Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Etika Perilaku Konsumsi Di Era Digitalisasi Terbaru
Jurnal Etika Perilaku Konsumsi Di Era Digitalisasi Terbaru
Nur Hikmah
Program Studi Ekonomi Syariah Pascasarjana IAIN Bone
hikmahnurafairah10@gmail.com
Otong Karyono
Program Studi Ekonomi Syariah Pascasarjana IAIN Bone
otong.karyono@iain-bone.ac.id
Abstract :
Ethics and morals are a unity that cannot be separated from human behavior in carrying out life, especially in
terms of consumption. People's consumption ethics in the digital era are more inclined to carry out consumption
activities digitally and it is difficult to differentiate between needs and wants due to the many promotions,
advertisements and product information that are easily accessible. As a result of the shopping system in the
current era of digitalization, people who do not have good self-control and are unable to differentiate between
needs and wants will fall into consumer behavior. This research is a literature review conducted to review
information from various documentary sources such as books, archives, magazines, articles, magazines, and
documents related to the problem under study. Therefore, this information can be used as a reference to
strengthen the discussion of ethical consumer behavior in the digital era. The data collection technique in this
research is to utilize secondary data sourced from magazines, books, materials, and the internet. The data
obtained is analyzed in detail and summarized into subsections to be able to answer the questions investigated.
The analysis used in this research uses the social change theory paradigm which requires adjustments to people's
consumption patterns in the digital era.
Abstrak :
Etika dan moral merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipishkan dari perilaku manusia dalam menjalankan
kehidupan terutama dalam hal konsumsi. Etika konsumsi masyarakat di era digital lebih condong melakukan
aktivitas konsumsi secara digital dan sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan akibat banyaknya
promosi, iklan dan informasi produk yang mudah di akses. Akibat dari sistem perbelanjaan di era digitalisasi
saat ini, masyarakat yang tidak memiliki kontrol diri yang baik dan tidak mampu membedakan antara
kebutuhan dan keinginan maka akan terjerumus kedalam perilaku konsumtif. Penelitian ini merupakan tinjauan
pustaka yang dilakukan untuk mengkaji informasi dari berbagai sumber dokumenter seperti buku, arsip,
majalah, artikel, majalah, dan dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Oleh karena itu, informasi
ini dapat dijadikan referensi untuk memperkuat pembahasan tentang perilaku konsumen yang beretika di era
digital. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan memanfaatkan data sekunder yang
bersumber dari majalah, buku, bahan, dan internet. Data yang diperoleh dianalisis secara rinci dan dirangkum
menjadi subbagian untuk dapat menjawab pertanyaan yang diselidiki. Analisis yang digunakan dalam penelitian
ini ialah menggunakan paradigma teori perubahan sosial yang menuntut terjadinya penyesuaian pola
konsumsi masyarakat di era digital.
PENDAHULUAN
Seiring perkembangan zaman, media digital tumbuh dengan cepat dan pesat.
Teknologi terus berkembang dan cara orang menggunakannya telah mengubah tidak hanya
bagaimana cara mengakses informasi, tetapi bagaimana cara berinteraksi dan berkomunikasi
dengan satu sama lain dalam skala global. Manusia semakin bergantung pada kebutuhan
terhadap internet, hal itu disebabkan berbagai kemudahan yang dapat diakses dari jejaring
sosial. Banyak kegiatan Manusia sekarang dihabiskan di dunia maya mulai dari mencari
informasi yang tren saat ini, mencari hiburan, berbelanja bahkan untuk melakukan aktivitas
jual beli. Orang-orang menggunakan teknologi digital untuk berkomunikasi dengan cara-cara
yang belum terbayangkan beberapa tahun yang lalu. Era perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan, termasuk pesatnya perkembangan ilmu-ilmu sosial dan humaniora, media dan
teknologi informasi dan komunikasi, khususnya media digital. Apalagi masyarakat semakin
berorientasi pada hal-hal praktis, seperti pembelian produk melalui perangkat digital.
