You are on page 1of 36

REHABILITASI JANTUNG

Cardiac Rehabilitation Programs first


developed in the 1960s

1960 Reduce negative effects of bed rest


Physical reconditioning

1980 Return to work

2000 Secondary prevention


Nutrition Physical Education
Councelling Training Information

Comprehensive Team Approach

Smoking Psychological Optimised


Cessation Support Medical
Vocational Treatment
Rehabilitation
Tugas Tim
Menciptakan suatu lingkungan yang
dapat mendidik pasien
pemberian bimbingan jelas,
TIM REABILITASI singkat, konsisten
Mengajarkan kpd pasien utk
-Dokter menerima pogram latihan sebagai
-Perawat bagian dr usaha utk bisa hidup
lebih lama
-Ahli Gizi Mendelegasikan masalah pasien
pada anggota tim yang sesuai utk
-Fisioterapis mencari pemecahan
-Psikolog
-PSM
Goals of Cardiac Rehabilitation and
Secondary Prevention

preventing disability resulting from


coronary disease particularly in elderly
persons and those with physical
exertion involved in occupations

preventing subsequent coronary events,


subsequent hospitalisation and death
from cardiac cause
Benefits of Cardiac Rehabilitation
and Secondary Prevention

Reduction in overall and cardiovascular


mortality
Oldridge 1988, OConnor 1989, Joliffe 2001, Taylor 2003

Slowing of atherosclerotic process


Ornish 1990, Schuler 1992, Haskell1994, Wenger 1995, Niebauer 1997

Decrease of rates of subsequent


coronary events and rehospitalisation
Haskell 1994, Ornish 1999
Interventions for Cardiovascular
Prevention
life style changes interventions

- smoking cessation - medication


- physical activity - invasive cardiology
- healthy nutrition - heart surgery
- psychosocial adaption
LOW LEVEL EXERCISE TESTING (LLET)

Merupakan prosedur terakhir dari evaluasi


tahap I
Merupakan prosedur yang multistage scr
progresif dari beban kerja 2 s/d 3 METS
sampai beban kerja 6 7 METS
Secara umum dilakukan pada 7 10 hari
post MCI pasca serangan (tanpa komplikasi)
dan 2 3 minggu (dg komplikasi)
demi keamanan dilakukam 1 3 mh
pasca serangan
TUJUAN
Membantu mengidentifikasi resiko tinggi
pasien
Mengevaluasi efektifitas medika mentosa
mengontrol hipertensi, dysrhythmia, dan
angina
Merupakan dasar untuk menentukan aktivitas
atau TL pada tahap II
Kriteria menghentikan test
HR mencapai 75% - 80% dari nilai max yang
diprediksikan
Penurunan tekanan darah sistolik
Timbulnya keluhan angina
ST segmen depresi 2mm
Multifocal PVCs, ventricular tachycardia
Fatigue
Permintaan pasien
MAXIMAL EXERCISE TESTING (MET)

Suatu evaluasi memonitor gamb


EKG slm melakukan kerja dinamis dg
menggunakan kelompok otot yang
besar
dimulai dar tenaga submax
adaptasi fisiologis peningkatan
beban kerja sampai pasien
memutuskan untuk berhenti fatigue
atau timbul tanda dan gejala
TUJUAN
Memastikan diagnosis
Evaluasi fungsi kardiovaskuler terhadap
exercise. Pasien kembali bekerja, program
TL
Evaluasi program yang telah diberikan
Meningkatkan motivasi dan memberikan
stimulasi utk mengubah gaya hidup
INDIKASI
Pasca MCI, CABG, 4 minggu atau lebih pasca
serangan (non komplikasi) dan > 4 minggu (dg
komplikasi)
Pasien yang mau mengikuti program rehab
Re evaluasi periodik
Bruce Multistage Protocols

