Professional Documents
Culture Documents
Endah Wulandari
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Buana Husada Ponorogo
Endah Wulandari
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Buana Husada Ponorogo
Telp. 085336608017
Email: endahwulandari25@gmail.com
dalam darah dan disebut sebagai pruritus di atas 50 mg/dl. Pasien mengalami gatal pada
uremik. Pruritus uremik dikeluhkan setiap saat punggung, kaki, tangan dan seluruh tubuh.
atau hilang timbul. Beberapa individidu Gatal yang mereka rasakan berupa kemerahan
mengeluhkan pruritus uremik di bagian tubuh sampai timbul bintik merah maupun bekas luka
tertentu, sementara yang lain diseluruh tubuh. gatal.
Setiap orang mempersepsikan pruritus uremik Skorecki et al (2015) menjelaskan
secara berbeda-beda. Ketika pruritus terlambat bahwa, antara 50% dan 90% pasien yang
ditangani akibatnya bisa menganggu aktivititas menjalani terapi hemodialisa mengalami
individu, menimbulkan gangguan tidur jika pruritus, pruritus seringkali dimulai sejak 6
terjadi pada malam hari, menimbulkan lesi dan bulan atau lebih setelah pasien memulai
hiperpigmentasi pada kulit, hingga berdampak hemodialisa pertama kali. Pada beberapa
pada kualitas hidup pasien. Menurut Roswati pasien, pruritus berkurang selama terapi
(2013), hampir 60 – 80% pasien GGK yang hemodialisa sementara yang lain merasakan
melakukan terapi dialisis (hemodialisa atau pruritus secara konstan selama hemodialisa.
peritoneal dialisis) mengalami keluhan pruritus. Menurut Roswati (2013), keadaan
Tingginya angka kejadian penyakit GGK akan uremia merupakan penyebab metabolik pruritus
meningkatan kejadian hemodialisa dan yang paling sering. Uremia yang mempunyai
menambah kejadian pruritus uremik pula. sifat beracun akan menyebar ke dalam tubuh
Menurut WHO (2013) secara global, dan dapat mengenai sistem saraf pusat dan
peningkatan kasus penyakit GGK terus sistem saraf perifer. Apabila keadaan uremia
berlanjut hingga >500 juta orang yang mengenai kulit dapat mengakibatkan pruritus
mempunyai penyakit GGK (Hidayanti, 2016). uremik.
Berdasarkan data dari Report Of Indonesian Memastikan bahwa pasien GGK tidak
Renal Registery, diagnosa utama pasien yang mengalami keadaan pruritus merupakan
mempunyai penyakit GGK pada wilayah tindakan yang sangat penting dilakukan agar
Indonesia tahun 2014 sejumlah 16.408 orang mengurangi masalah pasien setelah menjalani
dan meningkat pada tahun 2015 sejumlah hemodialisa. Terapi definitif pada pasien
18.613 orang, sedangkan pasien GGK yang dialisis yang mengalami pruritus uremik berat
menjalani hemodialisa pada tahun 2014 yaitu dengan transplantasi ginjal. Ketika tidak
sejumlah 28.882 pasien dan meningkat pada dilakukan transplantasi ginjal atau masih
tahun 2015 sejumlah 51.604 pasien. Menurut menunggu donor organ, pengobatan yang
data RM (rekam medik) di RSUD Dr. Harjono berhubungan ataupun tidak berhubungan
Ponorogo, pada tahun 2014 didapatkan pasien dengan prosedur dialisis dapat meringankan
GGK rawat inap sejumlah 404 pasien dan rawat keluhan sehingga pasien merasa lebih tenang
jalan sejumlah 12.919 pasien, pada tahun 2015 dan tidak putus asa atas apa yang dialaminya.
rawat inap sejumlah 601 pasien dan rawat jalan Berdasarkan uraian tersebut di atas,
sejumlah 15.915 pasien, pada tahun 2016 rawat penulis merasa tertarik untuk membahas lebih
inap sejumlah 604 pasien dan rawat jalan lanjut mengenai hubungan lama hemodialisa
sejumlah 6.913 pasien, pada tahun 2017 dari pada pasien GGK yang mengalami pruritus
bulan Januari-November terjadi peningkatan uremik dengan judul: “Hubungan Lama
jumlah pasien rawat inap sejumlah 743 pasien Hemodialisa dengan Kejadian Pruritus Uremik
dan rawat jalan sejumlah 9.973 pasien. pada Pasien GGK di RSUD Dr. Hardjono
Kunjungan hemodialisa terus meningkat dari Ponorogo”.
