You are on page 1of 20

BPSDM

PROVINSI JAMBI

JURNAL PRAJAISWARA e-ISSN: 2809-6991, p-ISSN: 2722-6352


Home page (https://prajaiswara.jambiprov.go.id) Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021

Implementasi Coaching Dalam Agenda Aksi Perubahan Peserta


Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Tahun 2021
di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jambi

Implementation of Coaching in the Change Action Agenda for


Supervisory Leadership Training (PKP) Participants in 2021
at the Human Resources Development Agency of Jambi Province
Eti Fitriani
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jambi, Indonesia
efia@rocketmail.com

Abstract
In the implementation of Supervisory Leadership Training (PKP), the role of Widyaiswara is not
only limited to being a teacher or facilitator but also playing a role as a Coach in guiding Action
for Change. Action for Change is a working paper for PKP participants whose assessment
weight reaches 50 (fifty) percent of the total final score of the participants. In order for
participants to get the expected results when participating in the training, the coach is expected
to be able to carry out his role to the maximum, starting from the preparation of the Change
Action plan, the implementation process in the workplace, and during the preparation of the
Change Action Report. Seeing the importance of this, in this study, the author will try to describe
how the coaching process is carried out by coaches and analyzed it by comparing it with
theories about coaching and regulations issued by LAN regarding morning coaching for PKP
participants. Field findings show that the coaching process is in accordance with LAN
requirements, the coaches have carried out their role as coaches to explore the potential of
participants and provide guidance, motivating participants from the beginning of the mentoring
process and when they face obstacles in the field, but when compared with theory -Theories
related to coaching techniques, and the specific skills needed to become a reliable coach, still
need development efforts through activities, workshops/training to improve the coaching skills of
Widyaiwaras in Jambi Province which are expected to have an impact on improving the quality
of action results changes in PKP participants at BPSDM Jambi Province.
Keywords: Coaching; Widyaiswara; PKP

Abstrak
Dalam pelaksanaan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP), peran Widyaiswara tidak hanya
terbatas menjadi tenaga pengajar atau fasilitator tapi juga menjalankan peran sebagai Coach
dalam pembimbingan Aksi Perubahan. Aksi Perubahan adalah kertas kerja peserta PKP yang
bobot penilaianya mencapai 50 (lima puluh) persen dari total nilai akhir peserta. Agar peserta
memperoleh hasil sesuai harapan saat mengikuti pelatihan, coach diharapkan dapat menjalankan
perannya dengan maksimal mulai dari penyusunan rancangan Aksi Perubahan, proses
72
Corresponding author’s email: efia@rocketmail.com
This is an open-access article distributed under the terms a CC By-SA 4.0
(https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
implementasi ditempat kerja dan saat penyusunan Laporan Aksi Perubahan. Melihat pentingnya
hal tersebut maka dalam penelitian ini penulis akan mencoba mendeskrpsikan bagaimana proses
coaching dilakukan oleh para coach, dan dianalisa dengan cara membandingkan dengan teori-
teori tentang coaching dan peraturan yang dikeluarkan LAN tentang coaching pagi peserta PKP.
Temuan lapangan memperlihatkan bahwa proses coaching sudah sesuai dengan yang
dipersyaratkan LAN, para coach telah menjalankan perannya sebagai coach untuk menggali
potensi peserta dan melakukan pembimbingan, memotivasi peserta dari awal proses
pembimbingan dan pada saat mereka menghadapi kendala-kendala di lapangan, namun jika
dibandingkan dengan teori-teori terkait teknik-teknik coaching, dan keterampilan-keterampilan
spesifik yang dibutuhkan untuk menjadi coach yang handal masih diperlukan upaya
pengembangan melalui kegiatan-kegiatan, workshop/ pelatihan untuk meningkatkan
keterampilan coaching para Widyaiwara di Provinsi Jambi yang diharapkan dapat berdampak
pada meningkatkan kualitas hasil aksi perubahan para peserta PKP di BPSDM Provinsi Jambi.
Kata Kunci : Coaching; Widyaiswara; PKP

PENDAHULUAN Kepemimpinan Tingkat IV telah berganti


Istilah “Coaching” awalnya adalah istilah nama menjadi Pelatihan Kepemimpinan
yang lebih spesifik dalam bidang olahraga, Pengawas yang disingkat PKP.
yang dipadankan dengan istilah pelatih Kurikulum PKP saat mengamanatkan
dalam Bahasa Indonesia, sejak tahun 1980- kepada setiap peserta pelatihan untuk
an istilah tersebut semakin banyak melaksanakan agenda I sampai agenda IV.
digunakan di sektor bisnis untuk Pada agenda IV inilah peserta diberikan
meningkatkan kinerja perusahaan. Saat ini pembimbingan oleh coach untuk
coaching makin berkembang dan telah melaksanakan aksi perubahan. Aksi
digunakan dalam berbagai kegiatan Perubahan adalah kertas kerja yang
pelatihan dan pengembangan sumberdaya dihasilkan oleh Peserta PKP yang
manusia. Lembaga Administrasi Negara RI menunjukan Kompetensi kepemimpinannya
(LAN RI) mulai memperkenalkan istilah mengelola perubahan dalam bentuk inovasi
coaching dalam Peraturan Kepala LAN yang bertujuan meningkatkan kualitas
Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Pedoman kinerja pelayanan publik. Untuk agenda aksi
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan perubahan ini bobot penilaian 50 (lima
Kepemimpinan Tingkat IV. Saat ini sudah puluh) persen dari total penilaian yang
ada Peraturan yang terbaru yaitu Peraturan menentukan kualifikasi kelulusan peserta
Lembaga Administrasi Negara Nomor 15 pelatihan, karena itu proses pembimbingan
Tahun 2019 Tentang Pelatihan atau coaching adalah hal dianggap penting
Kepemimpinan Pengawas (PKP), dengan dalam menentukan keberhasilan seorang
dikeluarkannya peraturan tersebut Diklat peserta pelatihan.

