Professional Documents
Culture Documents
tahun 1989. Model Davis ini mulai terlihat menghasilkan informasi yang dapat
popular ketika banyak penulis yang diterima dan memenuhi harapan secara
mengutip dan mengadopsi karyanya tepat waktu (timely), akurat (accurate), dan
tersebut. (Nurhamidah, 2017). dapat dipercaya (reliable), di mana dalam
mewujudkannya dibutuhkan pemanfaatan
Techonolgy Acceptance Model teknologi informasi yang memadai dan
(TAM) salah satu model hasil adopsi dari maksimal (Anggreni dan Suardikha,2020).
Theory of Reasoned Action (TRA). Pada
model TRA di asumsikan bahwa Sistem Informasi menerima
keputusan yang dilakukan oleh individu sumber data sebagai input dan
untuk menerima atau menolak suatu memprosesnya sebagai output.
teknologi informasi adalah tindakan sadar Komponen yang terlibat di dalam sistem
yang dapat diprediksi berdasarkan nilai informasi mendayagunakan agar sistem
perilakunya. Model TAM menyempurkan informasi mencapai tujuan. Komponen –
dengan dua konstruk terhadap model TRA komponen sistem informasi menurut
tersebut yakni persepsian (perceived ease Susanto (2004) adalah Perangkat Keras
of use). Argumentasi TAM adalah bahwa (hardware), Perangkat Lunak (software),
penerimaan individual terhadap sistem Manusia (brainware), Prosedur
teknologi informasi ditentukan oleh dua (procedur), Basis Data (database),
konstruk tersebut. Kedua konstruk Jaringan Komunikasi (communication
tersebut akan mempengaruhi sikap network).
(attitude) terhadap perilaku yang
kemudian membentuk niat perilaku Kemampuan Teknik Personal
(behavioral intention). Niat perilaku
merupakan dasar dari perilaku (behavior) Kemampuan teknik personal
yang dilakukan oleh individu. (Dreana, sistem informasi merupakan kemampuan
2012). pengguna menggunakan suatu sistem
informasi dalam menyelesaikan tugas-
Efektivitas Sistem Informasi tugasnya.
Akuntansi
Menurut Robbins (2005),
Sistem informasi akuntansi adalah kemampuan pemakai dapat dilihat dari
komponen dan elemen dari suatu bagaimana pemakai sistem menjalankan
organisasi yang menyediakan informasi sistem informasi yang ada. Saat pengguna
bagi pengguna dengan pengolahan sebuah sistem dapat menguasai serta
peristiwa keuangan (Zare, 2012). Sistem menggunakan sebuah sistem informasi
ini akan menjalankan peranannya yaitu dengan baik maka kemampuan teknik
dengan memproses data dan personal yang dimiliki oleh seseorang
mengubahnya menjadi suatu informasi dapat dinilai baik karena pemakai dapat
akuntansi yang memiliki nilai tambah dan menjalankan sebuah sistem yang ada.
kemudian akan digunakan oleh berbagai Selain itu kemampuan pemakai dalam
pengguna internal dan pengguna mengoperasikan sistem informasi yang
eksternal dalam pengambilan keputusan baru sangat dibutuhkan, hal ini penting
(Onaolapo & Odetayo, 2012). dalam hal mengoperasikan sistem agar
dapat beroperasi secara maksimal
(Suartika & Widhiyani, 2017) (Alfonsa, 2011). Indikator Kemampuan
mendefinisikan sistem informasi akuntansi Personal menurut Mia, Adi, dan Julianto
merupakan sistem yang dapat (2017): Knowledge, skill, dan Ability.
menghasilkan informasi berkualitas dan
sesuai terhadap tujuan dari perusahaan Pelatihan dan Pendidikan
dalam penggunaan sistem informasi
tersebut. Pendidikan merupakan proses
pembelajaran yang bertujuan untuk
Sistem informasi akuntansi dapat meningkatkan pengetahuanyang bersifat
dikatakan efektif apabila sistem mampu teoritis, sedangkan pelatihan merupakan
2022 Accounting Research Journal os Sutaatmadja (Accruals) 113
Keterangan F Presentasi
Total kuesioner yang
disebarkan 150 100% Tabel 1.
