You are on page 1of 11

PSYCHOLOGICAL FIRST AID TRAINING UNTUK MENINGKATKAN MENTAL

HEALTH AWARENESS PADA REMAJA DI ERA PANDEMI COVID-19

Mahmuddah Dewi Edmawati1, Bambang Susanto2, Muhammad Arief Maulana2,


Rita Kumalasari2
1,2
FKIP, Universitas Veteran Bangun Nusantara
Email: mahmuddahdewi@gmail.com1

Abstract. Growing up in a recession, Gen Z is given more protection, so they are often easily anxious
when things don't go the way they want. For this reason, Gen Z needs to have good mental awareness in
order to be able to avoid stress and depression in facing life's challenges. This community service aims to
increase mental health awareness in adolescents in the era of the covid-19 pandemic. Psychological First
Aid (PFA) training participants are youth youth in Kalikatir Hamlet RT 01/ RW 06, Nambangan, Selogiri,
Wonogiri. The trainees are Gen Z teenagers, born in 1995-2010. Through Psychological First Aid
Training, it is one solution to increase mental health awareness in Gen Z youth in the era of the COVID-
19 pandemic. Psychological First Aid (PFA) is a method to help someone in distress so that they feel
calm and supported, in order to better cope with their challenges or problems. PFA itself is done by
means of peer tutors or peer counselors. The training participants are given the basics of PFA which they
will then practice to be able to become good and skilled helpers when helping friends, family or
communities who are facing psychological problems. The basis of PFA is caring for someone in distress
by showing empathy. PFA has 3 main principles, namely Look, Listen, and Link. Based on the results of
the Wilcoxon test, the Z count result is -1.814 with a significance of 0.036. The significance value of
Asymp.sig (2-tailed) 0.036 is smaller than 0.05, which means that there is a difference in the average
mental health awareness score between before and after being given Psychological First Aid Training so
that Psychological First Aid Training is effective for increasing mental health awareness among
adolescents in the era of the covid-19 pandemic.
Keywords: Psychological First Aid Training, mental health awareness, adolescents

Abstrak. Tumbuh di era resesi, membuat Gen Z diberikan perlindungan lebih, sehingga mereka
seringkali mudah merasa cemas bila keadaan tidak berjalan sesuai yang mereka inginkan. Untuk itulah
gen Z ini perlu memiliki kesadaran mental yang baik agar mampu menghindari stress maupun depresi
dalam menghadapi tantangan kehidupannya. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatan
mental health awarness pada remaja di era pandemi covid-19. Peserta pelatihan Psychological First Aid
(PFA) adalah remaja karangtaruna di Dusun Kalikatir RT 01/ RW 06, Nambangan, Selogiri, Wonogiri.
Peserta pelatihan adalah remaja gen Z yaitu kelahiran 1995-2010. Melalui Psychological First Aid
Training merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan mental health awareness pada remaja gen Z di
era pandemi covid-19. Psychological First Aid (PFA) adalah sebuah metode untuk membantu seseorang
dalam kondisi distres agar mereka merasa tenang dan didukung, guna mengatasi tantangan atau
permasalahan mereka dengan lebih baik. PFA sendiri dilakukan dengan cara tutor teman sebaya atau
konselor teman sebaya. Peserta pelatihan diberikan dasar PFA yang kemudian akan mereka praktikkan
untuk bisa menjadi penolong yang baik dan terampil ketika membantu teman, keluarga atau masyarakat
yang menghadapi permasalahan psikologis. Dasar dari PFA adalah kepedulian terhadap sesorang dalam
kondisi distres dengan menunjukkan empati. PFA memiliki 3 prinsip utama yaitu Look (Lihat), Listen
(Dengarkan), dan Link (Hubungkan). Berdasarkan hasil pengujian wilcoxon diperoleh hasil Z hitung
sebesar sebesar -1,814 dengan signifikansi sebesar 0,036. Nilai signifikansi Asymp.sig (2-tailed) 0,036
lebih kecil dari 0,05 berarti ada perbedaan rata-rata skor mental health awareness antara sebelum dan
sesudah diberikan Pelatihan Psychological First Aid sehingga Pelatihan Psychological First Aid efektif
untuk meningkatkan mental health awareness pada remaja di era pandemi covid-19.
Kata kunci : Psychological First Aid Training, mental health awareness, remaja

PENDAHULUAN tugas-tugas perkembangan yang harus dihadapi


Masa remaja merupakan masa transisi dengan melakukan penyesuaian diri yang baik
atau masa peralihan dari masa kanak-kanak agar tidak menimbulkan permasalahan dan
menuju masa dewasa yang ditandai adanya hambatan- hambatan dalam perkembangan
perubahan fisik maupun psikis (Suranata, 2019). remaja selanjutnya (Ridha, 2012). Remaja
Dalam perkembangannya, remaja mempunyai mengalami perubahan psikososial seperti