73
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

Coach merupakan widyaiswara atau meningkat hingga 88 persen atau empat kali
pegawai lainnya yang memiliki kompetensi lipat lebih besar dari pada yang tidak
dalam menggali potensi peserta untuk mendapatkan coaching.
melaksanakan pembimbingan pembelajaran Melihat pentingnya coaching dalam
Aksi Perubahan dan mendapatkan mendukung pelatihan, penulis tertarik untuk
penugasan dari pimpinan lembaga mengetahui lebih dalam mengenai
penyelenggara pelatihan, sedangkan peserta implementasi coaching dalam
PKP yang dibimbing oleh coach disebut pembimbingan peserta PKP Tahun 2021 di
dengan istilah coachee. BPSDM Provinsi Jambi dengan rumusan
Bila dilihat dari hasil pelaksanaan PKP permasalahannya sebagai berikut :
tahun 2021 semua peserta yang berjumlah 1. Bagaimana coaching dalam Agenda Aksi
30 orang dinyatakan lulus semua dalam Perubahan peserta Pelatihan
kegiatan tersebut, jadi tidak ada Kepemimpinan Pengawas di BPSDM
permasalahan dari sisi output/ hasil Provinsi Jambi ?
kelulusan peserta pelatihan, namun penulis 2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi
tertarik untuk melihat dari sisi prosesnya, penghambat pelaksanaan coaching
lebih spesifik ke proses coaching yang dalam Aksi Perubahan peserta Pelatihan
dilakukan oleh para coach, karena saat ini Kepemimpinan Pengawas di BPSDM
coaching dianggap sebagai suatu metode Provinsi Jambi ?
yang efektif sebagai pendukung pelatihan di
era yang sangat kompetitif ini sebagaimana
TINJAUAN LITERATUR
dijelaskan Kaswan (2012:228) bahwa
Pengertian Coaching
pelatihan mutlak diperlukan untuk tetap
Pendapat para ahli mengenai
survive, unggul dan kinerja meningkat,
pengertian coaching seperti yang
namun demikian pelatihan saja tidak cukup
disampaikan John Whitmore, (2017:12)
karena pelatihan seringkali tidak diikuti
Coaching is unlocking people’s potential to
dengan penerapan secara konsisten ditempat
maximamize their own performance. It is
kerja. Bukti menunjukan bahwa pelatihan
helping them to learn rather then teaching
yang diikuti coaching meningkatkan ingatan
them” (Coaching adalah kunci pembuka
dan keterampilan yang telah dipelajari
potensi seseorang untuk memaksimalkan
ditempat kerja, dalam beberapa studi kasus
kinerjanya, coaching lebih kepada
dimana coaching digunakan untuk
mendukung pelatihan, produktivitas
74
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

membantu seseorang untuk belajar daripada :18) Hubungan kemitraan dengan individu
mengajarinya). melalui proses kreatif untuk
O’Connor dan Lages 2004 dalam mengoptimalkan potensi personal dan
Gomulyo, dkk (2019:xix) menyebutkan profesionalnya,
coaching adalah membantu seseorang
dengan cara yang dikehendakinya dan Prinsip Coaching
membantunya menuju arah yang hendak Dari pengertian coaching menurut ICF
dicapainya, mendukung seseorang pada dalam Arsendatama (2016;18) dijelaskan
setiap level untuk menjadi apa yang mereka beberapa prinsip penting dalam coaching
inginkan dan menjadi terbaik yang mereka sebagai berikut : (1) Coaching merupakan
mampu. hubungan kemitraan secara profesional yang
Sementara itu Passmore (2010:4) dibangun antara coach dan coachee untuk
menyatakan bahwa walaupun banyak mencapai tujuan yang disepakati bersama,
definisi yang berbeda-beda mengenai (2) Melibatkan proses berpikir kreatif yang
Coaching namun sebagian besar didalamnya ada pengamatan yang non-
mendeskripsikan hal yang sama, inti dari jugmental, pemetaan situasi dan pengalian
coaching adalah memberdayakan orang lain ide, (3) Fokus pada pengembangan potensi
dengan memfasilitasi pembelajaran diri, diri untuk memaksimalkan pengetahuan,
pertumbuhan pribadi dan perbaikan kinerja. kecakapan dan kekuatan yang sudah
Pengertian coaching yang lebih aplikatif disadari, (4) Proses membangkitkan
disampaikan oleh menurut Julie Starr kesadaran diawali dengan pengenalan pola
(2016:7) “Coaching is conversation, or prilaku termasuk kebiasaan, kelemahan dan
series of conversation, that one person has hambatan mental yang dimiliki.
with another, what makes conversation Pendapat lainnya dalam Gomulyo, dkk
different from other is the impact the (2019:xxi) tentang prinsip coaching yaitu
conversation has on the person being (1) Membangun kepercayaan diri coachee,
coached (the coachee) an effective coaching (2) Harus memiliki kejelasan komunikasi,
conversation influences someone’s (3) Memberi dukungan, (4) Memiliki
understanding, learning, behavior dan keterlibatan, (5) Membutuhkan kesabaran,
progress”. (6) Harus menjaga kerahasiaan, (7) Tidak
Sedangkan Pengertian coaching memaksakan kehendak, (8) Berfokus pada
menurut ICF (International Coach solusi, dan (9) Harus hadir secara penuh.
federation) 2005 dalam Arsendatama (2016

75
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

Kemampuan yang Dibutuhkan Dalam mengasihi (suspending judgment, criticism


Praktek Coaching and attachment) mendengarkan potensi
Coaching akan berlangsung efektif jika (listening for potential) dan mendengarkan
coach memiliki kemampuan yang dengan hati (listening with heart), coaching
diperlukan dalam proses tersebut, Menurut membutuhkan perhatian yang penuh dari
Whitmore (2017:47) Coaching is practice coach terhadap apa yang disampaikan
of emotional intelligence selain itu coachee dan perasaan yang disampaikan,
Whitmore (2017:82-84) menjelaskan seseorang dapat saja menyatakan suatu hal
keterampilan yang dibutuhkan dalam tapi mengingkari sesuatu yang terlihat dari
praktek coaching meliputi 2 hal, yang nada suara, bahasa tubuh, ekpresi muka, dan
pertama adalah Powerful question artinya seorang coach yang handal harus mampu
coach harus mampu mengajukan pertanyaan menangkap hal-hal tersebut.
yang menumbuhkan kesadaran dan rasa Seorang coach harus mampu
tanggung jawab, menginspirasi kreativitas mengarahkan sebuah percakapan secara
dan daya akal, meningkatkan kemungkinan/ fleksibel sesuai situasi dan kebutuhan klien,
visi, berorientasi tujuan dan fokus pada sebagaimana pendapat Canfield dan Chee
solusi, tidak menghakimi, mendorong dalam Sadik (2020:12) menyatakan bahwa
perhatian, pemikiran dan pengamatan yang dalam proses coaching terdapat 6 model
rinci dan tepat, memberikan dukungan dan penting yang dapat digunakan oleh coach
tantangan/ motivasi untuk menciptakan secara fleksibel, berganti dari satu model ke
umpan balik. model yang lain dengan halus demi
Keterampilan kedua yang harus dimiliki memenuhi kebutuhan klien dan situasi yang
adalah aktif mendengarkan (active ada sebaik mungkin, dengan mengemukakan
listening), proses ini tidak hanya sekedar pertanyaan-pertanyaan kunci untuk model
mendengarkan tapi dibutuhkan kecerdasan, tujuan, ekplorasi, analisis, pelepasan,
keterampilan yang harus dikuasai terdiri dari keputusan dan tindakan.
keterampilan merefleksikan/ mencerminkan
(reflecting/ mirroring), keterampilan Model Coaching
menguraikan dengan kata sendiri Salah satu model yang banyak digunakan
(paraphrasing), meringkas (summarizing), dalam coaching adalah GROW.
mengklasifikasi (clarifying), menumbuhkan Sebagaimana dijelaskan oleh Gomulyo, dkk
ekpresi diri (encouraging self expression), (2019:5) menyebutkan bahwa model ini
menunda menghakimi, mengkritik dan merupakan model spesifik yang
76
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