Indonesia saat ini merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi berbasis internet
tercepat di Asia Tenggara. Laporan terbaru dari Google menyajikan berbagai data yang
merupakan indikator penting perubahan masyarakat terkait Internet. Saat ini, Internet telah
menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari bagi banyak masyarakat Indonesia.
pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta pada tahun 2022-2023. Jumlah tersebut
210,03 juta orang. Jumlah pengguna internet menyumbang 78,19% dari total penduduk
Indonesia sebanyak 275,77 juta jiwa. Popularitas Internet di Indonesia semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018, tingkat penetrasi internet di negara ini mencapai
64,8%, dan pada tahun 2019 hingga 2020, angka tersebut meningkat menjadi 73,7%.Dan
pada tahun 2021 hingga 2022, tingkat penetrasi internet akan kembali meningkat.Tingkat
penetrasi saat ini mencapai 77,02%, dan diperkirakan mencapai 80% pada tahun 2022-2023.
Hal ini berarti masyarakat Indonesia semakin melek internet. Badan Pusat Statistik juga
merilis data statistik sejauh mana penduduk Indonesia berusia 5 tahun ke atas mengakses
internet dalam tiga bulan terakhir, atau yang biasa disebut dengan penetrasi internet
di era digital. Perilaku konsumen berubah sekarang dan di masa lalu. Era digital akan
mengubah tren masyarakat dari waktu ke waktu dan tentunya akan mempengaruhi perilaku
dan permintaan konsumen. Perubahan perilaku konsumen mungkin sulit untuk dipahami atau
bahkan dikenali, namun pemasar perlu menyadari bahwa sangat penting untuk mengubah dan
(OJK) mengungkapkan pada tahun 2021, 88,1% pengguna internet Indonesia menggunakan
layanan e-commerce untuk membeli berbagai produk. Data tersebut menunjukkan bahwa
layanan digital menjadi salah satu aspek penting dalam transaksi jual beli bagi masyarakat
Indonesia. Internet telah secara dramatis memperluas akses konsumen terhadap informasi
yang mereka perlukan untuk melakukan pembelian atau penukaran pertama mereka. Terkait
dengan perubahan perilaku konsumen akibat hadirnya teknologi digital, bagaimana dan
mengapa teknologi mengubah perilaku konsumen serta bagaimana pemasar dapat membantu
memahami perilaku konsumen agar dapat beradaptasi dengan era digital, yang menjadi
menggunakan gadget? Hubungan antara teknologi dan perubahan perilaku telah dibahas sejak
tahun 1962 oleh filsuf dan pakar komunikasi asal Kanada, Marshall McLuhan, yang
dijelaskan dalam bukunya, The Gutenberg Galaxy: How untuk Membuat Manusia
berkomunikasi, tetapi juga membentuk budaya dan kehidupan, termasuk harapan dan
kebutuhan dalam proses jual beli. Etika dalam konsumsi penting untuk aktivitas konsumsi
yang melibatkan konsumsi dan pengurangan jumlah konsumsi yang bertujuan untuk
kepuasan akhir individu. Tentu saja budaya konsumen tanpa etika konsumen yang baik
berdampak pada banyak aspek, mulai dari masyarakat hingga lingkungan. Etika konsumen
melibatkan pertimbangan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang terkait dengan cara
Masyarakat saat ini semakin sadar akan pentingnya etika dalam mengkonsumsi suatu produk.
