You are on page 1of 61

PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN
PENYAKIT MENULAR

Nunuk Nugrohowati,drg,MS
Departemen IKK-IKM UPN
Learning Objective
Menjelaskan terjadinya penyakit menular
Menjelaskan prinsip umum transmisi penyakit
menular
Menjelaskan pendekatan untuk pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular
Menjelaskan tindakan kedaruratan pada situasi
terjd wabah/KLB

Student Required Reading:


Kim-Farley RJ. Global strategies for control of communicable
diseases. In: Detels et al. (eds). Oxford Textbook of Public Health.
Vol. 3. New York: Oxford University Press, 2002, pp. 1839-59
Blumenthal DS, Ruttenber,AJ. Introduction to Environmental Health.
Springer Publishing Company, 1995. Second edition, pp.71-221
Penyakit Menular ditingkat
Global
Estimasi menunjukkan 13.3 juta kematian dari
53.9 juta kematian pd th 1998 disebabkan oleh
penyakit menular
ARI (termasuk pneumonia & influenza): 3.5 juta
kematian per tahun
Diarrhoea: 2.2 juta kematian per tahun
Malaria: 1.1 juta kematian per tahun
Penyakit yg dpt dicegah/preventable oleh vaccin:
1.6 juta kematian per tahun
Tuberculosis: 1.5 juta per tahun
Penyakit Menular/Communicable
Disease
(Infectious disease)

An illness caused by some specific


biological agent or its toxic products that
can be transmitted from an infected
person, animal, or inanimate reservoir to
a susceptible person
The iceberg concept of infectious diseases
CELL RESPONSE HOST RESPONSE
Lysis of cell Death of organism
Discernible effect Inclusion body formation

Clinical disease
Classical & severe disease
or
cell transformation
or Moderate severity
cell dysfunction mild illness

Viral multiplication
Infection without
without visible
clinical illness
Below visual change

change or

Subclinical disease
(asymptomatic
incomplete viral
infection)
maturation

Exposure without Exposure


attachment &/or without
cell entry infection
Diagram Skematik Patogenesis
Penyakit
Patogenesis penyakit dalam perspektif lingkungan dan
kependudukan digambarkan dlm teori Simpul:

Sumber Komponen Sakit/


Penduduk
Penyakit Lingkungan Sehat
Media Transmisi

Variabel lain yang


berpengaruh

Sumber : Achmadi,1991
Klasifikasi Penyakit :
Berdasar Organ atau sistem organ (mis: peny
ginjal, peny jantung, peny respiratorik)
Berdasar agent Causative (mis peny krn virus,
keracunan bhn kimia, kelukaan phisik)
Acute versus chronic
Communicable versus non-communicable
Beberapa contoh:
Acute Chronic
Common cold AIDS
Communicable
Pneumonia Lyme disease

Mumps TB

Measles Syphilis

Pertussis Hepatitis B

Cholera

Typhoid fever

Appendicitis DM
Non-communicable
Poisoning CVD

Injury Osteoarthritis

Liver Chirrhosis
Proses Penyakit menular
Konsep dasar terjd peny : Segitiga epidemiologi
pejamu (Host), penyebab peny (agent) dan lingk
(environment).
Faktor yg berperan :
Penyebab peny/agent, mis: virus, bakteri, arthropoda,
cacing, protozoa, fungus
Sumber penularan /reservoir: penderita, pembawa
kuman, hewan sakit, tumb/benda
Cara penularan khusus (mode of transmission) yaitu
cara meninggalkan host / pejamu dan cara masuk ke
pejamu lain.
Ketahanan pejamu sendiri.
Communicable Disease Model