menunjukkan langkah-langkah yang dilalui coachee dengan sendirinya termotivasi


seorang coach agar efektif. GROW untuk mengambil tanggung jawab terhadap
merupakan model coaching yang perubahan yang akan dilakukan.
dikembangkan oleh Sir John Whitmore.
GROW adalah akronim dari Goal, Reality, Peraturan LAN terkait Coaching Peserta
Options dan Will. Goal adalah tujuan yang PKP
akan dicapai dalam proses coaching. Ini Persyaratan untuk menjadi seorang
merupakan tahapan pertama dalam coaching Coach dalam kegiatan PKP disebutkan
yaitu menentukan apa yang ingin dicapai, dalam Keputusan Kepala Lembaga
dengan mengetahui dan menetapkan tujuan Administrasi Negara Nomor
yang ingin dicapai, kita dapat menentukan 1005/K.1/Pdp.07/2019 Tentang Pedoman
jalur atau arah yang akan digunakan untuk Penyelenggaraan Pelatihan Kepemimpinan
mencapai tujuan tersebut. Pengawas. Pembimbing pada PKP terdiri
Selanjutnya Reality (realitas) merupakan atas Coach dan Mentor yang dijelaskan
eksplorasi tentang kondisi coachee sebagai berikut: (1) Coach merupakan
sekarang. Pada tahap ini coachee didorong widyaiswara atau pegawai lainnya yang
untuk menemukan kebutuhan yang perlu memiliki kompetensi dalam menggali
diungkapkan dan dianalisis. Penggalian potensi peserta pelatihan untuk
informasi secara mendalam terhadap realitas melaksanakan pembimbingan pembelajaran
merupakan kunci keberhasilan coaching. Aksi Perubahan dan mendapatkan
Tahap selanjutnya adalah Options (pilihan) penugasan dari pimpinan lembaga
merupakan tahap lanjutan setelah coachee penyelenggara pelatihan; (2) Penugasan
menemukan realitas pada tahap sebelumnya. sebagaimana dimaksud pada angka (1) dapat
Dengan adanya realitas yang telah diberikan dengan mempertimbangkan antara
dikembangkan sebelumnya, coachee dapat lain : surat keterangan pelatihan telah
menentukan opsi atau pilihan-pilihan yang mendapatkan penyamaan persepsi
cocok untuk dilakukan dan yang terakhir pengetahuan dan pemahaman terkait strategi
adalah Will (kemauan) mencakup tindakan pembimbingan pada PKP, integritas,
apa yang akan diambil oleh coachee. Ketiga komitmen, penguasaan materi, strategi
tahap sebelumnya bertujuan untuk pembelajaran, dan jadwal pelatihan; dan (3)
menciptakan kesadaran. Setelah kesadaran Mentor merupakan atasan langsung atau
dicapai, coachee mendapatkan kejelasan pejabat lainnya yang ditunjuk oleh PPK atau
yang lebih tinggi, yang pada gilirannya pejabat berwenang lainnya di setiap Instansi

77
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

Pemernitah sesuai dengan ketentuan yang merupakan widyaiswara yang harus


berlaku untuk memberikan dukungan memiliki kompetensi dalam menggali
pembimbingan pembelajaran Aksi potensi peserta untuk melaksanakan
Perubahan. pembimbingan pembelajaran Aksi
Selanjutnya dalam Keputusan Kepala Perubahan, dan yang kedua adalah mentor
Lembaga Administrasi Negara Nomor yang merupakan atasan langsung peserta
1006/K.1/Pdp.07/2019 Tentang Kurikulum pelatihan yang harus memberikan dukungan
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas, pembimbingan Aksi perubahan.
didalamnya disebutkan bahwa pembimbingan dilakukan saat peserta di
pembimbingan peserta pelatihan tempat pelatihan dan saat peserta
dilaksanakan ditempat kerja dan tempat dimengimplementasikan aksi perubahan
pelatihan melalui metode coaching dan ditempat kerja.
mentoring untuk mendukung pelaksanaan Dalam keputusan Kepala LAN
implementasi Aksi Perubahan Kinerja tersebut juga disampaikan terkait evaluasi
Pelayanan Publik, dan mendokumentasikan terhadap coach yang dilakukan oleh peserta
hasil Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan dan Penjamin Mutu. Aspek yang dinilai
Publik. adalah : (1) Kemampuan membimbing; (2)
Kegiatan pembelajaran di tempat kerja dapat Ketepatan waktu dan kehadiran; (3)
dipengaruhi dengan adanya permasalahan Penggunaan metode dan media
interpersonal yang dialami oleh Peserta, pembimbingan; (4) Sikap dan perilaku; dan
oleh karena itu Peserta dibekali serangkaian (5) Pemberian motivasi dan inspirasi.
pengalaman belajar untuk membangun Penjelasan coaching yang disyaratkan LAN
motivasi diri dalam melaksanakan yang dapat dirinci pada tabel berikut ini :
Implementasi Aksi Perubahan Kinerja
Pelayanan Publik melalui metode konseling
oleh coach dan/atau pimpinan lembaga
penyelenggara PKP dengan melayani
konsultansi peningkatan motivasi dalam
menerapkan tahap pembelajaran di tempat
kerja melalui e-learning.
Dari peraturan diatas dapat dijelaskan
bahwa pembimbing bagi peserta PKP terdiri
dari 2 orang yang pertama adalah coach
78
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

Tabel 1. Tugas Pembimbing Peserta PKP orang sehingga Coach yang ditunjuk
Pembimbing Tugas Metode Persyaratan Aspek
peserta PKP pembimbingan pembimbingan kompetensi Evaluasi
1 2 5 4 5 untuk kegiatan tersebut berjumlah 3
Menggali potensi Peserta Coaching yang Memiliki Evaluasi terhadap

Coach
untuk melaksanakan
pembimbingan
dilakukan pada
saat peserta
kompetensi dalam
menggali potensi
coach yang
dilakukan oleh orang
pembelajaran Aksi ditempat pelatihan peserta pelatihan peserta dan
Perubahan maupun saat untuk Penjamin Mutu.

