You are on page 1of 33

Jaga Malam 25 Februari 2017

Tim jaga:
Mufti Syarif Alfanshuri , Kusnadi

Konsulen Jaga:
Dr.dr.Azhari Gani, Sp.PD-KKV

Pasien Diagnosa Terapi Planning


1. Ny, -atypical chest Bedrest EKG/6ja DPJP:
Khatijah pain ec dd/ Diet MB 100 kkal m dr. T.
1.UAP SC arixtra 2,5mg/hr Troponin heriansyah
2.NSTEMI Plavix 1x75mg I, CK- Sp.JP (k) FIHA
3.Dyspepsia IV pantoprazole / MB
12jam Konsul
Concor 1x2,5mg endokrin
Recansa 1x10mg

1
Pasien Diagnosa Terapi Planning
2. Ny, -CHF FC NYHA Bedrest Darah DPJP:
Yusnidar IV ec HHD Posisi semifowler Lengkap dr. Azhari
- Hipertensi Cateter urin EKG Gani, Sp. PD,
Stage II Diet jantung 1700 KKV
kkal
O2 2-4 L/i
IV ceftriaxone 2
gr/24jam
IV Furosemd 1
amp/8jam
Aspilet 1x 80mg
Clopidogrel 1x75mg
Nitrokaf retard 1x
2,5mg
ISDN 3x5mg
Tanapres 1x5mg
Sukralfat 3xCI
Laxadyn 1xCI

2
Pasien Diagnosa Terapi Planning
3. Tn. H STEMI Bed Rest - Foto DPJP:
Inferior + 02 thorax dr. Azhari
Iskemik Three way - CKMB & Gani, Sp. PD,
Anteropsepta Drip NTG 5 mEq/jam Troponin KKV
l Aspilet 1 x 80mg
Clopidogrel 1 x 75 mg
CHF Fc ISDN 3 x 1
NYHA III-IV Atorvastatin 1 x 20 mg
ec CAD Laxadyn syr 3 x CI
SC Novorapid 6-6-6
DM tipe 2 SC Levemir 0-0-0-8
Iv. Furosemid 1
amp/8jam
Iv. Meropenem 1 gr 12
j

3
Morning
Report
1.Akut STEMI Inferior late onset killip 2
2.CHF Fc NYHA III-IV ec CAD
3. DM TIPE 2

Kusnadi
08061105
Preseptor :
dr.T Heriansyah, Sp.JP (K)--FIHA

BAGIAN/SMF KARDIOLOGI & KEDOKTERAN VASKULAR


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2017
Skenario
Tn. H datang dengan keluhan nyeri dada sejak lebih
kurang 1 minggu ini, memberat 1 hari SMRS. Nyeri dada
dirasakan seperti ditindih benda berat sehingga pasien
menjadi sulit bernapas (sesak). Nyeri dada dirasakan
menjalar ke lengan sebelah kiri dan punggung belakang.
Nyeri dada dirasakan lebih dari 20 menit. Pasien baru saja
pulang rawatan dengan keluhan yang sama 1 minggu yang
lalu. Pasien meminum obat yang diberikan, namun keluhan
tidak hilang. Kaki pasien bengkak dan aktivitas pasien
terbatas di tempat tidur. Pasien mudah lelah dengan aktivitas
ringan. Pasien juga merasakan mual dan muntah.
Pada pemeriksaan vital sign didapatkan
TD : 102/70 mmHg RR : 32 x/menit
HR : 90 x/menit T : 36,7 C

Pemeriksaan fisik didapatkan sebagai berikut :


Mata : Konjungtiva anemis (-), Ikterik (-)
Telinga : Normotia, sekret (-)
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-), NCH (-)
Leher : Peningkatan TVJ (-), pembesaran KGB
(-)
Thorax : Simetris, nyeri tekan (-),, vesikuler
( / ), rhonki (+/+), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Apeks teraba di ICS V linea midklavikula
sinistra, irama reguler, thrill (-)
Perkusi :
Batas Atas : ICS II linea parasternal sinistra
Batas Kanan : ICS IV linea parasternal dekstra
Batas Kiri : ICS V 1 jari lateral linea midklavikula sinistra
Auskultasi : BJ 1 > BJ 2,

