Professional Documents
Culture Documents
Received November 30, 2023; Revised Desember 2, 2023; January 22, 2024
*Fredrik Cantona*cantonafredrik@gmail.com
Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi dan Kualitas SDM Terhadap Pengelolaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan uji asumsi klasik.
Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan uji koefisien korelasi, uji koefisien determinasi, uji
T dan uji F. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Akuntabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap Pengelolaan APBDes. Transparansi berpengaruh signifikan terhadap Pengelolaan
APBDes. dan Kualitas SDM berpengaruh signifikan terhadap Pengelolaan APBDes. Untuk
hasil pengujian secara simultan (uji F) yaitu Akuntabilitas, Transparansi dan Kualitas SDM
berpengaruh secara simultan terhadap Pengelolaan APBDes. Adapun hasil koefisien
determinasi (R2) menunjukkan bahwa varibel independent yaitu akuntabilitas, transparansi dan
kualitas SDM menjelaskan variabel dependent (pengelolaan APBDes) sebesar 59,4%. sisanya
40,6% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti didalam penelitian ini.
Kata Kunci: Akuntabilitas, Transparansi, Kualitas SDM, Pengelolaan APBDes.
LATAR BELAKANG
Berdasarkan Peraturan Pemerintah dalam undang-undang No. 6 tahun 2014 mengenai
Keuangan Desa yang mana terdapat pada pasal (1) dan ayat (2) menerangkan tentang Keuangan
Desa merupakan dana yang berasal dari APBN (anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang
diberikan untuk desa dengan mentransfer melalui APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah) kab/kota yang diperuntukkan untuk pembiayaan dalam menyelenggarakan
pemerintahan, melaksanakan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan memberdayakan
masyarakat. Harapan pemerintah untuk memperkecil angka kemiskinan di pedesaan sehingga
dapat dikurangi dengan adanya bantuan keuangan Desa tersebut, pemerintahan Desa dapat
melakukan pertimbangan terhadap kebijakan yang tepat yang sesuai dengan kondisi masyarakat
di Desa itu sendiri. 1 Dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
menimbulkan polemik dan pro kontra diantara masyarakat. Isu-isu tentang otonomi daerah, lebih
khususnya Desa dan peraturan yang melingkupinya. 2
Dengan ini demi terwujudnya pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Desa dalam peningkatan pelayanan serta pemberdayaan masyarakat maka dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menyebutkan, Desa mempunyai sumber
pendapatan yang terdiri atas Pendapatan Asli Desa (PAD), Bagi Hasil Pajak Daerah Dan Retribusi
Daerah Kabupaten/Kota (BHPR), bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang
diterima oleh kabupaten/kota, alokasi anggaran dari APBN, bantuan keuangan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota, serta hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga. 3 Sumber dari
pendapatan Desa tersebut, merupakan alokasi anggaran dari APBN yang merupakan hal yang
baru bagi Desa. Kesiapan Desa dituntut agar dapat mengolah Keuangan Desa sesuai ketentuan
yang berlaku. Apabila Desa tidak siap dengan sumber daya manusia maupun program yang sesuai
maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi penyelewengan serta penyalagunaan dalam
pengelolaan keuangan Desa. 4
Faktor yang pertama mempengaruhi pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Desa (APBDes) adalah Akuntabilitas. Akuntabilitas adalah suatu kewajiban melaporkan dan
