You are on page 1of 16

MAKALAH

MENGIDENTIFIKASI KESENJANGAN DALAM INDIKATOR


KIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK VI :

AMISA MITULAS A1B221009

SRI PUTRI SAMANTA A1B221017

WANONA SALAY A1B221019

SEPTI KUSWANI A1B221024

PROGRAM STUDY DIII KEBIDANAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami senantiasa ucapkan atas kehadirat Tuhan yang

Maha Esa karena curahan rahmat serta karunianya kami akhirnya

sampai pada tahap menyelesaikan makalah dengan judul

”mengidentifikasi kesenjangan dalam indikator KIA”. Kami sekaligus pula

menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk Ibu

Rahmawati, S.ST., M.Keb. selaku dosen Mata Kuliah kebidanan

Komunitas KIA, yang telah menyerahkan kepercayaan kepada kami guna

menyelesaikan makalah ini.

Kami sungguh berharap makalah ini bisa berguna untuk

meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan. Kami juga sadar bahwa

pada makalah ini tetap ditemukan banyak kekurangan serta jauh dari

kesempurnaan. Kami menanti adanya kritik dan saran untuk perbaikan

makalah ini . Kami berharap makalah ini bisa dimengerti oleh setiap

pihak terutama untuk para pembaca. Kami mohon maaf jika ada

perkataan yang tidak berkenan di hati para pembaca.

Makassar, 29 Maret 2023


DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................................

Kata Pengantar ................................................................................................................ 1

Daftar Isi ......................................................................................................................... 2

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang...................................................................................................... 3

B. Rumusan masalah ................................................................................................. 3

C.Tujuan .................................................................................................................. .3

BAB II Pembahasan

A. Indikator Kesehatan Ibu Dan Anak ...................................................................... 4

B. Faktor Penyebab Kesenjangan Indikator KIA ...................................................... 4

C. Penyebab Perbedaan Status Kesehatan ............................................................... 13

D. Kontribusi Faktor Risiko Terhadap Status Kesehatan ........................................ 14

BAB III Penutup

A.Kesimpulan .......................................................................................................... 18

B.Saran .................................................................................................................... 18

Daftar Pustaka ................................................................................................................. 19


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan perkembangannya, Angka Kematian Ibu (AKI)

pada tahun 2015 walaupun belum memenuhi target MDGs tetapi

sudah mengalami penurunan dan jumlah persalinan yang ditolong

oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan. Sesuai dengan

acuan kerangka kerja RPJMN 2015-2019, kesehatan Ibu dan Anak

merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai dalam

pembangunan kesehatan dengan target penurunan angka

kematian ibu dari 346 per 100.000 penduduk pada tahun 2010

menjadi 306 per 100.000 penduduk pada tahun 2019 dan

penurunan angka kematian bayi dengan capaian status awal 32 per

1000 kelahiran hidup (tahun 2012/2013) menjadi 24 per 1000

kelahiran hidup di tahun 2019. (pencapaian status Kesehatan ibu

dan bayi, 2020)

Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat

dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah

kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang

disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau

pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti

kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup.


B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan keadaan diatas adapun rumusan masalah

dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja indikator Kesehatan Ibu dan Anak?

2. Apa saja faktor penyebab terjadinya kesenjangan Indikator

Kesehatan Ibu dan Anak?

3. Apa penyebab perbedaan status kes ?

4. Apa saja penyebab perbedaan status kesehatan?

5. Apa saja kontribusi faktor risiko terhadap perbedaan status

kesehatan?

C. TUJUAN

1. Mengetahui Apa saja indikator Kesehatan Ibu dan Anak?

2. Mengetahui Apa saja faktor penyebab terjadinya kesenjangan

Indikator Kesehatan Ibu dan Anak.

3. Mengetahui Apa penyebab perbedaan status kesehatan.

4. Mengetahui Apa saja kontribusi faktor risiko terhadap

perbedaan status kesehatan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. INDIKATOR KESEHATAN IBU DAN ANAK

Indikator kesehatan ibu dan anak merupakan langkah

penting dalam memonitor dan mengevaluasi kinerja program

kesehatan ibu dan anak di suatu Negara atau wilayah tertentu.

namun dalam dalam penggunaannya, seringkali terdapat

kesenjangan dalam indicator KIA yang mengindikasikan adanya

ketimpangan dalam akses, kualitas, dan pemanfaatan layanan

kesehatan ibu dan anak.