1
2 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 8, Nomor 1, Januari 2023, hlm. 1-11

kognitif, psikologis, sosial, dan biologis. Anstiss, H., Antoniou, G., Baghurst, P., &
Perkembangan psikososial merupakan kejadian Sawyer, 2012)
krisis bagi remaja yang menimbulkan dampak Stigma masyarakat terhadap gangguan
seperti cemas, stres dan depresi (Wibowo, 2019). jiwa secara umum ditimbulkan oleh keterbatasan
Meskipun setiap individu mengalami dampak pemahaman masyarakat mengenai penyebab
dari kejadian krisis, ada banyak ragam reaksi dan gangguan jiwa dan nilai-nilai tradisi budaya yang
perasaan yang dipunyai oleh setiap individu. masih kuat berakar sehingga gangguan jiwa
Banyak orang mungkin merasa kewalahan, sering kali dikaitkan dengan kepercayaan
bingung, atau sangat tidak memahami apa yang masyarakat yang bersangkutan (Crump, C.,
sedang terjadi (Sulastri et al., 2020). Mereka Sundquist, J., Winkleby, M. A., & Sundquist,
dapat merasa sangat takut atau cemas, atau kaku 2016). Hal ini menyebabkan banyak orang yang
karena ketakutan dan memiliki keinginan untuk membutuhkan bantuan menjadi takut dan
melepaskan diri dari situasi tersebut. Sebagian penanganannya menjadi terhambat. Kondisi
individu mungkin dapat bereaksi dalam kadar kesehatan jiwa di Indonesia dinilai masih
yang sedang, sementara individu lainnya dapat memprihatinkan. Data dari Riskesdas di tahun
bereaksi lebih intens (Aunillah et al., 2015). 2018 menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 12
Setiap orang memiliki kekuatan dan juta penduduk diatas 15 tahun mengalami
kemampuan untuk menghadapi tantangan- depresi, dan lebih dari 19 juta penduduk diatas 15
tantangan dalam hidupnya. Namun, pada tahun mengalami gangguan mental emosional.
beberapa orang yang sedang beradadi posisi yang Tentunya, gambaran data ini akan berdampak
rawan karena sedang menghadapi kejadian krisis, buruk pada pembangunan Indonesia dalam
mereka akan membutuhkan bantuan lebih untuk jangka panjang.
menyelesaikan tantangan hidupnya (Wahyuningsi Merespons kondisi diatas, sudah
et al., 2018). Misalkan sebuah kelompok berisiko sepantasnya warga Indonesia saling mengedukasi
akan membutuhkan bantuan tambahan karena satu sama lain untuk meningkatkan awareness
usia mereka (anak-anak, lanjut usia), keterbatasan akan kesehatan mental. Akan jauh lebih baik
pemahaman, dan disabilitas fisik dan mental yang apabila seluruh lapisan masyarakat menyadari
dimilikinya. Menghadapi krisis bisa pentingnya kesehatan mental, sebagai salah satu
menyebabkan seseorang mengalami masalah upaya pencegahan untuk menekan angka
kejiwaan ringan hingga gangguan jiwa berat. penduduk yang mengalami gangguan jiwa
Untuk itu, pertolongan pertama dari sisi (McCabe et al., 2007). Salah satu intervensi yang
psikologis tidak boleh dilupakan. Krisis yang digunakan untuk meningkatkan awareness akan
dialami seseorang berpotensi menimbulkan kesehatan mental adalah Psychological First Aid
gangguan psikologis (Dwi et al., 2020). (PFA). Menurut (World Health Organization
Kesadaran akan pentingnya kesehatan (WHO), 2020) PFA merupakan tanggapan
mental di Indonesia masih sangat kurang. pertama, dalam durasi yang singkat, yang
Memiliki gangguan mental masih dianggap hal diberikan kepada orang yang mengalami tekanan
yang tabu atau bahkan aib dalam keluarga. atau keadaan darurat untuk membantu keadaan
Hingga saat ini, masyarakat masih kerap pada saat itu.
memiliki stigma (labelling, stereotip, pengucilan, Lebih lanjut menurut (Asih et al., 2018)
dan diskriminasi) terhadap ODGJ, sehingga Pertolongan Psikologis Pertama (P3) atau
mempersulit proses kesembuhannya dan Psychological First Aid (PFA) dideskripsikan
kesejahteraan hidupnya (Wahyuningsi et al., sebagai sebuah respons yang bersifat manusiawi
2018). Stigma adalah bentuk prasangka yang dan suportif kepada sesama manusia yang sedang
mendiskreditkan atau menolak seseorang maupun menderita atau memerlukan dukungan.
kelompok karena individu atau kelompok yang Psychological First Aid (PFA) diperuntukkan
ditolak tersebut dianggap berbeda dengan diri untuk orang-orang yang berada dalam suatu
sendiri atau kebanyakan orang (Ziaian, T., de kondisi tertekan dan tidak menyenangkan, dan
baru saja mengalami kejadian yang sangat kritis
Psychological First Aid Training untuk Meningkatkan Mental Health Awareness pada… 3

