Professional Documents
Culture Documents
SPESIMEN DARAH
Oleh:
NIM:
P07124221020
2022
Kata Pengantar
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul "SPESIMEN DARAH" ini dapat tersusun sampai
dengan selesai. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
dapat berguna bagi pembaca dengan mengetahui bagaimana proses pengambilan
spesimen darah dalam kehidupan sehari-hari.Bagi saya sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Serum............................................................6
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan............................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu target pembangunan. Upaya
penurunan AKI (hamil,melahirkan, dan nifas) sangat dibutuhkan pelayanan antenatal
care yang berkualitas sesuai standar kebijakan Pemerintah, yaitu sekurang-kurangnya
empat kali selama kehamilan, satu kali pada trisemester kedua,dan dua kali pada
trisemester ketiga (Faranti dkk, 2015). Kematian ibu hamil masih menjadi suatu
masalah utama didunia dan di indonesia. Terdapat beberapa indikator yang digunakan
untuk mengukur status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka
kematian ibu (Kemenkes RI, 2015). Angka Kematian merupakan jumlah kematian
selama kehamilan atau periode 42 hari setelah berakhirnya kehmailan, akibat semua
sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kematian atau penanganannya, tetapi
bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera (Wordl Health Organization, 2014).
Angka Kematian Ibu juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait
dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum,
pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI
terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan
pembangunan sektor kesehatan (Depkes RI, 2012).
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan penelitian sebagai berikut :
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan penelitian sebagai berikut :
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Darah
Darah merupakan suatu cairan yang sangat lengkap, karena penting bagi
manusia yang fungsinya mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, sebagai mediator
respons imun terhadap adanya suatu infeksi dan berperan dalam koagulasi (McPlee
dan ganong, 2011).
Darah memiliki beberapa unsure yang terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), dan trombosit. Sel-sel ini mempunyai unsure yang terbatas. Sehingga
pembentukannya harus optimal secara konstan untuk mempertahankan jumlah agar
tetap normal dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh ( Price dan Wilson, 2013).
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam
pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju
paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap
oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui
vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran
pembuluh darah aorta. Darah membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran
halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung
melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah juga
mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke
hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Volume darah dalam keseluruhan rata- ratanya adalah 5 liter. Sekitar 55% nya adalah
cairan, sedangkan 45% terdiri atas sel darah, angka ini dinyatakan dalam nilai
hematokrit atau volume sel darah yang didapatkan berkisar antara 40% sampai 47%.
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai
sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel
darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan
eritrosit akan menderita penyakit anemia.
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal
virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap.
Orang yang kelebihan leukosit akan menderita penyakit leukimia,sedangkan orang
yang kekurangan leukosit akan menderita penyakit leukopenia.
2. Proteksi tubuh terhadap mikroorganisme, merupakan fungsi dari sel darah putih
2.2 Serum
Yaitu yang berupa komponen sel darah, juga bukan faktor koagulasi, serum adalah
plasma darah tanpa fibrinogen. Serum terdiri dari semua protein (yang tidak
digunakan untuk pembekuan darah) termasuk cairan elektrolit, antibody, dan hormone
(Khasanah, 2015).
Cara mendapatkan serum yaitu yang pertama memasukkan darah yang sudah beku ke
dalam centrifuge untuk dilakukan pemusingan. Mengatur posisi tabung dalam
centrifuge dengan posisi yang seimbang. Melakukan pemusingan dengan kecepatan
3.000 rpm dalam waktu 10 menit. Mengambil serum yang keluar untuk dilakukan
pemeriksaan ( Pertiwi, 2016). 2.2.2 Cara pembuatan serum
Cara mendapatkan serum adalah sejumlah volume darah dimasukkan ke dalam sebuah
wadah (tabung) lalu biarkan atau disentrifuge, maka selang waktu beberapa menit
kemudian darah tersebut membeku dan selanjutnya mengalami retraksi akibat
terperasnya cairan dari dalam bekuan. Darah biasanya sudah membeku dalam jangka
waktu 10 menit dan retraksi terjadi setengah jam sampi 2 jam, retraksi sempurna
terjadi dalam waktu 24 jam. Cairan yang terperas dari bekuan berwarna kuning muda.