prinsip pertanggungjawaban publik yang mana proses penganggaran dimulai dari perancanaan,
penyusunan, pelaksanaan, harus benar benar dilaporkan dan dapat dipertanggungjawabkan. Jenis
1
Purwati ika, “Analisis pengelolaan Dana Desa”, Repotisitory Universitas Jambi, 2022:, di akses pada link
https://repository.unja.ac.id/id/eprint/30806 di akses pada 25 mei 2022: hal 1
2
Wahjudin Sumpeno, ‘Perencanaan-Desa-Terpadu_edisi-Kedua (Banda Aceh, 2004) hal 6
3
Muhammad Mu’iz Raharjo, ‘Pengelolaan Keuangan Desa (Jakarta: Bumi Aksara, 2020) hal 5
4
Chrisye Mongilala, “Kajian Yuridis Mengenai Pengelolaan Dan Pertanggumgjawaban Dana Desa”, Lex
et Societatis, Vol. IV/No. 6/Juni/2016: hal 79
182 JIMEB - VOLUME 3, NO. 1, JANUARI 2024
Jurnal Ilmiah Manajemen Ekonomi dan Bisnis (JIMEB)
Vol.3, No.1 Januari 2024
p-ISSN: 2809-1655; e-ISSN: 2809-1981, Hal 181-194
akuntabilitas yang berpengaruhi pada pengelolaan APBDes sendiri merupakan jenis akuntabilitas
publik.5
Penerapan akuntabilitas pada pemerintaahan Desa merupakan suatu hal
pertanggungjawaban yang dibebankan serta suatu hal yang wajib dilakukan bagi perangkat Desa
dalam melakukan pengeloaan keuangan di Desa baik itu dalam perencanaan maupun dalam
melakukan pelaporan keuangannya. Sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang Nomor 6
tahun 2014 Tentang Desa, Pasal 103 di jelaskan bahwa kepala Desa wajib menyampaikan laporan
keuangan desa berupa laporan realiasi APBDes kepada bupati/walikota setiap semester tahun
berjalan. Yang mana Laporan keuangan semester pertama di sampaikan paling lambat pada akhir
bulan Juli tahun berjalan dan untuk laporan semester kedua disampaikan paling lambat pada akhir
bulan Januari tahun berikutnya. Menurut kepala sekretariat Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Desa (PMD) Kabupaten Sarolangun menyatakan bahwa untuk pelaporan realisasi APBDes di
Desa se-kabupaten Sarolangun yang mana hanya melaporkan satu kali dalam satu tahun saja .
Bardasarkaan UU no 06 tahun 2014 pasal 103 bahwa laporan realisai APBDes wajib
dilaporkan dengan waktu yang telah ditentukan dan harus tepat waktu. Menurut Ependi, S.E
selaku pendaping Desa (pengawas Desa) yang ada di kecamatan limun menyatakan bahwa ada
beberapa Desa di Kecamatan Limun yang masih terlambat dalam melakukan laporan kuangan
APBDes baik itu laporan semester pertama maupun laporan semester kedua, hal ini diakibatkan
kelalaian dari perangkat Desa itu sendiri dalam menyusun laporan realisai keuangan APBDes. 6
Hal yang sama juga dikatakan oleh Huzairin, S.Pd.I selaku sekretariat Dinas PMD Kabupaten
Saerolangun menyatakan bahwa dalam pelaporan APBDes, ada beberapa desa di Kecamatan
Limun yang masih melakukan laporan APBDes secara tidak tepat waktu. 7 Berdasarkan hal
tersebut dapat dikatakan bahwa masih terdapat perangkat Desa di kecamataan Limun kurang
bertanggungjawab atas tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya selaku Aparatur
Pemerintah Desa yang mengelola APBDes.
Faktor yang kedua yaitu Transparansi. Transparansi adalah pengelolaannya yang tidak
bersifat dirahasiakan dan tidak tersembunyi dari masyarakat, serta dilakukan sesuai kaidah hukum
dan aturan yang berlaku. Setiap orang berhak memperoleh informasi sesuai ketentuan undang-
undang. Agar hak hak masyakarat Desa bisa terpenuhi serta mencegah munculnya konflik yang
akan terjadi, maka prinsip transparansi betul-betul dibutuhkan. Pengawasan keuangan Desa bisa
dijalankan pihak berwenang bila diimplentasikannya transparansi (Mardiasmo, 2009:18).