STAGE SPEED TIME WORK LOAD


(mph) (minutes (METS)
)
1 1,7 3 45
2 2,5 3 67
3 3,4 3 89
4 4,2 3 10 12
5 5,0 3 > 14
Kriteria untuk menghentikan test
Fatigue
Pusing
Peningkatan PVC
Ventrikular takikardi
Atrial disritmia
Angina derajad III
Penurunan tekanan sistolik (>20mmHg) dan peningkatan HR
Hipertensi (250/130 mmHg)
Nyeri muskuloskeletal
Grafik EKG yang tidak dapat diinterpretasikan
Keringat dingin, pucat, sempoyongan, dll
Kontraindikasi
Congestive heart failure
Unstable angina
Acut MCI (<3 minggu)
Heart Block Tk 2 atau 3
Ventrikular takikardi
Atrial dysrhythmias
Acute myocarditis/Pericarditis
Stenosia aorta berat
Infeksi akut
FILOSOFI DAN STRUKTUR PROGRAM
REHABILTASI JANTUNG

LANDASAN FILOSOFIS
Penyakit pembuluh darah koroner kronik,
progresif faktor resiko
Program latihan akan bermanfaat desain scr
individu & dievaluasi scr obyektif dan kontinu
Perlu pendekatan tim
PROGRAM REHAB JANTUNG
FASE I (inpatient)
Screening terhadap komplikasi yang timbul
Memulai LLET
Edukasi pasien dan keluarga
Mengetahui efektivitas medikamentosa dlm
mengontrol status kardiovaskuler selama
aktivitas

Dengan penekanan pada :


Stabilisasi kondisi pasien
Memastikan bahwa AKS tidak menimbulkan efek
yang tdk diharapkan
Tujuan jangka panjang (Fase II dan III )

Mengurangi faktor resiko


Meningkatkan kapasitas kerja fisik
Kembali ke aktivitas kerja dan rekreasi yang
aman
Mengurangi angina
Mengurangi kecemasan
Senantiasa berkomunikasi scr oby dg dokter
ttg respon pasien thd exercise
Post myocardial infarction
Fase I
Dimulai 3 6 hari paska infark
Berakhir 7 10 hari kemudian
Program meliputi :
Self care evaluation
Patient and family eduvation
Ambulasi termonitor
LLET
Pada pasien paska op CABG (biasanya hanya berlangsung
3-5 hari) mencegah komplikasi paru akibat
pembedahan
Fase II (outpatient)
Dimulai bila LLET telah dilakukan
Berakhir bila MET dan kateterisasi telah
dilakukan
Biasanya berlangsung 5 12 mg (6 mg
yang paling sering)
Tanpa data kateterisasi fase III
berlangsung tidak aman
Fase III (Long Term Follow Up)
Pasien melakukan program latihan yg
didesain scr individu re evaluasi formal
bertahap
Re evaluasi dilakukan 6 bln pasca infark
dan selanjutnya setiap tahun
Re evaluasi tsb berupa max symptom
limited exercise test
Berakhir jika tidak ada perubahan lebih
lanjut pada intensitas & durasi
(maintenance level)
Fase IV (life time follow through)
Pasien yang telah menyelesaikan fase III
dianjurkan utk mengikuti program ini scr
individual (fittness center, health club, RS, di
rumah)
Biasanya pasien lebih senang melakukannya
scr berkelompok
Dosis latihan.

Tempat Frekuensi

ICCU tiap 2-3 jam


UMUM 3-5 kali/minggu.
POLI 3 kali/minggu
Maentenance 3 kali/minggu
waktu latihan.

Tempat Time

ICCU 3-5 min (3 ulangan)


UMUM 10-15 min
POLI 1-30 min
Maentenance 30-60 min
Type latihan.