dan mencekam (Sijbrandij et al., 2020). Melalui distres dengan menunjukkan empati. PFA
PFA dapat menyediakan bantuan, baik untuk diterapkan dengan memperhatikan reaksi (emosi)
anak-anak maupun dewasa. Namun, tidak semua seseorang, mendengarkan secara aktif dan, jika
orang yang mengalami krisis akan memerlukan perlu, menyediakan bantuan praktis, seperti
atau menginginkan PFA (Bitsika, V., Sharpley, penyelesaian masalah, bantuan untuk mengakses
C. F., & Peters, 2010). kebutuhan dasar atau merujuk pada pilihan
Dalam memberikan pertolongan, seorang bantuan lebih lanjut.
relawan PFA tidak perlu memaksakan diri untuk PFA (Psychological First Aid) membantu
memberikan bantuan kepada mereka yang tidak menstabilisasi kecemasan dan emosi lainnya,
menghendakinya, tetapi langkah pertama yang PFA juga mempromosikan perilaku pengelolaan
harus dilakukan adalah menampilkan diri sebagai diri yang sehat, memberikan rasa aman,
pribadi yang hangat, dan mudah dipercaya untuk menenangkan, dan menumbuhkan harapan.
mereka yang mungkin menginginkan bantuan Panduan PFA bukanlah sesuatu yang hanya bisa
(Astuti & Kawuryan, 2019). PFA bukanlah dilakukan oleh tenaga ahli dan profesional
sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh tenaga sehingga individu yang telah memiliki
ahli dan profesional sehingga individu yang telah pemahaman mengenai PFA dapat memberikan
memiliki pemahaman mengenai PFA dapat bantuan kepada orang terdekat seperti teman,
memberikan bantuan kepada orang terdekat orang tua, keluarga maupun masyarakat. Melalui
seperti teman, orang tua, keluarga maupun PFA akan meningkatkan health mental
masyarakat (Ardi, 2019). Melalui PFA akan awaarness dari masyarakat dan mencegah
meningkatkan health mental awareness dari terjadinya gangguan psikologis berat. Selain itu
masyarakat dan mencegah terjadinya gangguan adanya PFA juga menjadi perpanjangtanganan
psikologis berat (Kartika et al., 2020). dari layanan Bimbingan dan Konseling yang
Mengingat saat ini era pandemi covid- menjangkau setiap lapisan masyarakat. Selain itu
19 telah menciptakan kekhawatiran dan adanya PFA juga menjadi perpanjangtanganan
kecemasan di kalangan masyarakat di seluruh dari layanan Bimbingan dan Konseling yang
dunia. Banyak orang yang merasa cemas dan menjangkau setiap lapisan masyarakat.
takut, khususnya mereka yang secara langsung Psychological First Aid Training dilakukan oleh
terkena dampak virus melalui berbagai cara tim dosen Bimbingan dan Konseling Univet
mungkin menjadi lebih panik, takut dan khawatir Bantara Sukoharjo yang berkompeten dalam
(Umar & Mochamad Nursalim, 2020). Pemilihan bidang permasalahan mitra.
lokasi pelaksanaan pengabdian pada Remaja
Karang Taruna di Dusun Kalikatir, Desa METODE PELAKSANAAN
Nambangan, Kabupaten Wonogiri berdasarkan Pengabdian masyarakat yang telah
pertimbangan banyaknya jumlah Pemutusan dilakukan oleh tim pengabdian dilaksanakan
Hubungan Kerja (PHK) oleh pabrik maupun selama satu hari yaitu pada hari Sabtu, 12 Maret
tempat bekerja di wilayah selogiri, akibat dampak 2022. Psychological First Aid Training
corona virus. Jumlah skor data pretest mental dilaksanakan dalam dua sesi pelatihan. Peserta
health awareneness 4 orang subyek penelitian pelatihan dalam pengabdian ini merupakan
adalah 263 (skor tersebut tergolong memiliki perwakilan dari masing-masing devisi Karang
mental health awareneness rendah). Berdasarkan Taruna Amukti Kalikatir. Sebelum melaksanakan
pemaparan diatas urgensi Pelatihan PFA Training, peserta terlebih dahulu mengisi
Psychological First Aid Pada Remaja Karang pretest mental health awareness. Jumlah skor
Taruna di Dusun Kalikatir, Desa Nambangan, data pretest mental health awareneness 4 orang
Kabupaten Wonogiri menggunakan zoom di era subyek penelitian adalah 263 (skor tersebut
pandemi covid-19 sebagai inovasi meningkatkan tergolong memiliki mental health awareneness
health mental awaarness dari masyarakat. Dasar rendah). PFA sendiri dilakukan dengan cara tutor
dari PFA (Psychological First Aid) adalah teman sebaya atau konselor teman sebaya.
kepedulian terhadap sesorang dalam kondisi Peserta pelatihan diberikan dasar PFA yang
4 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 8, Nomor 1, Januari 2023, hlm. 1-11