Transparasi mutlak dilakukan pemerintahan Desa agar kepercayaan publik dan
masyarakat akan penggunaan keuangan Desa (APBDes) menguat. Penerapan tranpransi pada
pengelolaan APBDes memang seharusnya dilakukan agar masyarakat Desa mengetahui berapa
jumlah anggaran pendapatan dan pengeluaran Desa pada tahun/priode tertentu, penerapan
transparansi bisa dilakukan dengan cara memasang sepanduk beleho atau papan informasi tetang
keuangan yang mana hal tersebut tertera rincian berapa Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
pada tahun/priode yang sudah berjalan. Yang mana hal ini telah di amanatkan dalam Undang-
undang no 14 tahun 2008 tentang keterbukan informasi publik dan Undang-undang tahun 2014
tentang Desa. Sementara dari hasil obesrvasi kelapangan pada kantor Desa yang ada di
Kecamatan Limun di temukan bahwa hanya beberapa Desa saja yang ada di kecamatan Limun
yang menerapkan/memasang sepanduk beleho atau panpan informasi keuangan mengenai
APBDes, dijelaskan bahwa dari 16 Desa yang ada di Kecamatan Limun hanya 2 Desa saja yang
memasang sepanduk beleho/papan informasi keuangan APBDes. Dari data tersebut dapat
dikatakn bahwa hanya sedikit sekali Desa yang menerapkan keuangan APBDes secara taranparan
kepada masyarakat.
5
Yesi Mutia Basri, Titi Desti Marianti, and Rofika Rofika, ‘Pengelolaan Keuangan Desa : Analisis Faktor
Yang Mempengaruhinya’, JAK (Jurnal Akuntansi) Kajian Ilmiah Akuntansi 8, no. 1 (28 December 2020): 34–50,
https://doi.org/10.30656/jak.v8i1.2379. hal 38
6
Ependi, “Wawancara Pendaping Desa (Pengawas Keuangan Desa) Kecamatan Limun,” Pada 09 Mei 2023
7
Huzairin, “Wawancara sekretariat Dinas PMD Kabupaten Sarolangun,” pada 23 juni 2023
183 JIMEB - VOLUME 3, NO. 1, JANUARI 2024
Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi dan Kualitas SDM Terhadap Pengelolaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa
Faktor yang terakhir yakni kualitas SDM. Bila menghendaki adanya pengelolaan
APBDes yang baik, maka kepala Desa dan perangkat Desa yang terkait dengan sistem pelaporan
keuangan APBDes diharuskan mempunyai SDM yang berkualitas, yakni dengan ditunjang
dengan latar belakang pendidikan akuntansi, kerap menghadiri pelatihan, dan bepengalaman di
bidang keuangan. SDM terkait bisa memberi keefektifan dalam menyusun laporan keuangan
APBDes, sebab SDM ini sudah paham akan yang harus dikerjakannya dengan seoptimal mungkin
yang akhirnya laporan keuangan APBDes bisa terselesaikan tanpa hambatan (Sembiring,
2013:2).8 Sementara di Kecamatan Limun rata-rata Kepala Desa hanya menempuh pendidikan
sebatas tingkatan SMA/SLTA Sederajat dan hanya sedikit yang menempuh pendidikan
keperguruan tinggi/S1 yang mana dari 16 Desa di kecamatan Limun hanya terdapat satu Desa
saja yang kepala Desa menempuh pendidikan keperguruan tingnggi (S1).