Host

Vector

Environ-
Agent ment
Proses Penularan Penyakit
Sumber Penularan Keadaan
Host
1. Penderita 1. Keadaan umum
2. Pembawa kuman/Carrier 2. Kekebalan
3. Binatang sakit 3. Status gizi
4. Tumb/benda 4. Keturunan
Cara Penularan
1. Kontak langsung
2 Melalui udara
3. Melalui.makanan, minuman/air
4. Melalui vektor
Cara Penularan (Mode of transmission)
Langsung (direct transmission) dr penderita /
reservoir ke host baru
Dari orang-orang (sifilis, herpes s, HIV)
Dari hewan-orang (zoonosis: rabies)
Dari tumb-orang (jamur)
Dr orng-orng mel kontak benda lain (tanah cacing
tambang, air schistosomiasis)
Melalui udara (airborne disease)
Dlm bentuk droplet nuklei atau dust ( mis: TBC, diphteri,
smallpox, measles).
Melalui makanan/minuman
Mel air (waterborne dis): kolera, tifus abd,
disentri, hepatitis.
Mel mknan (foodborne dis):TBC, tifus, disentri,
salmonellosis, anthrax
Melalui susu (milkborne disease): TBC, difteri,
disentri, salmonellosis, brucellosis
Melalui Vektor (Vectorborne dis)
V nyamuk : malaria, filariasis, yellow fever
V Kutu louse dan flea (pes, tifoid murin)
V kutu mite (Scrub tifus) dan tick (spotted fever)
oleh serangga lain: trypanosomiasis
Reservoir agent Penyakit
tempat digun agent u/bersarang, berkemb biak dlm
menularkan peny.
Mis Lingkungan
Human reservoir: agent hidup dlm tubuh mns
Animal reservoir: agent hidup dlm tubuh hewan,
Arthropode reservoir: agent hidup dlm tubuh hewan kel
arthropoda (nyamuk)
Siklus penularan peny dg mns sbg reservoir, dpt terjd:
langsung: dr seseorang sbg reserv pd orng lain yg rentan
tdk langsung: bl mns sbg reserv menularkan mel arthropoda
/nyamuk, kmd nyamuk menularkan pd mns rentan.
Mis: malaria, DHF
Chain of Infection

Pathogen Portal Portal


Reservoir of exit Transmission of entry Establishment
of disease in
new host
Prevention & control strategies

Pathogen Portal Portal


of exit of entry Establishment
Reservoir Transmission of disease in
Pasteurization new host
Chlorination Gowns Masks
Masks Condoms
Antibiotics Safety glasses Immunizations
Antivirals Condoms
Hair nets Insect repellents Health education
Disinfectants Nutrition promotion
insect repellents Isolation
Hand washing Sexual abstinence
Vector control
Isolation Sanitary
Surveillance engineering
Quarantine Sneeze glass
Drug treatment Sexual abstinence
Safe sex
Tujuan Utama Pencegahan &
Penanggulangan:
To reduce
To eliminate

To eradicate

Pengukuran kontrol langsung


- pada agent (identifikasi & reduksi/eliminasi agent
infektif pada sumber & reservoirs)
- pada routes of transmission (memecah /meng
hambat routes of transmission dari agent infektif)
- pada host (identifikasi populasi yg rentan &
reduksi / eliminasi kerentanan nya)
SASARAN PENGAWASAN THD
PENYAKIT MENULAR
host
vektor
manusia terinfeksi
hewan
lingkungan
agent infektif
Tindakan yang dilakukan terhadap
Host
Immunisasi Aktif
- Penggunaan secukupnya secara rutin pd populasi umum
- Tipe antigen: inactivated toxins, inactivated complex antigens,
purified antigens, recombinant antigens, live attenuated
vaccines
Immunisasi Pasif
- Pada situasi khusus
- Natural atau artifisial
Chemoprophylaxis
- Tujuan:
utk mencegah perkembangan infeksi
utk progres dari penyakit yg aktif
utk mengobati peny infeksi dan mencegah komplikasi
Tindakan yang dilakukan
terhadap Host
Perubahan perilaku (mis. sexual, intravenous
drug use, eating, working behavior)
Isolasi
Penggunaan barrier (antara host & agent
infeksius, mis. screens, bednets, celana-baju
lengan panjang, repellents, condoms, masks)
Merubah resistansi host
Tindakan yang dilakukan terhadap
Vektor
Chemical control : menggun insektisida u/
mengurangi populasi insekta
Environmental control:
1) Eliminasi sarang insekta (breeding places) ;
2) Personal Protection