Abdomen : Soepel, nyeri tekan (-), H/L/R tidak teraba, timpani (+),
peristaltik normal
Ekstremitas : Edema tungkai (+/+)
Riwayat penyakit dahulu
Ht (-) DM (+) 10 tahun
Riwayat penyakit keluarga
Ht(-) DM (+)
Riwayat penggunaan obat
Insulin Novorapid
Bacaan EKG tanggal 25 feb 2017

1. Irama : Sinus Ritme 6. Segmen ST


2. Laju : 96 x/i ST elevasi : II, III, AVF
3. Axis : LAD ST depresi : v2. v3, v4, v5
4. Interval PR : 0,12 s 7. T inverted : v6
5. Morfologi 8. Q patologis :III , AvF
- Gel P 9. LVH (-)
: 0,04 s P mitral
10. RVH (-)
(-), pulmonal (-)
- Kompleks QRS : 0,08 s
Kesimpulan :Sinus Ritme + HR 96 x/I + LAD + infark miokard
akut inferior + iskemik anteroseptal
Pemeriksaan Laboratorium
25 Februari 2017
Pemeriksaan
Hasil Nilai Normal
Laboratorium
Darah Rutin
Hb 13,4 14-17 gr/dl
Ht 38 45-55 %
Leukosit
15,2 4.500-10.500/mm3

Eritrosit 4,6 4,7-6,1 jt/ L


Trombosit 367 150.000-450.000/mm3
Hitung Jenis
Eosinofil 0 0-6
Basofil 0 0-2
Netrofil batang 0 0-1
Netrofil segmen 83 50-70
Limfosit 10 20-40
Monosit 7 2-8
Elektrolit
Kalsium 9,2 8,6 10, 3 mg/dl
Natrium (Na) 141 132-146 mmol/L
Kalium (K) 3,6 3,7-5,4 mmol/L
Klorida (Cl) 111 90-106 mmol/L
Pemeriksaan
Hasil Nilai Normal
Laboratorium
Diabetes
GDS 339 <200 mg/dl
Ginjal Hipertensi
Ureum 174 13-43 mg/dl
Kreatinin 4,46 0,67-1,17

HBsAg negatif negatif


Diagnosis
1.Akut STEMI Inferior late onset killip 2
2.CHF Fc NYHA III-IV ec CAD
3. DM TIPE 2
Terapi
Bed Rest
Clopidogrel 1 x 75 mg
02 ISDN 3 x 1
Three way Atorvastatin 1 x 20 mg
Drip NTG 5 mEq/ jam Laxadyn syr 3 x CI
Iv. Furosemid 1 amp/8jam SC Novorapid 6-6-6
Iv. Meropenem 1 gr / SC Levemir 0-0-0-8
12jam
Aspilet 1 x 80mg
Telaah Kasus
Skema

Tn H

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis Fisik Penunjang

Penegakan
Diagnosis

1.Akut STEMI Inferior late onset killip 2


2.CHF Fc NYHA III-IV ec CAD
3. DM TIPE 2
IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa saja yang bisa menyebabkan penyakit pada


pasien ?
2. Bagaimana cara penegakan diagnosis kasus
tersebut?
Analisa masalah
1. Apa saja yang menyebabkan penyakit pada pasien ?

1. Penyakit pada miokard sendiri, antara lain:


a. PJK
b. Kardiomiopati
c. Miokarditis dan PJR
2. Gangguan mekanik pada miokard, antara lain:
a. kelebihan beban tekanan: hipertensi, stenosis aorta
b. kelebihan beban volume: insufisiensi aorta atau
mitral, penyakit jantung bawaan atau transfusi
berlebihan
c. hambatan pengisian: tamponade
1. Bagaimana cara penegakan diagnosis kasus tersebut ?
Learning Objective
1. Epidemiologi penyakit pada pasien
2. Diagnosa klinis kasus pasien
3. Tatalaksana kasus pasien

18
Pendahuluan
Depkes RI 2014 Prevalensi PJK di
Aceh yang di diagnosis dokter sekitar
0,7% atau 22.240 orang (Riskesdas,
2013).

