Ponorogo. Sampel pada penelitian ini harus menyesuaikan rancangan dan instrumen
yaitu sebagian pasien hemodialisa di RSUD Dr. penelitian. Instrumen penelitian atau alat
Hardjono Ponorogo pada bulan April dalam pengumpulan data merupakan suatu cara yang
kurun waktu selama 2 minggu yang memenuhi digunakan peneliti untuk mengumpulkan data
kriteria inklusi dan ekslusi. yang berupa kuesioner, lembar observasi, dan
a. Kriteria inklusi: lain-lain yang berhubungan dengan pencatatan
1) Pasien yang menjalani hemodialisa di (Notoatmodjo, 2012). Instrumen yang
RSUD Dr. Hardjono Ponorogo. digunakan di penelitian ini yaitu lembar
2) Pasien hemodialisa yang berumur 15 observasi dan kuesioner.
tahun sampai 65 tahun.
3) Pasien yang belum pernah dijadikan Pengolahan dan Analisis Data
sebagai sampel dalam penelitian ini. Analisa data dalam penelitian ini
b. Kriteria ekslusi: dilakukan dengan tahapan:
1) Pasien dengan gangguan pendengaran a. Penyuntingan data (Editing) adalah kegiatan
dan gangguan bicara. pemilihan data dari data yang terkumpul
2) Pasien yang menolak dijadikan sampel pada kuesioner dan lembar observasi
pada penelitian ini. b. Membuat lembaran kode (Coding)
3) Pasien yang memiliki riwayat menderita merupakan instrumen yang berisi kolom-
penyakit kulit sebelum dilakukan kolom untuk menginput data secara manual.
hemodialisa. c. Scoring yaitu penghitungan data hasil
Di dalam penelitian ini menggunakan kuesioner maupun lembar observasi dari
teknik sampling non-probability sampling. responden yang berupa kode, nilai, maupun
Jenis teknik non-probability sampling pada huruf.
penelitian ini adalah consecutive sampling yaitu d. Tabulasi (Tabulating) merupakan langkah
pengambilan sampel yang diperoleh dari semua memasukkan data pada tabel-tabel, sesuai
subyek yang datang pada waktu yang telah dengan tujuan.
ditentukan dan memenuhi kriteria yang Setelah proses tabulasi selesai
ditetapkan (inklusi dan ekslusi) sampai jumlah kemudian data di input ke dalam komputer dan
subyek terpenuhi (Saryono, 2011). dilakukan analisis statistik. Analisis
Peneliti akan mengambil sampel pasien menggunakan analisis deskriptif dan
hemodialisa pada bulan April 2018 selama 2 inferensial. Penelitian ini menggunakan analisis
minggu sampai jumlah pasien mencapai 93 inferensial jenis statistik nonparametris Uji Chi-
responden dan semua sampel sesuai dengan Square karena data yang digunakan untuk
kriteria inklusi maupun ekslusi. Hal tersebut pengujian yaitu data nominal dan data ordinal
diperoleh dari rumus pengambilan sampel (Sujarweni, 2015).
menggunakan rumus Solvin (Saryono, 2011).
N HASIL PENELITIAN
n = ---------------- Penelitian ini dilaksanakan di RSUD
1 + (N x d2) Dr. Hardjono Ponorogo terletak di Jl. Raya

26 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 Hubungan Lama Hemodialisa dengan Kejadian Pruritus Uremik ...

