You are on page 1of 20

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1

BLOK SIKL

Tutor : Erna Rochmawati, S.Kp.,MNSc.,M.Med.Ed.PhD

Kelompok 1 :

Akmal Zaki Asaduddin (20221050006)

Cherol Nelson Ering (20221050022)

Egha Handriani (20221050002)

Linda Ayuni Tania Ni Luh (20221050012)

Muhammad Imron Rosadi (20221050001)

Olivya Anakotta (20221050024)

Roni Bara Pa (20221050010)

Wahyudi Rahmadani (20221050019)

Yosua Aldrin Kaligis (20221050004)

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2022 / 2023

Tutorial 1

Pertemuan 1

Hari/tanggal Senin, 20 Februari 2023

Ketua Yosua Aldrin Kaligis (20221050004)

Sekretaris Wahyudi Rahmadani (20221050019)

Skenario 1

Chronic medical conditions (CCs) are leading causes of morbidity and mortality in the United
States. Strategies to control CCs include targeting unhealthy behaviors, often through the use
of patient empowerment tools, such as mobile health (mHealth) technology. However, no
conclusive evidence exists that mHealth applications (apps) are effective among individuals
with CCs for chronic disease self-management.

We used data from the Health Information National Trends Survey (HINTS 5, Cycle 1, 2017). A sample of 1

mHealth apps are associated with increased rates of HPB among individuals with CCs.
However, certain groups, like older adults, are most affected by a digital divide where they
have lower access to mHealth apps and thus are not able to take advantage of these tools.
Rigorous randomized clinical trials among various segments of the population and different
health conditions are needed to establish the effectiveness of these mHealth apps. Healthcare
providers should encourage validated mHealth apps for patients with CCs.

Clinical appropriateness and effectiveness of health information for different clinical


situations will help drive the development of decision-making tools for healthcare providers.
In the meantime, nursing practice will need to develop an approach that works for
collaboration to determine if health information team makes sense for a patient in a particular
situation. Different type of nursing information system will have different process in the
development and implementation

Step 1 : Klarifikasi istilah yang belum dipahami sesuai dengan kamus

Istilah :
1. (Cherol): Apakah morbidity and mortality?
2. (Linda): Istilah dari aplikasi mHealth ?
3. (Akmal): Istilah dari Rigorous randomized clinical trials ?
4. (Egha):Istilah dari multivariable dan predisposisi ?

Jawaban:
1. Cherol) : Apakah morbidity and mortality?
Imron : morbidity and mortality merupakan suatu indikator yang
menunjukan sebuah derajat kesehatan pada suatu wilayah dengan
angka kematian dan kesakitan.
2. (Linda): Istilah dari aplikasi mHealth?
● Cherol : Aplikasi formulir pengumpulan data, dengan
menggunakan platform, yang merupakan alat komunikasi
(seperti fb, ig, line, yt) dalam mengumpulkan data kesehatan.
Aplikasi digunakan untuk membantu para kader, nakes untuk
membantu pengumpulan data dilapangan.
● Olivia : Sebuah aplikasi yg dibuat untuk menerapkan program
pelayanan kesehatan
● Roni : Sebuah aplikasi kesehatan yg menyediakan dukungan
dan intervensi melalui teknologi, seperti tablet dan perangkat
lainnya.
3. (Akmal) : Istilah dari Rigorous randomized clinical trials?
● Linda : Suatu prosedur untuk uji coba obat, atau medis disebut
(RCT)
● Yos : Merupakan desain penelitian untuk mengevaluasi suatu
intervensi yang dilakukan.
4. (Egha) : Istilah dari multivariable dan predisposisi ?
● Olivia : Multi : variabel yang diteliti lebih dari satu,
predisposisi : faktor penyebab.
● Imron : Mengetahui penelitian dari epidemiologi untuk
mengetahui pengaruh dari variabel satu pada variable lainnya.
Predisposisi, selain menganalisis multivariable jg mengetahui
faktor penyebab terjadi suatu fenomena.

Step 2 : Mendefinisikan permasalahan dalam bentuk pertanyaan

1. (Imron) : Apa yang perlu disiapkan, faktor apa saja yang menjadi
pertimbangan dalam penyusunan mHealth?
2. (Cherol) : Apa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan
mHealth?
3. (Olivia) : Akses digital untuk pasien dewasa dan lansia, memiliki
kekurangan. Apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi ?
4. (Akmal) : kebanyakan pasien dalam penginstalan, dalam pengisian
biodata banyak yg melakukan kesalahan, apa yang bisa kita lakukan
sbg tenaga Kesehatan?
5. (Yosua) : Apa yang menjadi penghambat ketidakefektifan penggunaan
aplikasi mHealth dalam layanan?

Step 3: Brainstorming dengan menentukan pengetahuan dasar yang telah dimiliki


serta membuat hipotesis

1. (Imron) : Apa yang perlu disiapkan, faktor apa saja yang menjadi
pertimbangan dalam penyusunan mHealth?
Jawaban :
● Cherol : Penyediaan jaringan internet untuk warga,
perekonomian,
● Wahyu :
1. Jaringan Internet
2. Fasilitas Kesehatan yang memadai
3. Mengoptimalkan konektivitas
● Akmal ;
1. Kebutuhan dana
Dalam pengembangan Aplikasi pastinya membutuhkan
anggaran yang tidak cukup sedikit.
2. Database yang memadai menyimpan data
Untuk menampung data pasien seluruh indonesia
memerlukan sebuah penyimpanan atau server internet
yang besar. sehingga ketika masyarakat mengakses
aplikasi mHealth tidak terganggu.
3. Privasi
Data pasien sangat perlu untuk kita jaga dan amankan,
maka untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan
memerlukan sistem proteksi atau security yang memadai
guna terhindar dari kejahatan atau penyalahgunaan data
pribadi pasien.
● Olivia :
1. Tujuan
2. Membuat SOP atau panduan
3. Merancang konten dari aplikasi
4. Kelebihan dan kekurangan
5. Ketersedian perangkat, persetujuan dari pasien dan
layanan kesehatan

4. (Cherol) : Apa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan


mHealth?
Jawaban :
● Roni :
Kelebihan : akses yang lebih mudah, dan cepat
Kekurangan : bagi daerah yang memiliki jaringan internet yg
masih kurang, sehingga kesulitan mengakses.
● Imron :
Kelebihan : akses informasi, efisiensi, efektifitas dan kualitas
pelayanan Kesehatan
Kekurangan : SDM (penerima pemberian layanan),
kepatuhan dari dari SDM Kesehatan, terkait tentang privasi
database.

