Professional Documents
Culture Documents
2. Non farmako
• Cuci hidung NaCl 0,9%
• Bila tidak ada perbaikan rujuk ke THT
Tata laksana
1. Epistaksis anterior
• Posisikan pasien duduk tegak condong ke depan,
posisi kepala terangkat, tetapi tidak hiperekstensi
untuk mencegah aspirasi. Lakukan penekanan
langsung dengan jari pada kedua cuping hidung
ke arah septum (lokasi flaksus keisselbach) selama
10-15 menit. Biasanya perdarahan akan segera
berhenti, terutama pada anak-anak. Edukasi
pasien untuk tetap bernapas melalui mulut
• Bila perdarahan masih berlangsung, pasang
tampon adrenalin. Tampon adrenalin dibuat
dengan kassa steril yang diteteskan dengan
epinefrin 0,5% 1:10.000 ditambah pantokain
atau lidokain 2%. Masukkan tampon kedalam
cavum sebanyak 1-2 buah, biarkan selama 10-
15 menit, evaluasi kembali apakah perdarahan
masih berlangsung. Umunya berhenti setelah 10-
15 menit pemasangan tampon.
• Apabila epistaksis masih berlangsung dan tampak
sumber perdarahan pertimbangkan prosedur
kauterisasi dengan AgNO3 25-30% atau
elektrokauter
• Jika dengan kauterisasi perdarahan tidak
berhenti, atau pemberian tampon adrenalin,
pasang tampon anterior sebanyak 2-4 buah
dengan pelumas vaselin atau salep antibiotik
selama 2x24 jam sembari melakukan
pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab
epistaksis. Setelah 2 hari, tampon dikeluarkan
untuk mencegah infeksi hidung. Bila perdarahan
belum berhenti, pasang tampon baru.
2. Epistaksis posterior
Pada epistaksis ini, dilakukan pemasangan
tampon bellocq (tampon posterior). Tampon
ini juga diindikasi apabila tampon anterior
tidak dapat menghentikan perdarahan.
Tampon bellocq berbentuk kubus/bulat
dengan diameter 3cm dan terbuat dari
kassa. Pada tampon terikat 3 utas benang:
dua utas di satu sisi dan satu buah utas di
sisi berlawanan. Kontraindikasi tampon
posterior adalah adanya trauma fasial.
patofisiologi
Tn. E
50thn
Membuan
g ingus
Trauma
pada
Kiesselbach’
s Plexus
Pembuluh
darah
rupture
Epistaksis
Prognosis
secara keseluruhan baik tapi berbeda-
beda pada tiap kasus dan individu. Dengan
terapi yang sesuai kemungkinan prognosis
baik lebih besar. Saat perawatan yang baik
disediakan dan penyebab di control,
kebanyakan pasien tidak mengalamai
rekurens, lainnya mungkin dapat terjadi
rekurensi berupa perdarahan minor yang
berhenti dengan sendirinya atau dapat
diobati tanpa bantuan medis.
komplikasi
• syok
• Anemia
• Iskemia otak
Daftar pustaka
• Medscape
• THT UI ed.6
• Kapita selekta ed.4 jilid 2
• PT and aPTT test.[Online] Diakses 8 September 2015
[dari :
http://www.medicine.mcgill.ca/physio/vlab/bloodlab/pt
_ptt.htm]
• PTT. [Online] Diakses 8 Septermber 2015 [Dari :
https://labtestsonline.org/understanding/analytes/aptt
/tab/test/]