mendukung pelaksanaan
imlementasi Aksi
perubahan
melaksanakan
pembimbingan Aspek yang dinilai
2. Peserta PKP yang menjadi Coachee dari
pembelajaran menyusun ditempat kerja pembelajaran Aksi adalah:
rancangan Aksi
Perubahan dan menyusun
Perubahan dan
mendapatkan
1. kemampuan
membimbing masing-masing Coach berjumlah 3 orang
laporan hasil penugasan dari 2. ketepatan
implementasi pimpinan; waktu dan

mendukung pelaksanaan Telah mendapatkan


kehadiran
3. penggunaan
3. Pejabat dibidang Manajerial sebagai
implementasi Aksi, penyamaan persepsi metode dan
mendokumentasikan hasil
Aksi Perubahan
pengetahuan dan
pemahaman terkait
strategi
media
pembimbingan
;
Penyelenggara PKP sebanyak 2 orang.
Mampu Meningkatkan pembimbingan 4. sikap dan
motivasi peserta dalam pada PKP, perilaku; dan
menerapkan tahap
pembelajaran di tempat
kerja
Konseling untuk
meningkatkan
motivasi peserta
memiliki integritas,
komitmen,
5. pemberian
motivasi dan
inspirasi.
Teknik analisis yang digunakan adalah
saat pelaksanaan penguasaan materi,
pembelajaran
ditempat kerja
strategi
pembelajaran, dan interpretasi perbandingan yaitu
jadwal pelatihan

membandingkan implementasi coaching


mendukung pelaksanaan Mentoring yang Tidak disebutkan Tidak disebutkan

Mentor
pembelajaran menyusun
rancangan Aksi
dilakukan pada
saat peserta yang dilakukan para coach dengan peraturan
Perubahan dan menyusun ditempat pelatihan
laporan hasil maupun saat
implementasi Aksi imlementasi Aksi
perubahan
terkait pelaksanaan kegiatan PKP dan teori-
mendukung pelaksanaan ditempat kerja
implementasi Aksi,
mendokumentasikan hasil
Aksi Perubahan
teori coaching yang di rekomendasikan oleh
para ahli.

METODE
Temuan Lapangan dan Pembahasan
Penelitian ini merupakan studi kasus
Implementasi Coaching Pada Agenda
mengunakan pendekatan kualitatif, yang
Aksi Perubahan
menghasilkan data deskriptif. Pengumpulan
Pemahaman Para Coach terkait Coaching
data dilakukan dengan studi pustaka untuk
Dari hasil wawancara terhadap para
mendapatkan teori mengenai bagaimana
Informan yang menjadi coach pada Agenda
coaching seharusnya dilakukan dan
IV PKP terkait apa itu coaching diperoleh
melakukan wawancara mendalam dengan
beragam jawaban, informan M
informan untuk memperoleh data tentang
mengemukakan sebagai berikut : ”Kalau
implementasi coaching saat penyusunan
coaching itu pembimbingan dimana kita
aksi perubahan peserta PKP. Pemilihan
sebagai coach mengali potensi peserta,
informan didasarkan atas tujuan-tujuan yang
diawali dengan mengali permasalahan yang
ingin dicapai (purposive sampling),
ada ditempat kerja peserta yang menjadi
Informan yang dipilih adalah:
bimbingan kita, kemudian kita membimbing
1. Widyaiswara di BPSDM provinsi Jambi
mereka dalam menyusun rancangan, dan
yang menjadi Coach kegiatan PKP di
laporan aksi perubahan mereka”. (Informan
tahun 2021 berjumlah 3 orang karena
M, coach PKP 02/12/21)
selama tahun 2021 penyelenggaraan PKP
hanya satu kelas yang berjumlah 30
79
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

Jawaban yang lainnya dikemukakan oleh Ada kata “mengali potensi“ yang
informan I : “ Coaching adalah proses disampaikan langsung oleh informan I dan
membuka potensi diri peserta untuk informan M, dan semua informan
memaksimalkan dengan tujuan menyampaikan mereka membantu/
memaksimalkan kemampuan peserta memfasilitasi/ mendukung pelaksanaan
khususnya dalam melaksanakan aksi pembelajaran menyusun Rancangan Aksi
perubahan”. (Informan I, coach PKP Perubahan dan menyusun Laporan
01/12/21) Implementasi Aksi Perubahan, jadi dapat
dikatakan bahwa coaching menurut para
Sementara itu Informan R mengemukakan coach PKP ini telah sesuai apa yang
pendapatnya tentang pengertian coaching disampaikan dalam Keputusan kepala LAN
sebagai berikut : (Tabel 1), ini dapat terjadi karena semua
“Coaching PKP ya…itu adalah kita sebagai Widyaiswara di BPSDM Provinsi Jambi
coach membantu atau memfasilitasi peserta telah mengikuti TOT PKP dan PKA yang
dalam melaksanakan aksi perubahan diselenggarakan oleh LAN RI di BPSDM
mereka, sesuai ranah kita, karena mereka Provinsi Jambi pada Bulan Januari 2020
kan ada mentor juga, kita lebih teknis yang lalu.
terkait penulisan laporan yang mereka Apabila dibandingkan dengan
buat, mulai dari awal penyusunan pengertian coaching menurut para ahli
rancangan, sampai laporan dengan kata kuncinya adalah “membuka
implementasinya, bukti-buktinya lengkap potensi, memaksimalkan kinerja,
dapat nilai level IV dari penguji.” membelajarkan bukan mengajari membantu
(Informan R, coach PKP 02/12/21) dengan cara yang diinginkan seseorang,
untuk mengeksplorasi dan mengartikulasi
Dari jawaban ketiga informan tadi terlihat idenya” sesuai definisi diatas, terlihat bahwa
bahwa deskripsi mereka terkait pengertian sudah ada beberapa kata kunci yang
coaching sudah selaras jika dibandingkan disampaikan walaupun belum lengkap
dengan peraturan LAN, yang kata kuncinya seperti kata menggali potensi, dan khusus
adalah pembimbingan, mengali potensi untuk kata membelajarkan peserta bukan
peserta dan mendukung pelaksanaan mengajari peserta, konsep ini bukanlah hal
pembelajaran menyusun Rancangan Aksi yang baru bagi para widyaiswara, karena hal
Perubahan dan menyusun Laporan tersebut juga menjadi sebuah konsep dalam
implementasi Aksi Perubahan. pembelajaran orang dewasa dimana
80
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