kemudian akan mereka praktikkan untuk bisa Psychological First Aid, diskusi, memberikan
menjadi penolong yang baik dan terampil ketika contoh Psychological First Aid melalui video, (3)
membantu teman, keluarga atau masyarakat yang Praktik : Praktik dan pendampingan pelaksanaan
menghadapi permasalahan psikologis. Peserta Psychological First Aid melalui role playing
pelatihan diberikan pelatihan mengenai Psychological First Aid. Psychological First Aid
Psychological First Aid dengan harapan setelah memiliki 3 prinsip utama yaitu Look (Lihat),
mengikuti pelatihan dapat memberikan Listen (Dengarkan), dan Link (Hubungkan).
pertolongan psikologis terhadap teman sesama Tahap ini diisi kegiatan kasuistik, yaitu
karangtaruna, keluarga maupun masyarakat. pembahasan beragam kasus yang ditangani
Tahapan dalam pelaksanaan selama sesi praktik di sekolah maupun di
Psychological First Aid Training, yaitu : (1) masyarakat dan Follow up dan (4) Evaluasi :
Sharing dan tanya jawab yaitu menyampaikan Evaluasi hasil praktik pelaksanaan Psychological
pengalaman terkait dengan kesehatan mental First Aid. Setelah pelaksanaan PFA Training,
yang pernah dialami, hal ini dilakukan peserta pelatihan mengisi posttest mental health
meningkatkan mental health awareness dari awareness. Adapun diagram pelaksanaan
peserta pelatihan, (2) Pemberian materi Psychological First Aid Training adalah sebagai
Psychological First Aid : Materi disampaikan berikut:
dalam bentuk ceramah mengenai materi

Remaja Generasi Z Usia sekolah dan remaja (siswa) sering mengalami


perubahan psikososial seperti kognitif, psikologis, sosial,
dan biologis.

Psychological First Aid Training


. psikologis awal (Psychological First Aid) adalah serangkaian ketrampilan yang memungkinkan remaja yang
Bantuan
telah mendapatkan pelatihan dapat merawat keluarga, teman, tetangga dan diri mereka sendiri dengan cara memberikan
dukungan psikologis dasar pasca suatu kejadian traumatis.

Tahap 1 : Sharing dan tanya jawab peserta pelatihan terkait mental health
awareness

Tahap 2 : Pemberian materi mengenai Psychological First Aid

a) Pemutaran Video
b) Diskusi

Tahap 3 : Praktik dan pendampingan pelaksanaan Psychological First


Aid melalui role playing Psychological First Aid

a) Look (Lihat),
b) Listen (Dengarkan)
c) Link (Hubungkan)

Tahap 4 : Mengevaluasi hasil dari praktik Psychological First Aid


Training

Remaja Generasi Z yang memiliki kesadaran kesehatan mental baik sehingga dapat merawat
keluarga, teman, tetangga dan diri mereka sendiri dengan cara memberikan dukungan
psikologis dasar pasca suatu kejadian traumatis.
Gambar 1. Diagram pelaksanaan Psychological First Aid Training untuk Meningkatkan Mental Health
Awarness Remaja di Era Pandemi Covid-19
Psychological First Aid Training untuk Meningkatkan Mental Health Awareness pada… 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap 2: Pemberian materi