● Olive :
Kelebihan : menambah motivasi
Kekurangan : keterbatasan SDM
● Egha :
Kelebihan : untuk mempermudah, nakes dalam kegiatan
Kesehatan untuk memantau perkembangan pasien.
Kekurangan : dari SDM, hasil yang didapatkan kebanyakan
didapatkan bersifat subjektif.
5. Olivia : Akses digital untuk pasien dewasa dan lansia, memiliki
kekurangan dalam penggunaan layanan. Apa yang dapat kita lakukan
untuk mengatasi?
Jawaban :
● Cherol: Lansia/dewasa, beberapa orang blm terbiasa dan belum
terpapar. Meminta tolong kepada orang terdekat, dalam
pemantauan kondisi terkait Kesehatan pasien dengan persetujuan
dari pasien.
● Egha: Peran keluarga sangat penting, dalam penggunaan aplikasi
layanan Kesehatan.
● Akmal: Membuat SOP tutorial, berupa prosedur penggunaan
layanan.
● Roni: Perlu memperhatikan kemudahan dalam mengakses,
mengadakan sosialisasi.
● Imron: Pembuatan tutorial dan bantuan dari pihak terdekat,
seperti keluarga maupun nakes setempat.
● Linda: Sebagai petugas Kesehatan dapat membantu lansia dalam
penggunaan aplikasi
● Wahyu: Perlunya evaluasi dalam penggunaan mHealth,
6. Akmal : Kebanyakan pasien dalam penginstalan, dalam pengisian
biodata banyak yg melakukan kesalahan, apa yang bisa kita lakukan
sbg tenaga Kesehatan dalam mengatasi hal tersebut?
Jawaban :
● Linda : menyiapkan pelatihan terhadap aplikasi layanan. Jika
pasien mengalami masalah dalam penggunaan. Kemudian
penyusunan oleh tim, dalam evaluasi tindakan.
● Yosua : mengedukasikan kepada keluarga, dalam pengisian data
untuk mencegah kesalahan yg terjadi.
● Cherol : berdiskusi dengan keluarga dalam pencegahan
kesalahan dalam penggunaan layanan.
● Imron : Sebagai tenaga Kesehatan, harus teliti dalam
menggunakan dan mensosialisasikan ttg aplikasi yang valid,
sehingga mencegah kebocoran data pasien yang bersifat privasi.
7. Yos : Apa yang menjadi penghambat ketidakefektifan menggunakan
aplikasi mHealth dalam layanan?
● Cherol : Jaringan internet (yang tidak memadai)

● Roni : Salah satunya adalah dari kemauan, karena mindset dan


perangkat yang tidak memadai
● Linda : Usia dan Edukasi
- MHealth tidak bisa digunakan oleh berbagai kalangan usia,
misalkan seperti anak2 , harus membutuhkan bantuan dari
orang tua agar tidak terjadi kesalahan saat pengisian data
- Edukasi dari pasien juga dapat menghambat penggunaan
Mhealth, karena tidak semua pasien terpapar oleh
perkembangan Informasi, Teknologi dan Komunikasi,
sehingga harus mendapatkan penyuluhan yang tepat terkait
dg penggunaan aplikasi Mhealth
● Akmal : Server dari layanan Kesehatan harus optimal, dalam
mengakses dan menampung data pasien.
● Egha : masalah konektivitas seperti jaringan/sinyal, masyarakat
yang kurang mampu untuk membeli smartphone dan tidak
meratanya penyuluhan mengenai aplikasi mHealth pada daerah-
daerah pedesaan ataupun terpencil.

Step 4 Analisis masalah dengan mendiskusikan hipotesis secara mendalam


dan dianalisis secara sistematis

1. (Imron) : Apa yang perlu disiapkan, faktor apa saja yang menjadi
pertimbangan dalam penyusunan mHealth?
Jawaban :
● Cherol : Penyediaan jaringan internet untuk warga,
perekonomian,
● Wahyu :
1. Jaringan Internet
2. Fasilitasi Kesehatan yang memadai
3. Mengoptimalkan konektivitas
● Akmal ;
1. Kebutuhan dana
2. Database yang memadai menyimpan data
3. Privasi
● Olivia :
1. Tujuan
2. Membuat SOP atau panduan
3. Merancang konten dari aplikasi
4. Kelebihan dan kekurangan
5. Ketersedian perangkat, persetujuan dari pasien dan
layanan kesehatan

2. (Cherol) : Apa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan


mHealth?
Jawaban :
● Roni :
Kelebihan : akses yang lebih mudah, dan cepat
Kekurangan : bagi daerah yang memiliki jaringan internet yg
masih kurang, sehingga kesulitan mengakses.
● Imron :
Kelebihan : akses informasi, efisiensi, kualitas pelayanan
Kesehatan Kekurangan : SDM (penerima pemberian
layanan), kepatuhan dari dari SDM Kesehatan, terkait
tentang privasi database.
● Olive :
Kelebihan : menambah motivasi
Kekurangan : keterbatasan SDM
● Egha :
Kelebihan : untuk mempermudah, nakes dalam kegiatan
kesehatan untuk memantau perkembangan pasien.
Kekurangan : dari SDM, hasil yang didapatkan kebanyakan
didapatkan bersifat subjektif.