widyaiswara berperan sebagai fasilitator Terkait teknis pelaksanaan coaching dan


bukan mengajari peserta seperti yang media yang digunakan lebih lanjut
disampakan oleh informan R, bahwa ia disampaikan oleh informan I :
membantu dan memfasilitasi peserta. Jadi “Ketika rancangan itu coachingnya kan
secara umum pengertian coaching yang tatap muka setelah rancangan saya lebih
disampaikan oleh para informan sudah cendrung coachingnya via WA, mereka
cukup sesuai dengan beberapa pendapat mengirimkan soft filenya lalu kita kasih
yang ada terkait pengertian coaching, masukan, ketika ada waktu mereka minta
walaupun belum dalam narasi yang lengkap. ketemu ya ketemu sebelum pembimbingan
saat masuk kediklat lagi ya…”(Informan I,
Proses Coaching yang dilakukan pada coach PKP 01/12/21)
Agenda Aksi Perubahan
Terkait coaching yang dilakukan terhadap Proses pembimbingan Aksi Perubahan
peserta PKP informan I menjelaskan Peserta PKP disampaikan oleh menurut
prosesnya nya sebagai berikut : informan M sebagai berikut :
“Kalau ketemu bimbingan itu biasanya
“pada saat ketemu dengan bimbingan yang
nanya isu, kita gali apakah isu itu memang
pertama kita cek adalah sudah paham
penting untuk diangkat atau ndak, kita gali
belum para peserta ini dengan aksi
permasalahannya dari sistemnyakah,
perubahan itu sendiri, kita tanya kalau
SDMnya kah, kita gali terus sampai ke akar-
belum paham kita bangun dulu
akarnya, kalau memang itu benar-benar
pemahamannya, mereka datang kekita
penting dan punya manfaat baru kita oke
membawa rancangan yang sudah
kan untuk diangkat menjadi aksi perubahan,
dikonsultasikan dengan mentor, kita lihat
pada saat pembimbingan itu satu-satu ya
lagi tupoksi, lihat isu yang diangkat kan ada
per person tidak bisa kalau digabung
3 isu biasanya, kita tanya lagi pakai alat
karena mereka bidangnya beda-beda
anlisis atau ndak, kalau ndak pakai analisis
kan…”.(Informan M, coach PKP 02/12/21)
pakai data, sudah itu ya udah, isunya apa
Terkait teknis pembimbingan pada saat
data yang butuh dikumpulkan apa, lalu apa
peserta ditempat kerja informan M
inovasi, milestonenya sesuai tidak, peta
menyampaikan bahwa “Untuk
stakeholdernya…”(Informan I, coach PKP
pembimbingan saat mereka implementasi,
01/12/21)
via WA (whatsapp), kita juga buatkan
Google Classroom, kalau ada kendala dalam

81
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

pelaksanaan milestone kita bicarakan”. penyusunan laporan juga bukti-bukti harus


(Informan M, coach PKP 02/12/21) lengkap memperhatikan masukan dan saran
dari penguji…karena yang ngasih nilai
Proses pembimbingan yang dilakukan penguji ya…”(Informan R, coach PKP
menurut informan R sebagai berikut : 02/12/21)
“Kalau ketemu dengan para coachee
peserta PKP yang pertama itu kita Hasil wawancara dengan para coach terkait
membangun hubungan, meyakinkan mereka proses coaching diperkuat juga dengan
kalau saya akan berusaha semampu saya hasil wawancara dengan para coachee
untuk membimbingmereka dan saya percaya sebagaimana diungkap oleh Informan F
coachee saya adalah semuanya adalah sebagai berikut :
orang-orang yang punya potensi, jadi kita “Dari awal pembimbingan, mulai dari
bangun optimisme mereka dulu, kemudian penyusunan RAP (rencana Aksi Perubahan),
selanjutnya kita tanya apa rencana-rencana saat implementasi dan pembuatan Laporan
mereka, kan kita sebagai coach tidak mulai Akhir, coach benar-benar membantu kita
dari nol, mereka kan sudah dapat materi untuk bisa mendapatkan hasil yang bagus,
terkait aksi perubahan yang sudah bagus bimbingan itu pas rancangan tatap muka
kita support, kita kasih tantangan lebih…, langsung, setelah dilapangan pakai WA,
jadi intinya kita bantu mereka agar bisa tapi kebetulan kelompok kita minta ketemu,
menentukan pilihan-pilihan yang terbaik coach oke (setuju), jadi tidak ada hambatan
yang realistis untuk diangkat jadi aksi dalam komunikasi”. (Informan F, Coachee
perubahan”. (Informan R, coach PKP PKP, 12/12/21)
02/12/21) Informasi yang lebih detail terkait proses
Terkait teknis dan media yang digunakan pembimbingan disampaikan oleh Informan
dalam coaching Informan R menjelaskan E sebagai berikut :
sebagai berikut : “pada saat ketemu pertama dengan coach,
“Kalau sudah dilapangan pembimbingan yang dilihat adalah apa rencana kita, lalu
dilakukan sesuai kebutuhan peserta, kita coach memberikan masukan-masukan,
pantau juga sejauh apa progressnya….via seperti saya awalnya hanya mau buat SOP,
wa grup atau japri ya…kalo yang diprovinsi tapi menurut beliau kurang greget, inikan
kan dekat juga kemaren ada yg kita ketemu levelnya PKP, jadi saya tertantang untuk
langsung…kalau ada masalah sampaikan membuat aplikasi juga, dan alhamdulillah
sama-sama kita cari solusinya… dalam dapat terlaksana dengan baik dan
82
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

bermanfaat,…pada saat penyusunan menyebutkan hal tersebut, memang


Laporan Akhir juga beliau sangat detail informan R tidak langsung menyebutkan
memberikan masukan dari sisi teknis mengali potensi, namun pernyataannya
penulisan, bahkan bahan-bahan kita untuk bahwa ia menanyakan rencana-rencana yang
presentasipun diberikan masukan oleh akan dilakukan peserta dapat dikatakan
beliau…”(Informan E, Coachee PKP, bahwa ini adalah proses pengalian potensi
12/12/21) dari peserta. Dari wawancara juga terlihat
bahwa para coach melakukan
Proses coaching yang disampaikan oleh para pembimbingan mulai dari menyusun
informan akan dibandingkan dengan apa rencana aksi perubahan,
yang dipersyaratkan dalam KepkaLAN tabel mengimplemetasikan aksi, mengumpulkan
1. Pelaksanaan Tugas Pembimbingan, dalam bukti-bukti dan menyusun laporan aksi
kolom 1 disebutkan ada 4 tugas perubahan. Untuk pemberian motivasi dan
pembimbingan yang dilakukan oleh coach Inspirasi juga dilakukan oleh semua coach
yaitu : kepada para coachee nya bahkan sejak awal
1. Menggali potensi Peserta untuk proses pembimbingan.
melaksanakan pembimbingan Informasi yang diperoleh dari para coachee
pembelajaran Aksi Perubahan juga senada dengan yang disampaikan oleh
2. Mendukung pelaksanaan pembelajaran para coach, mereka merasa sangat terbantu,
menyusun rancangan Aksi Perubahan dan karena mendapatkan bimbingan dari tahap
menyusun laporan hasil implementasi penyusunan rancangan sampai penyusunan
3. Mendukung pelaksanaan implementasi laporan akhir, coach memberikan saran dan
Aksi, mendokumentasikan hasil Aksi masukan terkait teknis penulisan sampai
Perubahan penyusunan media presentasi, dan tidak ada
4. Meningkatkan motivasi peserta dalam coachee yang mengeluhkan terkait
menerapkan tahap pembelajaran di hambatan komunikasi, waktu dan media
tempat kerja pembimbingan yang digunakan oleh coach.
Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa
Jika dicermati hasil wawancara dengan 3
proses pembimbingan yang dilakukan sudah
(tiga) orang informan yang berperan
sesuai dengan tugas-tugas yang diamanatkan
sebagai coach memperlihatkan bahwa
dalam KepkaLAN diatas
semua mendeskripsikan tahapan dalam
proses pembimbingan dimulai dari menggali
potensi peserta. ketiga informan
83
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