Pengabdian masyarakat yang telah Psychological First Aid : Materi disampaikan
dilakukan oleh tim pengabdian dilaksanakan dalam bentuk ceramah mengenai materi
selama satu hari yaitu pada hari Sabtu, 12 Maret Psychological First Aid, diskusi, memberikan
2022. Psychological First Aid Training contoh Psychological First Aid melalui video.
dilaksanakan dalam dua sesi pelatihan. Peserta Psychological First Aid dilaksanakan melalui
pelatihan dalam pengabdian ini merupakan langkah (1) Look (Amati) Prinsip pertama
perwakilan dari masing-masing devisi Karang mencakup bagaimana penolong mengamati
Taruna Amukti Kalikatir. Sebelum melaksanakan lingkungan serta kondisi yang mengelilingi
PFA Training, peserta terlebih dahulu mengisi para penyintas. Di sini, akan lebih baik untuk
pretest mental health awareness. Jumlah skor penolong untuk bisa lebih sensitif terhadap
data pretest mental health awareneness 4 orang penyintas dengan reaksi yang cukup serius.
subyek penelitian adalah 263 (skor tersebut Langkah (2) Listen (Dengar) Mendengarkan
tergolong memiliki mental health aktif merupakan komponen utama dalam
awareneness rendah). Peserta pelatihan prinsip ini. Di proses kedua, penolong
diberikan pelatihan mengenai Psychological First mendekati para penyintas dengan membangun
Aid dengan harapan setelah mengikuti pelatihan rapport dan mengembangkan kemampuan
dapat memberikan pertolongan psikologis mendengarkan aktif untuk memahami apa
terhadap teman sesama karangtaruna, keluarga yang mereka rasakan. Dengan mendengarkan
maupun masyarakat. Lebih lanjut pelaksanaan aktif, penolong juga dapat lebih mendalami
pengabdian dengan langkah – langkah sebagai hal-hal yang menjadi kebutuhan utama bagi
berikut : para penyintas. Langkah (3) Link
1. Sesi 1 Psychological First Aid Training (Hubungkan). Prinsip terakhir ini merupakan
Tahap 1: Sharing dan tanya jawab yaitu penerapan dari prinsip sebelumnya, dimana
menyampaikan pengalaman terkait dengan penolong akan membantu penyintas untuk
kesehatan mental yang pernah dialami, hal ini dapat memenuhi kebutuhan dasar serta
dilakukan meningkatkan mental health mengatasi permasalahan yang mereka alami.
awareness dari peserta pelatihan. Sesi 1 Tidak hanya berhenti sampai di situ, penolong
diawali dengan sharing dan tanya jawab. juga dapat memberikan informasi yang
Beberapa peserta pelatihan diminta untuk mereka ketahui dan mencoba menghubungkan
menyampaikan pengalaman apakah pernah penyintas dengan keluarga mereka maupun
mengalami stress atau pernah melihat orang pihak-pihak terkait yang memiliki bantuan
terdekat mengalami stress, hal ini dilakukan yang dibutuhkan oleh penyintas.
meningatkan kesadaran kesehatan mental.

Gambar 2. Pemberian materi Psychological First Aid


6 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 8, Nomor 1, Januari 2023, hlm. 1-11

Ketiga prinsip diatas merupakan upaya preventif sebelum muncul gejala


langkah-langkah yang membantu penolong gangguan psikologis akibat munculnya krisis
dalam mengaplikasikan PFA kepada para atau masalah dalam kehidupan individu.
penyintas. Selain itu, materi mengenai 2. Sesi 2 Psychological First Aid Training
kesehatan mental juga diberikan untuk Tahap 3 Praktik: Praktik dan
meningkatkan kesadaran kesehatan mental pendampingan pelaksanaan Psychological
para peserta pelatihan. Para peserta pelatihan First Aid melalui role playing Psychological
merupakan remaja yang berada dalam tugas First Aid. Psychological First Aid memiliki 3
perkembangan remaja akhir. Masa remaja prinsip utama yaitu Look (Lihat), Listen
akhir merupakan masa krusial dalam (Dengarkan), dan Link (Hubungkan). Pada
perkembangan individu. (Hurlock, 2002) hal tahap ketiga, dua orang peserta pelatihan
ini disebabkan karena pada masa ini akan melakukan role-playing dengan naskah yang
muncul krisis berupa krisis untuk melanjutkan telah dipersiapkan. Naskah yang diperankan
studi lanjut, krisis dalam mencari pekerjaan untuk role-playing Psychological First Aid
bagi mereka yang tidak ingin kuliah, krisis merupakan naskah mengenai siswa yang
terkait pasangan hidup, maupun krisis dengan gagal dalam SNMPTN dan peran teman yang
budaya kerja di tempat individu bekerja. melakukan Psychological First Aid untuk
Sehingga melalui adanya pemberian materi meringankan beban psikologis
mengenai kesehatan mental dapat dilakukan
.

Gambar 3. Praktik dan pendampingan pelaksanaan Psychological First Aid melalui role
playing Psychological First Aid.

Metode bermain peran (role-playing) dilakukan dengan memerankannya sebagai


yang dijelaskan oleh (Djamarah, 2011) ialah tokoh hidup atau benda mati. Dengan kegiatan
suatu cara penguasaan bahan pelajaran ini, maka individu akan mampu meresapi
melalui pengembangan dan penghayatan perolehannya. Role play digunakan sebagai
(keterlibatan emosional) individu ke dalam cara untuk mensimulasikan rangkaian
situasi masalah yang secara nyata dihadapi. prosedur dalam Psychological First Aid.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan ini
Psychological First Aid Training untuk Meningkatkan Mental Health Awareness pada… 7