Oleh karena itu proses bekuan darah, fibrinogen diubah menjadi fibrin, maka serum
tidak mengandung fibrinogen lagi tetapi zat lain masih tetap terdapat didalamnya
(Rahayu, 2015 dalam Khasanah )
3. Tabung yang sudah terisi sisa serum ditutup dengan parafilm untuk
5. Serum yang sudah lebih dari 1 bulan dan tidak ada complain atau
Didalam darah, serum adalah komponen yang bukan merupakan berupa sel darah,
juga bukan faktor koagulasi, serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen. Serum
terdiri dari semua protein ( yang tidak digunakan untuk pembekuanm darah) termasuk
cairan elektrolit, antibody, antigen, hormone dan semua substandi exogenous.
Rumusan umum yaitu: serum- finrinogen- protein faktor koagulasi. Normalnya serum
darah manusia akan tampak bening dan seperti air. Namun, demikian sebenarnya
serum tersebut mengandung berbagai substansi penting yakni :
3. Bilirubin
4. Kreatinin
a. Deskripsi
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah yang
berbentuk cair dan berwarna merah. Pada orang dewasa muda yang sehat memiliki
darah sekitar 7% dari berat badan atau kira-kira sekita 4-5 liter. Jumlah tersebut
berbeda-beda untuk setiap orang tergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung
atau pembuluh darah. Darah merupakan kendaraan atau medium untuk transportasi
berbagai nutrisi ke seluruh tubuh. Darah berfungsi dalam mengangkut oksigen, zat
gizi dan sisa hasil metabolisme dari jantung keseluruh tubuh dan kembali lagi ke
jantung (Winarto, 2014).
Darah utuh (whole blood), yaitu darah yang sama bentuk atau kondisinya seperti
ketika beredar dalam aliran darah (Riswanto, 2013). Darah lengkap (whole blood)
mengandung semua komponen darah secara utuh, baik plasma maupun sel darahnya.
Prediluted adalah darah yang telah diencerkan dengan larutan isoton sel – sel akan
terpisahkan sehingga mereka dapat ditarik melalui aperture satu per satu serta
membuat konduktifitas antara dua probe dan dapatdilakukan penghitungan dengan
metode impedansi untuk analisis darah.
b. Darah Vena
Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena, membawa darah
miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga
lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah
kempes, dan kurang elastis dari pada arteri. Untuk mendapatkan sampel darah vena
dilakukan venipuncture yaitu cara pengumpulan darah dengan melakukan tusukan
kedalam pembuluh darah vena. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup besar
yang letaknya superficial dapat dipergunakan untuk pengambilan darah, namun vena
mediana cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku) terletak dekat dengan
permukaan kulit, cukup besar, dan tidak terdapat saraf besar sehingga vena ini
dijadikan pilihan utama karena minimal rasa sakitnya. Apabila tidak memungkinkan,
vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Pengambilan darah
pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan
dengan arteri brachialis dan syaraf median. Terdapat dua cara pengambilan sampel
darah vena, yaitu cara terbuka (menggunakan jarum spuit) dan cara tertutup (jarum
dan tabung vacum/ vacutainer). Pada penelitian ini menggunakan cara terbuka.