3. Olivia : Akses digital untuk pasien dewasa dan lansia, memiliki


kekurangan dalam penggunaan layanan. Apa yang dapat kita lakukan
untuk mengatasi?
Jawaban :
● Cherol : Lansia/dewasa, beberapa orang blm terbiasa dan belum
terpapar. Meminta tolong kepada orang terdekat, dalam
pemantauan kondisi terkait Kesehatan pasien dgn persetujuan
dari pasien. Ketika kondisi pasien tidak memiliki keluarga, dapat
meminta bantuan kepada keluarga atau nakes.
● Egha : Peran keluarga sangat penting, dalam penggunaan
aplikasi layanan Kesehatan.
● Akmal: Membuat SOP tutorial, berupa prosedur penggunaan
layanan. Terdapat kader Kesehatan, yang dapat diberdayakan
dalam memonitoring Kesehatan lansia yang berkebutuhan
khusus.
● Roni : Perlu memperhatikan kemudahan dalam mengakses,
mengadakan sosialisasi.
● Imron : Pembuatan tutorial dan bantuan dari pihak terdekat,
seperti keluarga maupun nakes setempat.
● Linda : Sebagai petugas Kesehatan dapat membantu lansia dalam
penggunaan aplikasi
● Wahyu : Perlunya evaluasi dalam penggunaan mHealth,
4. Akmal : kebanyakan pasien dalam penginstalan, dalam pengisian
biodata banyak yg melakukan kesalahan, apa yang bisa kita lakukan
sbg tenaga Kesehatan dalam mengatasi hal tersebut?
Jawaban :
● Linda : menyiapkan pelatihan terhadap aplikasi layanan. Jika
pasien mengalami masalah dalam penggunaan. Kemudian
penyusunan oleh tim, dalam evaluasi tindakan.
● Yosua : mengedukasikan kepada keluarga, dalam pengisian data
untuk mencegah kesalahan yg terjadi.
● Cherol : berdiskusi dengan keluarga dalam pencegahan
kesalahan dalam penggunaan layanan.
● Imron : Sebagai tenaga Kesehatan, harus teliti dalam
menggunakan dan mensosialisasikan ttg aplikasi yang valid,
sehingga mencegah kebocoran data pasien yang bersifat privasi.
5. Yos : Apa yang menjadi penghambat ketidakefektifan menggunakan
aplikasi mHealth dalam layanan?
● Cherol : Jaringan internet (yang tidak memadai)

● Roni : Salah satunya adalah dari kemauan, karena mindset dan


perangkat yang tidak memadai
● Linda : Usia dan Edukasi

● Akmal : Server dari layanan Kesehatan harus optimal, dalam


mengakses dan menampung data pasien.
● Egha : masalah konektivitas seperti jaringan/sinyal, masyarakat
yang kurang mampu untuk membeli smartphone dan tidak
meratanya penyuluhan mengenai aplikasi mHealth pada daerah-
daerah pedesaan ataupun terpencil.

Step 5 : Membuat tujuan pembelajaran berdasarkan topik dengan menentukan


pengetahuan yang kurang dimiliki
LEARNING OBJECTIVES (LO)

1. Apa yang menjadi tujuan dari layanan Kesehatan berbasis sistem


informasi mHealth?
2. Contoh sistem informasi layanan kesehatan
3. Adakah kebijakan hukum atau peraturan yang mengatur dalam
penggunaan sistem informasi kesehatan
4. Intervensi apa saja yang dapat dilakukan, contoh promkes, layanan
kesehatan.
5. Langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan dalam
mengembangkan sistem informasi dalam layanan kesehatan?
6. Peran sistem informasi Kesehatan di Indonesia
7. Jenis sistem informasi kesehatan di instansi pendidikan kesehatan dan
organisasi profesi
8. Apakah aplikasi dari mHealth, diwajibkan? Mengingat beberapa
daerah masih menggunakan aplikasi secara manual.
9. Apa saja manfaat dalam penggunaan layanan informasi keperawatan?
10. Model sistem informasi keperawatan, dengan menggunakan model
RACI
11. Base practice untuk penerapan sistem informasi keperawatan

Step 6 : Belajar mandiri


Anggota mencari sumber belajar untuk persiapan pelaporan di pertemuan kedua
sesuai dengan tujuan pembelajaran (Learning Objective) yang telah disusun meliputi
jurnal dan text book.