LAN sendiri mengamanatkan kepada dan pemberian motivasi dan inspirasi seperti
penyelenggara pelatihan untuk melakukan pada tabel 1 kolom 4.
evaluasi terhadap coach yang dilakukan oleh Hasil evaluasi terkait coach PKP dari
penjamin mutu dan peserta pelatihan,dan peserta pelatihan tidak bisa diakses dalam
evaluasi tersebut telah dilakukan seperti penelitian ini karena sifatnya terbatas,
disampaikan oleh Informan Am sebagai namun secara secara umum dari informasi
berikut : yang disampaikan oleh Informan Am dapat
“Kita mengunakan google form yang diinterpretasikan bahwa masih ada
linknya dibagikan kepada para peserta Widyaiswara yang memerlukan
pelatihan, untuk menjaga privacy jangan pendalaman lagi terkait kemampuannya
sampai dibaca yang lain..., selain itu juga dalam melakukan coaching.
dilakukan evaluasi secara tidak langsung Bila disandingkan dengan prinsip coaching
maksudnya pada saat proses seminar dalam Gomulyo, dkk (2019: xxi), ada 9
rancangan maupun seminar hasil kita (sembilan) prinsip seperti yang disampaikan
mengamati proses tersebut…, ada catatan- di atas, dari hasil wawancara terlihat bahwa
catatan yang kami naikkan kepada pimpinan sudah ada beberapa prinsip yang dilakukan
agar pimpinan memiliki dasar didalam oleh para coach dalam coaching yaitu
memberikan kebijakan kepada WI apakah membangun kepercayaan diri coachee
yang bersangkutan ini perlu mendapatkan terlihat dari kalimat informan R yaitu :
pendalam lagi dalam konteks pemahaman “saya percaya coachee saya adalah
coachnya atau sampai pada titik dimana oh, semuanya adalah orang-orang yang punya
ini jangan jadi coach dulu karena perlu potensi, jadi kita bangun optimisme mereka
mendapatkan deep coaching dari WI lain dulu..”.
yang memahami, ini tapi sifatnya internal Infoman I, juga mengatakan hal berikut :
dan terbatas…”.( informan Am, “dan yang saya tekankan juga yakinlah
Penyelenggara Diklat, 02/12/21) kalau ini bukan susah ini adalah pekerjaan
yang Ketika kalian mau itu pasti bisa, jadi
Aspek-aspek yang dinilai dalam evaluasi kita motivasi mereka juga bahwa membuat
tersebut ada 5 (lima) aspek yaitu ini tidak sulit”.
kemampuan membimbing, ketepatan waktu Prinsip lainnya yang sudah dilakukan yaitu
dan kehadiran, penggunaan metode dan membutuhkan kesabaran seperti yang
media pembimbingan, sikap dan perilaku; disampaikan dengan jelas oleh informan R,

84
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

yaitu : ”intinya kalau ngecoach harus sabar, sebenarnya sangat relevan dengan struktur
karena kan peserta itu beda-beda”. GROW yang diawali dengan menentukan
Goal atau tujuan yang ingin dicapai dalam
Prinsip selanjutnya adalah fokus pada solusi aksi perubahan, dalam aksi perubahan cukup
seperti yang disampaikan informan M jelas bahwa goalnya secara umum adalah
dimana ada salah satu pesertanya yang terjadinya peningkatan kinerja pelayanan
kesulitan menemukan ide karena faktor usia publik, lalu mengekplorasi Reality/ realitas
dan sebagainya, tapi coach terus berusaha yang dihadapi coachee agar mampu
menemukan solusi salah satunya dengan memperluas sudut pandang terhadap
cara menemui mentor dan berkonsultasi permasalahan dan akar permasalahan
untuk mencarikan solusi. sehingga memunculkan gagasan bagaimana
Prinsip lainnya adalah coach hadir secara cara meningkatkan kinerja pelayanan,
penuh, seperti disampaikan oleh semua dilanjutkan dengan Options/ opsi pada
informan yang menjadi coach, bahwa tahap ketiga yaitu ekplorasi terhadap
mereka memberikan pembimbingan mulai pilihan-pilihan solusi yang harus diambil
dari penyusunan rencana, memonitoring oleh peserta pelatihan, dan yang terakhir
implementasi sampai pembimbingan adalah Will/ kemauan untuk menjalankan
penyusunan laporan Aksi Perubahan. rencana-rencana yang disusun.
Komunikasi juga tidak terbatas hanya saat Tahapan dalam dalam penyusunan Rencana
bimbingan ditempat pelatihan, tapi juga Aksi Perubahan strukturnya sudah selaras
membuka komunikasi via WA (Whats App) dengan urutan model GROW namun seperti
ataupun bertemu langsung (tatap muka) yang disampaikan sebelumnya bahwa
sesuai kebutuhan para coachee, sehingga coaching disini mengali potensi peserta
dapat dikatakan bahwa sebagian prinsip untuk memaksimalkan kinerja coachee dan
coaching ini telah dilakukan para coach hal pentingnya adalah bagaimana proses
dalam pembimbingan peserta PKP. membingkai percakapan, misalnya untuk
Bila dibandingkan dengan Langkah-langkah memahami realitas dari sudut pandang
coaching salah satunya model GROW, coachee bukanlah hal yang mudah,
gagasan intinya adalah membingkai sebuah kebanyakan coach merasa sudah memahami
percakapan dengan kerangka pikir tertentu permasalahan dan terlalu cepat menilai dari
sehingga prosesnya bisa terarah, kalau kita sudut pandangnya sendiri sehingga coach
bandingkan dengan tahapan yang harus lebih banyak memberikan saran dan nasehat,
dilalui dalam Agenda Aksi Perubahan, akibatnya proses coaching kurang efektif