Langkah – langkah pada prosedur Venipuncture :
4) Lakukanhandhygiene,kenakansarungtangan;disarankanuntuktidak menyentuh
pasien tanpa sarung tangan
5) Posisikan pasien supaya nyaman, letakkan lengan pasien lurus diatas meja dengan
telapak tangan menghadap keatas
6) Ikat lengan dengan cukup erat menggunakan tourniquet untuk membendung aliran
darah, kemudian pasien disuruh mengepal dan membuka tangannya beberapa kali
untuk mengisi pembuluh darah
7) Dalam keadaan tangan pasien masih mengepal, ujung telunjuk pemeriksa mencari
lokasi pembuluh darah yang akan ditusuk
8) Bersihkanlokasitersebutdengankapasalkoholdanbiarkankering
9) Peganglahspuitdengantangankanandanujungtelunjukpadapangkal jarum
10) Tegangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri diatas pembuluh darah
supaya pembuluh darah tidak bergerak, kemudian tusukkan jarum dengan sisi miring
menghadap keatas dan membentuk sudut ± 30o
14) Pasangkan plester untuk menutup bekas tusukan pada lengan pasien
tabung.
c. Susunan Darah
Darah terbentuk dari 2 bagian,yaitu cairan (plasma darah) dan padat. Pada
bagian padat terbagi lagi menjadi beberapa komponen yaitu sel darah merah (eritrosit),
sel darah putih (leukosit), dan trombosit (platelet). Setiap sel darah memiliki fungsi
dan peran masing masing:
1) Seldarahmerah(Eritrosit)
Sel darah merah merupakan sel terbanyak, yaitu sekitar 5 juta/mm3 darah.
Bentuknya dalam sirkulasi darah berbentuk biconcave (cekung pada kedua sisinya),
tidak mempunyai inti sel. Inti sel darah ini menghilang saat lahir sebagai suatu proses
pematangan sel yang terjadi pada sumsum tulang merah. Bentuk yang biconcave ini
memungkinkan rasio volume permukaan sel yang paling besar, yang penting untuk
mengikat oksigen (O2) atau CO2 lebih banyak. Oksigen dan CO2 dalam sel darah
merah ini terikat pada Hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah. Fungsi
utama sel darah merah yaitu mengangkut O2 ke jaringan/organ yang membawa
kembali CO2 dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan lewat pernafasan. Eritrosit
diproduksi oleh sumsum tulang merah. Dalam sehari diproduksi sekitar 3,5 juta sel/kg
berat badan. Sel darah merah ini tetap bertahan dan berfungsi selama 90 – 120 hari,
dan kemudian dihancurkan oleh makrofag pada limfa dan hati (Saprini, 2014).
2) Seldarahputih(leukosit)
Sel darah putih atau disebut juga leukosit merupakan unit sistem pertahanan
tubuh yang bergerak aktif. Leukosit sebagian dibentuk di sumsum tulang dan sebagian
lagi di jaringan limfe. Setelah dibentuk sel-sel ini diangkut dalam darah menuju
bagian tubuh yang membutuhkannya.
3) SelTrombosit(Platelet)
PEMBAHASAN
Hal ini didukung oleh penelitian Gede Danu,2016 faktor resiko komplikasi
kehamilan terdapat 27,3% kasus komplikasi yaitu perdarahan pada ibu post partum.
Komplikasi tersebut bisa diketahui jika melakukan mencegahan dini pada saat hamil
contohnya melakukan cek laboratorium lengkap dan ditangani oleh tenaga kesehatan
yang berwenang karena untuk membantu kualitas hidup anak dan ibu dengan
pemeriksaan laboratorium yang tepat dan terarah. Kehamilan resiko tinggi merupakan
kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil serta bayi menjadi sakit atau
meninggal, sebelum persalinan berlangsung. Kehamilan resiko tinggi merupakan
suatu kehamilan yang memiliki resiko yang lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu
hamil maupun bayinya), dapat menyebabkan penyakit atau kececatan atau bahkan
kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Rahayuningsih, 2015).
Cara Kerja
4. Ditusuk kulit dengan jarum suntik sampai jarum masuk kedalam lumen vena. 5.
Dilepaskan torniquet/pembendung dan perlahan - lahan ditarik pengisapnya. 6.
Diambil darah sesuai dengan yang di butuhkan.