Pertemuan 2

Hari/tanggal 22 Februari 2023

Ketua Muhammad Imron Rosadi

Sekretaris Akmal Zaki Asaduddin

Step 7 : Reporting

1. Apa yang menjadi tujuan dari layanan Kesehatan berbasis sistem


informasi mHealth?
a. Olive: Sistem informasi kesehatan sangat penting, karena kita bisa
memberikan edukasi kesehatan, mentransfer pelajaran, menjadi
evaluasi seperti manajemen kesehatan rumah sakit, meningkatkan
pelayanan kesehatan, mengambil proses pengambilan keputusan.
b. Egha: Dari jurnal yang judul Manfaat Penggunaan Mobile Health
(m-Health) Dalam Pencatatan dan Pelaporan Kesehatan Ibu(Ayu
Diah Permatasari, 2021) Tujuan dari layanan Kesehatan berbasis
sistem informasi mHealth adalah mampu menjaga kelengkapan
dan keakuratan data. Hal tersebut didukung dengan penelitian
lainnya yang juga mengungkapkan hasil serupa, di mana ketika
menggunakan m-health maka tidak perlu lagi untuk memasukkan
data secara manual dari kertas ke database, sehingga data yang
dimasukkan lebih terjamin keakuratannya.
c. Cherol: Tujuan Mhealth:
1) Untuk menyimpan dan memproses data pasient supaya dapat
di akses oleh tenaga kesehatan dan dokter dan perawat untuk
membantu mereka dalam menganalisis kondisi kesehatan dan
meresepkan pengobatan untuk pasien.
2) Komunikasi 2 arah antara tenaga kesehatan dan pasien untuk
berdiskusi dan berbagi tentang pemyakit,pengobatan,dan
berbagi informasi tentang kesehatan lewat sistem informasi
digital.
3) Mempromosikan kesehatan dengan mendukung praktik
(perawatan kesehatan (misalnya pengumpulan data kesehatan,
penyampaian informasi perawatan lkesehatan, atau
pengamatan pasien dan penyediaan perawatan) dengan
menggunakan perangkat mobile
d. Akmal: bertujuan untuk tempat konsultasi alternatif seperti
halodoc dan alodokter
e. Wahyudi: tujuan MH berbasis informasi kita lebih efektif dalam
pengumpulan data dengan berbasis pelayanan MH, datanya lebih
bersifat representatif dan berkualitas, lebih efisiensi dalam
memantau kesehatan pasien, dan meningkatkan pelayanan
kesehatan. mempermudah dalam pengumpulan data yang akan
terpusat dalam satu data base, mengurangi cost dalam sistem
manual yang menggunakan kertas (Sumber : Permatasari, A. D.,
Trihandini, I., Jazid, R., Nur, B., & Kurniawan, R. (2021).
Manfaat Penggunaan Mobile Health (m-Health). Biostatistika Dan
Ilmu Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia 2 Pusat, Volume 1)
f. Imron: 1) Data yang terpusat, dalam sistem informasi menjadikan
data dan informasi terkumpul secara terpusat pada satu tempat
yaitu database, 2) Kemudahan dalam mengakses informasi (akses
informasi dimana saja dan kapan saja/ tidak terbatas tempat dan
waktu), 3) Efisiensi waktu, dengan koneksi internet dapat
mengakses informasi dengan cepat dimana pun berada, 4)
Cakupan dan penyebaran informasi menjadi lebih luas, cakupan
informasi yang disajikan tidak lagi hanya perorangan atau
beberapa orang, namun dapat secara umum ke siapa pun yang
mengakses informasi. 5) Memudahkan proses bisnis dan
pekerjaan. Pekerjaan berat dan dilakukan secara manual oleh
operator dapat dikerjakan dengan lebih mudah, otomatis dan lebih
hemat waktu. 6) Biaya murah untuk akses dan penyediaan
informasi. Cukup dgn sewa internet bisa akses lebih mudah dan
cepat, cukup dengan perangkat smartphone kita bisa akses berita
kapanpun dan dimanapun. 7) Menyimpan data lebih banyak
dengan ruang yang lebih kecil. 8) Solusi komunikasi yang murah,
hemat dan andal, 9) Penyimpanan data dapat lebih berkembang
sesuai kebutuhan. Sistem informasi dengan media penyimpanan
berupa basis data (database) memiliki kemampuan untuk dapat
berkembang jauh lebih besar lagi sesuai keperluan.
g. Roni: Tujuan dari pembuatan sistem informasi pelayanan
kesehatan ini untuk membantu kinerja petugas dan dokter pada
puskesmas, seperti pencarian data pasien, menambahkan rekam
medis, dan pembuatan laporan.

2. Contoh sistem informasi layanan kesehatan


a. Yosua: aplikasi CIBC untuk memberi informasi kesehatan
komunitas,Singkeswa,
b. Linda: Menurut Dolmais 2017 dalam Jurnal berjudul ''sistem
informasi pelayanan kesehatan berbasis web pada klinik gocare''
ada beberapa contoh Informasi kesehatan dalam layanan
kesehatan. misalnya : Mobile health yang terdiri dari beberapa
aplikasi seperti Alodokter, I Health, My Vitals dan Halodoc,
Telehealth yang mencangkup aspek pencegahan, prmotif dan
kuratif, Telemedicine yang mencangkup pengobatan/kuratif,
Telehealth care yang mencangkup pelayanan kesehatan seperti
home care dan telenursing, kemudian ada SIRS dan SIP yaitu
Sistem Informasi Rumah Sakit dan Sistem Informasi Puskesmas
yang bisa dilakukan secara manual maupun online.
c. Akmal: Kemenkes 2018 meluncurkan 4 aplikasi yaitu Sehat Pedia,
Indonesia Health Facility Finder(IHeFF), e-sign, dan e-postBorder
Alkes PKRT. Sipeluk atau (Sistem Pengelolaan UPK)
d. Cherol: Sistem informasi Pelayanan Kesehatan:
1) Manajemen Data User.
2) Manajemen Data Poli.
3) Manajemen Data Kategori Obat.
4) Manajemen Data Obat.
5) Manajemen Data Kelompok Layanan.
6) Manajemen Data Layanan & Tindakan.
7) Manajemen Data Petugas Medis (Dokter/ Bidan)
8) Manajemen Data Pasien
e. Olive: Sistem pencatatan dan pelaporan, surveylen, PWS, IWS,
Sistem informasi Geographic.
f. Imron: sistem informasi pelayanan kesehatan di indonesia ada 3
contoh model pengelolaan sistem informasi kesehatan:
1) sistem informasi kesehatan manual: Dilakukan secara manual
atau paper-based melalui proses pencatatan pada buku
register, kartu, formulir2 khusus, mulai dari proses
pendaftaran sampai dengan pembuatan laporan
2) pengelolaan SIK (offline): Pelayanan kesehatan sebagian
besar/ seluruhnya sudah dilakukan dengan menggunakan
perangkat komputer, baik itu menggunakan aplikasi sistem
informasi managemen (SIM) maupun dengan aplikasi
perkantoran elektronik biasa, namun masih belum didukung
oleh jaringan internet online kedinkes kab/kota/ secara
nasional
3) Pengelolaan SIK (online): Pelayanan kesehatan sebagian
besar/ seluruhnya sudah dilakukan secara online
menggunakan perangkat komputer/ aplikasi SIM yang sudah
terhubung ke kab/kota/ secara nasional