Gambar 4. Skenario naskah role playing Psychological First Aid

Dalam bidang pendidikan (termasuk keyakinan dapat digiring menuju sebuah


bimbingan dan konseling), role playing kesadaran melaui pemeranan spontan dan
merupakan teknik dimana individu diikuti analisis (Suranata, 2019).
memerankan situasi yang imajinatif (dan Dari penjelasan di atas, dapat ditarik
parallel dengan kehidupan nyata) dengan kesimpulan bahwa role playing dapat
tujuan untuk membantu tercapainya digunakan sebagai metode untuk
pemahaman diri sendiri, meningkatkan menyampaikan pengetahuan, memberikan
keterampilan – keterampilan (termasuk pengalaman, melatih penghayatan
keterampilan problem solving), menganalisis (keterlibatan emosi), serta memodifikasi
perilaku, atau menunjukkan pada orang lain sebuah perilaku sesuai konteks atau topik
bagaimana perilaku seseorang atau bagaimana bahasan yang ingin diangkat dalam
seseorang harus berperilaku. Teknik role lingkungan yang nyata. Tahapan dari metode
playing ini sangat efektif untuk memfasilitasi dalam role playing untuk mensimulasikan
individu dalam mempelajari perilaku sosial rangkaian prosedur dalam Psychological First
dan nilai – nilai. Hal ini berdasarkan asumsi Aid yaitu, (1) menentukan topik;
bahwa ; (1) kehidupan nyata dapat dihadirkan (2) menjelaskan mengenai konteks dari
dan dianalogikan kedalam skenario permainan masalah tersebut kepada peserta (instruction);
peran, (2) Role playing dapat menggambarkan (3) menentukan anggota (pemeran); (4)
perasaan otentik individu, baik yang hanya menjelaskan tugas para penonton yang saat itu
dipikirkan maupun yang diekpresikan, (3) bertugas sebagai pengamat juga; (5)
Emosi dan ide – ide yang muncul dalam pembuatan lembar kerja (jika diperlukan); (6)
permainan peran dapat digiring menuju latihan singkat dialog (rehearsal); (7)
sebuah kesadaran, yang selanjutnya akan pelaksanaan permainan peran; dan (8)
memberikan arah pada perubahan, dan (4) mengakhiri kegiatan bermain peran dengan
Proses psikologis yang tidak kasat mata yang evaluasi-diskusi tentang kegiatan (feedback).
terkait dengan sikap, nilai, dan system
8 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 8, Nomor 1, Januari 2023, hlm. 1-11

Gambar 5. Foto pelaksanaan Praktik Psychological First Aid melalui role playing mengenai
siswa yang gagal dalam SNMPTN

Tahap 4 Evaluasi: Evaluasi hasil mental health awareness) dan angket


praktik pelaksanaan Psychological First Aid. kepuasan pasca kegiatan. Skor posttest mental
Sesi kedua ditutup dengan mengevaluasi hasil health awareness anggota kelompok
dari praktik Psychological First Aid. Evaluasi mengalami kenaikan dengan total jumlah skor
diperlukan guna melihat kemampuan dan 352 (kategori mental health awareness
kecakapan peserta pelatihan setelah diberikan tinggi). Jumlah skor data pretest mental health
pelatihan Psychological First Aid. Peserta awareneness 4 orang subyek penelitian
pelatihan awalnya belum memiliki kesadaran sebelum mengikuti PFA Training adalah 263
pentingnya kesehatan mental, setelah (skor tersebut tergolong memiliki mental
mengikuti pelatihan peserta pelatihan health awareneness rendah). Berdasarkan hal
mendapatkan informasi mengenai kesehatan tersebut dapat dilihat terjadi kenaikan skor
mental dan Psychological First Aid sehingga mental health awareneness peserta pelatihan.
mereka dapat menjadi penolong untuk diri Sedangkan dari angket kepuasan yang diisi
sendiri dan orang lain disekitarnya. Keaktifan peserta pelatihan menghasilkan kesimpulan
dan partisipasi peserta pelatihan menciptakan bahwa peserta pelatihan merasa puas
dinamika kelompok yang mendukung adanya mengikuti kegiatan dan merasa pelatihan yang
pemahaman diri, membantu seseorang dalam diberikan sangat bermanfaat. Lebih lanjut,
kondisi distres agar mereka merasa tenang dan peserta pelatihan berharap bahwa akan ada
didukung, dan mampu mengatasi tantangan kegiatan lanjutan yang dilaksanakan oleh tim
atau permasalahan mereka dengan lebih baik. pengabdian BK FKIP Univet Bantara di masa
Setelah pelaksanaan Psychological First Aid mendatang. Perbedaan skor pretest dan
training, peserta pelatihan mengerjakan posttest dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
posttest (soal yang sama dengan pretest

Tabel 1. Skor Pretest dan Posttest Mental Health Awareness


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pretest 4 60.00 70.00 65.7500 4.34933
Posttest 4 85.00 90.00 88.0000 2.16025
Valid N (listwise) 4
Psychological First Aid Training untuk Meningkatkan Mental Health Awareness pada… 9