Menurut WHO ada 11 Indikator Kesehatan ibu dan anak,

agar tercapainya target program kesehatan ibu dan anak

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Angka kematian ibu

2. Angka kematian balita di bawah lima tahun, dengan proporsi

kematian bayi baru lahir.

3. Anak-anak balita yang stunted

4. Proporsi permintaan untuk keluarga berencana (memenuhi

kebutuhan kontrasepsi)

5. Cakupan perawatan antenatal (setidaknya empat kali selama

masa kehamilan)
6. Profilaksis antiretroviral (ARV) di antara HIV-positif wanita hamil

untuk mencegah HIV,transmisi dan terapi antiretroviral untuk

wanita hamil yang memenuhi syarat pengobatan.

7. Petugas terlatih saat lahir

8. Perawatan pasca melahirkan untuk ibu dan bayi di dalam dua

hari kelahiran.

9. ASI eksklusif selama enam bulan (0–5bulan)

10. Tiga dosis kombinasi diphtheria-tetanuspertussis (DTP3) cakupan

imunisasi (12–23 bulan)

11. Perawatan antibiotik untuk dicurigai pneumonia.

Program pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) juga

merupakan salah satu program pelayanan kesehatan dasar.

Pelayanan KIA menjadi tolok ukur dalam Standar Pelayanan

Minimal (SPM) bidang kesehatan dan memiliki 11 (sepuluh)

indikator kinerja, antara lain (Depkes RI, 2018) :

1. Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K4 dengan target 95%;

2. Persentase cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dengan

target 80%

3. Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dengan target

90%;

4. Persentase cakupan pelayanan nifas dengan target 90%


5. Persentase cakupan neonatus komplikasi yang ditangani dengan

target 80%

6. Persentase cakupan kunjungan bayi dengan target 90%;

7. Persentase cakupan imunisasi bayi Universal Child

Immunization (UCI) dengan target 100%;

8. Persentase cakupan pelayanan anak balita dengan target 90%;

9. Persentase cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada

anak usia 6- 24 bulan pada keluarga miskin dengan target 100%;

10. Persentase cakupan Balita Gizi Buruk dengan target 100%

11. Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah dasar dengan

target 100%.

B. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KESENJANGAN

INDIKATOR KIA

Faktor penyebab Kesenjangan Indikator KIA terbagi atas:

1. Faktor penyebab secara perseorangan/ Individu

- Faktor Ekonomi

- Inklusi sosial

- Pendidikan

- Etnis/ bias ras

- Penerimaan Komunitas atas Perilaku atau Praktek Tertentu


- Budaya

- Pengaruh Media

- Politik

- Kondisi lingkungan

- Geografis

2. Faktor Kesenjagan Internal yaitu:

1) Sebagian pengelola dan penanggungjawab program MPS di

pusat dan daerah belum memahami gender dan strategi

MPS yang responsif gender.

2) Rendahnya komitmen pemegang kebijakan dan kurangnya

kesadaran publik tentang kesehatan reproduksi.

3) Kegiatan-kegiatan dalam upaya penurunan angka kematian

ibu selama ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat

(khususnya perempuan) dalam mengakses dan

memanfaatkan program/kegiatan.

3. Faktor Kesenjangan Eksternal

1) Banyak yang belum memahami pentingnya peran

suami/laki-laki dalam permasalahan kehamilan, persalinan

dan komplikasi.

2) Laki-laki menganggap kehamilan dan persalinan adalah urusan

perempuan

3) Kegiatan program relatif menjadi kegiatan perempuan, bukan


gerakan masyarakat yang melibatkan ibu, bapak dan

masyarakat luas.

Rendahnya rasa memiliki, masyarakat menganggap kegiatan

program dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu adalah

urusan pemerintah. Hal ini disebabkan karena masyarakat tidak

terlibat langsung dalam keseluruhan proses.

Mengidentifikasi kesimpangan dalam indicator KIA

Untuk mengidentifikasi kesenjangan dalam indicator KIA,

perlu di lakukan analisis yang komprehensip dengan menggunakan

beberapa pendekatan sebagai berikut :

1. Analisis disagregasi data

Analisis disagregitasi data di lakukan dengan

memecah data indicator KIA menurut karakteristik populasi

tertentu, seperti umur, jenis kelamin, wilayah, dan tingkat

pendidikan. Dalam analisis ini, di perhatikan perbedaan

antara kelompok-kelompok tersebut dan di identifikasi

apakah ada perbedaan yang signifikan dalam akases,

kualitas, dan pemanfaatan layanan kesehatan.