3. Adakah kebijakan hukum atau peraturan yang mengatur dalam


penggunaan sistem informasi kesehatan
a. Wahyudi: Peraturan menteri kesehatan No 18 Tahun 2022 tentang
penggunaan sistem informasi kesehatan (Pengaturan Satu Data
Bidang Kesehatan)
b. Yosua: permenkes RI no. 18 tahun 2022 tentang sistem informasi
kesehatan. UU RI. No. 11 2018 pasal 45 (penyebarluasan data
pasien)
c. Linda: Peraturan yang mengatur penggunaan sistem informasi
kesehatan diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan BAB
I Pasal I No. 3 yang berisi tentang Informasi Kesehatan adalah
Data Kesehatan yang telah diolah atau diproses menjadi bentuk
yang mengandung nilai dan makna yang berguna untuk
meningkatkan pengetahuan dalam mendukung pembangunan
kesehatan.
d. Cherol:
1) Undang undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009
tentang kesehatan
2) Kepmenkes RI Nomor 511 Thaun 2002 Tentang Kebijakan
Strategi Pengembangan Sistim informasi kesehatan Nasional
(SIKNAS)
e. Roni: Permenkes RI Nomor 92 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Komunikasi Data dalam Sistem Informasi
Kesehatan Terintegrasi,
f. Egha: (Jurnal Unika, 2015)
1) Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, setiap rumah sakit wajib
membuat suatu sistem informasi manajemen rumah sakit.
Kemudian ditetapkan Pemenkes Nomor
1171/Menkes/Per/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS).
2) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan. Data dan informasi kesehatan menjadi
sebuah acuan penting dalam menentukan keputusan ke arah
pembangunan kesehatan, sehingga diperlukan pengelolaan
yang tepat dalam menjamin ketersediaan, kualitas, dan akses
memperoleh informasi kesehatan.
g. Akmal:
1) Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 97
tahun 2015 Tentang peta jalan sistem informasi kesehatan
tahun 2015-2019
2) Hak untuk memiliki dan menyimpan informasi atau data
pribadi tanpa ada intersepsi dari orang lain. (penjelasan pasal
26 ayat (1) uu ite)  data rekam medis
3) Dalam pasal 26 ayat (1) uu ite diatur bahwa penggunaan setiap
informasi melalui media elektronik yang menyangkut data
pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan orang yang
bersangkutan. Informasi kesehatan
4) Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 46 tahun 2014
implementasi teknologi informasi dan komunikasi di bidang
kesehatan disebut ehealth
5) Pasal 24 keamanan dan kerahasiaan informasi kesehatan
mengacu (comply) kepada national cyber security (ncs)
indonesia.

4. Intervensi apa saja yang dapat dilakukan, contoh promkes, layanan


kesehatan.
a. Olive: Siga di sulawesi kepala puskesmas membuat aplikasi yang
memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan ambulan.
b. Linda: Menurut Besral tahun 2020 dalam jurnal berjudul
''Penggunaan mHealth Mampu Memperbaiki Perilaku Kesehatan
Pasien Penyakit Tidak Menular'' Ruang lingkup aplikasi mobile
health ini yaitu aplikasi yang dapat digunakan untuk berbagai
rencana / intervensi kesehatan seperti pencegahan penyakit dan
gaya hidup sehat, menemukan tenaga kesehatan, diagnosa
kesehatan, mengisi resep, kepatuhan kesehatan, pendidikan dan
manajemen penyakit kronis seperti diabetes, dll
c. Yosua: aplikasi CICD di afrika menjadi media promosi kesehatan
jiwa.
d. Cherol: Intervensi berupa membantu perubahan perilaku hidup
sehat anak obesitas dan dapat diterapkan di Indonesia khususnya
untuk lingkup pelayanan keperawatan anak obesitas berupa
intervensi promosi dan edukasi perilaku hidup sehat
e. Langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan dalam
mengembangkan sistem informasi dalam layanan Kesehatan?
f. Linda: Menurut Candra tahun 2007 dalam Jurnal berjudul
''Mengembangkan Suatu Sistem Informasi Kesehatan'' ada 10
langlah dalam mengembangkan sistem informasi kesehatan .
1) Meninjau Kembali system yang ada
2) Menentukan kebutuhan data
3) Mencari factor – factor yang mempengaruhi data
4) Menyusun desain pengumpulan dan cara pelaporan data
5) mempersiapkan pengembangan dan prosedur pemrosesan data
6) mengembangkan program pelatihan
7) melakukan uji coba system
8) monitoring dan evaluasi system
9) mengembangkan mekanisme , desiminasi dan umpan balik
data
10) mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan dan Manajemen
Kesehatan
g. Olive: permenkes n0.97 2019: menetapkan kebijakan dan regulasi,
mengembangkan dan menetapkan sistem informasi kesehatan,
meningkatkan pendanaan sistem informasi kesehatan,
mengembangkan dan meningkatkan SDM, meningkatkan
koordinasi peningkatan SIK.
h. wahyudi: Menurut PP no 46 tahun 2014 menyebutkan kewajiban
pengelola Sistem Informasi Kesehatan, melakukan perbaikan data
sebelum penyebarluasan Data dan Informasi Kesehatan kepada
pengguna:
1) Melakukan perbaikan dan optimalisasi data dan informasi di
semua fasilitas kesehatan.
2) Membuat bank data dan informasi
3) Perlu adanya penataan transaksi data pada jaringan puskesmas
maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya seperti rumah
sakit, klinik atau balai pengobatan.
i. Imron: Dalam mengembangkan sistem informasi kesehatan
menggunakan metodologi pengembangan sistem, system
development life cycle (SDLC) ada 6 tahapan:
1) Studi kelayakan proyek pengembangan sistem informasi
2) Penyelidikan dan penelitian sistem (investigasi)
3) Analisis sistem (analisis kebutuhan)
4) Perancangan sistem
5) Penerapan
6) Peninjauan ulang dan perawatan sistem
Kita juga perlu memperhatikan prinsip dalam mengembangkan
SIK antara lain:
1) Pemanfaatan TIK, diperlukan untuk mendukung SI dlm proses
pencatatan data agar dapat meningkatkan akurasi data dan
kecepatan dalam menyediakan data untuk desiminasi
informasi dan untuk meningkatkan efisiensi dalam proses kerja
serta memperkuat transparansi.
2) Keamanan dan kerahasiaan data (menjamin keamanan dan
kerahasiaan data)
3) Standarisasi (olivia), agar SIK terstandar perlu menyediakan
pedoman nasional untuk pengembangan dan pemanfaatan TIK
4) Integrasi (SIK dikembangkan untuk mengintegrasikan
berbagai macam sumber data)
5) Kemudahan akses
6) Keterwakilan (data dan informasi yang dikumpulkan harus
dapat ditelusuri lebih dalam secara individual dan agregat,
sehingga menggambarkan perbedaan gender, status sosial
ekonomi dan wilayah geografi.
7) Etika, integritas dan kualitas

