You are on page 1of 11

https://www.detik.

com/jabar/berita/d-6253077/8-contoh-teks-story-telling-bahasa-inggris-dan-
artinya.

Contoh Story Telling Singkat

1. The Ant and the Grasshopper


In a field one summer's day, a Grasshopper was hopping about, chirping and singing to its
heart's content. An Ant passed by, bearing along with great effort an ear of corn he was taking
to the nest.

"Why not come and chat with me," said the Grasshopper, "instead of toiling and moiling away?"
"I am helping to lay up food for the winter," said the Ant, "and recommend you to do the same."
"Why to bother about winter?" said the Grasshopper; "we have got plenty of food at present."

But the Ant went on its way and continued its toil. When the winter came the Grasshopper found
itself dying of hunger, while it saw the ants distributing, every day, corn and grain from the
stores they had collected in the summer.
Then the Grasshopper knew...

Moral of the story: Work now and you can reap the benefits then.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Semut dan Belalang


Di Sebuah ladang pada musim panas, seekor belalang sedang berlompat, bersandar dan
bernyanyi dalam hati. Seekor semut kemudian lewat di depannya. Dengan kemampuan yang
besar membawa sebuah jagung ke sarang nya.

"Kenapa tidak datang dan berkata saja padaku?" kata seekor belalang. "Saya membantu
meletakkan makanan untuk musim dingin" kata semut. "Aku menyarankan kamu untuk
melakukan hal yang sama". "Kenapa aku harus khawatir dengan musim dingin, kita punya
banyak makanan sekarang" ujar belalang.

Tetapi semut berlalu begitu saja dan melanjutkan pekerjaannya. Ketika musim dingin datang,
belalang hampir mati kelaparan dan melihat semut yang mendistribusikan jagung dan biji-biji
mereka dari toko yang telah dikumpulkan di musim panas.
Kemudian belalang pun tahu.

Pesan moral: Bersusah-susah sekarang dan kamu akan menikmatinya hasilnya nanti.

2. The Crying Stone


Once upon a time, in a small village in Borneo Island, there lived a mother and her daughter.
The daughter was popular among villagers because of her beautiful face but she has bad
behavior. She always spent her time in front of the mirror admiring her beautiful face. She never
helped her mother to fulfill their daily needs. The daughter always made her mother sad.
However, the mother still loved her very much.

One day, the girl asked her mother to buy her a new gown. The mother refused it because she
had no money. Because the mother loved her daughter so much, she finally bought her a new
gown.

Both went to the market. But the daughter asked her mother to walk behind because she was
embarrassed if people saw them together. Once again, because of her love, the mother obeyed
the daughter's request.

Along the way home, the daughter still walked in front of her mother. People passing asked
about the woman behind her. The daughter answered that she was not her mother but her
servant. The mother kept silent. But inside her deep heart, she prayed to God to punish her
daughter.

Suddenly, her daughter's legs turned into stone. The daughter realized that it was because she
had hurt her mother's feelings. She begged her mother to forgive but it was too late.

Slowly, her body also turned into stone. Though the daughter had become a stone, the tears
were still seen, which was why the stone was called Batu Menangis.

Moral of the story: Never hurt your parent's feelings.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Batu yang Menangis


Dahulu kala, di sebuah desa kecil di Pulau Kalimantan, hiduplah seorang ibu dan putrinya.
Putrinya populer di kalangan penduduk desa karena wajahnya yang cantik tetapi dia memiliki
perilaku yang buruk. Dia selalu menghabiskan waktunya di depan cermin untuk mengagumi
wajahnya yang cantik.

Dia tidak pernah membantu ibunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Anak perempuan
itu selalu membuat ibunya sedih. Namun, sang ibu tetap sangat menyayanginya.

Suatu hari, gadis itu meminta ibunya untuk membelikannya gaun baru. Sang ibu menolaknya
karena dia tidak punya uang. Karena sang ibu sangat mencintai putrinya, dia akhirnya
membelikannya gaun baru.

Keduanya pergi ke pasar. Namun sang putri meminta ibunya untuk berjalan di belakang karena
malu jika orang melihat mereka bersama. Sekali lagi, karena cintanya, sang ibu menuruti
permintaan putrinya.

Sepanjang perjalanan pulang, sang putri masih berjalan di depan ibunya. Orang-orang yang
lewat bertanya tentang wanita di belakangnya. Anak perempuan itu menjawab bahwa dia bukan
ibunya tetapi pelayannya. Sang ibu terdiam.