Dampak konsumsi yang tidak etis bisa sangat merugikan individu, masyarakat, dan
lingkungan. Dalam konteks sosial, konsumsi yang tidak bertanggung jawab dapat
menyebabkan kesenjangan sosial, eksploitasi tenaga kerja, dan pelanggaran hak asasi
teori perubahan sosial pada etika perilaku konsumsi di era digital saat ini. Tujuan artikel ini
adalah untuk mendapatkan wawasan baru mengenai etika perilaku konsumen dalam
METODE
Metodologi kualitatif adalah proses menghasilkan data deskriptif dalam bentuk kata-kata
tertulis dan lisan serta perilaku yang diamati.(Pradoko,2017). Penelitian ini bertujuan untuk
konsumsi di era digital saat ini. Agar dapat menghasilkan data yang sesuai dengan topik
dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber dokumen seperti buku, arsip, majalah,
artikel, terbitan berkala, dan lain-lain atau yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
dari dokumen. Agar informasi tersebut dapat dijadikan referensi untuk memperkuat
perdebatan mengenai etika perilaku konsumen di era digital. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini ialah menggunakan paradigma teori perubahan sosial yang menuntut
terjadinya penyesuaian etika perilaku konsumsi masyarakat di era digital. (Prinada, 2021)
Etika berasal dari kata Yunani ethos (tunggal) yang artinya: tempat tinggal, padang
rumput, kandang, kebiasaan, adat istiadat, watak, sikap, cara berpikir. Bentuk jamaknya
adalah ta dan eta yang artinya inci. Dalam hal ini kata etika mempunyai arti yang sama
dengan moralitas. Moralitas berasal dari kata latin: mos (tunggal) atau mores (jamak) yang
berarti adat istiadat, kebiasaan, tingkah laku, budi pekerti, budi pekerti, akhlak, atau cara
Etika adalah cabang filsafat yang membahas gagasan tentang benar dan salah. Ini
adalah hasil dari upaya sistematis untuk menggunakan indikator untuk menafsirkan
pengalaman moral pribadi dan untuk menetapkan aturan untuk memandu perilaku manusia
dan nilai-nilai penting yang menjadi pedoman hidup. Etika sebagai nilai dan norma moral
dalam masyarakat. Etika sebagai ilmu juga dapat diartikan sebagai penalaran moral yang
Secara umum etika adalah norma, pedoman, aturan, dan petunjuk mengenai tata cara
dalam melakukan tindakan sehari-hari. Tanpa etika, manusia tidak dapat mengetahui batasan
antara perbuatan baik dan buruk. Oleh karena itu, etika diperlukan dalam kehidupan
masyarakat agar tidak ada suatu perbuatan yang dianggap buruk oleh masyarakat. Etika atau
moralitas adalah aturan yang mengatur perilaku, sikap, dan tindakan orang yang hidup dalam
suatu masyarakat. Etika ini juga bisa menjadi seperangkat prinsip moral yang membedakan
mana yang benar dan mana yang salah. Dalam masyarakat kita tidak hidup sendiri, sehingga
agar kehidupan bermasyarakat aman, nyaman dan harmonis maka harus ada aturan-aturan
yang harus dipatuhi oleh setiap orang. Tanpa aturan-aturan ini, kehidupan bisa seperti neraka
atau hutan belantara. Yang kuat akan menang dan yang lemah akan tertindas. Oleh karena itu,
mereka perlu meningkatkan aspek etika dan menegakkan kode etik profesi dalam kurikulum
Kekuatan informasi di masyarakat maju merupakan tanda perubahan zaman. Realitas dan
perubahan dalam aktivitas jual beli. Fenomena modernisasi terjadi di segala bidang
kehidupan, termasuk sektor perekonomian, dan pasar digital bermunculan seiring dengan
munculnya pasar tradisional dan modern. Perkembangan ekonomi ini berdampak pada pelaku
ekonomi. Dengan semakin canggihnya teknologi dan arus informasi digital, kegiatan e-
commerce merupakan penerapan bisnis elektronik atau bisnis elektronik yang berkaitan
E-commerce berkembang pesat di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh penetrasi ponsel
pintar dan internet yang terus meningkat, jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan
daya beli yang meningkat karena pertumbuhan makroekonomi yang kuat, serta jumlah
penduduk Indonesia yang berusia muda dan melek teknologi yang dengan cepat beradaptasi
a. Media Sosial
Media sosial saat ini menjadi aplikasi yang paling banyak diakses oleh masyarakat
Indonesia seperti media sosial Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok. Media sosial telah
menjadi salah satu media belanja yang populer. Namun kegiatan jual beli dengan cara ini
pemasaran. Media sosial mempunyai kelemahan. Kelemahan yang pertama adalah rendahnya
b. Website Pribadi
Website Pribadi merupakan salah satu tempat belanja modern yang banyak
dikunjungi oleh masyarakat Indonesia, sehingga banyak para pebisnis yang akhirnya
membuat website pribadi khusus untuk memasarkan brandnya, Anda akan menggunakan
website atau blog. Hal ini memungkinkan orang dengan mudah mengakses berbagai
informasi dan berbagai produk serta merek produk yang mereka butuhkan di situs web
tertentu. Sisi positif dari berjualan melalui website pribadi adalah dapat dianggap sebagai
aspek branding yang sangat positif, karena dapat meningkatkan reputasi, prestise, dan
1). Toko online yang hanya menyediakan platform berupa lini produk yang ditawarkan oleh
2). Marketplace merupakan situs perdagangan online yang menyediakan layanan penjualan
secara menyeluruh. Artinya, seluruh aktivitas periklanan, termasuk transaksi jual beli,
diproses melalui sistem yang telah terbukti. Situs jual beli berupa marketplace Indonesia
Perilaku pembelian online modern terdiri dari tiga fase: (Sinaga, 2019)
a) Visit (pencarian)
Seorang calon pembeli mengunjungi website e-commerce. Kunjungan ini dilakukan
setelah mengetahui kebutuhan barang yang ingin dibelinya. Namun, sebagian orang hanya
ingin menghabiskan waktunya melihat-lihat produk, layanan, dan promosi yang ditawarkan
e-commerce.