2. Analisis perbandingan wilayah

Analisis perbandingan wilayah dilakukan dengan

membandingkan indicator KIA anatara wilayah yang bereda

seperti antara kota dan desa, antara wilayah perkotaan dan


pedesaan, dan antara wilayah dengan tingkat

pengembangan ekonomi yang berbeda. Analisis ini dapat

membantu mengidentifikasi perbedaan dalam akses, kualitas,

dan pemanfaatan pelayanan kesehatan anatara wilayah yang

berbeda.

3. Analisis keterkaitan

Analisis keterkaitan di lakukan dengan mencari

hubungan antara indicator KIA dan factor-faktor yang

mempengaruhinya, seperti tingkat pendidikan, status

ekonomi, dan lingkungan social. Analisis ini dapat membantu

mengidentifikasi factor-faktor yang berkontribusi terhadap

kesenjangan dalam akses, kualitas, dan pemanfaatan

layanan kesehatan.

C. PENYEBAB PERBEDAAN STATUS KESEHATAN

Status kesehatan akan tercapai secara optimal apabila

keempat faktor tersebut bersama-sama mempunyai kondisi yang

optimal juga. Jika salah satu faktor tersebut berada dalam keadaan

yang terganggu (tidak optimal), maka status kesehatan akan

tergeser dibawah optimal (Notoatmodjo, 2018).

1. Lingkungan

Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar

diikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan


sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi dua kategori,

yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan

yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air,

udara, tanah, ilkim, perumahan dan sebagainya. Sedangkan

lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia seperti

kebudayaan, pendidikan, ekonomi dan sebagainya.

2. Perilaku

Perilaku merupakan faktor kedua yang memengaruhi derajat

kesehatan masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya

lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat

tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di samping itu, juga

dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan,

pendidikan sosial ekonomi dan perilaku-perilaku lain yang melekat

pada dirinya.

3. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena keberadaan

fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan

pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan

dan keperawatan serta kelompok masyarakat yang memerlukan

pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh

lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak. Selanjutnya adalah


tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi

masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh

pelayanan serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah

sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

4. Keturunan

Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada

dalam diri manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan

penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan asma bronkial.

D. KONTRIBUSI FAKTOR RISIKO TERHADAP STATUS

KESEHATAN

Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974)

mengatakan bahwa adanya 4 determinan utama yang

mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau

masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut

besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah:

a) Lingkungan

b) Perilaku

c) Pelayanan kesehatan

d) Keturunan atau herediter.

Keempat determinan tersebut adalah determinan untuk

kesehatan kelompok atau komunitas yang kemungkinan sama di


kalangan masyarakat. Akan tetapi untuk kesehatan individu,

disamping empat faktor tersebut, faktor internal individu juga

berperan, misalnya : umur, gender, pendidikan, dan sebagainya,

disamping faktor herediter. Bila kita analisis lebih lanjut determinan

kesehatan itu sebenarnya adalah semua faktor diluar kehidupan

manusia, baik secara individual, kelompok, maupun komunitas

yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi

kehidupan manusia itu.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemerintah perlu mengatasi faktor sosio-ekonomi yang

mencegah wanita menggunakan kesehatan ibu layanan dan

menyediakan pelayanan reproduksi gratis dan memberikan

bantuan dana untuk mendorong wanita untuk melahirkan dengan

Tenaga kesehatan. Juga, Perhatian Khusus untuk meningkatkan

infrastruktur (seperti akses yang lebih baik ke jalan beraspal, juga

sebagai layanan kesehatan ibu yang memadai dan persediaan

medis di daerah pedesaan dan terpencil. Pelatihan untuk

meningkatkan keterampilan kedua dukun dan petugas kesehatan

sangat penting untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian

ibu.

B. SARAN

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam

penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta

jauh dari kata sempurna.

Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan

susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari

beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para

pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Health Metric Network. 2015. Monitoring Maternal, Newborn and

Child Health: understanding key progress indicators. Switzerland.

WHO Document Production Services.

Lestari, T. R. P. (2020). Pencapaian Status Kesehatan Ibu Dan

Bayi Sebagai Salah Satu Perwujudan Keberhasilan Program

Kesehatan Ibu Dan Anak. Kajian, 25(1), 75-89.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar.

Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Profil Kesehatan

Indonesia Tahun 2016. Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia.https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/peningkatan-

layanan-kesehatan-ibu-dan-bayi-upaya-peningkatan-mutu-di-

tingkat-fasilitas-kesehatan/

You might also like