5. Peran sistem informasi Kesehatan di Indonesia


a. Cherol: peran SIK:
1) Meninjau kembali Sistem yang ada (Reviewing the existing
system)
2) Menentukan kebutuhan data (Defining data needs)
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi alur data (Determining the
data flow
4) Desain pengumpulan dan cara pelaporan data (Designing the
data collection and reporting tools)
5) Pengembangan prosedur pemerosesan data (Developing
procedures for data processing)
6) Mengembangkan program pelatihan (Developing the training
programme)
7) Ujicoba sistem (Pre-testing the system)
8) Monitoring dan Evaluasi pada sistem (Monitoring and
evaluating the system)
9) Mengembangkan mekanisme diseminasi dan umpan balik data
(Developing data dissemination and feedback mechanisms)
10) Mengembangkan sistem informasi dan manajemen kesehatan
(Enhancing the Health Management Information Systems)
b. Linda: Menurut Putri El Maryam dalam Jurnal berjudul ''Sistem
Informasi Kesehatan di Indonesia'' Sistem Informasi Kesehatan di
Indonesia berperan dalam :
1) mendukung manajemen Kesehatan
2) mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
3) mengintervensi masalah Kesehatan berdasarkan prioritas
4) pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan berdasarkan
bukti
5) mengaplikasikan sumber daya secara optimal
6) meningkatkan efektivitas dan efisiensi
7) penilaian transparansi
c. Egha: (Buku Peran Sistem Informasi Kesehatan oleh Nur Afni
Apriliani 2017) Dengan memberikan informasi untuk
pengambilan keputusan di setiap jenjang adminisratif kesehatan
baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada
tingkat pelaksana teknis seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas.
d. Roni: Peran SIK memberikan terobosan dalam pelayanan
kesehatan lebih cepat, mempermudah tenaga kesehatan dalam
mencari data pasien dan membuat laporan rekapitulasi kunjungan
pasien. SIK membantu dalam proses pengambilan keputusan
untuk (a) pelaksanaan pelayanan kesehatan sehari-hari, (b)
intervensi cepat dalam penanggulangan masalah kesehatan, dan (c)
untuk mendukung manajemen kesehatan di tingkat
kabupaten/kota, provinsi dan pusat terutama dalam penyusunan
rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang
e. Wahyudi: SIK PERMENKES RI no.18 2022 “tentang
penyelenggaraan SIK” ada 6 poin: memberikan acuan pelaksanaan
dan pedoman bagi kementerian kesehatan, mewujudkan
ketersediaan data kesehatan yang akurat, terpadu dan terintegrasi,
mendorong keterbukaan yang lebih baik dari transparansi data
kesehatan, mewujudkan data kesehatan yang terstandar melalui 1
portal di bidang kesehatan, mendukung dan memperkuat statistik
SIK nasional.
f. Imron: peran sistem informasi kesehatan di indonesia saat ini di
prioritaskan untuk kegiatan transformasi teknologi kesehatan,
antara lain.
1) Integritas dan pengembangan sistem data kesehatan:
Meningkatkan mutu kebijakan kesehatan berbasis data yang
akurat, mutakhir dan lengkap
2) Integrasi pengembangan sistem aplikasi pelayanan kesehatan:
Efisiensi pelayanan kesehatan pada tingkat puskesmas, klinik,
rumah sakit, lab dan apotek
3) Pengembangan ekosistem teknologi kesehatan: Terciptanya
kolaborasi dan ekosistem inovasi digital kesehatan antara
pemerintah, industri dan masyarakat
g. Akmal: Peran Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia: Sistem
Informasi Kesehatan merupakan bagian fungsional dari Sistem
Kesehatan yang komprehensif, yang memberikan pelayanan
kesehatan secara terpadu, meliputi baik pelayanan kuratif,
pelayanan rehabilitatif, maupun pencegahan penyakit, dan
peningkatan kesehatan