tahun 2014 sebanyak 12.101 kali, pada tahun
2015 sebanyak 15.257 kali, pada tahun 2016 METODE PENELITIAN
sebanyak 16.079 kali, dan pada tahun 2017 dari Jenis Penelitian
bulan Januari – November sebanyak 16.102 kali Penelitian ini menggunakan desain penelitian
(Rekam Medis RSUD Dr. Hardjono Ponorogo). korelasional dengan rancangan penelitian
Dari hasil wawancara pada study pendahuluan survey cross sectional yaitu penelitian yang
yang dilaksanakan oleh peneliti sendiri di ruang mempelajari dinamika hubungan antara
Hemodialisa kepada 22 pasien, sebanyak 12 berbagai faktor risiko dengan efek melalui
pasien mengalami pruritus dimulai sejak lebih observasi, pendekatan atau pengumpulan data
dari 6 bulan menjalani hemodialisa dan dalam satu kali pada suatu saat (point time
semuanya mengalami peningkatan kadar ureum approach) artinya dilakukan observasi satu kali
28 9 (9,7%)
(30,1%) 29
Gambar 1. Distribusi Frekuesi Jenis (31,2%)
Kelamin
PNS/POLRI/TNI
Gambar 1. menunjukkan dari 93 Wiraswasta/Pengusaha
27
responden yang diteliti, mayoritas mempunyai (29%) Swasta/Karyawan
kelamin laki-laki sebanyak 55 responden atau Tidak Bekerja
59,1% dan sebanyak 38 responden atau 40,9%
berjenis kelamin perempuan.
Gambar 4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
19 3 17 Gambar 4. menunjukkan dari 93
(20,4%) (3,2%) (18,3%) responden yang diteliti, responden yang bekerja
15-25 tahun sebagai PNS/POLRI/TNI sebanyak 9 responden
26-35 tahun (9,7%), bekerja sebagai wiraswasta/pengusaha
36-45 tahun sebanyak 29 responden (31,2%), bekerja
46-55 tahun sebagai swasta/karyawan sebanyak 27
26 28 56-65 tahun responden (29%), dan sebanyak 28 responden
(28%) (30,1%) (30,1%) tidak bekerja.
Distribusi frekuensi lama hemodialisa
Gambar 2. Distribusi Frekuensi Umur dan kejadian pruritus uremik pada pasien GGK
di RSUD Dr. Hardjono Ponorogo dapat dilihat
Gambar 2. menunjukkan dari 93 pada gambar 5 – 6 berikut. Gambar 5.
responden yang diteliti, responden yang menunjukkan dari 93 responden yang diteliti,
berumur 15 – 25 tahun sebanyak 3 responden sebanya 65 responden (69,9%) menjalani terapi
(3,2%), berumur 26 – 35 tahun sebanyak 17 hemodialisa selama > 6 bulan dan sebanyak 28
Tabel 1. Hubungan Lama Hemodialisa dengan Kejadian Pruritus Uremik pada Pasien
GGK di RSUD Dr. Hardjono Ponorogo
Kejadian Pruritus Uremik
Tidak Pruritus Total
Lama Hemodialisa Pruritus Uremik
Uremik
n % n % n %
> 6 bulan 29 31,2 36 38,7 65 69,9
< 6 bulan 9 9,7 19 20,4 28 30,1
Total 38 40,9 55 59,1 93 100
ρ=0,372 < 0,05
Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui kesimpulan tidak ada hubungan yang bermakna
bahwa analisa hubungan lama hemodialisa antara lama hemodialisa dengan kejadian
dengan kejadian pruritus uremik pada pasien pruritus uremik. atau Ho diterima.
GGK di RSUD Dr. Hardjono Ponorogo adalah
dari 65 responden (69,9%) yang menjalani PEMBAHASAN
hemodialisa > 6 bulan terdapat 29 responden Lama Hemodialisa pada Pasien GGK di
(31,2%) yang mengalami pruritus uremik dan RSUD Dr. Hardjono Ponorogo
36 responden (38,7%) tidak mengalami pruritus Berdasarkan hasil analisa pemelitian
uremik. Sedangkan dari 28 responden (30,1%) tentang lama hemodialisa pada pasien gagal
yang menjalani lama hemodialisa < 6 bulan ginjal kronik (GGK) di ruang Hemodialisa
terdapat 9 responden (9,7%) yang mengalami RSUD Dr. Hardjono Ponorogo didapatkan hasil
pruritus uremik dan 19 responden (20,4%) tidak penelitian yaitu mayoritas menjalani lama
mengalami pruritus uremik. hemodialisa > 6 bulan.
Berdasarkan hasil analisis uji Chi-Square Hasil data uji koefisien kontingensi
yang menggunakan program SPSS dapat antara lama hemodialisa dengan jenis kelamin,
diketahui bahwa dari hasil uji statistik umur, pendidikan terakhir dan pekerjaan
didapatkan nilai ρ value = 0,372 berarti > nilai didapatkan kesimpulan yaitu terdapat korelasi
siknifikasi 0,05, maka dapat diperoleh lemah antara lama hemodialisa dengan