Biological control: Menggun agent biologis


dan metode u/ mengendalikan vektor
Tindakan yang dilakukan terhadap
Manusia terinfeksi

Hospital Nosocomial Infection


Control
Chemotherapy

Isolation

Quarantine

Restriction of activities

Behavioral change
Tindakan yang dilakukan terhadap
Hewan

Active immunization
Restriction or reduction

Chemoprophylaxis &
chemotherapy
Tindakan yang dilakukan
terhadap lingkungan
Penyediaan air bersih
Pembuangan excreta manusia dgn baik
Sanitasi makanan
Sanitasi minuman/susu
Desain fasilitas & perlengkapan
Sanitasi perumahan
Irrigasi
Pengawasan lingkungan kerja
Tindakan yang dilakukan
terhadap Agent Infektif
Cleaning
Cooling

Pasteurization

Disinfection

Sterilization

Fogging
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) ;
WABAH; Outbreak situation
Def : Penyebaran suatu peny sec cepat shg dlm
wkt yg bersamaan/bergiliran banyak orng
menderita peny yg sama.
Mekanisme penularan peny dlm masy terjd pd:
tingk kesakitan biasa (endemik); pd tingk
kesakitan leb dr yg dihrpkan (luar biasa /wabah).
Tindakan kedaruratan adl tindakan yg hrs
dilakukan akibat mendesaknya masalah wabah yg
berlangs dan kebutuhan kerja sama dg daerah
atau neg lain
Terminologi
Endemic
the habitual presence of a disease within a given
geographic area, the usual occurrence of a given disease
within such an area.
adanya peny menular yg tetap dlm suatu area
geogrfis ttt; ber kenaan adanya peny, sec normal biasa
timb dlm satu area ttt
Epidemic
the occurrence in a community or region of a group of
illnesses of similar nature, in excess of normal
expectancy, & derived from a common or from a
propagated source
kejad dlm satu masy /wil dr kasus peny ttt/KLB yg
sec nyata melebihi dr yg diperkirakan
Pandemic
a worldwide epidemic
Ancaman wabah ada jika bbrp hal
mendukung terjd nya wabah, diant:
- Populasi manusia yg rentan
- Ada/datangnya penyebab peny
- Ada mekanisme yg memungk terjd pe -nularan
peny sec besar2an (mis: kontaminasi sumber air,
pop vektor membengkak)
Menurut sifatnya wabah dibagi 2:
a. Common Source Epidemic
b. Propagated atau Progressive Epidemic
Ke2nya dibed dg grafik penyebaran kejad ber dsr
wkt mulai sakit berupa kurva epidemi
a. Common Source Epidemic/
Point Source Epidemic
Letusan peny krn terpapar agent sama pd sekelomp org
sec menyel, terjd dlm waktu singkat/mendadak
Kurva epidemi me &me sangat cepat dlm waktu
singkat, batas satu masa inkubasi tdk terjd 2nd attack
rate, masa inkubasi pendek
Penyebab:
1) Biologis: kejad wabah keracunan mknan/
gastroenteritis; Misal krn Clostridium perfringens
2) Non Biologis: kejad peny krn terpapar zat kimia
beracun pd udara terbuka
Penanggulangan: penemuan penderita, pengobatan
b. Propagated/ Progressive Epidemic
Penularan dr orang ke orang sec langs/ tdk langs
mel udara, makanan, vektor, alat
Waktu kejad leb lama tergant sifat peny, lama
masa inkubasi, kepadatan , mobilitas, kerentanan
pend setempat, geografis
Masa tunas 1 bulan
Penurunan insidens lambat, masa inkubasi leb
lama; lenyapnya peny dlm wkt lama
Pend sakit berturut turut beda waktu yg jelas
Penanggulangan: isolasi penderita aktif dan
sumber
Misal pd wabah peny menular
LANGKAH2 UMUM TINDAKAN
KESIAGAAN
Pelembagaan pelayanan kesehatan darurat (PKD)
Penjabaran rencana menghadapi kemungkinan
Pemantapan sistem pewaspadaan dini
INTERVENSI
Penilaian cepat atas adanya wabah
Perumusan hipotesis sementara atas sumber,
penyebab wabah
Pengorg penelitian di lap
Analisa data & penent penyebab wabah
Pelaksanaan langkah2 pengendalian wabah
Evaluasi akhir
Analisa Kejadian Luar Biasa
a) Usaha penemuan kasus tambahan;dg melacak
ke RS/praktek u/mencari penderita dg kasus
yg diteliti/blm dilaporkan/tanpa gejala
b) Analisa & interpretasi data sec berkesinamb
sesuai dg tamb informasi
c) Menegakkan hipotesa berdasar hasil interpre
tasi data & kegiatan
d) Tind pemadaman wabah sesuai hsl analisa,
follow up sampai kead normal (sekurang2 nya
2x masa inkubasi), susun progr pengamatan
/surveillance epid pd kel dg resiko tinggi
Koordinasi Pelayanan Kes
kedaruratan
MENTERI KESEHATAN

