You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan
nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu
adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang medis atau ilmu
kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk
serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya penduduk
yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat.
Sehingga istilah baby boom pada masa lalu berganti menjadi “ledakan
penduduk usia lanjut” (Nugroho:2000).
Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa populasi penduduk
lansia di Indonesia pada tahun 2008 sebesar 8,55 % dari keseluruhan
jumlah penduduk. Sedangkan jumlah penduduk lansia di propinsi
Sumatera Selatan pada tahun 2009 telah mencapai 484.344 orang atau
ada sekitar 6,89% dari jumlah penduduk sumatera selatan.
Perbandingan persentase lansia Sumsel tahun 2009 antara laki-laki dan
perempuan adalah 48,84 berbanding 51,16.
Sumatera Selatan termasuk propinsi yang memasuki era
penduduk berstruktur tua (aging population), yaitu suatu propinsi dengan
proporsi penduduk lansianya telah berada pada patokan penduduk
berstruktur tua (yakni 7 % atau lebih penduduk usia tua). Di Sumatera
Selatan didirikan beberapa Panti Werdha mengingat banyaknya jumlah
lansia yang ada. Salah satunya yaitu Panti Werdha Darma Bakti yang
terletak di KM 7 Kecamatan Sukarami Palembang.
Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit,
meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa
negara, terutama di negara-negara maju umur harapan hidup telah
bertambah panjang sehingga warga-warga yang berusia lebih dari 65
tahun juga bertambah. Adanya peningkatan jumlah penduduk usia lanjut
tersebut menyebabkan perlunya perhatian pada para lansia agar lansia
tidak hanya berumur panjang tetapi juga dapat menikmati masa tuanya
dengan bahagia serta meningkatkan kualitas hidup mereka.
Tanda-tanda masa tua disertai dengan adanya kemunduran-
kemunduran kemampuan kerja panca indera, gangguan fungsi alat-alat
tubuh, perubahan psikologi serta adanya berbagai penyakit. Dengan
banyaknya perubahan yang terjadi pada lansia banyak pula masalah
kesehatan yang dihadapi.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada 30 April – 01 Mei 2012
diketahui bahwa jumlah lansia di Panti Werdha Darma Bakti bagian atas
sebanyak 29 orang. Dari jumlah lansia tersebut, terdapat sebanyak 34,5
% lansia yang menderita hipertensi. Untuk mempertahankan kesehatan
lansia-lansia tersebut perlu adanya upaya-upaya baik besifat perawatan,
pengobatan, pola hidup sehat dan juga upaya lain seperti senam lansia.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, kelompok tertarik untuk
mengajarkan dan mendemonstrasikan senam lansia dengan hipertensi untuk
mencegah peningkatan tekanan darah.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi, klien
dapat mempraktekkan secara mandiri untuk mencegah peningkatan
tekanan darah.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi
selama 15 menit di Panti Werdha Darma Bakti bagian atas, maka
klien mampu :
a. Mamahami tentang penyakit hipertensi
b. Mampu mempraktekkan latihan senam lansia dengan hipertensi
secara mandiri.
BAB II
SISTEMATIKA KEGIATAN

A. Kriteria Klien
Semua lansia di Panti Werdha Dharma Bakti yang menderita hipertensi.

B. Pelaksanaan
Hari/ tanggal : Sabtu, 11 Maret 2017
Waktu : 07.30 WITA sampai dengan selesai
Tempat : Masjid

C. Rencana Kegiatan
1. Kegiatan : latihan senam untuk lansia dengan hipertensi
2. Materi : teknik senam lansia dengan hipertensi; pengertian, tujuan,
indikasi, dan kontra indikasi.
3. Media :
a. Laptop
b. LCD
c. Video senam lansia
d. kursi
4. Denah Ruang pertemuan
Keterangan:
: moderator + instruktur

: fasilitator

:notulen

: observer + dokumentasi

: penyaji + instruktur

: pasien
D. Susunan kepanitiaan dan uraian tugas
Moderator + instruktur : Agnes Novia Ningrum
Penyaji + instruktur : A. Gigih Prayoga
fasilitator : Donatila Dinar dan Elia Contesa
Observer + dokumentasi : Agus Wahyudi
Notulen : Eka Sriwahyuni

Uraian tugas diantaranya:


1. Moderator
Memimpin jalannya acara kegiatan
2. Penyaji materi
Menyampaikan materi tentang penyakit hipertensi secara singkat
3. Instruktur
Mengajarkan para lansia untuk senam lansia dengan hipertensi
4. Notulen
Membuat notulen mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, evaluasi
dan pelaporan

5. Fasilitator
Mengarahkan dan membantu passien dalam melakukan senam
6. Dokumentasi
Mendokumentasi jalannya kegiatan

E. Susunan Acara
NO Langkah- Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Sasaran
. Langkah
1 pembukaa 5 1. Memberi salam 1. Memperhatikan
n menit 2. Memperkenalkan diri dengan seksama
3. Menjelaskan maksud2. Menjawab salam
dan tujuan
2 penjelasan 5 Penyajian materi Mengikuti kegiatan
menit penyuluhan sampai
selesai
3 Demontrasi 15 Mendemonstrasikan Peserta ikut berperan
latihan menit latihan senam aktif dalam
senam hipertensi memperagakan latihan
senam hipertensi
4 evaluasi 5 Moderator meminta Memberikan
menit peserta latihan senam pertanyaan seputar film
untuk yang ditayangkan dan
mendemonstrasikan materi telah disajikan
kembali langkah-
langkah senam
hipertensi ( yang
mampu diingat)
5 Penutup 5 Memberi salam Menjawab salam
menit