85
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

untuk memaksimalkan potensi coachee, Kira-kira bisa kamu buat, yang Namanya
karena solusi-solusi yang ditawarkan lebih peserta inikan macam macam ada yang
banyak merupakan saran dan masukan dari bagus, kita sesuaikan saja bisa kita gali
coach dan bukan berasal dari dalam diri dari tupoksilah, lalu yang penting juga yaitu
peserta. kita harus serius dalam membimbing ini
percakapan yang spesifik antara coach meluangkan waktu memberikan masukan-
dengan coachee yang tidak mampu terlihat masukan terkait laporan yang mereka kirim,
dalam hasil wawancara diatas, untuk intinya ada keseriusanlah”.(Informan I,
menangkap prosesnya percakapannya kita coach PKP 01/12/21)
memerlukan metode observasi langsung,
namun karena keterbatasan dalam penelitian Kemampuan yang dibutuhkan oleh seorang
ini maka proses tersebut dicoba digali coach menurut informan M sebagai berikut :
dengan pertanyaan kemampuan apa yang ’Kemampuan kita menggali isu, kemampuan
dibutuhkan oleh seorang coach dalam bertanya kepada peserta trus kita sebagai
coaching seperti uraian dibawah ini. WI pemikirannyanya harus kreatif jangan
Kemampuan yang diperlukan dalam istilahnya apapun yang dikasih peserta
proses coaching langsung diterima, sementara kita tidak
Terkait kemampuan yang dibutuhkan saat mengali dulu isunya itu betul-betul urgent
proses coaching Informan I menyampaikan atau ndak, jadi sebagai widyaiswara itu
sebagai berikut : harus mampu menerapkan trik-trik
“yang pertama kita harus tahu dulu aksi coaching, sebagai widyaiswara harus punya
perubahan itu apa, bagaimana cara wawasan, istilahnya kita tahu inovasi-
menetapkankan isu itu, bagaimana membuat inovasi yang baru, membuat aksi perubahan
rancangan, walaupun mereka mendapatkan itu jangan hanya formalitas ada 2 (dua)
pembelajaran tersebut dikelas tapi belum intinya yang pertama adalah kebaruan dan
tentu mereka paham, ternyata Ketika kita yang kedua manfaat….(Informan M, coach
tanya mereka ndak paham, jadi kita harus PKP 02/12/21)
kita jelaskan dulu jadi yang jelas kita itu
harus paham dulu tentang aksi perubahan Kemampuan yang harus dimiliki coach
kalau tidak gimana, Kalau ada peserta yang menurut informan R sebagai berikut :
kesulitan menemukan isunya kita tarik ”Memahami dulu aksi perubahan itu apa ,
ketupoksinya dulu kita tanya Kira-kira apa tujuannya apa, tahapan-tahapan dalam kita
yang kamu kerjakan selama ini, apa yang bekerja apa saja, mulai dari menentukan
86
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

isu, memilih isu prioritas, mencari dibutuhkan dalam praktek coaching meliputi
penyebab, milestone, stakeholder dan lain- 2 (dua) hal, yang pertama adalah Powerful
lain, setelah itu harus mampu membangun question artinya coach harus mampu
komunikasi yang baik dengan para coachee, mengajukan pertanyaan yang menumbuhkan
lalu selama mereka melaksanakan aksi kesadaran dan rasa tanggung jawab,
perubahan ditempat kerja juga harus tetap menginspirasi kreativitas, dan daya akal,
dilakukan pembimbingan …(Informan R, meningkatkan kemungkinan/ visi,
coach PKP 02/12/21) berorientasi tujuan dan fokus pada solusi,
tidak menghakimi, mendorong perhatian,
Bila dirangkum dari jawaban para informan pemikiran dan pengamatan yang rinci dan
dapat ditemukan kemampuan-kemampuan tepat, memberikan dukungan dan tantangan/
yang dibutuhkan dalam coaching adalah : motivasi untuk menciptakan umpan balik.
(1) Pemahaman tentang Aksi perubahan itu Keterampilan kedua yang harus dimiliki
sendiri, (2) Kemampuan menggali isu, (3) adalah aktif mendengarkan (active
Memiliki kreativitas, (4) Mengetahui listening), proses ini tidak hanya sekedar
inovasi-inovasi baru, (5) Mampu mendengarkan tapi dibutuhkan kecerdasan,
membangun komunikasi yang baik, (6) keterampilan yang harus dikuasai terdiri dari
Meluangkan waktu untuk melakukan keterampilan merefleksikan/mencerminkan
pembimbingan, (7) Memiliki kesungguhan/ (reflecting/ mirroring), keterampilan
berkomitmen untuk membimbing peserta menguraikan dengan kata sendiri
Dari jawaban tersebut terlihat para (paraphrasing), meringkas (summarizing),
informan masih menyebutkan kemampuan mengklasifikasi (clarifying), menumbuhkan
yang bersifat umum, kalau disandingkan ekpresi diri (encouraging self expression),
dengan teori-teori lebih mengarah pada menunda menghakimi, mengkritik dan
prinsip-prinsip dalam pelaksanaan coaching, mengasihi (suspending judgment, criticism
dan hal ini juga sesuai dengan Keputusan and attachment) mendengarkan potensi
Kepala LAN yang mengatur tentang (listening for potential) dan mendengarkan
pelaksanaan coaching sebagaimana dalam dengan hati (listening with heart), coaching
tabel 1 (satu). membutuhkan perhatian yang penuh dari
Belum ada jawaban para informan yang coach terhadap apa yang disampaikan
menyebutkan keterampilan spesifik yang coachee dan perasaan yang disampaikan,
dibutuhkan saat coaching seperti yang seseorang dapat saja menyatakan suatu hal
dijelaskan Withmore. Keterampilan yang tapi mengingkari sesuatu yang terlihat dari

87
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

nada suara, bahasa tubuh, ekpresi muka, dan sehingga tidak maksimal dalam
seorang coach yang handal harus mampu mengerjakannya.
menangkap hal-hal tersebut.
Persepsi peserta yang beranggapan kalau
Keterampilan-keterampilan yang sifatnya
hadir dan mengikuti pelatihan pasti lulus
teknis inilah yang harus ditingkatkan oleh
sebagaimana yang disampaikan oleh
para widyaiswara, agar praktek coaching
informan I dan diperkuat oleh informan D
yang dilakukan bagi peserta PKP dapat
tentunya terlihat dari kesungguhan peserta
berlangsung lebih efektif.
dalam mengikuti pelatihan utamanya dalam
melaksanakan Agenda Aksi Perubahan.
Hambatan Dalam Proses Coaching
Untuk meminimalisir hal tersebut dari awal
Peserta PKP
peserta masuk hendaknya seluruh komponen
Coaching yang dilakukan para widyaiswara
yang terlibat dalam penyelenggaraan
tidak selalu berjalan mulus, ada beberapa
pelatihan, mulai dari panitia penyelenggara,
hambatan yang dikemukakan oleh para
para Widyaiswara yang menjadi pengampu
widyaiswara sebagai berikut :
materi, pimpinan BPSDM, termasuk Mentor
Adanya peserta yang masih memiliki
sebagai atasan langsung peserta pelatihan
persepsi bahwa kalau hadir dan
kompak untuk menekankan tentang penting
mengikuti PKP pasti Lulus.
kesungguhan/ keseriusan dalam mengikuti
Sebagaimana disampaikan oleh informan I
PKP, peserta diingatkan dan dimotivasi
yaitu : “Kalau hambatannya banyak ya
untuk mengikuti semua tahapan dengan
kadang-kadang peserta ni menganggap
serius dan sungguh-sungguh, apalagi dari
kalau diikuti pasti lulus ya, disitulah kita
pengalaman tahun-tahun sebelumnya ada
dari awal menekankan bahwa jika saudara
peserta yang tidak berhasil menyelesaikan
tidak membuat ini, yakinlah saudara tidak
pelatihan, jadi tidak semua peserta pelatihan
akan lulus, dan yang saya tekankan juga
yang mengikuti pelatihan dinyatakan lulus.
yakinlah kalau ini bukan susah ini adalah
pekerjaan yang Ketika kalian mau itu pasti
Perbedaan Kemampuan/ Kompetensi
bisa,” (Informan I, coach PKP 01/12/21)
dari masing-masing peserta PKP
Hal yang sama juga diungkap oleh informan
Setiap peserta PKP tentunya datang dengan
D (Coachee PKP 12/12/21) bahwa ada saja
latar belakang pendidikan dan pengalaman
peserta yang terlihat kurang serius atau
pekerjaan yang berbeda-beda, termasuk juga
terlalu sibuk dengan urusan kantornya dan
perbedaan dari sisi usia, ada yang baru
menganggap yang penting laporannya ada,
88
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

