You are on page 1of 21

Oleh :

Rika Hardiyati Pagala


 WHO memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan
di dunia, dimana sepertiganya berada di Asia Tenggara.
Diperkirakan 12 orang menjadi buta tiap menit di dunia,
dan 4 orang diantaranya berasal dari Asia Tenggara,
sedangkan di Indonesia diperkirakan setiap menit ada satu
orang menjadi buta
Kornea Sclera

 membiaskan dan  membentuk mantel jaringan


mentransmisikan cahaya ikat yang melindungi mata dari
gannguan internal dan
ke lensa dan retina eksternal
 melindungi mata  mempertahankan bentuk
terhadap infeksi dan
 kornea dan sclera terhubung
kerusakan struktural pada limbus. Bagian yang
pada bagian yang lebih terlihat dari sclera ditutupi
dalam oleh selaput lendir transparan
yang disebut konjungtiva
• Kontrol Ukuran pupil
Iris • Kontrol jumlah cahaya yang mencapai retina

• Kontrol kekuatan dan bentuk lensa


Cilliary body • Tempat produksi aqueous

• Menyediakan oksigen dan nutrisi ke lapisan


Koroid luar mata
Retina
• Menangkap dan memproses cahaya

Tiga struktur transparan yang dikelilingi oleh


lapisan mata disebut sebagai aqueous, vitreous
dan lensa.
 Lensa adalah salah satu media refraksi yang
penting pada mata dan memfokuskan sinar pada
retina
 Lensa memiliki dua permukaan, yaitu permukaan
anterior dan posterior. Permukaan posterior lebih
cembung daripada permukaan anterior. Diameter
lensa adalah 9-10 mm dan ketebalan lensa adalah
3,5 mm saat lahir hingga 5 mm saat usia lanjut.
Berat lensa 135 mg pada usia 0-9 tahun hingga 255
mg pada usia 40-80 tahun.
Fisiologis Patologis

1. Kenyal atau lentur karena 1. Tidak kenyal pada orang


memegang peranan dewasa yang akan
terpenting dalam akomodasi mengakibatkan presbiopia
untuk menjadi cembung
2. Keruh atau apa yang disebut
2. Jernih atau transparan karena katarak
diperlukan sebagai media
penglihatan 3. Tidak berada ditempat atau
subluksasi dan dislokasi
3. Terletak di tempatnya
Pseudophakia adalah ditemukannya lensa
intraokuler buatan setelah ekstraksi katarak
Tanda dan Gejala

Penglihatan kabur

Visus jauh dengan optotype Snellen

Dapat merupakan myopi atau hipermetropi


tergantung ukuran lensa yang ditanam (IOL)

Terdapat bekas insisi atau jahitan


Lensa memberikan sepertiga kekuatan refraktif mata
sehingga setelah ekstraksi katarak (pengangkatan lensa
opak) mata menjadi sangat hipermetropia, suatu kondisi
yang dinamakan afakia. Afakia dapat dikoreksi dengan :
 Pemasangan lensa intraokular saat pembedahan
 Lensa kontak
 Kacamata afakia
aberasi sferis adalah gangguan yang terjadi
secara alami dari mata manusia. diameter
kelengkungan bola mata tidak berjarak sama
Lensa intraokuler berbentuk sferis dapat
meminimalisasi abrasi yang disebabkan oleh
penanaman lensa, lensa intraokuler asferis
dapat digunakan untuk mengkompensasi
abrasi sferis yang disebabkan kornea. Abrasi
sferis kornea berasal dari bentuk kornea
yang asferis.
Saat ini, tersedia 3 desain lensa
intraokuler phakic, diklasifikasikan
sesuai dengan posisi lensa di dalam
mata; angle supported, iris-fixated and
posterior chamber phakic lenses.
Lensa intraokuler phakic memiliki
banyak kriteria seleksi anatomi termasuk
kedalaman ruang anterior minimal 3,0
mm diukur dari endotelium, sudut
terbuka, konfigurasi iris datar atau
cekung dan endotelium sehat.
 Dapat dibuka kembali jika terdapat komplikasi
 Ketebalannnya kurang dari 600 µm
 Diameter optiknya dapat lebih dari 6 mm, sehingga mengurangi risiko
distorsi optikal
 Dapat dilipat saat insersi melalui insisi kecil berukuran kurang dari 3 mm
 Di desain untuk koreksi segala bentuk ametropia, astigmatisma atau
presbyopia, serta abrasi yang lebih tinggi
 Dapat dimasukkan pada prosedur yang sederhana dan murah yang mana
membutuhkan beberapa menit untuk dilakukan bagi ahli bedah
Perhitungan kekuatanlensa intraokular sangat
penting untuk meminimalisasi kesalahan
kekuatan refraksi pada mata setelah
pembedahan. Ahli bedah mata menargetkan
sedikit ke arah penglihtan jarak dekat setelah
implantasi lensa intra okular.
 Lensa intraokular konvensional menyebabkan
penggunanya mengalami presbyopi akibat posisi
dan kekutan yang tetap pada mata. Tidak seperti
lensa crystalline, lensa intraokuler konvensional
tidak berubah bentuk ataupun posisi sehingga
kemampuan untuk berakomodasi hilang

You might also like