DEWAN DEWAN KE
PENASEHAT Koordinator Pelayanan
SIAGAAN BENCANA
PKD Kesehatan Darurat
NASIONAL

STRUKTUR KES NASIONAL

Pelay Surveilans epid lap Direktorat Wil


(sist pewaspadaan dini)

Rumah Sakit Lab Satuan Pelayanan


Klinik Pengendalian Higiene
Vektor (Kes Ling)
Pelayanan Kes Primer
Strategi Pewaspadaan Dini u/
Penanggulangan wabah
Surveilans (Surveillance) Epidemiologi
Adl pengamatan sec teratur, terus menerus thd
aspek peny ttt, dlm suatu kel penduduk u/kepent
pencegahan & penangg
Merup sist pewaspadaan dini u/mendeteksi suatu
wabah terut peny yg mencerminkan bahaya
potensial
Meliputi:
- Kegiatan pengumpulan data jelas, teratur
- Ringkasan, analisa data kasus baru semua peny
inf u/identifikasi kel resiko tinggi
- Memahami cara penularan & berusaha
memutus rantai penularan
Sistem Surveilans di Kabupaten
Pelacakan kasus baru melalui
Sarana kesehatan
Masyarakat
Cara tertentu

Melakukan perubahan yg Pengumpulan Informasi


dibutuhkan

Menyempurnakan
perenc kesehatan Analisis dan penyajian
Pelaporan dan
Penyebaran
Informasi:

Kantor Wil Kes

Dep Kes
Kerangka penelitian & penanggulangan wabah
Menelaah inform Inform yg mencuri-
rutin, Surveilans, gai adanya wabah
kasus klinis, Lap &
Inform dr masy Kriteria memasti Memeriksa catatan
kan ada wabah &insidens musiman

Adakah wabah?

Menegakkan diagnosa Isolasi &obati kasus

Mencari kasus basmi sumber& penularan

Melacak kontak Melakukan pencegahan


Mengump inform ttg
wabah

Menilai lingkungan Lanjut surveilans


Mengolah & analisis data

Menyebark hsl penelitian

Menyusun renc di bid kes


u/ mencegah wabah ulangan
AGENDA TAHUNAN PROGRAM
PEMBERANTASAN DBD DKI JAKARTA
2003
KASUS 2749
KASUS
MULAI MENINGKAT TERENDAH
2686

2318

1454
1070
KASUS
MENINGGI
475 473 473 495
785 380

538

JAN PEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES

SURVEILANS AKTIF RUMAH SAKIT


PENYULUHAN MEDIA CETAK & ELEKTRONIK
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI & FOGGING FOKUS
PJB / AS PJB / AS PJB / AS PJB / AS