b) Purchising
Pembelian Setelah menemukan produk atau jasa yang cocok untuknya selama
kunjungan atau pencarian, seseorang melakukan pembelian. Ada beberapa alasan di balik
karena memang membutuhkan produk atau jasa tersebut. Lalu ada masyarakat yang tertarik
c) Multichannel shopping
Fitur yang disediakan oleh suatu website e-commerce berupa penawaran saluran
atau metode belanja yang berbeda kepada konsumen. Tujuannya adalah untuk
memaksimalkan nilai belanja konsumen. Konsumen yang ingin membeli dapat membeli
produk dengan cara yang mereka sukai. Misalnya pada e-commerce SaleStock, konsumen
SaleStock dapat berbelanja tidak hanya melalui website, tetapi juga melalui aplikasi
Etika penting dalam kehidupan manusia. Etika tidak dapat dipisahkan dari moralitas,
dan keduanya berkaitan erat. Meski berkaitan, keduanya mempunyai arti yang berbeda. Etika
adalah ilmu yang mempelajari benar dan salahnya perbuatan manusia, sedangkan moralitas
menitikberatkan pada nilai benar dan salahnya perbuatan manusia. Oleh karena itu, perilaku
manusia mencerminkan faktor etika dan moral. Perilaku konsumen manusia mencakup unsur
etika dan moral. Pada kenyataannya, ketika keinginan terpenuhi, masyarakat diberikan
pilihan antara kebebasan berkehendak dan kebebasan bertindak. Oleh karena itu, kebutuhan
setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang mampu memenuhi kebutuhannya secara penuh,
ada pula yang mampu memenuhi kebutuhannya secara berlebihan. Hal ini membuat perilaku
Analisis data yang dilakukan penulis dari data yang terkumpul menunjukkan bahwa
etika konsumsi masyarakat di era digital yaitu masyarakat lebih condong melakukan
aktivitas konsumsi secara digital dan sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan
akibat banyaknya promosi, iklan dan informasi produk yang mudah di akses. Akibat dari
sistem perbelanjaan di era digitalisasi saat ini, masyarakat yang tidak memiliki kontrol diri
yang baik dan tidak mampu membedakan antara kebutuhan dan keinginan maka akan
Akibat dari suatu tindakan konsumtif sendiri adalah kita hidup di zaman digitalisasi
yang semuanya serba modern dan canggih yang membentuk budaya konsumtif.
Ketika selalu muncul tren terbaru maka mereka akan mencoba meniru dan
melakukan apapun untuk mengikutinya. Konsumtif tidak mau atau masa bodoh dengan
dampak jangka panjang karena menurut mereka memuaskan diri sendiri itu lebih penting
tanpa berpikir panjang (Fitriani dkk., 2022). Biasanya pelaku konsumtif dilakukan oleh
kaum milenial karena pengaruh budaya digital yang meracuni mereka untuk berbuat
konsumtif. Konsumtif memiliki dampak yang kurang baik apabila melihat benda atau
barang model terkini akan menimbulkan suatu keinginan untuk membeli dengan
berbagai cara agar bisa mendapatkan barang tersebut tanpa melihat dari segi harga dan
barang tersebut berguna atau dibutuhkan atau tidak (Fitria & Prastiwi, 2020).