Total kuesioner yang tidak
dapat diolah (35) 23% Data Distribusi Kuesioner
Total kuesioner yang dapat
diolah 115 77%
independen terhadap variabel dependen. Sumber : Data diolah, 2021
Pengambilan keputusan dapat dilakukan Berdasarkan Tabel 1. diatas
dengan melihat nilai taraf siginifikan. menunjukan bahwa kuesioner yang telah
Dalam penelitian ini taraf signifikansi yang disebarkan sebanyak 150 kuesioner, dan
digunakan sebesar 0,05 (5%). kuesioner yang tidak diolah sebanyak 35
Ada beberapa kriteria yang dapat responden. Dan total kuesioner yang
digunakan dalam menentukan uji dapat diolah sebanyak 115 responden.
signifikansi parameter individual, yaitu :
1. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka
Karakteristik responden
hipotesis diterima. Hal ini
Dalam penelitian ini, peneliti
mengindikasikan bahwa masing-
mengelompokkan responden ke dalam
masing variabel independen
beberapa kriteria, yaitu jenis kelamin dan
instansi tempat bekerja. Pada tabel 4.2 ini
120 Volume 6, No. 1 – Maret 2022
Griya 30 26%
Yomart 85 74%
Total 115 100%
teknologi yaitu sebesar 0,457, dan variabel spearman rho dapat diketahui nilai sig (2
pengalaman kerja yaitu sebesar 0,359. tailed) masing-masing seluruh variabel
Sementara itu nilai VIF variabel lebih dari 0,05. Variabel kemampuan
kemampuan teknik personal yaitu sebesar teknik personal dengan nilai sig 2 tailed
3,086, variabel pelatihan dan pendidikan 0,989, variabel pelatihan dan pendidikan
sebesar 2,413, variabel pemanfaatan dengan nilai sig 2 tailed 0,957, variabel
teknologi yaitu sebesar 2,186, dan variabel pemanfaatan teknologi dengan nilai sig 2
pengalaman kerja sebesar 2,782 < 10,00.. tailed 0,523 dan variabel pengalaman
Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak kerja dengan nilai sig 2 tailed 0,694.
terjadi gejala multikolinieritas dan analisis Sehingga dapat disimpulkan bahwa
data dapat dilanjutkan. seluruh variabel dalam penelitian ini tidak
memiliki gejala heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas Uji Hipotesis
Menurut (Ghozali, 2013) uji
heteroskedastisitas bertujuan menguji Analisis Regresi Linear Berganda
apakah dalam model regresi terjadi Analisis regresi linier berganda
ketidaksamaan varian dari residual satu adalah alat untuk meramalkan nilai
pengamatan yang lain. Jika variance dari pengaruh dua variabel bebas atau lebih
residual satu pengamatan lain tetap, maka terhadap satu variabel terikat (Ghozali,
disebut homokedastisitas, dan jika 2005). Analisis ini digunakan untuk
berbeda disebut heteroskedastisitas. membuktikan ada tidaknya hubungan
Untuk menguji dan mengatasi fungsional atau hubungan kausal antara
gejala heteroskedastisitas dalam dua atau lebih variabel bebas. Berikut hasil
penelitian ini, maka peneliti menggunakan uji regresi berganda dalam penelitian ini :
uji spearman’s rho atau disebut dengan
rank spearman. Uji sperman’s rho Tabel 13.
merupakan salah satu cara untuk
mendeteksi gejala heteroskedastisitas Hasil Uji Analisis Linear Berganda
secara akurat. Uji ini dilakukan dengan
cara mengkorelasikan variabel
independen dengan nilai residualnya. Unstandardized
Pengujian ini menggunakan tingkat Coefficients
Model
signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi
B Std. Error
(Purnomo, 2016). Dasar pengambilan
keputusan uji heteroskedastisitas dengan 1 (Constant) 2.168 1.297
metode Spearman’s rho atau rank X1 0.134 0.156
spearman menurut (Raharjo, 2017) adalah X2 0.277 0.085
sebagai berikut :
1) Jika nilai sig. 2 tailed > 0,05 artinya tidak X3 0.617 0.067
terjadi gejala heteroskedastisitas. X4 -0.058 0.146
2) Jika nilai sig. 2 tailed < 0,05 artinya Sumber : Data diolah, 2021.
terjadi gejala heteroskedastisitas.