Fenomena pengelolaan keuangan Desa menarik untuk di kaji disebabkan dana yang
diberikan kepada Desa bisa dikatakan sangat tinggi, hal ini berpotensi menimbulkan tingkat
penyalahgunaan kewenangan yang tinggi pula serta masih adanya beberapa Desa yang belum bisa
memaksimalkan pengelolaan keuangan tersebut, hal itu tidak terlepas dari kualitas sumber daya
manusia yang sangat berperan dalam pengelolaan keuangan Desa. Disamping itu kurang
terbukanya perangkat Desa dalam pengelolaan keuangan Desa juga menjadi sorotan di tengah
masyarakat. Serta rendahnya kesadaran dalam hal pelaporan serta pertanggungjawaban
perangkat Desa dalam pengeloaan keuangan Desa sehingga dianggap bukan suatu kewajiban .9
KAJIAN TEORITIS
1. Teori Stewardship
Grand theory yang mendasari penelitian ini adalah bagian dari agency theory yaitu
stewardship theory. Donaldson dan Davis (1991), mengasumsikan bahwa teori stewardship
adalah teori yang menggambarkan situasi dimana para manajemen tidaklah termotivasi oleh
tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan
organisasi atau kelompok.10 sehingga model yang sesuai pada kasus organisasi sektor publik
adalah stewardship theory.11
2. Teori Stakeholder
Stakeholder theory menyatakan bahwa suatu organisasi tidak hanya bekerja untuk
kepentingan organisasinya semata, namun juga harus mampu berkontribusi berupa manfaat
kepada para stakeholder-nya (Ghozali & Chariri, 2016).12
3. Desa
Menurut UU Nomor 6 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri dalam Negeri (Permendagri)
No. 20 tahun 2018 menyatakan Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
8 Mutia Basri, Desti Marianti, and Rofika, ‘Pengelolaan Keuangan Desa’, hal 38
9
S. Wahyu Ramadan “Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Transparansi, Dan Pemanfaatan Teknologi
Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa (Studi Empiris pada Pemerintah Desa di Kecamatan Bendosari,
Kecamatan Polokarto, dan Kecamatan Mojolaban di Kabupaten Sukoharjo)”. (S1 thsis, Akuntansi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2019), hal 3-4
10 Riny Jefri, ‘Teori Stewardship Dan Good Governance’. (Makasar: Jurnal Riset Edisi XXIV, Vol 4, no 003,
2018), hal 22
11 Agus Wahyudi, ‘Village Financial Management Accountability Of Unter Iwes District In Sumbawa
Regency’, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 4, no. 2 (25 December 2019), https://doi.org/10.37673/jebi.v4i2.447.
hal 42
12
Hana Citra Putri Nawangsari, ‘Apakah Website Desa Sudah Memuat Akuntabilitas Dan
Transparansi Pengelolaan Keuangan Desa?’, Jurnal Investasi 7, no. 2 (30 April 2021): 13–21,
https://doi.org/10.31943/investasi.v7i2.132, hal 14-15
184 JIMEB - VOLUME 3, NO. 1, JANUARI 2024
Jurnal Ilmiah Manajemen Ekonomi dan Bisnis (JIMEB)
Vol.3, No.1 Januari 2024
p-ISSN: 2809-1655; e-ISSN: 2809-1981, Hal 181-194
13
Undang – undang No 6 tahun 2014 tentang Desa, BAB I Pasal 1
14
Vina Al Vinatur Rizqiyah, ‘Analisis Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Pendaptan dan
belanja Desa (Studi Kasus Pada Desa Masangan Kulon Sukodono Sidoarjo)’ 8 (2019): hal 3.
15 Lilis Saidah Napisah and Cecep Taufiqurachman, ‘Model Pengelolaan Dana Desa Melalui Prinsip
Akuntabilitas Publik Dan Transparansi Di Kabupaten Bandung’, JRAK (Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis) 6, no. 2
(31 July 2020): 79–88, https://doi.org/10.38204/jrak.v6i2.397. ham 81
16 Muhammad Ari Fahmi and Anies Indah Hariyanti, ‘Soedirman Accounting Review. Volume 02 Nomor 02
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Ditinjau dari permasalahan yang ada maka peneliti menggunakan penelitian kuantitatif
yang digunakan untuk mengetahui Pengaruh Akuntabilitas (X 1), Partisipasi (X2), dan Kualitas
Sumber Daya Manusia(X3). Maksud Penelitian ini untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (Y) di Desa Se-kecamatan Limun
Kabupaten Sarolangun.