- STEMI
PJK SKA - NSTEMI
- UAP
Terminologi
Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah suatu
keadaan yang menunjukkan gangguan aliran
darah koroner parsial hingga total ke miokard
secara akut. Gangguan aliran darah ke
miokard pada SKA terutama akibat
pembentukan trombus di dalam arteri
koroner. SKA terdiri dari ST-Elevation
Miokard Infark (STEMI), Non-ST Elevation
Miokard Infark (NSTEMI) dan Unstable
Angina Pectoris.
Etiologi SKA
Patofisiologi
Pemeriksaan penunjang
gambaran EKG bervariasi:
- Gelombang T tinggi dan runcing dimulai segera
dan berlangsung sampai 1 hari.
- Elevasi segmen ST yang segera dimulai setelah
infark miokard terjadi karena cedera miosit.
- Pemanjangan gelombang Q dimulai 1-4 hari,
setelah infark miokard sebagai akibat nekrosis
koagulatif.
Pada pemeriksaan enzim jantung terdapat
peningkatan
Terapi
- Tatalaksana umum
Pemberian oksigen, nitrogliserin,
morfin, penyekat beta, aspirin, dan
terapi referfusi
- Tatalaksana di Rumah sakit
Pembatasan aktivitas, pengaturan
diet, bowels, dan pemberian sedasi.
Congestif Heart Failure

Congestive Heart Failure


(CHF) merupakan
ketidakmampuan
jantung untuk
mempertahankan curah
jantung (cardiac output)
dalam memenuhi
kebutuhan metabolisme
tubuh.
Etiologi

1. Penyakit pada miokard sendiri, antara


lain:
a. PJK
b. Kardiomiopati
c. Miokarditis dan PJR
2. Gangguan mekanik pada miokard,
antara lain:
a. kelebihan beban tekanan:
hipertensi, stenosis aorta
b. kelebihan beban volume: insufisiensi
aorta atau mitral, penyakit jantung
bawaan atau transfusi berlebihan
Klasifikasi

Berdasarkan gejala sesak nafas yang terjadi,


New York Heart Association (NYHA) membagi
CHF menjadi 4 kelas, yaitu:
Kelas 1: aktifitas sehari-hari tidak terganggu.
Sesak timbul jika melakukan kegiatan fisik
yang berat
Kelas 2: aktifitas sehari-hari terganggu sedikit
Kelas 3: aktifitas sehari-hari sangat terganggu.
Merasa nyaman pada waktu istirahat
Kelas 4: walaupun istirahat terasa berat
Patofisiologi

1.Peningkatan aktivitas
adrenergik simpatis
2.Peningkatan beban awal
melalui aktivitas sistem
Renin Angiotensin
Aldosteron
3.Hipertrofi ventrikel
Gejala Klinis

1. Gejala paru: dispnea,


ortopnea, dan paroksimal
nokturnal dispneu, batuk non
produktif yang timbul pada
waktu berbaring
2. Gejala dan tanda sistemik:
lemah, cepat capek, oliguria,
nokturia, mual, muntah,
takikardia, asites,
hepatomegali dan edema
perifer
3. Gejala susunan saraf pusat
Diagnosis

- Anamnesis
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Laboratorium
- EKG/Foto Thoraks
- Ekokardiografi Doppler
TERAPI

1. Menurunkan preload: spironolakton,


furosemid
2. Obat inotropik: digitalis, ibopamin,
beta bloker, fosfodiesterase inhibitors,
isoniazid
3. Menurunkan afterload: ACE inhibitors,
angiotensin receptor blocker, direct
renin inhibitor, calsium channel blocker,
adrenoseptor alfa 1 blocker
4. Mencegah remodeling: ACE inhibitors
5. Memperbaiki metabolisme energi
TERIMA KASIH

You might also like