Ponorogo Pacitan Kelurahan Pakunden responden (18,3%), berumur 36 – 45 tahun


Kabupaten Ponorogo yang menempati area sebanyak 28 responden (30,1%), berumur 46 –
tanah seluas 6,3 HA dan memiliki luas 55 tahun sebanyak 26 responden (28%) dan
bangunan seluas 45.465,60 m2. RSUD Dr. berumur 56 – 65 tahun sebanyak 19 responden
Hardjono Ponorogo merupakan RS tipe B (20,4%).
pendidikan yang dimiliki oleh pemerintah
daerah Kabupaten Ponorogo. 17 6
Pada penelitian ini, peneliti akan (18,3%) (6,4%)
meneliti di bagian Pelayanan Invasif yaitu 29
Hemodialisa. Pelayananan hemodialisa di (31,2%)
RSUD Dr. Hardjono Ponorogo mempunyai 19 41 SD
mesin pencuci darah. Pelayanan hemodialisa di (44,1%) SMP
mulai pada jam 6:30 WIB sampai dengan jam SMA
20:30 WIB dengan ketenagaan yang dimiliki Perguruan Tinggi
yaitu dokter umum, dokter spesialis dalam dan
perawat. Gambar 3. Distribusi Frekuensi Pendidikan
Distribusi frekuensi sampel penelitian Terakhir
berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan
terakhir, dan pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 3. menunjukkan dari 93
gambar 1 – 4. responden yang diteliti, responden yang
berpendidikan terakhir SD sebanyak 6
responden (6,4%), berpendidikan terakhir SMP
38
sebanyak 29 responden (31,2%), berpendidikan
(40,9%)
Laki-laki terakhir SMA sebanyak 41 responden (44,1%),
55 Perempuan dan sebanyak 17 responden (18,3%)
(59,1%) berpendidikan di perguruan tinggi.

28 9 (9,7%)
(30,1%) 29
Gambar 1. Distribusi Frekuesi Jenis (31,2%)
Kelamin
PNS/POLRI/TNI
Gambar 1. menunjukkan dari 93 Wiraswasta/Pengusaha
27
responden yang diteliti, mayoritas mempunyai (29%) Swasta/Karyawan
kelamin laki-laki sebanyak 55 responden atau Tidak Bekerja
59,1% dan sebanyak 38 responden atau 40,9%
berjenis kelamin perempuan.
Gambar 4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
19 3 17 Gambar 4. menunjukkan dari 93
(20,4%) (3,2%) (18,3%) responden yang diteliti, responden yang bekerja
15-25 tahun sebagai PNS/POLRI/TNI sebanyak 9 responden
26-35 tahun (9,7%), bekerja sebagai wiraswasta/pengusaha
36-45 tahun sebanyak 29 responden (31,2%), bekerja
46-55 tahun sebagai swasta/karyawan sebanyak 27
26 28 56-65 tahun responden (29%), dan sebanyak 28 responden
(28%) (30,1%) (30,1%) tidak bekerja.
Distribusi frekuensi lama hemodialisa
Gambar 2. Distribusi Frekuensi Umur dan kejadian pruritus uremik pada pasien GGK
di RSUD Dr. Hardjono Ponorogo dapat dilihat
Gambar 2. menunjukkan dari 93 pada gambar 5 – 6 berikut. Gambar 5.
responden yang diteliti, responden yang menunjukkan dari 93 responden yang diteliti,
berumur 15 – 25 tahun sebanyak 3 responden sebanya 65 responden (69,9%) menjalani terapi
(3,2%), berumur 26 – 35 tahun sebanyak 17 hemodialisa selama > 6 bulan dan sebanyak 28

27 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 Hubungan Lama Hemodialisa dengan Kejadian Pruritus Uremik ...

responden (30,1%) menjalani terapi


hemodialisa selama < 6 bulan. Gambar 6.
menunjukkan dari 93 responden yang diteliti, 38
Terjadi Pruritus
sebanyak 38 responden (40,9%) mengalami 55 (40,9%)
Uremik
pruritus dan sebanyak 55 responden (59,1%) (59,1%) Tidak Terjadi
tidak mengalami pruritus. Pruritus Uremik

28 Gambar 6. Distribusi Frekuensi Kejadian


(30,1%) Pruritus Uremik pada Pasien
65 > 6 bulan GGK yang Menjalani Terapi
Hemodialisa di RSUD Dr.
(69,9%) Hardjono Ponorogo
< 6 bulan
Setelah diketahui distribusi frekuensi
lama hemodialisa dan kejadian pruritus uremik
pada pasien GGK di RSUD Dr. Hardjono
Gambar 5. Distribusi Frekuensi Lama Ponorogo, selanjutnya analisis hubungan antara
Hemodialisa pada Pasien GGK di lama hemodialisa dengan kejadian pruritus
RSUD Dr. Hardjono Ponorogo uremik pada pasien GGK di RSUD Dr.
Hardjono Ponorogo dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hubungan Lama Hemodialisa dengan Kejadian Pruritus Uremik pada Pasien
GGK di RSUD Dr. Hardjono Ponorogo
Kejadian Pruritus Uremik
Tidak Pruritus Total
Lama Hemodialisa Pruritus Uremik
Uremik
n % n % n %
> 6 bulan 29 31,2 36 38,7 65 69,9
< 6 bulan 9 9,7 19 20,4 28 30,1
Total 38 40,9 55 59,1 93 100
ρ=0,372 < 0,05

Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui kesimpulan tidak ada hubungan yang bermakna
bahwa analisa hubungan lama hemodialisa antara lama hemodialisa dengan kejadian
dengan kejadian pruritus uremik pada pasien pruritus uremik. atau Ho diterima.
GGK di RSUD Dr. Hardjono Ponorogo adalah
dari 65 responden (69,9%) yang menjalani PEMBAHASAN
hemodialisa > 6 bulan terdapat 29 responden Lama Hemodialisa pada Pasien GGK di
(31,2%) yang mengalami pruritus uremik dan RSUD Dr. Hardjono Ponorogo
36 responden (38,7%) tidak mengalami pruritus Berdasarkan hasil analisa pemelitian
uremik. Sedangkan dari 28 responden (30,1%) tentang lama hemodialisa pada pasien gagal
yang menjalani lama hemodialisa < 6 bulan ginjal kronik (GGK) di ruang Hemodialisa
terdapat 9 responden (9,7%) yang mengalami RSUD Dr. Hardjono Ponorogo didapatkan hasil
pruritus uremik dan 19 responden (20,4%) tidak penelitian yaitu mayoritas menjalani lama
mengalami pruritus uremik. hemodialisa > 6 bulan.
Berdasarkan hasil analisis uji Chi-Square Hasil data uji koefisien kontingensi
yang menggunakan program SPSS dapat antara lama hemodialisa dengan jenis kelamin,
diketahui bahwa dari hasil uji statistik umur, pendidikan terakhir dan pekerjaan
didapatkan nilai ρ value = 0,372 berarti > nilai didapatkan kesimpulan yaitu terdapat korelasi
siknifikasi 0,05, maka dapat diperoleh lemah antara lama hemodialisa dengan

28 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 Hubungan Lama Hemodialisa dengan Kejadian Pruritus Uremik ...

karakteristik responden (jenis kelamin, umur, Lamanya menjalani hemodialisa paling