Lokasi dan Objek Penelitian
Adapun Lokasi dalam penelitian ini dilakukan pada Desa yang berada di Kecamatan
Limun Kabupaten Sarolangun. Sementara waktu dilakukannya penelitian ini ialah pada tahun
2023
Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah Data Primer. Data primer
biasanya didapat dari subyek penelitian dengan cara melakukan pengamatan, percobaan,
interviu/wawancara ataupun pengisian kuesioner secara langsung atau secara tidak langsung
melalui aplikasi kuesioner seperti Google Form, ArcGIS, dan lain-lain. Cara untuk mendapatkan
data primer biasanya melalui observasi/pengamatan langsung, subyek diberi lembar yang
berisikan pertanyaan untuk diisi, pertanyaan yang ditujukan untuk responden. 18 Populasi Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. 19 Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Desa yang berada
di Kecamatan Limun yang berjumlah 16 Desa yang mengacu pada Pengelolaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang
dijadikan subyek penelitian.20 Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 11 Desa yang
berkaitan dengan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang dalam hal ini
berjumlah 77 sampel responden.
Metode Penarikan Sampel
Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan menetukan
pertimbangan tertentu21 dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara
menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat
menjawab permasalahan penelitian. Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Perangkat Desa yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Bendahara Desa (Kaur
Keungan), Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), kasi pemerintahan, Kaur Umum,
kasi pelayanan dan kesejahtreraan.
2. Memiliki masa kerja minimal 1 tahun dan tingkat pendidikan minimal SMA/SLTA
sederajat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
Titin Agustin Ningsi, Bella Arisha & Yuliana Safitri,’ Statistika Deskriptif Dengan Program R,
(Kota Jambi: PT. Sonpedia Publishing Indonesia, 2022), hal 16
19 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitati (Bandung: Alfabeta, 2019) hal 130
20
Titin Agustin Ningsi, Bella Arisha & Yuliana Safitri, (2022), 19
21
Sugiyono (2019). hal 138
186 JIMEB - VOLUME 3, NO. 1, JANUARI 2024
Jurnal Ilmiah Manajemen Ekonomi dan Bisnis (JIMEB)
Vol.3, No.1 Januari 2024
p-ISSN: 2809-1655; e-ISSN: 2809-1981, Hal 181-194
Tabel 4. 4
Hasil Uji Reabilitas
Variabel Cronbach’s alpha Nilai Batas Keterangan
Akuntabilitas 0,844 0,60 Realibel
Transparansi 0,626 0,60 Realibel
Kualitas SDM 0,893 0,60 Realibel
Pengelolaan APBDes 0,921 0,60 Realibel
Sumber : Data primer di olah, 2023
Berdasarkan tabel 4.10 diatas nilai Cronbach’s alpha pada variabel Akuntabilitas
menunjukkan nilai 0,844, Transparansi 0,626, Kualitas Sumber Daya Manusia 0,893 dan
Pengelolaan APBDes 0,921. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap pernyataan dalam
kuisioner penelitian realibel karena nilai Cronbach’s alpha diatas lebih besar dari 0,60
b. Uji Regresi Linier Berganda.
Regresi Linear Berganda merupakan Metode untuk menguji hipotesis dan menganalisis
data adalah dengan menggunakan Multiple Linear Regression (Regresi Linear Berganda) dari
program SPSS. Analisis yang memiliki variabel bebas lebih dari satu.
Tabel 4. 5
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Unstandardized Coefficients
Model
B
(Constant) 1,406
TotalX1 .102
1
TotalX2 1.714
TotalX3 .732
Sumber : Data primer di oleh, 2023
Berdasarka tabel 4.11 di atas dapat diketahui hasil dari uji regresi linier berganda di
peroleh sebagai berikut :
Y = 1,406 + 0,102 X1 + 1,714 X2 + 0,732 X3
1. Nilai koefesien konstanta (α) sebesar 1,406 dengan nilai positif, ini dapat di artikan bahwa
dengan adanya variabel Akuntabilitas (X1), Transparansi (X2), dan Kualitas SDM (X3),
Pengelolaan APBDes (Y) akan mengalami peningktan sebesar 1,406.