Namun di lubuk hatinya yang terdalam, dia berdoa kepada Tuhan untuk menghukum putrinya.
Tiba-tiba, kaki putrinya berubah menjadi batu. Putrinya menyadari bahwa itu karena dia telah
menyakiti perasaan ibunya.

Dia memohon kepada ibunya untuk memaafkan tetapi sudah terlambat. Perlahan, tubuhnya
juga berubah menjadi batu. Meskipun putrinya telah menjadi batu, tetapi air mata masih terlihat,
itulah sebabnya batu itu disebut Batu Menangis.

Pesan moral: Jangan pernah menyakiti perasaan orang tua.

3. Fox and A Cat


One day a cat and a fox were having a conversation. The fox, who was a conceited creature,
boasted how clever she was. 'Why, I know at least a hundred tricks to get away from our mutual
enemies, the dogs,' she said.

"I know only one trick to get away from dogs,' said the cat. "You should teach me some of
yours!"

"Well, maybe someday, when I have the time, I may teach you a few of the simpler ones,"
replied the fox airily.

Just then they heard the barking of a pack of dogs in the distance. The barking grew louder and
louder - the dogs were coming in their direction! At once the cat ran to the nearest tree and
climbed into its branches, well out of reach of any dog. "This is the trick I told you about, the
only one I know," said the cat."'Which one of your hundred tricks are you going to use?"

The fox sat silently under the tree, wondering which trick she should use. Before she could
make up her mind, the dogs arrived. They fell upon the fox and tore her to pieces.

Moral of the story: A single plan that works is better than a hundred doubtful plans.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Rubah dan Seekor Kucing


Suatu hari kucing dan rubah sedang bercakap-cakap. Rubah, yang adalah makhluk sombong,
membual tentang betapa pintarnya dia. "Kenapa, aku tahu setidaknya seratus trik untuk
menjauh dari musuh kita bersama, yaitu anjing," katanya.

"Saya hanya tahu satu trik untuk menjauh dari anjing," kata kucing. "Kamu harus mengajariku
beberapa trikmu!"
"Yah, mungkin suatu hari, ketika saya punya waktu, saya mungkin mengajarkan kamu
beberapa trik yang sederhana," jawab rubah.

Sesaat kemudian mereka mendengar gonggongan sekawanan anjing di kejauhan.


menggonggong semakin keras. Anjing datang menuju ke arah mereka! Seketika kucing berlari
ke pohon terdekat dan naik ke cabang-cabangnya, di luar jangkauan dari setiap anjing. "Ini
adalah trik saya katakan tadi, satu-satunya yang saya tahu," kata kucing. "Mana salah satu dari
seratus trik anda yang anda akan gunakan?'

Rubah duduk diam di bawah pohon, bertanya-tanya trik apa yang dia harus gunakan. Sebelum
dia bisa mengambil keputusan, anjing tiba. Mereka menyergap rubah dan mencabik-cabiknya.

Pesan moral: Satu rencana yang pasti lebih baik daripada banyak rencana yang meragukan.

4. The Ant and the Dove


One hot day, an ant was seeking some water. After walking around for a moment, she came to
a spring. To reach the spring, she had to climb up a blade of grass. While making her way up,
she slipped and fell unintentionally into the water.

She could have sunk if a dove up a nearby tree had not seen her. Seeing that the ant was in
trouble, the dove quickly put off a leaf from a tree and dropped it immediately into the water near
the struggling ant. Then the ant moved towards the leaf and climbed up there. Soon it carried
her safely to dry ground.

Not long after that, there was a hunter nearby who was throwing out his net towards the dove,
hoping to trap it in this way.

Guessing what he should do, the ant quickly bit him on the heel. Feeling the pain, the hunter
dropped his net and the dove flew away quickly from this net.

Moral of the story: One good turn deserves another.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Semut dan Merpati


Pada suatu hari yang panas, seekor semut sedang mencari air. Setelah berkeliling sejenak, dia
sampai ke sebuah mata air. Untuk mencapai mata air itu, dia harus memanjat rumput. Ketika ia
memanjat ke atas, ia terpeleset dan tanpa sengaja jatuh ke dalam air.