-INGUB -FF DIPERLUAS/


MASSAL
SMP
-SOSIALISASI -INGUB
-BBG-PSN
-BBG-PSN -PJB/AS TOTAL COVE
-SOSIALISASI
-FF DIPERLUAS -BBG-PSN
RAGE
-FF
JUMLAH PENDERITA, KEMATIAN, ANGKA KESAKITAN (IR)
DAN ANGKA KEMATIAN (CFR) PENYAKIT DBD
DI PROPINSI DKI JAKARTA TAHUN 1993 - 2003

IR CFR
TAHUN JUMLAH JUMLAH (ANGKA (ANGKA
PENDERITA KEMATIAN KESAKITAN) KEMATIAN)
/100.000 PDDK (%)
1993 2.263 19 25,4 0,8
1994 2.831 26 27,0 0,9
1995 5.867 69 54,1 1,2
1996 7.081 99 73,9 1,4
1997 5.190 49 52,9 0,9
1998 15.360 133 152,8 0,9
1999 3.998 46 51,05 1,15
2000 8.729 34 115,2 0,4
2001 7.437 28 100,2 0,4
2002 5.750 49 77,06 0,85
2003 14.071 59 188,6 0,4
GRAFIK : JUMLAH KASUS DBD BERSUMBER SURVEILANS
AKTIF RUMAH SAKIT PER BULAN
DI DKI JAKARTA TAHUN 2000 - 2004 (JAN - FEB)

3000

2500

2000
KASUS

1500

1000

500

0
JAN PEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOP DES
2000 757 1260 2255 806 635 689 645 578 385 267 232 220
2001 919 1016 1091 625 907 651 706 511 341 244 232 194
2002 84 386 689 933 1131 879 489 328 207 192 205 227
2003 538 785 1454 2318 2745 2686 1070 475 380 473 473 495
2004 1463 583

Data s/d 13 Februari 2004 Sumber Data : SURVEILANS AKTIF RUMAH SAKIT
Pukul 10.00 WIB DINAS KESEHATAN PROP. DKI JAKARTA
JUMLAH KASUS DBD PER WILAYAH
DI DKI JAKARTA TAHUN 2005

701

587

461

396
376

315

265

192 188
151

PUSAT UTARA BARAT SELATAN TIMUR

JAN FEB
Water-borne infectious disease
Schistosomiasis
Pencegahan/pemberantasan
1. Pencegahan:
- Purifikasi suplai air
- PKM
2. Pemberantasan:
1. Eradikasi siput didaerah endemik,
2. Irigasi yg baik
3. Pengobatan : Sodium Antimony dimercapto -
succinate atau Niridazole
4. Wabah:
1. Pengawasan pembuangan faeces,urin
2. Pengawasan pd pemakaian air
Cholera (C Asiatica; C Eltor)
Pencegahan/Pemberantasan
A. Pencegahan
Jamban yang sanitair
Air minum yang bersih
Pemberantasan lalat
Makanan yang bersih
Pasteurisasi susu
Buah dan sayuran lalap yang sehat
Untuk bayi ASI saja
Kerang asal daerah tercemar
Kebersihan perorangan pasien
PKM kpd penjaja & pengolah intern
Pangawasan carrier
B. Pasien, Kontak, Lingkungan
Pasien dilaporkan dlm 24 jam
Pasien diisolasi
Desinfeksi tinja, muntahan, benda bekas pakai pasien
Kontak diawasi selama 5 hari
Periksa makanan & minuman yang dicurigai
Pengobatan spesifik
Pemberian cairan oralit, teh, air kelapa
Antibiotik
c. Wabah
Lapor
Pengobatan
Jamban yang sanitair
Air minum yang bersih
Periksa makanan/minuman yang dicurigai
Pemberantasan lalat
Makan/minum dalam keadaan panas
d. Internasional
Lapor WHO
Periksa alat angkut darat
Vaksinasi u/ Travellers
Karantina 5 hari
Poliomyelitis Anterior Acuta; Polio
Pencegahan/Pemberantasan:
a. Pencegahan:
1. Imunisasi dg Vaksin Sabin, Salkx
2. PKM
b. Pasien, kontak, Lingkungan:
1. Lapor
2. Isolasi
3. Desinfeksi
4. Tdk ada terapi spesifik
c. Wabah:
1. Vaksinasi
2. Tunda operasi
d. Internasional: Termasuk disease under surveillence by
WHO
Food-borne infectious diseases
Salmonella food poisoning, salmonellosis
- Pengobatan:
1. Pencegahan dehidrasi penting,
2. Infeksi sistemik diberi ampicillin, chloram fenicol
- Pencegahan/Pemberantasan:
1. Isolasi Pasien
2. Dilarang kontak dg barang2 penderita,
3. Pasien dilarang bekerja dan mengasuh anak2
4. PKM ttg penanganan makanan
1. Menyimpan mknan pd lemari pendingin
2. Dilarang mkn telur mentah
Hepatitis A (hepatitis infeksiosa)
- Pencegahan / Pemberantasan
a. Pencegahan
1. Imunisasi
2. PKM (tinja)
3. Alat suntik
b. Pasien, kontak, Lingkungan:
1. Lapor,
2. Isolasi,
3. Desinfeksi,
4. Tdk ada terapi spesifik
c. Wabah/Epidemi :
1. Cari sumber penularan
2. Pengawasan pembuangan tinja
d. Internasional: Tidak ada
Vector-borne infectious diseases
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), Dengue
-
Shock Syndrome
- Pencegahan/Pemberantasan
a. Pencegahan dg pemberantasan vektor:
_ Abatisasi (10 gr/100 Ltr air)
Fogging (malathion)
Pemberantasan sarang nyamuk (3 M)