6. Jenis sistem informasi kesehatan di instansi pendidikan kesehatan dan


organisasi profesi
a. Imron: pengembangan SIK pendidikan Poltekes khususnya
pengembangan di laboratorium pendidikan yaitu aplikasi Apkal
dan E-learning.
b. Yosua: PPNI SDMK mempermudah perkembangan informasi,
registrasi, mentoring, evaluasi dari kegiatan keperawatan. di UMY
ada UMY Student terdapat fitur myklass, krs, dll yang membantu
mahasiswa.
c. Linda: Menurut WHO dalam jurnal berjudul ''Sistem Informasi
Kesehatan'' Ada beberapa jenis dari sistem informasi di instalasi
Pendidikan :
1) service delivery (pelaksanaan pelayanan Kesehatan)
2) medical product / vaccine
3) health workforce (tenaga medis)
4) health system financing (sistem informasi Kesehatan berbasis
M-Health)
5) Health Information System (Sistem Informasi Kesehatan
berbasis M-Health)
6) Leadership and Governance (Kepemimpinan dan Pemerintah)

7. Apakah aplikasi dari mHealth, diwajibkan? Mengingat beberapa


daerah masih menggunakan aplikasi secara manual.
a. Olive: SIK berdasarkan permenkes 2015 penggunaan SIK tidak
wajib digunakan dibeberapa daerah.
b. Linda:Menurut Kemenkes Republik Indonesia tahun 2022
Aplikasi M-Health wajib dimiliki oleh Pelayanan Kesehatan
beberapa aplikasi M-Health yang sering digunakan dalam bidang
pelayanan Kesehatan :
1) Sehat Pedia
Aplikasi yang berfungsi untuk mengakomodir dan
memfasilitasi masyarakat dalam mendapatkan informasi
Kesehatan
2) E-Sign
Aplikasi yang berfungsi meningkatkan pelayanan yang lebih
efektif dengan menemukan fasilitas Kesehatan yang berada
dalam radius 3km dengan GPS
3) E – Post Border
Aplikasi yang dibuat oleh kemenkes untuk pengawasan post
border secara elektronik untuk meningkatkan efektifitas
pengawasan alat – alat Kesehatan
4) Alat Kesehatan PKRT
Untuk memfasilitasi ekspor dan impor alat Kesehatan agar
lebih efektif dan efisien

8. Apa saja manfaat dalam penggunaan layanan informasi keperawatan?


a. Cherol:
1) manajemen lebih efisien, penggunaan sumber biaya lebih
efektif, meningkatkan program perencanaan, meningkatkan
pendayagunaan perawat (Cornelia, 2007).
2) Manfaat penggunaan sistem informasi berbasis elektronik
dalamkeperawatan menurut Mahler, C. et al.2007adalah 1)
lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di
nurse station, 2) mengurangi pengguanaan kertas karena
berbasis elektronik 3)dokumentasi keperawatan secara
otomatis, 4) standar yang sama dalam keperawatan ( proses
keperawatan ), 5) mengurangi biaya, 6).kualitas
pelayanankeperawatan dapat diukur.
b. Roni: Adapun manfaat sistem informasi layanan kesehatan
berbasis mobile dalam suatu fasilitas kesehatan diantaranya:
memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait
layanan kesehatan, memudahkan dinas terkait untuk
mendapatkan data tentang layanan kesehatan misalkan di kota
Pekalongan, memudahkan peran aktif masyarakat dalam
berpartisipasi di bidang kesehatan dan menjadi kontrol terhadap
layanan kesehatan yang ada
c. Egha: Manfaat yang diperoleh bila rumah sakit menggunakan
sistem informasi keperawatan, yaitu: 1) Manajemen lebih
efisien,2) Penggunaan sumber biaya lebih efektif,3)
Meningkatkan program perencanaan,4) Meningkatkan
pendayagunaan perawat (Cornelia, 2007).
Manfaat sistem informasi dalam keperawatan (Malliarou & zyga,
2009): 1) Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit
waktu di nurse station, 2) Mengurangi penggunaan kertas, 3)
Dokumentasi keperawatan secara automatis, 4) Standar yang
sama dalam perawatan (proses keperawatan), 5) Mengurangi
biaya, 6) Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur.
Menurut American Association of Nurse Executive (1993) dalam
Saba & McCormick (2001)mengemukakan manfaat penting
dalam penggunaan informasi teknologi, yaitu: 1) Meningkatkan
pemanfaatan sumber daya staf perawat, 2) Meningkatkan
pelayanan dalam memonitoring pasien, 3) Meningkatkan
dokumentasi, 4) Meningkatkan komunikasi, 5) Meningkatkan
perencanaan, 6) Meningkatkan standar praktik keperawatan, 7)
Kemampuan menetapkan masalah, 8) Meningkatkan evaluasi
keperawatan, dan 9) Mendukung organisasi yang dinamik.
d. Olive: SIK memberi manfaat pengambilan keputusan, perbaikan
fasilitas, kemudahan pendaftaran, pelayanan lebih terkontrol.
e. Yosua: SIK memberi efisiensi, cepat, murah, mengurangi kertas,
alat dokumentasi otomatis, cepat dan seragam.
f. Wahyudi: Manfaat Sistem Informasi Keperawatan :
1) Standar perawatan diprogram seragam (proses keperawatan),
dengan adanya standar perawatan yang telah ditetapkan
berdasarkan sistem informasi keperawatan, standarisasi
setiap pelayanan yang diberikan oleh nakes terkhususnya kita
sebagai perawat akan lebih baik dan tidak memiliki
kesenjangan.
2) Kualitas dapat diukur (guna untuk mengevaluasi hasil
pemberian pelayanan keperawatan yang lebih terperinci.
Baik kualitas layanna yang diberikan, maupun hasil evaluasi
perkembangan (Syam & Sukihananto, 2019).