pendidikan terakhir, dan pekerjaan). lama di penelitian ini yaitu 60 bulan atau 5
Menurut Atsna (2016) jenis kelamin dan tahun. Dapat diasumsikan bahwa responden
umur menjadi salah satu faktor resiko dari GGK bisa menjalani hemodialisa selama 5 tahun
yang berpengaruh pada pasien hemodialisis. karena lebih awal mengalami penyakit GGK
Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki yang dan lebih awal melakukan terapi hemodialisa.
mempunyai penyakit GGK memiliki resiko Selain itu dari segi ekonomi tidak ada masalah
yang besar untuk mendapatkan terapi pembiayaan terapi hemodialisa dan juga tidak
hemodialisa dibandingkan dengan perempuan ada komplikasi yang berbahaya bagi pasien
(Evans et al dalam Utami 2016). Menurut ketika menjalani terapi hemodialisa.
Pranandari & Supadmi (2015) penurunan fungsi
ginjal merupakan suatu hal yang wajar seiring Kejadian Pruritus Uremik pada Pasien GGK
dengan bertambahnya usia, tetapi dapat menjadi yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUD
hal yang tidak wajar jika terdapat factor resiko Dr. Hardjono Ponorogo
tertentu. Diketahui dari hasil penelitian
Utami (2016) berpendapat bahwa berdasarkan distribusi kejadian pruritus uremik
pendidikan akan mempengaruhi seseorang pada pasien GGK di RSUD Dr. Hardjono
untuk mencari perawatan dan pengobatan Ponorogo, mayoritas tidak mengalami pruritus
penyakit yang sedang dialaminya selain itu uremik.
setelah menjalani terapi hemodialisa seseorang Hasil data uji koefisien kontingensi
cenderung mengalami penurunan fungsi fisik antara pruritus uremik dengan jenis kelamin,
sehingga akan mengalami masalah keuangan umur, pendidikan terakhir dan pekerjaan dapat
dan kesulitan dalam pekerjaan. diperoleh kesimpulan bahwa terdapat korelasi
Pada pasien GGK, lamanya menjalani namun dapat diabaikan antara pruritus uremik
hemodialisa tidak bisa dipastikan berapa lama dengan umur. Sedangkan antara pruritus uremik
waktunya. Hemodialisis akan mencegah dengan jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan
kematian pada pasien GGK karena terapi ini pekerjaan terdapat korelasi yang lemah.
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya Menurut Riza (2012) dan Bianti (2016)
dan mengendalikan gejala uremia, sehingga hubungan pruritus dengan usia disebabkan
pasien harus menjalani terapi dialisis sepanjang karena pada usia lanjut dapat ditemukan
hidupnya yang berlangsung selama tiga kali keadaan kulit yang lebih kering dan insidens
seminggu selama 3 sampai 4 jam setiap satu serta keparahan terjadinya xerosis semakin
kali terapi (Smeltzer & Bare, 2010). tinggi apabila usia semakin tua. Berdasarkan
Pada penelitian ini responden yang jenis kelamin, antara laki-laki dan perempuan
menjalani hemodialisa dalam waktu yang lama menunjukkan pola aktivitas otak yang berbeda
(> 6 bulan) sudah terbiasa dengan adanya ketika ada stimulasi pruritus (Stumpf and
perubahan pada dirinya mulai dari perubahan Pfleiderer, et al, 2016).
fisik maupun perubahan psikis. Responden Yuliaw dalam Dewi (2015) berpendapat
menerima bahwa memang harus menjalani bahwa seseorang dengan tingkat pendididikan
terapi seumur hidup untuk menunjang yang tinggi mempunyai wawasan yang luas
kehidupannya. sehingga mudah mengerti tentang apa yang
Kebanyakan responden pada penelitian dianjurkan oleh petugas kesehatan khususnya
ini menjalani hemodialisa sebanyak 1 sampai 2 mengenai gangguan pruritus uremik. Gangguan
kali setiap satu minggu. Mereka melakukannya pruritus yang berat dapat menimbulkan
dengan rutin karena pada beberapa responden ekskoriasi linier yang khas pada kulit sehingga
akan mengalami keluhan seperti pegal-pegal, dapat menghilangkan kepercayaan diri
lemas, gatal, apabila tidak melakukan terapi seseorang dan mengganggu pekerjaannya
dengan rutin. Setelah dilakukan terapi (Astuti (2017) dan Pardede (2010).
hemodialisa mereka mengatakan bahwa merasa Kejadian pruritus uremik dapat diketahui
lebih baik dari sebelumnya. Munculnya dari munculnya keluhan gatal, terjadi uremik
keluhan-keluhan tersebut diakibatkan karena (kadar ureum > 50mg/dl), mengalami sindrom
banyaknya penumpukan zat sisa metabolisme uremik dan terdapat kulit kering. Pada
yang berada di tubuh ketika mereka terlambat penelitian ini prevalensi pruritus uremik yang
atau tidak rutin menjalani terapi hemodialisa. terjadi pada pasien hemodialisa sebesar 40,9%.

29 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 Hubungan Lama Hemodialisa dengan Kejadian Pruritus Uremik ...

Roswati (2013) mengatakan bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang


masalah yang merupakan pemicu terjadinya didapatkan, sebagian besar responden tidak
pruritus uremia pada pasien dialisis (60% - mengalami pruritus uremik. Peneliti melihat
90%) adalah xerosis. Pada penelitian ini bahwa hal tersebut dapat terjadi karena semakin
responden yang mengeluh gatal kebanyakan baiknya prosedur hemodialisa yang dilakukan
mengalami kulit kering. Keluhan gatal yang di tempat penelitian dan pemberian obat
dirasakan oleh responden berada pada bagian (antihistamin, antagonis opioid, gabapentin,
kaki, tangan, bokong dan punggung. takrolimus) secara berkala sesuai kebutuhan
Munculnya gatal dimulai ketika pasien dan keluhan pasien untuk mengurangi keluhan
mengalami penyakit GGK. Hal tersebut dapat gatal yang dialami pasien. Hasil pada penelitian
diasumsikan bahwa kejadian pruritus uremik ini menunjukkan bahwa lama hemodialisa
muncul seiring dengan kerusakan ginjal saat dengan kejadian pruritus uremik tidak terdapat
ginjal tidak mampu mengeluarkan zat sisa hubungan. Pada hasil penelitian lama
metabolisme. hemodialisa >6 bulan, kebanyakan responden
Mayoritas responden pada penelitian ini tidak mengeluhkan spruritus uremik hal
tidak mengalami pruritus uremik, hal tersebut tersebut dapat diasumsikan bahwa semakin
bisa disebabkan karena responden menjalani lama responden menjalani hemodialisa maka
hemodialisa secara rutin atau menjaga personal semakin kecil kemungkinan untuk mengalami
hygine (mandi) dengan baik. Mandi dengan kejadian pruritus uremik
sabun dapat menjaga kelembaban kulit dan
mengurangi kulit kering yang bisa KESIMPULAN DAN SARAN
menyebabkan gatal gatal pada kulit. Berdasarkan hasil penelitian tentang
hubungan lama hemodialisa dengan kejadian
Hubungan Lama Hemodialisa dengan pruritus uremik pada pasien GGK di RSUD Dr.
Kejadian Pruritus Uremik pada pasien GGK Hardjono Ponorogo, disimpulkan bahwa
di RSUD Dr. Hardjono Ponorogo sebagian besar responden menjalani terapi
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square hemodialisa selama > 6 bulan yaitu sebanyak
yang dilakukan berdasarkan data yang telah 65 responden (69,9%). Sebagian besar
diperoleh dari responden, dapat ditarik responden tidak mengalami kejadian pruritus
kesimpulan bahwa tidak ada hubungan lama uremik yaitu sebanyak 55 responden (59,1%).
hemodialisa dengan kejadian pruritus uremik Hasil penelitian ini dapat dijadikan
pada pasien GGK di RSUD Dr. Hardjono sebagai sumber kajian ilmiah khususnya
Ponorogo. tentang hubungan lama hemodialisa dengan
Penelitian ini sesuai dengan penelitian kejadian pruritus uremik. Melihat semakin
Vrucinic et al 2015, bahwa dalam penelitiannya meningkatnya kejadian penyakit GGK dan
tidak ditemukan hubungan yang signifikan kunjungan hemodialisa diharapkan seluruh
secara statistik antara pruritus dan durasi masyarakat dapat memperoleh promosi
hemodialisa (bulan). Namun berbeda dengan kesehatan dari lembaga atau tenaga kesehatan
penelitian Szepietowski et al 2002 kepada 130 dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit
pasien hemodialisa yang menyatakan bahwa GGK.
pruritus uremik berhubungan dengan durasi Diharapkan perawat tetap memberikan
periode hemodialisis. Jurnal oleh Roswati pendidikan kesehatan kepada seluruh pasien
(2013) juga menyatakan bahwa kejadian maupun keluarga sehingga mereka
pruritus biasanya semakin tinggi dengan mendapatkan informasi yang benar dan jelas
semakin lamanya pasien melakukan dialisis. tentang terapi hemodialisa dan berbagai
Menurut Pardede (2010) prevalensi efeknya. Dengan adanya hasil penelitian ini
pruritus uremik semakin berkurang karena diharapkan pasien memiliki pengetahuan
adanya perbaikan teknik dialisis yaitu dengan tentang hemodialisa dan pruritus uremik
penggunaan membrane permeable (polisufon). sehingga pasien tidak salah paham mengenai
Penggunaan membrane permeable (polisufon) penyakit dan terapi yang dilakukannya serta
dapat menurunkan insiden pruritus berbagai efek dari terapi tersebut salah satunya
dibandingkan dengan yang menggunakan pruritus uremik.
membrane dialysis kurang permeable
(cuprophane).

30 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 Hubungan Lama Hemodialisa dengan Kejadian Pruritus Uremik ...