b. Pasien, kontak, lingkungan


1. Lapor (24 jam)
2. Isolasi pasien (kelambu)
3. Pengawasan kontak
c. Epidemi / Wabah
1. Survei komunitas untuk kepadatan
nyamuk, tempat perindukan
perencanaan pemberantasan
2. Repellent

3. Identifikasi penyakit pada reservoir

d. Internasional
Pengawasan pada alat angkut darat, - laut, -
udara agar terjamin tidak ada nyamuk turut
serta
Malaria
Pencegahan/Pemberantasan
a. Pencegahan
1. Hindari kontak dg nyamuk (kasa,kelambu,repellent)
2. Meniadakan breeding places (tempat perindukan)
Source Reduction
3. Membunuh jentik: Oiling Breeding Places ;
Biologis dng ikan kepala timah Paris Green
4. Membunuh nyamuk dewasa dengan insektisida
knock down, insektisida recidual
Indoor Recidual Spraying IRS
5. Chemoprophylactic
1) 2 minggu sblm pergi 300 mg chloroquine base
single dosis; Seminggu sblm pergi : idem
2). Dilokasi endemik 300 mg single dosis/mngg
3). Ditambah 4 minggu, setelah kembali pulang

b. Tindakan pada kasus tersangka


Kpd semua kasus demam yg dicurigai malaria diberikan
pengobatan presumptive ; Dosis utk orang dewasa dgn
BB 60 Kg, 4x aminoquinoline total dosis 1500 mg
Hari 1 : mula-mula 600 mg,
2. diberikan 300 mg Total 1500mg
3. : diberikan 300 mg
4. : diberikan 300 mg
Semua kasus malaria diberi pengobatan radikal utk
cegah tdk kambuh
c. Wabah
1. Pemberantasan nyamuk dewasa
2. Pemberantasan jentik jentik
3. Pemberantasan breeding places
4. Pengobatan yang baik dgn radical treatment
5. Chemoprophylactic
d. International
1. Alat angkut bebas nyamuk
2. Disease under surveillence by WHO
e. Obat malaria
Fansidar; Sulphadoxine 500 mg; Pyrinethamine 25 mg
Dosis: 3 tablet single dosis; 4 th:0,5 tablet; 4-6 th: 1 tabl;
7-9 th: 1,5 tablet; 10-14 th; 2 tablet
Air-borne Infectious diseases
Influenza
- Penyebaran: Diseluruh dunia
- Kebal/rentan: Semua orang dpt tertular
- Pencegahan/Pemberantasan:
a. Pencegahan:
1. Imunisasi,
2. Personal Hygiene
b. Pasien, kontak, lingkungan:
1. Lapor,
2. Isolasi,
3. Desinfeksi,
4. Terapi simptomatis & supportive
c. Wabah/epidemi: Surveillence
d. Internasional : Disease under surveillence by WHO
Diphteria
- Masa Penularan dr sakit2 mingg setlh sembuh
- Penyebaran ; Diseluruh dunia
- Kebal / rentan: Terutama menyerang anak-anak
- Pemberantasan
a. Pencegahan
1. Imunisasi DPT (Difteri Pertusis Tetanus)
2. PKM
b. Pasien, Kontak, Lingkungan
1. Lapor
2. Isolasi
3. Desinfeksi
4. Therapi spesifik :
ADS (Anti Difteri Serum) dan Penisilin
Tuberkulosis