Dia bisa saja tenggelam jika burung merpati di atas pohon di dekatnya tidak melihatnya. Melihat
bahwa semut dalam kesulitan, burung merpati cepat memetik daun dari pohon dan langsung
menjatuhkannya ke dalam air dekat semut yang mencoba menyelamatkan diri itu.

Lalu semut bergerak menuju daun dan naik ke atasnya. Segera terbawa dengan selamat ke
tanah kering. Tidak lama setelah itu, ada seorang pemburu yang membuang jaring ke arah
burung merpati, berharap untuk menjebaknya dengan cara ini .

Berfikir sejenak tentang apa yang harus ia lakukan,kemudian semut cepat menggigit tumit
orang tersebut. Merasakan sakit, pemburu menjatuhkan jaringnya dan kemudian burung
merpati terbang cepat keluar dari jaring tersebut.

Pesan Moral: Satu perbuatan baik layak mendapat kebaikan yang lain.

5. Pinocchio
In the past, there was a puppeteer whose name was Geppetto. He was eager to have a son
very much but his wife passed away several years ago. One day, he got an idea to make a
puppet in order not to be lonely again. He made a puppet all day long.

Finally, in the morning he had finished his work and he named the puppet Pinocchio. Soon he
felt lonely again since Pinocchio couldn't walk or talk by itself. One night, Geppetto prayed to
God to become a real boy. He always thought it in his mind in his dream.

The next morning, he was surprised that Pinocchio was alive. He taught Pinocchio how to walk,
how to read, how to speak and to do other things as human. He then studied at an elementary
school.

One day, Pinocchio felt bored and it made him go home late. When Pinocchio finally came
home, Geppetto asked him. He said that he was in school but he wasn't. Instantly, Pinocchio's
nose grew longer and longer and it meant that Pinocchio had lied.

The next morning, Pinocchio was kidnaped by the owner of the circus. Pinocchio soon became
a slave for the circus. He was so famous because he was a puppet which could talk. Geppetto
worried about him because Pinocchio had not been going home for almost two days.

He tried to find Pinocchio everywhere but he found nothing. When he searched for him on the
sea, a big wave smashed him. He was then in the whale's stomach when he awoke. He couldn't
find the way to go out.

On the other side, Pinocchio finally could escape out from the circus. He came home but
nobody was there. Later on, he searched Geppetto in the sea. He had the same accident as
Geppetto and he met Geppetto in the whale's stomach.

Both of them got out of its stomach by making a fire. In the end of the story, they went home
together and lived happily ever after.

Moral of the story: Do not ever lie.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia


Pinocchio
Di suatu masa, ada seorang pembuat boneka kayu yang bernama Geppetto. Dia ingin sekali
memiliki anak laki-laki tapi istrinya meninggal beberapa tahun sebelumnya. Suatu hari, ia
mendapat ide untuk membuat boneka agar tidak kesepian lagi. Dia membuat boneka kayu itu
sepanjang hari. Akhirnya, di pagi hari ia selesai mengerjakannya dan dia beri nama boneka itu
Pinocchio. Setelah itu ia merasa kesepian lagi karena Pinocchio tidak bisa berjalan atau
berbicara. Suatu malam, Geppetto berdoa kepada Tuhan untuk menjadikannya seorang anak
yang nyata. Dia selalu memikirkan itu dalam pikirannya.

Pada keesokan harinya, ia terkejut karena Pinocchio hidup. Dia mengajari Pinocchio cara
berjalan, cara membaca, cara berbicara dan melakukan hal-hal lain selayaknya manusia. Dia
kemudian belajar di sebuah sekolah dasar. Suatu hari, Pinocchio merasa bosan dan itu
membuatnya pulang terlambat. Ketika Pinocchio akhirnya pulang, Geppetto bertanya. Dia
mengatakan bahwa ia berada di sekolah tapi sebenarnya dia tidak di sekolah. Seketika, hidung
Pinokio tumbuh lebih panjang lagi dan lagi dan itu berarti bahwa Pinocchio telah berbohong.

Keesokan paginya, Pinocchio diculik oleh seorang pemilik sirkus. Pinocchio kemudian menjadi
budak untuk sirkus tersebut. Dia begitu terkenal karena ia adalah boneka yang bisa bicara.
Geppetto khawatir tentang dia karena Pinocchio belum pulang selama hampir dua hari. Dia
mencoba untuk menemukan Pinocchio mana-mana tapi ia tidak menemukannya. Ketika ia
mencari dia di laut, gelombang besar menghempaskan dirinya. Dia kemudian berada di perut
ikan paus ketika ia terbangun. Dia tidak bisa menemukan cara untuk pergi keluar dari sana.