DAFTAR PUSTAKA Kronik Rawat Inap, Rawat Jalan dan


Astuti, Rini., Husna, Cut. (2017). Skala Kunjungan Hemodialisa. Ponorogo:
Pruritus pada Pasien Gagal Ginjal Rekam Medis RSUD Dr. Hardjono
Kronik, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ponorogo.
Keperawatan Universitas Syiah Kuala Report Of Indonesian Renal Registry. (2014).
vol 2 no 4. Report Of Indonesian Renal Registry. (2015).
Atsna, Zafria. (2016). Hubungan Tingkat Riza, Danti Nelfa. (2012). Prevalensi dan
Kepatuhaan Manajemen Masukan Derajat Terjadinya Pruritus pada Pasien
Cairan Terhadap Tekanan Darah pada Hemodialisis di RSUP H. Adam Malik
Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Medan. Fakultas Kedokteran Universitas
Menjalani Hemodialisis di RS PKU Sumatera Utara. Medan.
Muhammadiyah Unit II Kota Roswati, Eva. (2013). Pruritus pada Pasien
Yogyakarta. Naskah Publikaasi Program Hemodialisis, CDK-203/, Vol. 40, No.
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas 4.
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Saryono. (2011). Metodologi Penelitian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kualitatif dalam Bidang Kesehatan.
Yogyakarta. Yogyakarta: Nuha Medika.
Bianti, Marsha. (2016). Kulit Kering pada Usia Skorecki, Karl., dkk. 2015. Brenner & Rector’s
Lanjut, CDK-245/ vol. 43 no. 10 th. The Kidney Edition 10. Elsevier.
Dewi, Sufiana Puspita. (2015). Hubungan Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda G. (2010).
Lamanya Hemodialisa dengan Kualitas Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Hidup Pasien Gagal Ginjal di RS PKU Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC
Muhammadiyah Yogyakarta. Naskah Stumpf, Astrid., Pfleiderer, Bettina. (2016). Sex
Publikasi Program Studi Ilmu and Gender Specific Differences in
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Chronic Pruritus. [internet]. Bersumber
Kesehatan ‘Aisyiyah. Yogyakarta. dari https://link.springer.com/ chapter/10
Hidayanti, Riska. (2016). Gambaran Diri .1007/978-3-319-33142-3_16 [diakses
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang pada 25 Juli 2018 jam 21.08]
Menjalani Hemodialisa di RSUD Dr. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Harjono Ponorogo. Karya Tulis Ilmiah Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Alfabeta.
Ponorogo. Ponorogo. Sujarweni, Wiratna. (2015). Statistik untuk
Hidayat, Akhmad Aziz Alimul (2012). Riset Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Gava
Keperawatan dan Teknik Penulisan Media.
Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Szepietowski JC., Sikora M., Kusztal M.,
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Salomon J., Magott M., Szepietowski T.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka (2002). Uremic pruritus: a clinical study
Cipta. of maintenance hemodialysis patients. J
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Dermatol. 2002 Oct;29(10):621-7.
Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi Utami, Maria Putri Sari. (2016). Komorbiditas
4. Jakarta: Salemba Medika. dan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisa.
Padila. (2012). Buku Ajar: Keperawatan Tesis Program Magister Keperawatan
Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Program Pascasarjana Universitas
Medika. Muhammadiyah Yogyakarta.
Pardede, Sudung O. (2010). Pruritus Uremik, Yogyakarta.
Sari Pediatri, Vol. 11, No. 5. Vrucinic Z., Jakovljevic B., Preradovic L.
Pranandari, R., Supadmi, W. (2015). Faktor (2015). Pruritus in hemodialysis
Resiko Gagal Ginjal Kronik di Unit patients: Results from Fresenius dyalisis
Hemodialisis RDUD Wates Kulon Progo, center, Banja Luka, Bosnia and
Majalah Farmaseutik, Vol. 11 No. 2. Herzegovina. Our Dermatol Online.
Rekam Medis RSUD Dr. Hardjono Ponorogo. 2015;6(3):252-256.
(2017). Jumlah Pasien Gagal Ginjal

31 Jurnal Kesehatan Manarang

You might also like