Tempat contoh
ICCU 1. Posisioning
2. Oksigen terapi
3. Humidifikasi/ aerosol
4.Chest fisioterapi
5. Breathing/ mobilisasi
6. Edukasi dan progresif
Type latihan.
Tempat contoh
Umum 1. Latihan spt di ICCU
Tambah waktu latihan
2. Latihan ADL
3. Gerak fungsional
4. Edukasi
5. Suport mental
Type latihan.
Tempat Contoh
Poliklinik 1. Latihan di umum
Tambah waktu latihan
dan Intensitasnya
2. Larangan dan harapan
3. Boleh suami/istri
nadi = 120 tanpa keluh
Type latihan.
Tempat Contoh
Maintenance 1. Latihan rutin & benar
2. Intensitas progresif
sampai sedang
3. Banyak otot
4. Type biasa dilakukan.
TIGA FASE PROGRAM REHABILITASI JANTUNG

fas lokasi inisia durasi Ter Aktv/intensitas


e si panta
u
I Rawat 2-4 Perawatan ya Kemajuan ke arah
inap hari RS perawatan diri mandiri
dan jalan jarak dekat
II Rawat 3 mg 18-12 mg ya Pemeliharaan jantung
jalan dr progresif 1 jam 3
awitan kali/mg (sasaran
denyut jantung)
III komunit Setela Seumur tidak Pemeliharaan jantung
as h fase hidup 1 jam 3 kali per
II minggu
CONTOH REHABILITASI PROGRAM FASE I

METS LOKASI AKTIVITAS

1. 1.5 Kamar Ankle exc, deep breathing, coughing,


pasien p-ROM extrm atas, makan mandiri
2. 1,5 Kamar Sda, transfer dari bed ke kursi,
pasien berjalan ringan
3. 1.5 Kamar AROM, peregangan, standing,
pasien mandi, berjalan pelan
4. 1.5 - 2 Ruang Berjalan diawasi 75 kaki, aktv
perawat berpakaian
5. 1.5 - 3 gymnasium Berjalan 100-300 kaki, 2-3 tangga,
naik sepeda statik 3 menit,
pemanasan
FASE II
WAKTU AKTIVITAS

1. 34 mg MI 8 mnt x 2 static cycle (MET 35% ETT)

8 mnt x 2 ergometer lengan (MET 30% ETT)

12 mnt pada 50%ETT dg treadmill

2. 4 minggu 8 mnt static cycle (45% MET) x 2

8 mnt ergometer lengan 35% ETT x 2

12 mnt pada 60 ETT dg treadmill

3 4-5 mingu Sda, intensits treadmill 70% ETT

4. 5 minggu Sepeda, 12 menit pada 45% ETT

Ergometer lengan 8 mnt x 2 pada 45% ETT

Treadmill 12 mnt pada 75% ETT


AKTIVITAS SEXUAL PADA PENDERITA PENYAKIT
JANTUNG

Walaupun aktivitas ini dilakukan hanya 10 15 menit


tenaga cukup besar :
Pre dan post orgasmus membutuhkan 3 4 METS
Selama orgasmus membutuhkan 4 5 METS

Barlett pasangan muda (22-30 th)


Peningkatan HR, RR, BP
Selama intercoarse 5-6 METS
Apabila dilk dg semangat dan bernafsu 7-8 METS
Sarat Aktivitas sexual boleh dilakukan

NYHA kurang lebih 2 bulan pasca MCI


DOUGLAS 2 4 minggu sesudah pulang
Berdasarkan latihan yang sudah dapat
dikerjakan :
Two step master test
Berjalan cepat tanpa keluhan
ADL tanpa keluhan
Naik tangga kurang lebih 2 tingkat
Anjuran
Dilakukan secara bertahap, posisi relax, tenaga
moderat, hindari posisi yang menetap
Hindarkan keadaan yang menimbulkan stress,
misalnya alkohol, marah, lelah, berhubungan dengan
yang bukan pasangan ( suami-istri )
Dilakukan 3 jam sesudah makan
Bila nyeri atau sesak segera dihentikan
Rutin minum obat
Harus ada komunikasi yang baik dg pasangan (sexual
feeling)

You might also like