Berdasarkan data pada tabel 1 diberikan Pelatihan Psychological First Aid


mengenai deskripsi statistik Mental Health dan skor Mental Health Awareness peserta
Awareness dapat dilihat bahwa data pretest pelatihan setelah diberikan Pelatihan
memiliki skor minimum 60, skor maksimum Psychological First Aid. Pedoman
70, rata-rata 65,75 dan standar deviasi 4, 349. pengambilan keputusan uji wilxocon adalah
Sedangkan skor posttest memiliki skor jika nilai probabilitas Asym.sig (2-tailed) <
minimum 85, skor maksimum 90, rata-rata 0,05 maka terdapat perbedaan rata-rata dan
88,00 dan standar deviasi 2,160. Selanjutnya jika nilai probabilitas Asym.sig (2-tailed) >
dilakukan uji wilcoxon dengan bantuan spss 0,05 maka tidak terdapat perbedaan rata-rata.
untuk melihat apakah terdapat perbedaan rata- Adapun hasil uji wilxocon dapat dilihat pada
rata skor Mental Health Awareness sebelum tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Wilcoxon
Test Statisticsa
Posttest - Pretest
Z -1.841b
Asymp. Sig. (2-tailed) .036
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Berdasarkan hasil pengujian wilcoxon Psychological First Aid adalah 65,75 sedangkan
diperoleh hasil Z hitung sebesar sebesar -1,814 mean posttest sesudah diberikan Pelatihan
dengan signifikansi sebesar 0,036 sebagaimana Psychological First Aid adalah 88,00.
terlihat dalam tabel 1. Nilai signifikansi Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat
Asymp.sig (2-tailed ) 0,036 lebih kecil dari 0,05 dilihat bahwa terjadi peningkatan skor mental
berarti ada perbedaan rata-rata skor mental health health awareness sehingga Pelatihan
awareness antara sebelum dan sesudah diberikan Psychological First Aid efektif untuk
Pelatihan Psychological First Aid. Jika dilihat meningkatkan mental health awareness pada
dari hasil nilai mean posttest mental health remaja di era pandemi covid-19.
awareness lebih tinggi dari pretest mental health
awareness. Mean pretest mental health
awareness sebelum diberikan Pelatihan

Gambar 6. Evaluasi hasil praktik pelaksanaan Psychological First Aid


10 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 8, Nomor 1, Januari 2023, hlm. 1-11

SIMPULAN DAN SARAN jenjang pendidikan maupun usia


Simpulan perkembangan.
Berdasarkan hasil pengabdian
masyarakat yaitu Pelatihan Psychological First UCAPAN TERIMAKASIH
Aid Pada Remaja Karang Taruna Amukti Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada
Kalikatir, Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, pihak-pihak yang berperan dalam pelaksanaan
Kabupaten Wonogiri, peserta pelatihan Psychological First Aid Training untuk
mendapatkan informasi dan ketrampilan Meningkatkan Mental Health Awareness pada
mengenai Psychological First Aid dan Remaja Di Era Pandemi Covid-19 yaitu pihak
pentingnya kesehatan mental. Selain itu individu LPPM Universitas Veteran Bangun Nusantara,
memiliki gambaran dan pengalaman praktik Masyarakat Mitra Karangtaruna Amukti RT 01
melalui role playing Psychological First Aid RW 06, Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri,
sehingga memudahkan mereka untuk Kabupaten Wonogiri, serta tim Dosen PMKBI
memberikan dukungan psikologis kepada teman BK Universitas Veteran Bangun Nusantara dan
sebaya, keluarga maupun masyarakat yang mahasiswa yang membantu pelaksanaan
membutuhkan. Kegiatan pelatihan Psychological Pengabdian Masyarakat Kompetitif Bidang Ilmu
First Aid ini juga memberikan manfaat kepada (PMKBI).
peserta pelatihan untuk lebih memahami diri
sendiri sehingga bisa menjadi penolong yang DAFTAR PUSTAKA
baik dan terampil ketika membantu teman yang Ardi, Z. (2019). An analysis of education
menghadapi permasalahan psikologis. principle implementation in an online
Berdasarkan hasil pengujian wilcoxon counseling approach: a preliminary study
diperoleh hasil Z hitung sebesar sebesar -1,814 based on analysis using the Rasch model.
dengan signifikansi sebesar 0,036. Nilai COUNS-EDU: The International Journal of
signifikansi Asymp.sig (2-tailed ) 0,036 lebih Counseling and Education, 4(2), 59.
kecil dari 0,05 berarti ada perbedaan rata-rata https://doi.org/10.23916/0020190418720
skor mental health awareness antara sebelum dan Asih, M. K., Utami, R. R., & Kurniawan, Y.
sesudah diberikan Pelatihan Psychological First (2018). Psychological First Aid (PFA)
Aid. Jika dilihat dari hasil nilai mean posttest Untuk Pendamping Balas Pemasyarakatan
mental health awareness lebih tinggi dari pretest (BAPAS Kelas 1) Semarang. Proceeding
mental health awareness. Mean pretest mental SNK-PPM, 1(1), 450–453.
health awareness sebelum diberikan Pelatihan Astuti, R. D., & Kawuryan, F. (2019). Pengaruh
Psychological First Aid adalah 65,75 sedangkan First Pshycological Aid dalam
mean posttest sesudah diberikan Pelatihan Meningkatkan Regulasi Emosi dan Coping
Psychological First Aid adalah 88,00. Stress Anak Panti Asuhan. Psikoislamika :
Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat Jurnal Psikologi Dan Psikologi Islam,
dilihat bahwa terjadi peningkatan skor mental 16(1), 52.
health awareness sehingga Pelatihan https://doi.org/10.18860/psi.v16i1.7506
Psychological First Aid efektif untuk Aunillah, F., Goretti Adiyanti, M., & Studi
meningkatkan mental health awareness pada Magister Profesi Psikologi, P. (2015).
remaja di era pandemi covid-19. Program Pengembangan Keterampilan
Saran Resiliensi untuk Meningkatkan Self-esteem
1. Bagi Peserta Pelatihan pada Remaja. Gadjah Mada Journal of
Peserta pelatihan perlu mengembangkan Professional Psychology, 1(1), 48–63.
kemampuan Psychological First Aid secara Bitsika, V., Sharpley, C. F., & Peters, K. (2010).
konsisten dan berkelanjutan sehingga banyak How is resilience associated with anxiety
individu yang akan merasakan manfaat dari and depression? Analysis of factor score
interactions within a homogeneous sample.
dukungan psikologis tersebut.
German Journal of Psychiatry, 13(1), 9–16.
2. Bagi Tim Pengabdian Masyarakat selanjutnya Crump, C., Sundquist, J., Winkleby, M. A., &
Semakin inovatif dalam mengembangkan Sundquist, K. (2016). Low stress resilience
pengabdian masyarakat dalam ilmu in late adolescence and risk of hypertension
Bimbingan dan Konseling khsususnya in adulthood. Heart.
pelatihan Psychological First Aid di berbagai https://doi.org/doi:10.1136/ heartjnl-2015-
308597
Psychological First Aid Training untuk Meningkatkan Mental Health Awareness pada… 11