2. Nilai koefesien beta variabel Akuntabilitas (X1) sebesar 0,102, jika nilai variabel lain konstan
dan variabel X1 mengalami peningkatan 1%, maka variabel Pengelolaann APBDes (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 0,102.
3. nilai koefesien beta variabel Tranfaransi (X2) sebesar 1,714, jika nilai variabel lain konstan
danvariabel X2 mengalami peningkatan 1%, maka variabel Pengelolaann APBDes (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 1,714.
4. Nilai koefesien beta variabel Kualitas SDM (X3) sebesar 0,732, jika nilai variabel lain
konstan dan variabel X3 mengalami peningkatan 1%, maka variabel Pengelolaann APBDes
(Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,732.
c. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan statistik klomogorov-smirnov
dengan SPSS Versi 20 kriteria yng digunakan adalah melalui nilai Asymp. Sig. (2-tailed >
0,05, maka distribusi data tersebut normal.
Tabel 4. 13
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 77
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 4.09337559
Absolute .122
Most Extreme
Differences Positive .122
Negative -.069
Kolmogorov-Smirnov Z 1.074
Asymp. Sig. (2-tailed) .199
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS V.20 di olah, 2023
Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa hasil uji multikolonieritas variabel
Akuntabilitas, Transparansi, dan Kualitas Sumber Daya Manusia memiliki tolerance lebih
besar dari (>) 0,01. Dimana variabel akuntabilitas (X1) mimiliki nilai tolerance sebesar 0,695
dengan nilai VIF lebih kecil dari (<) 10 yaitu sebesar 1,439. Kemudian untuk variabel
transparansi (X2) memiliki nilai tolerance sebesar 0,651 dengan nilai VIF lebih kecil dari (<)
10 yaitu sebesar 1,537 dan untuk variabel kualitas sumber daya manusia (X 3) memiliki nilai
tolerance sebesar 0,806 dan nilai VIF lebih kecil dari (<) 10 yaitu sebesar 1,243. maka
berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji multikolonieritas pada
tabel diatas tidak terjadi multikolonieritas.
3) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana variance dari residual adalah tidak sama
antara satu observer (pengamatan) dengan pengamatan lainnya. Jika ada pola terntentu,
seperti titi-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (Bergelombang,
melebar kemaudian menyempit) maka terjadi Heteroskedastisitas. SebaliknyaJika tidak ada
pola yang jelas seperti titi-titik yang menyebar keatas dan diabwah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak Heteroskedastisitas. Berikut hasil dari uji heterokedastisitasdipat dilihat pada
gambar 1.4 Berikut:
Gambar 1. 4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Transparansi (X2), dan Kualitas SDM (X3) mampu menjelaskan variabel Pengelolaan APBDes
(Y) sebesar 59,4% sedangkan sisanya yaitu 40,6% dijelaskan oleh variabel lain.
3. Uji F (Uji Simultan)
Uji Simultan (Uji F) merupakan uji yang dilakukan untuk melihat apakah semua
variabel independent secara bersama-sama (simultan) berpengaruh atau tidak terhadap variabel
dependent dengan menbandingkan nilai F yaitu 0,05 jika tingkat signifikan F <0,05 maka dapat
diartikan variabel independent secara simultan mempengaruhi variabel dependent begitupun
sebaliknya.
Tabel 4. 17
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 1871.734 3 623.911 35.766 .000b
1 Residual 1273.435 73 17.444
Total 3145.169 76
a. Dependent Variable: Pengelolaan APBDes (Y)
b. Predictors: (Constant), Kualitas SDM (X3), Akuntabilitas (X1), Transparansi (X2)
Sumber : Output SPSS V.20 di olah, 2023
Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa hasil uji Fhitung yaitu 35,766 lebih besar dari
Ftabel yaitu 0,2730 sedangkan nilai signifikansi yang dihasilkan yaitu 0,000 yang mana <0,05.
Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Akuntabilitas, Transparansi, Kualitas SDM
Berpengaruh secara simultan terhadap variabel Pengelolaan APBDes..
4. Uji T (Uji Singnifikan Parsial)
Uji t merupakan pengujian seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
dependent secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. dalam pengambilan
keputusan dapat dilihat dengan melihat nilai signifikan pada tabel Coefficient. Dengan tingkat
signifikan dari uji t yaitu 0,05 jika tingkat signifikan T lebih kecil dari (<) 0,05 dapat diartikan
variabel independent secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependent begitupun
sebaliknya. Uji parsial dapat dinilai dengan membandingkan nilai thitung dan nilai ttabel.
Tabel 4. 18
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
b. Nilai thitung variabel Transparansi (X2) sebesar 4,773 lebih besar dari (>) nilai ttabel yaitu
1,665 dan nilai sig. yaitu 0,000 lebih kecil dari (<) 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak,
artinya variabel transparansi berpengaruh signifikan terhadap Pengelolaan APBDes.
c. Nilai thitung variabel Kualitas SDM (X3) sebesar 6,109 lebih besar dari (>) nilai ttabel
yaitu 1,665 dan nilai sig. yaitu 0,000 lebih kecil dari (<) 0,05, maka Ha diterima dan Ho
ditolak, artinya variabel kualitas SDM berpengaruh signifikan terhadap Pengelolaan
APBDes.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1. Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Berdasarkan tabel 4.18, hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Thitung yang
dihasilakan yaitu sebesar 0,356 lebih kecil dari (<) nilai Ttabel 1,665 yang ditentukan dan nilai
signifikan 0,723 lebih besar dari (>) 0,05. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka Ho1 diterima
dan Ha1 ditolak yang artinya variable Akuntabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Menurut hasil yang ditunjukkan dalam penelitian sependapat dengan hasil penelitian
yang dilakukan (Triyono et al., 2018). dan penelitian (sangki, 2020) Akan tetapi berbeda pada
penelitian (Abdul latif, 2021), ( handayani jaka saputra, 2022) dan (Yesi mutia basril, 2021) yang
menyatakan bahwa Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap pengelolaan keuangan Desa.
2. Pengaruh Transparansi Terhadap Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Berdasarkan tabel 4.18, hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Thitung yang
dihasilakan yaitu sebesar 4,773 lebih besar dari (>) nilai Ttabel 1,665 yang ditentukan dan nilai
signifikan 0,000 lebih kecil dari (<) 0,05. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka Ha2 diterima
dan Ho2 ditolak yang artinya variable Transparansi berpengaruh secara signifikan terhadap
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan (Abdul latif, 2021), dan
(Yesi mutia basril, 2021) Namun berbeda dengan penelitian (Reka gustina ningsi, 2021) yang
menyatakan bahwa Transparansi tidak berpengaruh terhadap dana desa.
3. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Pengelolaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa
Berdasarkan tabel 4.18, hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Thitung yang
dihasilakan yaitu sebesar 6,109 lebih bear dari (<) dari nilai Ttabel 1,665 yang ditentukan dan
nilai signifikan 0,000 yang berarti lebih kecil dari (<) 0,05. Berdasarkan hasil penelitian diatas,
maka Ha3 diterima dan Ho3 ditolak yang artinya variable Kualitas Sumber Daya Manusia
berpengaruh secara signifikan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Menurut hasil yang ditunjukkan dalam penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian
yang dilakukan (Abdul latif, 2021)22 dan (Yesi mutia basril, (2020)23 yakni varibel Kualitas
Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap Pengelolaan Keuangan Desa.
4. Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, dan Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap
Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Berdasarkan tabel 4.17, menunjukkan bahwa hasil uji Fhitung yaitu 35,766 lebih besar
dari (>) Ftabel yaitu 0,2730 sedangkan nilai signifkan yang dihasilkan yaitu 0,000 lebik kecil dari
(<) 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Akuntabilitas, Transparansi, dan Kualitas SDM
berpengaruh secara simultan terhadap variabel Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa.
Hal ini menunjukkan bahwa Akuntabilitas, Transparansi dan Kualitas Sumber Daya
Manusia yang semakin meningkat secara simultan dapat mendorong dalam Pengelolaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) semakin baik.
[1] Departemen Agama RI, Al-Qur’an TerSjemahannya (Bandung: PT. Dinamika Cahaya Pustaka, 2018
[3] Abdul Latif and Enni Savitri, ‘The Effect Of Accountability, Transparency And Quality Of Human Resource On
Village Financial Management (Empirical Study On Village Government In Solok Regency, West Sumatra)’, Jurnal
Ilmiah Akuntansi 5, no. 2 (2021): 10.
[4] Agus Wahyudi, ‘Village Financial Management Accountability Of Unter Iwes District In Sumbawa Regency’,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 4, no. 2 (25 December 2019), https://doi.org/10.37673/jebi.v4i2.447.
[5] Chrisye Mongilala, “Kajian Yuridis Mengenai Pengelolaan Dan Pertanggumgjawaban Dana Desa”, Lex et
Societatis, Vol. IV/No. 6/Juni/2016:Hlm 79
Daling, M, Analisis Kinerja Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Pemerintah Kabupaten Minahasa
Tenggara.Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 2013.. Di akses pada link
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1942/1539 pada tanggal 29 agustus 2022
[6] Ferdy Leuhery, ‘Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Disiplin Kerja, Dan Pengembangan Karir Tehadap
Prestasi Kerja Pegawai Dinas Perhubungan Provinsi Maluk’ Jurnal SOSOQ: Volume 6 Nomor 1, Februari 2018.
[7] Hartina, Suyitno, I., & Mustari, Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Di Desa
Lembang Kohe Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba, 2017)
[8] Handayani Jaka Saputra, ‘Pengaruh Partisipasi Masyarakat Dan Akuntabilitas Keuangan Kampung Terhadap
Persepsi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Kampung (APBKamp)’, 2022, 16.
[9] Kristini dkk, Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa, Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi, Vol. 23 No. 2,
Agustus 2020
[10] Latif And and Savitri, ‘The Effect Of Accountability, Transparency And Quality Of Human Resource On Village
Financial Management (Empirical Study On Village Government In Solok Regency, West Sumatra)’.
[11] Munawaroh, Ika, “ Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi dan Partisipasi Terhadap Pengelolaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)” (di Desa Lubuk Benteng, Kecamatan Bathin III, Kabupaten Bungo. S1
thesis, Akuntansi, 2022).
[12] Muhammad Rizqi Syahri Romdhon, “Pengaruh Laporan Transparansi Laporan Keuangan, Pengelolaan Zakat,
dan Sikap Pengelola Terhadap Tingkat Kepercayaan Muzakki (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat di Kota
Bandung)” (Skripsi -Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014),
[13] Muhammad Ari Fahmi and Anies Indah Hariyanti, Transparansi Dan Akuntabilitas Pemerintah Desa Dalam
Pengelolaan Dan Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDes) ‘Soedirman Accounting
Review. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2017’ 02 (2017): 24.
[14] Ningsih, Afriyanti, Juana, “Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Pengelolaan Dana Desa Melalui Transparansi
Dalam Pencapaian Good Governance (Studi Kasus Di Desa Koto Panap Kecamatan Tanah Kampung) 2021.
[15] Titin Agustin Ningsi, Bella Arisha & Yuliana Safitri,’ Statistika Deskriptif Dengan Program R, (Kota Jambi: PT.
Sonpedia Publishing Indonesia, 2022)