promosi ke Jabatan pengawas, tapi ada juga “Hambatan… ya.. ada peserta yang agak
yang sudah lama dan berpindah-pindah sulit, kita sudah halo-halo digrup yang lain
dalam jabatan pengawas serta baru respon…dia enggak, pasti ada aja yg kayak
berkesempatan mengikuti PKP, perbedaan- gitu, tapi gak apa-apa, kita tanya atau
perbedaan inilah yang kadang-kadang yang lewat teman-teman bimbingannya
dianggap menjadi salah satu hambatan lain…tetap kita coba bangun komunikasi..
menyebabkan coach harus lebih intensif tanya gimana kabarnya, apakah milestone -
dalam proses coaching, bahkan coach milestone yang disusun bisa
sampai harus bertemu dan berkonsultasi dilaksanakan,kalau ada hambatan kita coba
dengan mentor membantu coachee sama-sama cari solusi, intinya kalau
menemukan permasalahannya, seperti yang ngecoach harus sabar, karena kan peserta
disampaikan oleh Informan M sebagai itu beda-beda”. (Informan R, coach PKP
berikut : 02/12/21)

“Biasanya dari 10 bimbingan itu ya ada


Perbedaan kemampuan peserta menjadi satu
saja 1 atau 2 orang yang cukup menguras
hal yang tidak dapat dihindari, namun hal ini
energi ya membimbingnya…kalau memang
menjadi tantangan tersendiri dari para coach
sudah mentok-mentok kita minta peserta
untuk mampu mengoptimalkan potensi yang
tersebut menghadap lagi, konsultasi dengan
dimiliki peserta sehingga mampu
mentor, karena yang tahu persis
menyelesaikan kegiatan PKP dengan hasil
permasalahan ditempat kerja ya mentor, klo
yang memuaskan.
kita hanya teknis, pernah sampai harus
ketemu mentornya diprovinsi ya waktu itu
karena mungkin juga factor umur dan sudah KESIMPULAN dan SARAN
mau pensiun akhirnya konsultasi, kita Kesimpulan
ketemu dengan mentor”.(Informan M, coach Dalam proses coaching yang
PKP 02/12/21) dilakukan para widyaiswara sudah
menjalankan langkah-langkah atau tahapan-
Hambatan yang tidak jauh berbeda tahapan seperti yang diamanatkan dalam
disampaikan oleh informan R terkait keputusan LAN, dan secara umum sebagian
hambatan dalam berkomunikasi, dimana ada prinsip coaching sudah dilakukan oleh para
coachee yang tidak merespon untuk coach PKP, para coachee merasa sangat
melaporkan progress walaupun sudah coba terbantu dengan kehadiran coach. namun
dihubungi sebagai berikut : dalam praktik coaching diperlukan
89
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

keterampilan-keterampilan yang sifatnya Bagi widyaiswara, melakukan


teknis seperti kemampuan bertanya yang penyamaan persepsi terkait coaching,
menimbulkan kesadaran (powerfull membuat buku panduan coaching dan terus
questions) dan kemampuan mendengarkan berusaha memperluas pengetahuan dan
aktif (active listening) masih perlu keterampilan terkait coaching.
ditingkatkan melalui workshop ataupun
pelatihan coaching yang mampu
meningkatkan skill coaching para
Widyaiswara di BPSDM Provinsi Jambi
Dalam Pelaksanaan coaching
ditemukan hal-hal yang dianggap menjadi
hambatan yaitu masih ada peserta PKP
yang memiliki persepsi bila mereka hadir
dan mengikuti pelatihan pasti lulus sehingga
kurang maksimal dalam melaksanakan aksi
perubahan, selain itu yang menjadi
tantangan dari para coach adalah peserta
yang memiliki kemampuan yang berbeda-
beda sehingga memerlukan upaya maksimal
untuk membimbing peserta agar mampu
menyelesaikan pelatihan dengan hasil yang
memuaskan.

Saran
Bagi LAN RI, agar dapat memasukan
materi keterampilan coaching dalam
rencana kegiatan TOT maupun pelatihan-
pelatihan lain akan yang dilakukan
Bagi BPSDM Provinsi Jambi,
memasukan pelatihan/ workshop terkait
coaching dalam rencana pengembangan
kompetensi widyaiswara

90
Volume 2 Number 2 Month Dec Year 2021 (72-91)

DAFTAR PUSTAKA Whitmore, Jhon. 2017. Coaching for


Performance The Principles and Practice
Arsendotomo, Al Falaq. 2016. Melampaui
of Coaching and Leadership.5th Edition.
Batas Leadership dengan coaching
Jhon Muray Press, London
Panduan Pemimpin Era Milenium.
Penerbit PT. Alkemis Diksi Tee. Jakarta
Peraturan Lembaga Administrasi Negara
Gomulyo, Berny, Hyacintha Susanti, Heria
Nomor 15 Tahun 2019 Tentang
Windasari. 2019. Coaching Practices
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
Menginspirasi, Menumbuhkan dan
(PKP)
Meningkatkan Performa Tim. Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor 1005/K.1/Pdp.07/2019
Kaswan, 2012. Coaching dan Mentoring
Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Untuk Pengembangan SDM dan
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas
Peningkatan Kinerja Organisasi.
Penerbit Alfabeta, Bandung
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi
Negara Nomor 1006/K.1/Pdp.07/2019
Passmore, Jonathan. 2010. Excellence in
Tentang Kurikulum Pelatihan
Coaching Panduan Lengkap Menjadi
Kepemimpinan Pengawas
Coach Profesional. Edisi Terjemahan.
Penerbit PPM, Jakarta.
Bailah. (2022). Pelatihan Dasar Golongan
III Pola Dalam Jaringan (Daring) :
Sadik, Machmudan. 2020. Coaching
Persepsi Kepuasan Peserta dan Capaian
Motivate Star Performer, Coaching
Pembelajaran. Jurnal Prajaiswara, 1(2),
dengan Model Grow.
95–108.
Deepublish.Yogyakarta.
https://doi.org/10.55351/prajaiswara.v1i2
.10
Starr, Julie. 2016. The Coaching Manual the
Definitive Guide to The process,
Principles and Skill of Personal
Coaching. 4th Edition. Pearson
Education, UK

91

You might also like