Di sisi lain, Pinocchio akhirnya bisa melarikan diri keluar dari sirkus itu. Dia pulang tapi tidak ada
siapa-siapa di rumahnya. Akhirnya, ia mencari Geppetto di laut. Dia mendapat kecelakaan yang
sama seperti yang dialami Geppetto dan ia bertemu Geppetto dalam perut ikan paus. Keduanya
keluar dari perut tersebut dengan membuat api. Di akhir cerita, mereka pulang bersama-sama
dan hidup bahagia selamanya.

Pesan moral: Jangan pernah berbohong.

6. Malin Kundang
A long time ago, in a small village near the beach in West Sumatra, a woman and her son lived.
They were Malin Kundang and her mother. Her mother was a single parent because Malin
Kundang's father had passed away when he was a baby. Malin Kundang had to live hard with
his mother.

Malin Kundang was a healthy, dilligent, and strong boy. He usually went to the sea to catch fish.
After getting fish he would bring it to his mother, or sell the caught fish in the town.

One day, when Malin Kundang was sailing, he saw a merchant's ship which was being raided
by a small band of pirates. He helped the merchant. With his bravery and power, Malin Kundang
defeated the pirates. The merchant was so happy and thanked him. In return, the merchant
asked Malin Kundang to sail with him. To get a better life, Malin Kundang agreed. He left his
mother alone.

Many years later, Malin Kundang became wealthy. He had a huge ship and was helped by
many ship crews loading trading goods. Perfectly he had a beautiful wife too. When he was
sailing his trading journey, his ship landed on a beach near a small village. The villagers
recognized him. The news ran fast in the town; "Malin Kundang has become rich and now he is
here".

An old woman ran to the beach to meet the new rich merchant. She was Malin Kundang's
mother. She wanted to hug him, releasing her sadness of being lonely after so long a time.
Unfortunately, when the mother came, Malin Kundang who was in front of his well dressed wife
and his ship crews denied meeting that old lonely woman. For three times her mother begged
Malin Kundang and for three times he yelled at her. At last Malin Kundang said to her "Enough,
old woman! I have never had a mother like you, a dirty and ugly woman!" After that he ordered
his crews to set sail. He would leave the old mother again but in that time she was full of both
sadness and anger.

Finally, enraged, she cursed Malin Kundang that he would turn into a stone if he didn't
apologize. Malin Kundang just laughed and really set sail. In the quiet sea, suddenly a
thunderstorm came. His huge ship was wrecked and it was too late for Malin Kundang to
apologize. He was thrown by the wave out of his ship. He fell on a small island. It was really too
late for him to avoid his curse. Suddenly, he turned into a stone.

Moral of the story: No matter how good we are, never be ashamed of our parents and where we
come from.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Malin Kundang
Dahulu kala, di sebuah desa kecil dekat pantai di Sumatera Barat, seorang wanita dan putranya
tinggal. Mereka adalah Malin Kundang dan ibunya. Ibunya adalah orang tua tunggal karena
ayah Malin Kundang telah meninggal ketika dia masih bayi. Malin Kundang harus hidup susah
bersama ibunya.

Malin Kundang adalah anak yang sehat, rajin, dan kuat. Dia biasanya pergi ke laut untuk
menangkap ikan. Setelah mendapatkan ikan, dia akan membawanya ke ibunya, atau menjual
ikan yang ditangkap di kota.

Suatu hari, ketika Malin Kundang sedang berlayar, dia melihat kapal saudagar yang sedang
didatangi oleh sekelompok kecil bajak laut. Dia membantu pedagang itu. Dengan keberanian
dan kekuatannya, Malin Kundang berhasil mengalahkan para bajak laut. Pedagang itu sangat
senang dan berterima kasih padanya. Sebagai imbalannya saudagar itu meminta Malin
Kundang untuk berlayar bersamanya. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, Malin
Kundang setuju. Dia meninggalkan ibunya sendirian.

Bertahun-tahun kemudian, Malin Kundang menjadi kaya raya. Dia memiliki kapal yang besar
dan dibantu oleh banyak awak kapal yang memuat barang dagangan. Kehidupannya
sempurna, dia punya istri yang cantik juga. Ketika ia sedang berlayar dalam perjalanan
dagangnya, kapalnya mendarat di sebuah pantai dekat sebuah desa kecil. Penduduk desa
mengenalinya. Berita itu tersebar cepat di desa; "Malin Kundang telah menjadi kaya dan
sekarang dia ada di sini".