F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta sudah diberitahu satu hari sebelumnya
b. Media sudah disiapkan
c. Materi sudah siap
d. Satuan acara sudah disiapkan
2. Evaluasi proses
a. Klien mampu memahami penyakit hipertensi
b. Klien mampu mendemonstrasikan latihan senam hipertensi secara mandiri

BAB III
MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN
Menurut Hidayat (2002) senam didefinisikan sebagai suatu latihan
tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar
dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan
kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-
nilai mental spiritual. Penelitian lain dikemukakan oleh Werner (2000) yang
menyebutkan bahwa senam adalah bentuk latihan tubuh pada lantai dan
pada alat yang dirancang untuk melungkatkan daya tahan, kekuatan,
kelentukan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh.
Lansia atau usia tua adalah periode dimana organisme telah mancapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan
kemunduran sejalan dengan waktu (Ahmadi, 2009).
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak
memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan
membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang
tetap kuat, memdorong jantung bekerja optimal dan membantu
menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.

2. JENIS SENAM LANSIA


Jenis-jenis senam lansia yang biasa diterapkan, meliputi :
a) Senam kebugaran lansia
b) Senam otak
c) Senam osteoporosis
d) Senam hipertensi
e) Senam diabetes mellitus
f) Olahraga rekreatif/jalan santai.

3. MANFAAT OLAHRAGA BAGI LANSIA


Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat
bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini
sangat dianjurkan untuk mereka yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan
usia lansia (65 thn ke atas).
Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi
organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh
manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan
mengawasi kecepatan denyup jantung waktu istirahath yaitu kecepatan
denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kncepatan denyut
jantung sewaktu istirahat harus menurun (Poweell, 2000)
Dengan mengikuti senam lansia efek minimalya adalah lansia merasa
berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap
segar.

Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157)
antara :
a) Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia
b) Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan
(Adaptasi)
c) Funsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya
terhadap bertambahnya tuntutan, misalnya sakit. Sebagai rehabilitas pada
lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut
jantung maksimal, toleransi latihan, kapasitas aerobic dan terjadinya
peningkatan lemak tubuh. Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia
dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut. Bahkan
dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa latihan/ olahraga seperti senam
lansia dapat mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi,
diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan (Darmojo 1999; 81).

4. TUJUAN SENAM LANSIA DENGAN HIPERTENSI


· Melebarkan pembuluh darah
· Tahanan pembuluh darah menurun
· Berkurangnya hormon yg memacu peningkatan tekanan darah
· Menurunkan lemak / kolesterol yang tinggi.

5. INDIKASI SENAM LANSIA


Indikasi dilakukan senam lansia dengan hipertensi adalah klien yang
menderita hipertensi

6. KONTRAINDIKASI
- Klien dengan fraktur ekstremitas bawah atau bawah
- Klien dengan bedrest total

7. PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA


Permasalahan yang biasanya terjadi yang merupakan hambatan
dalam melakukan senam lansia adalai rasa bosan. Perasaan ini wajar saja
dan muncul mungkin dikarenakan tidak adanya variasi senam. Untuk itu
macam atau jenis senam yang dilakukan sebaiknya selalu
bervariasi/berganti-ganti. Misalnya pada minggu pertama melakukan senam
kebugaran dan minggu selanjutnya jenis senam osteoporosis dan seterusnya
dilakukan secara bergiliran. Musik juga mempengaruhi, sehingga peserta
senam lansia menyukai musik tertentu yang memungkin tumbuh semangat
para lansia ketika melakukan senam lansia.

8. LANGKAH-LANGKAH SENAM LANSIA DENGAN HIPERTENSI


a. Tarik nafas, angkat tangan ke atas, hembuskan pelan-pelan dari mulut
tangan turunkan. Lakukan sebanyak 2x

b. Ayunkan kaki kanan kedepan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x


c. Ayunkan kaki kiri kedepan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

d. Ayunkan kaki kanan kedepan sebanyak 2x kemudian kaki kiri sebanyak 2x

e. Jalan ditempat sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

f. Letakkan tangan diperut tangan kanan ayunkan kesamping kanan dan kanan
ayunkan ke kanan. Lakukan secara bersamaan 8 kali. Lakukan 2x

g. Letakkan tangan kanan diperut tangan kiri ayunkan ke samping kiri dan kaki
kiri ayunkan ke kiri. Lakukan secara bersamaan sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

h. Letakkan tangan diperut ayunkan kedua tangan kesamping dan kedua kaki
kesamping sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

i. Jalan ditempat sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

j. Letakkan tangan di perut ayunkan ke atas bersamaan dengan kaki ayunkan


kesampingsebanyak 8 kali. Lakukan 2x

k. Jalan di tempat sebanyak 8 kali. Lakukan 2x

l. Pada hitungan satu, ujung jari kaki menyentuh tanah pada hitungan ke dua
tumit menyentuh tanah, lakukan pada kaki kiri dan kanan sebanyak 8 kali.
Lakukan 2x
m. Tarik nafas, angkat tangan ke atas, hembuskan pelan-pelan dari mulut
tangan turunkan. Lakukan sebanyak 3x

You might also like