- Gej Respiratorik: Batuk intermitent 3 mgg,


batuk prod dg mukus dan darah; sesak nafas,
nyeri dada
- Pencegahan dan Pemberantasan :
1. Isolasi
2. Imunisasi BCG
3. PKM, mencegah kepadatan dalam Rumah
Tangga
Measles, campak, rubeola, morbili
- Kekebalan/rentan:
1. Anak2 yg belm diimunisasi
2. Janin dr ibu, kebal 6 bulan
- Pemberantasan:
a. Pencegahan
1. Imunisasi campak (virus hidup yg dilemahkan)
2. PKM
b. Pasien, Kontak, Lingkungan
1. Lapor
2. Isolasi
3. Tdk ada terapi spesifik
c. Wabah:
1. Lapor
2. Imunisasi ulang
d. Internasional: Tidak ada
Peny infeksi pd sistem saraf
Tetanus
a. Pencegahan
1. Imunisasi dasar DPT bayi 3x
2. Imunisasi ibu hamil 2x: TT (Tetanus Toxoid)
3. PKM (tali pusat)
b. Pasien, Kontak, Lingkungan
1. Lapor
2. Sumber infeksi
3. Terapi spesifik, dg: - ATS Globulin
- Penisilin dosis tinggi
- Jaga jalan na fas
- Sedative
c. Wabah: Tdk ada wabah tetanus
d. Internasional: Travellers Internas dianj vaks DPT
Rabies (hydrophobia)
- Penyebaran: diseluruh dunia
- Kebal / Rentan: Semua orang dapat ditulari
Semua hewan berdarah panas dapat ditulari
- Pencegahan / Pemberantasan
a. Pencegahan
1. Pendaftaran anjing;
2. Vaksinasi anjing
3. Segera stlh digigit lakukan vaksinasi
b. Pasien, kontak, lingkungan:
1. Lapor,
2. Isolasi,
3. Kontak di imunisasi,
4. Terapi serum anti rabies, suportive
c. Wabah/epidemi:
1. Vaksinasi,
2. Dilarang membawa hewan keluar msk wil wabah
d. Internasional: Dis under surveillence by WHO
Emergence & Re emergence
infectious diseases
Toxic shock syndrome
Lyme disease
Shigellosis, giardiasis & hepatitis A at child-care centers
Opportunistic infections
HIV infections
Hantavirus pulmonary syndrome
Nipah virus disease
Emergence of the new toxigenic Vibrio cholerae 0139
strain
Faktor2 yg ber kontribusi pd peny2 baru/
emergence of new diseases atau yg timbul
kembali/re-emergence of the diseases
Perubahan demografi
Kerusakan sanitasi & fasilitas kes umum lain akibat
kelebihan penduduk, situasi krn perang dan bencana
Perkembangan ekonomi & perubahan tata guna tanah
Perilaku manusia lainnya
Internasional travel & commersial
Perubahan pd proses & penanganan makanan
Evolusi agent infektif pathogenik
Perkembangan resistansi dr agent infektif, vektor
Immunosupression of persons
Deteriorasi pd surveillance system
Thank you .

You might also like