Berikut hasil uji Berdasarkan hasil uji regresi linear
heteroskedastisitas dengan metode berganda pada tabel 13. maka diperoleh
spearman rho dalam penelitian ini : persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 2.168 + 0,134X1 + 0,277X2 + 0,617X3
Tabel 12. - 0,058X4
Persamaan regresi linear berganda diatas,
Hasil Uji Heteroskedastisitas dapat dijelaskan :
Spearman Rho
Sumber: Data diolah, 2021. Variabel
Understandardized
residual sig 2 tailed >/<
Kriteria
(0,05) Kesimpulan
(spearman rho)
Berikut hasil uji koefisien determinasi (R2) terhadap efektivitas sistem informasi
dalam penelitian ini : akuntansi. Hal ini menjelaskan, meskipun
kemampuan teknik personal yang baik,
Tabel 16. belum tentu akan mendorong pengguna
Hasil Uji Koefiesien Determinasi (R2) untuk menggunakan sistem informasi
Model Summaryb
akuntansi karena terdapat beberapa
Model R R Square Adjusted R Square
sistem pada Yogya Group yang belum
a
1 .866 .749 .740 sesuai dengan apa yang diperoleh
a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1 pengguna dari pengalaman menggunakan
b. Dependent Variable: Y1 sistem, serta masih adanya pengguna
Sumber: Data diolah, 2021. sistem yang belum memiliki kemampuan
teknik secara spesialis maupun secara
Berdasarkan tabel 4. menunjukkan umum. Sehingga hal ini menyebabkan
hasil bahwa nilai Adjusted R Square bahwa pengaruh kemampuan teknik
sebesar 0.740 atau 74%. Yang berarti personal terhadap efektivitas sistem
bahwa sebesar 74% variabel efektivitas informasi akuntansi memiliki pengaruh
sistem informasi akuntansi mampu yang sangat kecil atau tidak berpengaruh
dijelaskan oleh variabel kemampuan sama sekali.
teknik personal, pelatihan dan pendidikan,
pemanfaaan teknologi, dan pemanfaatan Pelatihan dan Pendidikan terhadap
teknologi. Sedangkan sisanya 26% Efektivitas Sistem Informasi
(100%-74%) dijelaskan oleh variabel- Akuntansi
variabel lain diluar model penelitian.
Berdasarkan hasil uji t (parsial)
Pembahasan diperoleh nilai coefficients B positif
sebesar 0,241 dengan nilai Sig. sebesar
Kemampuan Teknik Personal 0.002 < 0.05. Selain itu terdapat hasil
terhadap Efektivitas Sistem perbandingan antara thitung dan ttabel yang
Informasi Akuntansi menunjukan hasil thitung sebesar 3.253,
Berdasarkan data yang diolah sedangkan ttabel sebesar 1.981. sehingga
variabel kemampuan teknik personal dari hasil tersebut terlihat bahwa thitung
memberikan hasil coefficients B positif 3.253 > ttabel 1.981, maka dapat
sebesar 0,072 dengan nilai Sig. sebesar disimpulkan bahwa secara parsial H2
0.393 > 0.05. Selain itu terdapat hasil diterima atau adanya pengaruh signifikan
perbandingan antara thitung dan ttabel yang antara pelatihan dan pendidikan terhadap
menunjukan hasil thitung sebesar 0.858, efektivitas sistem informasi akuntansi..
sedangkan ttabel sebesar 1.981. Selain itu Hasil penelitian ini sesuai dengan
terdapat hasil perbandingan antara thitung penelitian Damana (2016), Putri (2015),
dan ttabel yang menunjukan hasil thitung Adisanjaya, dkk (2017) yang menunjukan
sebesar 0.858, sedangkan ttabel sebesar bahwa pelatihan dan pendidikan
1.981. sehingga dari hasil tersebut terlihat berpengaruh positif terhadap efektivitas
bahwa thitung 0.858 < ttabel 1.981, maka penggunaan sistem informasi akuntansi.
dapat disimpulkan bahwa secara parsial Kegiatan pelatihan dan pendidikan
H1 ditolak atau tidak adanya pengaruh ditunjukan untuk melatih dan
signifikan antara kemampuan teknik mengembangkan kemampuan pengguna
personal terhadap efektivitas sistem dalam menggunakan sistem, sehingga
informasi akuntansi di Yogya Group. efektivitas penggunaan sistem informasi
Penelitian ini sejalan dengan akuntansi meningkat. Dengan adanya
penelitian sebelumnya yang dilakukan program pelatihan dan pendidikan akan
oleh Dwicahyani (2018), Seriati (2019), meminimalisir adanya kesalahan dari
dan Ayu Kusuma, I Putu Edy, Lisa (2021) pengguna sistem dan juga mengantisipasi
yang menyatakan bahwa kemampuan timbulnya kecemasan dan penolakan
teknik personal tidak berpengaruh terhadap upgrade sistem yang dilakukan
secara rutin oleh perusahaan. Hal ini
2022 Accounting Research Journal os Sutaatmadja (Accruals) 127