7. Kemudian sesudah cukup taruh kapas diatas jarum dan cabut spluit.
Pembuatan Serum
1. Diteteskan darah vena pada kaca objek di tiga tempat yang berbeda (sisi kanan –
tengah – kiri).
2. Diberi setetes serum golongan darah A pada sisi kanan tetesan darah, serum
golongan darah B pada sisi tengah tetesan darah, dan serum golongan darah O pada
sisi kiri tetesan darah.
3. Diaduk tetesan masing – masing serum dengan darah tersebut
tidak.
Perhitungan pembuatan alkohol 70%. Untuk memperoleh penyajian data yang berarti
dan kesimpulan yang tepat
serta benar maka diperlukan pengolahan data untuk menguji antara dua kelompok
data yang bebas (independen) dalam bentuk uji statistik non parametrik metode uji
Kruskal Wallis.
Penelitian pemeriksaan golongan darah ABO dengan reagen serum golongan darah
A,B,O metode slide bertujuan untuk menentukan apakah serum golongan darah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Pemeriksaan darah lengkap merupakan salah satu jenis tes darah yang rutin
dilakukan dokter ketika melakukan pemeriksaan kehamilan. Tujuannya adalah untuk
mendeteksi kelainan yang mungkin dialami ibu hamil atau janin. Selain pemeriksaan
darah lengkap, pemeriksaan yang juga dilakukan dalam tes darah adalah:
Tes golongan darah bertujuan untuk mengetahui golongan darah dan rhesus ibu
hamil, guna mengantisipasi kemungkinan adanya perbedaan rhesusantara ibu hamil
dengan janin. Bila hasil tes darah menunjukkan bahwa Anda memiliki rhesus negatif
dan janin memiliki rhesus positif, ada risiko untuk terjadi inkompatibilitas rhesus.
Kondisi tersebut akan menyebabkan bayi mengalami anemia akibat pecahnya sel
darah (anemia hemolitik) ketika ia lahir. Akibatnya, bayi bisa mengalami penyakit
kuning(jaundice). Jika sebelumnya Anda sudah pernah melakukan cek golongan
darah dan rhesus, pemeriksaan ini tidak diperlukan lagi.
2. Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin atau Hb adalah protein kaya zat besi yang ditemukan di dalam sel
darah merah. Hb memungkinkan sel darah merah untuk mendistribusikan oksigen ke
seluruh tubuh dan mengangkut karbon dioksida dari seluruh tubuh untuk dibuang
melalui paru-paru. Setiap ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan Hb untuk
mendeteksi apakah terdapat penyakit anemia atau kurang darah. Anemia perlu
dicegah dan diobati karena dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin. Anemia juga
dapat meningkatan risiko terjadinya kelahiran prematur, keguguran, berat badan lahir
rendah, dan perdarahan postpartum.
Tes gula darah adalah bagian dalam pemeriksaan kehamilan rutin. Pemeriksaan
ini penting untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami diabetes kehamilan
(diabetes gestasional). Ibu hamil lebih berisiko untuk menderita diabetes selama hamil
bila mengalami kelebihan berat badan (overweight) atau obesitas, memiliki riwayat
diabetes pada kehamilan sebelumnya, atau memiliki riwayat penyakit diabetes
sebelumnya.
Akademi Kebidanan Margi Rahayu. (2016). Jurnal kebidanan dan kesehatan. Jurnal
Alviani, E. S., Wijaya, M., & Kurnia, I. (2015). Gambaran Lama Waktu Pelepasan
Plasenta dengan Manajemen Aktif Kala III dan Masase Fundus Setelah
Amdad, A., Nurdiati, D. S., & Ratnawati, A. T. (2017). Upaya ibu hamil risiko tinggi
Rochjati, P. (2011). Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Airlangga University Press,
Edisi 2, 43.
Salfariani M, I., & Nasution, S. S. (2012). Caesarea Tanpa Indikasi Medis Di Rsu