Dwi, U., Wibowo, A., & Wulandari, D. A. disaster. Pakistan Journal of Medical and
(2020). Psychological First Aids ( PFA ) by Health Sciences, 14(2), 1485–1490.
Online untuk Mengurangi Kecemasan Suranata, K. (2019). Teori dan Praktik
Covid-19. 24, 586–589. Bimbingan dan Konseling Kelompok. In
Kartika, C. A., Alfianto, A. G., & Kurniyanti, M. Undiksha Press (Vol. 1). UNM.
A. (2020). Pertolongan pertama kesehatan Umar, L. M., & Mochamad Nursalim. (2020).
jiwa pada siswa dengan masalah psikososial Studi Kepustakaan Tentang Dampak Wabah
yang berisiko bunuh diri. Jurnal Ilmu Covid-19 Terhadap Kegiatan Belajar
Keperawatan Jiwa, 3(2), 161–172. Mengajar Pada Siswa Sekolah Dasar.
https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj Program Studi Bimbingan
/article/view/548/324 Konseling,Fakultas Ilmu Pendidikan,
McCabe, O. L., Mosley, A. M., Everly, G. S., Universitas Negeri Surabaya, 600–609.
Links, J. M., Gwon, H. S., Lating, J. M., & Wahyuningsi, I., Andarini Sri, U., & Yulian, W.
Kaminsky, M. J. (2007). The tower of ivory (2018). the Correlation Between Training
meets the house of worship: Psychological and Experience With Self Efficacy. Biotika,
First Aid Training for the faith community. 5(October), 27–32.
International Journal of Emergency Mental Wibowo, M. E. (2019). Konseling Kelompok
Health, 9(3), 171–180. Perkembangan. In Revisi. Grasindo.
Ridha, M. (2012). Hubungan antara body image World Health Organization (WHO). (2020).
dengan penerimaan diri pada mahasiswa Pertolongan Psikologis Pertama : Panduan
aceh di yogyakarta. Empathy, 1, 111–121. bagi Relawan Bencana (Fakultas Psikologi
Sijbrandij, M., Horn, R., Esliker, R., O’may, F., Universitas Airlangga (ed.); 1st ed.).
Reiffers, R., Ruttenberg, L., Stam, K., de Airlangga University Press.
Jong, J., & Ager, A. (2020). The effect of https://apps.who.int/iris/handle/10665/4461
Psychological First Aid Training on 5
knowledge and understanding about Ziaian, T., de Anstiss, H., Antoniou, G.,
psychosocial support principles: A cluster- Baghurst, P., & Sawyer, M. (2012).
randomized controlled trial. International Resilience and its association with
Journal of Environmental Research and depression, emotional and behavioural
Public Health, 17(2). problems, and mental health service
https://doi.org/10.3390/ijerph17020484 utilisation among refugee adolescents living
Sulastri, Fatonah, S., Amperaningsih, Y., Suarni, in South Australia. International Journal of
L., & Khoiriyah, Y. N. (2020). Population Research.
Psychological treatment after the tsunami

You might also like