9. Model sistem informasi keperawatan, dengan menggunakan model


RACI
a. Olive: penelitian ini menggunakan RACI sebagai alat untuk
mengidentifikasi untuk membagi peran tanggung jawab untuk
masing masing kegiatan/project. R (Responsible), A
(Accountable), R (responsible) I (informed)
b. Linda: Menurut Kamarudin tahun 2017 dalam Jurnal berjudul
''Perancangan Strategi Sistem Informasi Dan Teknologi
Informasi Dalam Peningkatan Mutu Rsud Datu Sanggul Rantau
Kab. Tapin'' Model Sistem Informasi keperawatan (RACI)
1) Responsible : Siapa yang bertugas dalam mempertanggung
jawabkan tugas yang diberikan (Perawat Pelaksana)
2) Accountable : Siapa yang berhak membuat keputusan
(Kepala Ruangan)
3) Consulted : Siapa yang harus dihubungi terkait dengan
pertimbangan tugas yang ada (Kepala Ruangan)
4) Informed : siapa yang harus rutin diberikan kabar terkait
dengan pertimbangan keputusan (Perawat Primer)
10. Base practice untuk penerapan sistem informasi keperawatan
a. Cherol: Base practice untuk penerapan sistem informasi
keperawatan:
1) Aplikasi administratif merupakan inovasi simpel memudahkan
akses pasien memperoleh layanan rumah sakit tanpa harus
mengantri
2) di Mayo Clinic. Unit kesehatan terkemuka di Amerika Serikat
(AS) aplikasi administratif juga untuk otorisasi dan verifikasi
administrasi pembayaran serta tatakelola keuangan dan
pendapatan rumah sakit.
Sementara itu, aplikasi klinis berbasis AI digunakan dokter
melakukan tindakan operasi berskala besar dan rumit, seperti
penanganan jantung dan penyakit lainnya. Aplikasi ini sangat
berguna bagi tenaga medis membuat keputusan diagnosis dan
pengobatan lebih akurat serta melicinkan harapan kesembuhan
pasien segera terwujud
Di Mayo Clinic, inovasi aplikasi klinis terus dikembangkan
mutu dan jenisnya sehingga dapat digunakan secara khusus
atau spesifik, misalnya, layanan radiologi, kardiologi,
diagnostik, serta penanganan medis jarak jauh berdasar data
sensor. Selain itu, aplikasi juga menyajikan informasi tentang
kondisi mutakhir pasien sesuai uji klinis yang dilakukan secara
otomatis
b. akmal: Seeking Treatment Argument Research Truth (START)
Evidence Based Nursing Practice (EBNP)]
c. Yosua: aplikasi menyimpan jurnal berdasarkan EBNP

REFERENSI

Andrianto & Nursikuwagus. 2017. Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Web di
Puskesmas

Fuuad Anis, 2006, Informatika Kesehatan Masyarakat, Sistem Informasi Manajemen


Kesehatan UGM, Yogyakarta.

Gemini, S., & Natalia, R. . (2021). APLIKASI MOBILE HEALTH SEBAGAI


INTERVENSI PROMOSI GAYA HIDUP SEHAT MENCEGAH OBESITAS ANAK:
KAJIAN LITERATUR . JURNAL KESEHATAN MERCUSUAR

Hidayat, F. 2020. Konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan. Deepublish:


Yogyakarta

Jamie McQuiggan, Lucy Kosturko, Jennifer Sabourin · (2015). A Handbook for Developers,
Educators, and Learners By Scott McQuiggan,

Kemenkes RI. 2021. Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Mahler, C. et al. (2007)Effects of a Computer-based Nursing Documentation System on the
Quality of Nursing Documentation

Nancy Cooper. (2022). World's Best Hospitals 2022, Newsweek. Retrieved from:
https://www.newsweek.com/worlds-best-hospitals-2022

Nata & Sena. 2018. Aplikasi Layanan Kesehatan Terpadu Masyarakat Pada Posyandu
Anggrek Urung Pane Berbasis Mobile

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 2014 Tentang


Penyelenggaraan Komunikasi Data dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi

Permatasari, A. D., Trihandini, I., Jazid, R., Nur, B., & Kurniawan, R. (2021). Manfaat
Penggunaan Mobile Health (m-Health). Biostatistika Dan Ilmu Kependudukan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2 Pusat, Volume 1

Prasetyo dkk. 2022. Peran Sistem Informasi Kesehatan Berbasis Website Dalam Mendukung
Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan Di Indonesia

Putu Wuri Handayani (2021) Konsep dan Implementasi E-Health - Rajawali Pers.

Putu Wuri Handayani, Ave Adriana Pinem, Andi Yeskafauzan, Winayaka Ruhur Sandhya
Pamungkas · (2022) Konsep Mobile Health dan Studi Kasus Implementasi Mobile Health
di Indonesia

Sudirman, Yuniansyah, Adi Susanto, Agustiawan, Adib Pakarbudi, Yunike, Niko Tesni
Saputro, Kholis Ernawati · (2022) Buku Manajemen Informasi Kesehatan

Syam, A. D., & Sukihananto. (2019). Manfaat dan hambatan dalam pelaksanaan sistem
Informasi Keperawatan. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 3, 156–164.

Syam, A. D., & Sukihananto. (2019). Manfaat dan hambatan dalam pelaksanaan sistem
Informasi Keperawatan. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 3, 156–164.

Thomas C. Davenport and Randy Bean August 08, 2022. AI-Based Innovations at Mayo
Clinic.

World Health Organization, 2004, Developing Health Management Information Systems,


Geneva.

You might also like