Seorang wanita tua berlari ke pantai untuk menemui saudagar kaya yang baru datang. Dia
adalah ibu Malin Kundang. Dia ingin memeluknya, melepaskan kesedihannya karena kesepian
setelah sekian lama tak bertemu. Sayangnya, ketika sang ibu datang, Malin Kundang yang
berada di depan istrinya yang berpakaian rapi dan awak kapalnya malah membantah bertemu
dengan wanita tua yang kesepian itu. Tiga kali ibunya memohon Malin Kundang dan tiga kali
dia berteriak padanya.

Akhirnya Malin Kundang berkata kepadanya, "Cukup, wanita tua! Aku tidak pernah memiliki ibu
sepertimu, wanita kotor dan jelek!" Setelah itu ia memerintahkan anak buahnya untuk berlayar.
Dia akan meninggalkan ibu tua itu lagi tetapi pada saat itu dia penuh dengan kesedihan dan
kemarahan.

Akhirnya, marah, dia mengutuk Malin Kundang bahwa dia akan berubah menjadi batu jika dia
tidak meminta maaf. Malin Kundang hanya tertawa dan benar-benar berlayar. Di laut yang
tenang, tiba-tiba badai datang. Kapal besarnya hancur dan sudah terlambat bagi Malin
Kundang untuk meminta maaf. Dia terlempar oleh gelombang keluar dari kapalnya. Dia jatuh di
sebuah pulau kecil. Sudah terlambat baginya untuk menghindari kutukannya. Tiba-tiba, dia
berubah menjadi batu.

Pesan moral: Sehebat apa pun kita, jangan pernah malu dengan orang tua dan tempat kita
berasal.

7. The Story of Toba Lake


Once upon a time, there was a man who was living in north Sumatra. He lived in a simple hut in
a farming field. He did some gardening and fishing for his daily life.

One day, while the man was fishing, he caught a big golden fish in his trap. It was the biggest
catch he ever had in his life. Surprisingly, this fish turned into a beautiful princess. He fell in love
with her and proposed to her as his wife. She said; "Yes, but you have to promise not to tell
anyone about the secret that I was once a fish, otherwise there will be a huge disaster". The
man made the deal and they got married, lived happily and had a daughter.

Few years later, this daughter would help bring lunch to her father out in the fields. One day, his
daughter was so hungry that she ate his father's lunch. Unfortunately, he found out and got
furious, and shouted; "You damned daughter of a fish". The daughter ran home and asked her
mother. The mother started crying, feeling sad that her husband had broken his promise.

Then she told her daughter to run up the hills because a huge disaster was about to come.
When her daughter left, she prayed. Soon there was a big earthquake followed by non-stop
pouring rain. The whole area got flooded and became Toba Lake. She turned into a fish again
and the man became the island of Samosir.

Moral of the story: Never break a promise.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Danau Toba
Alkisah, ada seorang pria yang tinggal di Sumatera Utara. Dia tinggal di sebuah gubuk
sederhana di ladang pertanian. Dia melakukan beberapa pekerjaan seperti berkebun dan
memancing untuk kehidupan sehari-hari.

Suatu hari, ketika pria itu sedang memancing, dia menangkap seekor ikan emas besar. Itu
adalah tangkapan terbesar yang pernah dia dapatkan dalam hidupnya. Anehnya, ikan ini
berubah menjadi putri cantik.

Dia jatuh cinta padanya dan melamarnya sebagai istrinya. Dia berkata; "Ya, tapi kamu harus
berjanji untuk tidak memberi tahu siapa pun tentang rahasia bahwa aku pernah menjadi ikan,
jika tidak, akan ada bencana besar". Pria itu membuat kesepakatan dan mereka menikah, hidup
bahagia dan memiliki seorang putri.

Beberapa tahun kemudian, putri ini akan membantu membawakan makan siang untuk ayahnya
di ladang. Suatu hari, putrinya sangat lapar sehingga dia memakan makan siang ayahnya.
Sayangnya, dia mengetahuinya dan menjadi marah, dan berteriak; "Kau putri ikan terkutuk".
Anak perempuan itu berlari pulang dan bertanya kepada ibunya. Sang ibu mulai menangis,
merasa sedih karena suaminya telah melanggar janjinya.

