Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
HORMON : substansi yang diproduksi kelenjar endokrin , disekresi ke sirkulasi darah menuju organ target, dimana ia berikatan dengan reseptor dan meregulasi fungsi jaringan/organ target tersebut.
ENDOCRINE : hormone synthesized in one location and release into plasma, bind to specific receptor in cells at a distant site. contoh : TSH dari hipofisis anterior kelenjar tiroid
HORMON STEROID
precursor : cholesterol 4 organ : kelenjar adrenal, ovarium, testes, plasenta water insoluble bound to a carrier protein half life panjang : 60 100 menit
HORMON PROTEIN
peptida : insulin, glukagon, PTH, GH, PRL. glikoprotein : FSH, LH, TSH, hCG water soluble tidak memerlukan carrier protein. half-life pendek : 5 60
Epinefrin, nor epinefrin : water soluble tidak memerlukan carrier protein, halflife pendek, mekanisme kerja serupa dengan hormon protein.
Tiroksin dan triiodotironin : terikat pada protein carrier, half-life panjang, mekanisme kerja seperti hormon steroid
Metoda Pemeriksaan
Immunologic Assays
Prinsip presipitasi
Antibodi (Ab) + antigen (Ag) kompleks Ag-Ab (Ab) berlebihan semua Ag sites diikat oleh (Ab) membentuk komplek yang larut Ab excess
Ag Ab komp. Ag-Ab(larut)
Prozone effect
Ag
Ab
Kompl. Ag-Ab
Terjadi ikatan maksimum max presipitasi
Antigen excess
Ag Ab Komp. Ag-Ab (larut)
Kurva presipitasi
Prozone Ab berlebihan postzone Ag berlebihan zone of equivalen
konsentrasi Ag meningkat
agglutination
Memerlukan 2 phase : (1) specific binding of antibody to antigen (2) lattice formation
Klasifikasi agglutinasi
Direct agglutination (antigen terletak di permukaan sel seperti RBC atau bakteria : pemeriksaan golongan darah
Aglutinasi indirek
Step 1 +
Ag (serum) Ab spesifik
komp.Ag-Ab (larut)
Step 2
+
Ab spesifik (-)
particulate Ag (reagen)
Step 1 (-)
Ag (serum)
+
Ab spesifik
komp.Ag-Ab (-)
Step 2 +
particulate Ag Ab spesifik (+)
terjadi aglutinasi
Presipitasi
Soluble Ag atau Ab Miminal harus ada 2 antigenic determinan Antigen excess result in a postzone reaction Ag excess result in a prozone reaction Reaction time : hours to days Teat result : qualitative, semiquantitative, or quantitative.
Labeled Immunoassay
radioactive labels enzyme labels fluorescent labels Chemiluminescent labels
Assay design
Competitive immunoassays Non competitive immunoassays
Competitive immunoassays
Step 1 : antigen tidak dilabel diinkubasi dengan reagen antibodi. Ag +Ab AgAb Step 2 : tambahkan antigen berlabel AgAb + Ab + Ag* AgAb + Ag*Ab + Ag*
Ag
Ab
kompl.Ag-Ab
Ab berlabel
+
bead-Ab antigen
+
Komplek Ab-Ag
+
kompleks Ab-Ag-Ab
RADIOIMMUNOASSAY
PRINSIP PEMERIKSAAN Antigen /antibodi spesifik yang tidak dilabel yang difiksasi pada permukaan padat (dinding tabung/bead) dicampur dengan antibodi /antigen yang diukur, kemudian ditambahkan antigen/antibodi yang dilabel dengan isotop radioaktif. Memerlukan alat detektor radioaaktif Hanya dilakukan pada institusi tertentu.
ELISA
Ag atau Ab difiksasi pada permukaan padat,seperti dinding tabung atau plastic bead.
Tambahkan sampel Ab atau Ag ke dalam tabung, sehingga terjadi ikatan Ag-Ab. Banyaknya Ag/Ab yang diukur dapat ditetapkan dengan menambahkan Ag/Ab yang dilabel dengan enzim.
Test dapat dilakukan dengan cepat, mudah, sederhana menggunakan alat analyzer automatis. Dibutuhkan Ab monoklonal dan Ag recombinant untuk metoda pemeriksaan ELISA
(T3)
I
HO I O
(rT3)
FT4
FT3
FT4I
FT3I
immunoassay T4 dan T3
Radioimmunoassay : T4 dalam darah dipisahkan dari protein (binding protein) Ditambahkan T4 dilabel + anti T4 antibodi competitive binding kompleks antigenantibodi Yang terikat dan yang bebas dipisahkan radioaktivitas pada yang terikat diukur dengan radioactive counter (gamma counter).
rT3 rT3 dapat meningkat pada : penderita penyakit non tiroid, dimana T3 menurun disebabkan degradasi rT3 T2 berkurang Pemakaian obat propanolol
TSH
Bila perlu diperiksa bersama FT4 (dan FT3) TSH tinggi hipothyroidism TSH rendah hiperthyroidism TSH normal euthyroid
T3U
Prinsip : penetapan T3 dan T4 total di serum dipengaruhi oleh binding protein (TBG). T3U mengukur kapasitas binding site yang bebas dengan resin. sampel serum diinkubasi 1 jam pada suhu kamar bersama T3* dan resin. Pisahkan resin dari serum. Radioactivity di resin diukur menunjukkan (%) radioaktivitas yang terikat di resin. Digunakan T3 karena afinitas thd TBG rendah, T3 lebih stabil.
T3U
Pada peningkatan kadar TBG primer jumlah binding sites meningkat, FT4 tetap normal tetapi T4 total meningkat karena > T4 terikat TBG. Beberapa obat : dilantin, dicumarol, salisilat berkompetensi dengan T4 berikatan dengan TBG, FT4 normal tetapi total T4 rendah. T3U tidak dipengaruhi oleh perubahan kadar TBG.