Kebutuhan adalah sesuatu yang sangat diinginkan oleh manusia, sedangkan keinginan
lebih dekat dengan emosi manusia yang menginginkan sesuatu meskipun bukan suatu
keharusan. Seperti yang Anda lihat, keinginan setiap orang berbeda-beda. Hal ini tergantung
pada pilihan dan latar belakang masing-masing orang. Cita-cita seseorang juga bisa berubah
seiring berjalannya waktu. Selain itu, penting untuk diketahui bahwa keinginan manusia
tidak terbatas. Di sisi lain, pilihan untuk memuaskan keinginan tersebut terbatas. Dengan
demikian, ketika kebutuhan seseorang tidak terpenuhi, ia cenderung mencari pilihan lain
Gaya hidup Hedonis sedang menjadi tren di kalangan anak muda dalam masa dewasa
awal di Indonesia. Hal ini terlihat dari survei yang dilakukan oleh JakPat terhadap
1.420 responden di Indonesia yang melakukan belanja online selama semester I 2022. Di
mana terdapat 50% responden berasal dari kelompok usia Milenial, 36% dari kelompok Gen
z, dan 15% dari kelompok Gen X. Kebutuhan primer sudah tidak diutamakan lagi,
justru kebutuhan terkait gaya hidup sangat tinggi dibandingkan kebutuhan primer.
Salah satu contohnya adalah kebutuhan akan smartphone yang selalu dicari
Data ini menunjukkan bahwa generasi Milenial lebih bersedia mengeluarkan uang
maya. Faktor ini seringkali menimbulkan keinginan untuk menjadi seperti orang yang
menarik perhatian. Kehadiran influencer dan influencer juga dapat meningkatkan kemauan
belanja generasi milenial. Menurut Ika Yunia dan Abdul Kadir, konsumen mungkin tertarik
melakukan transaksi pembelian karena beberapa alasan: sosial, budaya, pribadi, dan
psikologis. Namun faktor tersebut tidak lepas dari pengaruh pemasaran dan periklanan yang
SIMPULAN
Etika merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipishkan dari perilaku manusia
digitalisasi bukan merupakan sebuah hasil melainkan sebuah proses. Proses yang dipilih
individu, kelompok atau masyarakat sehingga menjadi sebuah kebiasan. Demikian pula
dalam hal etika dalam konsumsi. etika konsumsi masyarakat di era digital yaitu masyarakat
lebih condong melakukan aktivitas konsumsi secara digital dan sulit membedakan antara
kebutuhan dan keinginan akibat banyaknya promosi, iklan dan informasi produk yang
mudah di akses. Akibat dari sistem perbelanjaan di era digitalisasi saat ini, masyarakat yang
tidak memiliki kontrol diri yang baik dan tidak mampu membedakan antara kebutuhan dan
DAFTAR PUSTAKA
Prinada, Y, (2021). Apa saja ciri-ciri perubahan sosial dan contohnya dalam Masyarakat?
Tirto.id Https://www.google.com/amp.tirto.id/contoh-perubahab-sosial-di-kehidupan-
sehari-hari-masyarakat.
Abuddin Nata, (2012) Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: Raja Grafindo
Nugroho, W.A. (2019) Studi Tentang Media Sosial Terhadap Pengembangan UKM Melalui
Keunggulan Bersain Dan Implementasi Model A.I.D.A. pada UMKM pangan di Kota
Semarang” Diponogoro Journal Of Management vol.8,no.4, pp152-165
Nur Indah Ariyani, Okta Hadi N. (2014). Digitalisasi Pasar Tradisional perspektif perubahan
Sosial. Jurnal analisa Sosiologi April 2014, 3(1): 1-12
Sinaga, Jefry Andi. (2020). Studi Tentang Persepsi Konsumen Terhadap Pembelian Online
Fitria, TN & Prastiwi, I.E (2020). Budaya Hedonisme dan Konsumtif dalam berbelanja
Online Ditinjau dari Perspektif Ekonomi Syariah. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam.
Prabandari, A.I (2020)7. Perbedaan kebutuhan dan keinginan, penting dalam mengambil
keputusan . Merdeka.com
Aveidel A.Y. dkk.(2023) Etika dan Budaya Konsumtif Akibat Pembaharuan Teknologi
Smartphone. Jurnal Pendidikan, seni, sains, dan Sosial.
Ika Yunia & Abdul Kadir Riyadi,(2014) Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Maqasid
Syariah Jakarta,Kencana