Kemudian dia menyuruh putrinya untuk lari ke atas bukit karena bencana besar akan segera
datang. Ketika putrinya pergi, dia berdoa. Tak lama kemudian terjadilah gempa bumi besar
yang diikuti dengan hujan deras yang tidak henti-hentinya. Seluruh daerah itu terendam banjir
dan menjadi Danau Toba. Dia berubah menjadi ikan lagi dan pria itu menjadi pulau Samosir.

Pesan moral: Jangan pernah mengingkari janji.

8. Sangkuriang and Tangkuban Perahu Mountain


One day, Dayang Sumbi asked her son to go hunting with his lovely dog, Tumang. After hunting
all day, Sangkuriang became desperate and worried because he hunted no deer. Then he
thought of shooting his own dog. Then he took the dog's liver and carried it home.

Soon Dayang Sumbi found out that it was not deer lever but Tumang's, his own dog. So, She
was very angry and hit Sangkuriang's head. In that incident, Sangkuriang got wounded and
scarred and then cast away from their home.

Years go by, Sangkuriang had traveled to many places and finally arrived at a village. He met a
beautiful woman and fell in love with her. When they were discussing their wedding plans, The
woman looked at the wound in Sangkuriang's head. It matched her son's wound who had left
several years earlier. Soon she realized that she fell in love with her own son.

She couldn't marry him but how to say it. Then, she found the way. She needed a lake and a
boat for celebrating their wedding day. Sangkuriang had to make them in one night. He built a
lake. With dawn just a moment away and the boat was almost complete. Dayang Sumbi had to
stop it. Then, she lit up the eastern horizon with flashes of light. It made the cock crowed for a
new day.

Sangkuriang failed to marry her. She was very angry and kicked the boat. It felt over and
became the mountain of Tangkuban Perahu Bandung.

Moral of the story: Be honest because honesty will bring goodness and happiness in the future.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Sangkuriang dan Gunung Tangkuban Perahu


Suatu hari, Dayang Sumbi mengajak putranya pergi berburu bersama anjing kesayangannya,
Tumang. Setelah berburu seharian, Sangkuriang menjadi putus asa dan khawatir karena tidak
berburu rusa. Kemudian dia berpikir untuk menembak anjingnya sendiri. Kemudian dia
mengambil hati anjing itu dan membawanya pulang.

Tak lama kemudian Dayang Sumbi mengetahui bahwa itu bukan kijang melainkan milik
Tumang, anjingnya sendiri. Jadi, Dia sangat marah dan memukul kepala Sangkuriang. Dalam
kejadian itu, Sangkuriang terluka dan kemudian diusir dari rumah mereka.

Bertahun-tahun berlalu, Sangkuriang telah melakukan perjalanan ke banyak tempat dan


akhirnya tiba di sebuah desa. Dia bertemu dengan seorang wanita cantik dan jatuh cinta
padanya. Saat mereka sedang mendiskusikan rencana pernikahan mereka, Wanita itu melihat
luka di kepala Sangkuriang. Itu cocok dengan luka putranya yang telah pergi beberapa tahun
sebelumnya. Segera dia menyadari bahwa dia jatuh cinta dengan putranya sendiri.

Dia tidak bisa menikah dengannya tetapi bagaimana mengatakannya. Kemudian, dia
menemukan jalannya. Dia membutuhkan sebuah danau dan perahu untuk merayakan hari
pernikahan mereka. Sangkuriang harus membuatnya dalam satu malam. Dia membangun
sebuah danau. Dengan fajar hanya beberapa saat lagi dan perahu hampir selesai. Dayang
Sumbi harus menghentikannya. Kemudian, dia menerangi ufuk timur dengan kilatan cahaya. Itu
membuat ayam berkokok untuk hari yang baru.
Sangkuriang gagal menikahinya. Dia sangat marah dan menendang perahu. Terasa berakhir
dan menjadi gunung Tangkuban Perahu Bandung

Pesan moral: Bersikaplah untuk jujur karena kejujuran akan membawa kebaikan dan
kebahagiaan di kemudian hari.

Baca artikel detikjabar, "8 Contoh Teks Story Telling Bahasa Inggris dan Artinya"
selengkapnya https://www.detik.com/jabar/berita/d-6253077/8-contoh-teks-story-telling-bahasa-
inggris-dan-artinya.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

You might also like