Efek PTH, calcitonin & vit D3 thd organ PTH calcitonin Vit D3 Transport Ca > reabsorpsi Ca < Absorpsi Ca & P >
Tulang Mobilisasi Ca Mobilisasi &P> Ca & P < Ginjal Reabsorpsi reabsorpi Ca >, Ca & P < ekskresi P > Absorpsi Ca &P>
Usus halus
Hiperparatiroid primer
Produksi PTH meningkat, menstimulasi osteoklas tulang osteolisis fraktur patologis. (Ca dalam darah >) Laboratorium : Ca darah >, Ca di urin berkurang, kadar P di plasma <, P di urin meningkat, alkalifosfatase >, kadar PTH meningkat.
Insufisiensi Adrenal Test stimulasi ACTH sintetis insufisiensi adrenal primer respons sekresi cortisol (-) insufisiensi adrenal sekunder respons terjadi setelah pemberian 2-3 hari. Diberikan 500 ug cosyntropin (ACTH sintetis) i.v. selama 6 jam, diukur kadar cortisol
Hypercortisolism
Hiperfungsi kel. kortek adrenal Ectopic ACTH syndrome (tumor menghasilkan ACTH) Tumor adrenal menghasilkan cortisol
Diagnosis : Dexamethasone suppresion test. Vasopressin test : hiperplasia adrenal menunjukkan respons stimuli peningkatan kadar cortisol, pasien dengan tumor hipofisis, adrenal adenoma, respons stimuli (-)
Penderita penyakit Cushing akibat adenoma hipofisis yg memproduksi ACTH akan menunjukkan supresi cortisol dengan high dose dexamethasone. Penderita sindroma Cushing oleh sebab lain (adenoma adrenal, ectopic ACTH production) tidak menunjukkan supresi.
Growth hormone
Growth hormone excess : 10% penderita acromegali GH normal tetapi menunjukkan respons thd pembebanan glukosa abnormal Somatomedin C meningkat (6.8 U/L) pada orang normal (1.5 U/L) Pada hypopituitary children < 0.10 U/L
Glucose suppression of growth hormone Orang normal menunjukkan supresi GH pasca pemberian glukosa oral. Penderita acromegali tidak menunjukkan supresi Interpretasi : GH orang normal turun < 1 ng/mL. Penderita acromegali tidak turun bahkan menunjukkan peningkatan.
Defisiensi GH
Exercise test for GH. Latihan fisik berat selama 20 menit (paling baik dilakukan pada pagi hari). Segera ambil darah sampel, periksa GH Interpretasi : bila GH > 6 ng/mL GH defisensi GH 3-6 ng/mL : suspek GH defisiensi
Insulin Tolerance Test Stress insulin menginduksi hipoglikemia memicu sekresi GH & ACTH pd orang normal Interpretasi : Cortisol harus meningkat > 7 ug/dL, ke nilai tertinggi > 20 ug/dL GH harus meningkat ke 20 ng/mL GH defisiensi atau lesi hipothalamus gagal merespons
Hormon insulin
Hormon protein disintesis oleh sel Langerhans pankreas. Sekresi distimulasi oleh glukosa, asam amino, Hormon pankreas glukagon, gastrin, pankreozim, gastrin, sekretin Obat : sulfonil urea, adrenergic stimulator : isoproterenol
Hormon insulin
Dihambat oleh : Hipoglikemia Stomatostatin (sel pankreas), Obat : adrenergic stimulator, adrenergic blocking agents, diazoxide, phenothyazine, nicotinic acid.
Diabetes mellitus
Sindroma gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia sebagai akibat defisiensi sekresi insulin, atau berkurangnya efektivitas biologik insulin atau kedua-duanya. International Expert Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus (1995) disponsori ADA/WHO ADA/WHO menetapkan kriteria & klasifikasi D.M.
Katagori D.M.
Diabetes Diabetes Diabetes Diabetes tipe-1 tipe-2 tipe spesifik lain Mellitus Gestasional (GDM)
Dibetes tipe-1
Destruksi sel Defisiensi insulin absolut Autoantibodi : islet cell autoantibodi, insulin antibodi, dsb.
Diabetes tipe-2
Resistensi insulin dengan defek sekresi insulin Defisiensi insulin relatif
Obesitas (BMI 27 kg/m2) Riwayat keluarga D.M. Riwayat GDM / melahirkan bayi > 4.1 kg Hipertensi (140/90) Kadar HDL rendah (< 35 mg/dL) Kadar trigliserida plasma > 250 mg/dL Riwayat toleransi glukosa terganggu
FSH, LH
Pada pria FSH & LH diperlukan untuk spermatogenesis dan pematangan Pada wanita FSH & LH diperlukan untuk pertumbuhan follikel, ovulasi, pematangan follikel Pengukuran FSH dan LH dapat membantu menetapkan adanya defisiensi primer atau defisiensi sekunder hormon hipofisis. Pada kegagalan ovarium primer atau testis, kadar FSH meningkat
Amenorrhoe primer : mens tidak terjadi menjelang umur 16,5 tahun : FSH & LH tinggi : pada disgenesis gonad, kelainan kromosom
Amenorrhoe sekunder : mens berhenti selama 3 bulan atau lebih pada seorang wanita (tidak hamil) yang sebelumnya telah mengalami mens secara periodik
Amenorrhoe sekunder
Gangguan fungsi ovarium (tumor ovarium), gangguan hipofisis (adenoma), gangguan axis hipotalamus-hipofisis-gonad (anoreksia nervosa, latihan fisik berat, tumor, androgen excess, dsb.