You are on page 1of 26

REAKSI ANAFILAKSIS

Dr.Wisda Widiastuti, SpPD


FK Universitas Baiturrahmah

1
Anafilaksis
merupakan reaksi alergi sistemik
yang berat, dapat menyebabkan
kematian, terjadi secara tiba-tiba
sesudah terpapar oleh alergen atau
pencetus lainnya

2
Kenapa hrs diketahui ?
Anafilaksis berakibat fatal
 tidak dpt diprediksi dan tjd tiba-tiba
 dpt tjd dimana saja
 prevalensi yg trs meningkat
 mediko legal ?

3
Reaksi anafilaksis berakibat fatal

Hrs dikenali gejalanya


 hrs diketahui dan dicegah pencetusnya
 memerlukan tindakan emergensi
 hrs diobati dgn segera dan tepat

4
Ciri khas anafilaksis :
1. Gejala yg timbul bbrp detik sampai bbrp
menit setelah pasien terpajan oleh alergen
atau faktor pencetus non alergen

2. Merupakan reaksi sistemik shg melibatkan


banyak organ yg gejalanya timbul serentak
atau hampir serentak

5
Reaksi anafilaktik : gejala yg timbul
melalui reaksi alergen dan
antibodi

Reaksi anafilaktoid : yg tidak melalui


reaksi imunologik

6
Insiden
 Jarang

 Penyebab tersering reaksi anafiaktoid :


pemakaian media kontras utk pemeriksaan
radiologik

7
Elicitors of anaphylaxis (including anaphylactoid
reactions) :
 Drugs
 Foods
 Drug and food additives
 Occupational substances (e.g. latex)
 Animal venoms
 Aeroallergens
 Seminal fluid
 Contact urticariogens
 Physical agents (colt, heat, ultraviolet radiation)
 Exercise
 Echinococcal cyst
 Underlying disease
 Systemic mastocytosis
 Idiopathic (?)

Ring J, Brockow K & Behrendt. History and classification of anaphylaxis. In


8
Anaphylaxis. Novartis Foundation 2004:12
Gejala dan tanda :
sistem Gejala dan tanda
Umum Lesu, lemah, rasa tak enak yg sukar
Prodromal dilukisksn, rasa tak enak di dada dan perut,
rasa gatal di hidung dan palatum
Pernafasan
Hidung Hidung gatal, bersin dan tersumbat
Laring Rasa tercekik, suara serak, sesak nafas,
stridor , edem, spasme
Lidah Edema
bronkus Batuk, sesak, mengi, spasme
kardiovaskuler Pingsan, palpitasi, takikardi, hipotensi sampai
syok, aritmia
Gastro intestinal Disfagia, mual, muntah, kolik, diare,
peristaltik usus meninggi
kulit Urtikaria, angioedema di bibir, muka atau
ekstremitas
mata Gatal, lakrimasi
9 Susunan syaraf pusat Gelisah, kejang
Mechanisms underlying
human anaphylaxis
Human anaphylaxis

Immunologic Idiopathic Non-Immunologic

IgE, Other Physical


foods, blood products, exercise, Other
drugs
venoms, immune cold
latex, drugs aggregates,

10 Simon FER. J Allergy Clin Immunol 2006;117:367-77


Diagnosis

11
Kriteria klinik diagnosis
anafilaksis :
1. Terjadinya gejala penyakit segera (beberapa menit
sampai jam), yang melibatkan kulit, jaringan
mukosa, atau keduanya (urtikaria yang merata,
pruritus,atau kemerahan, edema bibir-lidah-uvula)
DAN PALING SEDIKIT SATU DARI BERIKUT INI :
a. Gangguan pernapasan (sesak, mengi-
bronkospasme, stridor, hipoksemia.
b. Penurunan tekanan darah atau berhubungan
dengan disfungsi organ (hipotonia atau kolaps,
pingsan)

12
2. Dua atau lebih dari petanda berikut ini yang terjadi
segera setelah terpapar serupa alergen pada
penderita (beberapa menit sampai jam):
a. Keterlibatan kulit-jaringan mukosa (urtikaria yang
merata, pruritus-kemerahan, edema pada bibir-
lidah-uvula)
b. Gangguan pernapasan (sesak, mengi-
bronkospasme, stridor, hipoksemia)
c. Penurunan tekanan darah atau gejala yang
berhubungan (hipotonia-kolaps, pingsan)
d. Gejala gastrointestinal yang menetap(kram perut,
sakit, muntah)
13
3. Penurunan tekanan darah segera setelah
terpapar alergen (beberapa menit sampai jam)
a. Bayi dan anak : tekanan darah sistolik
rendah (tgt umur), atau penurunan lebih
dari 30% tekanan darah sistolik.
b. Dewasa : tekanan darah sistolik kurang
dari 90 mm Hg

14
TREATMENT

15
Penatalaksanaan anafilaksis
1. Hentikan pencetus, nilai beratnya dan berikan terapi yang sesuai

 Minta bantuan

 Adrenalin i.m (paha lateral) 0.01mg/kg boleh sampai 0.5mg

 Pasang infuse

 Berbaring rata/ tinggikan posisi kaki

 Berikan oksigen aliran tinggi,alat bantu napas/ventilasi bila


diperlukan

 BILA HIPOTENSI

 Akses i.v.tambahan (jarum 14G atau 16G pada orang dewasa)


utk infus NaCl fisiologis. NaCl fisiologis bolus atau infus 20 mL/kg
diberikan secepatnya bila perlu dengan tekanan

16
2. Bila respons tidak adekuat, keadaan mengancam kehidupan,
atau memburuk:
 Mulai dengan infuse adrenalin sesuai dengan panduan/protocol
rumah sakit

 ATAU

 Ulang adrenalin i.m setiap 3-5 menit

Pertimbangkan hal-hal berikut


 Hipotensi
o Ulangi infuse NaCl fisiologis 10-20 ml/kg dapat mencapai 50
ml/kg dalam 30 menit.
o i.v. atropine 0.02 mg/kg bila bradikardi berat dosis minimum 0.1
mg
o i.v vasopresor untuk mengatasi vasodilatasi. Pada henti jantung
adrenalin dapat ditingkatkan menjadi 3-5 mg setiap 2-3 menit
mungkin efektif.
o i.v. glucagons pada pasien yang memakai obat penyekat beta.
Dosis orang dewasa 1-5 mg diikuti 5-15 ug/mnt

17
 Bronkospasme
o Inhalasi salbutamol secara kontinyu
o i.v. hidrokortison 5mg/kg diikuti prednisone
1mg/kg maksimal (50 mg) selama 4 hari

 Obstruksi saluran napas bagian atas


o Adrenalin inhalasi (5 mg atau 5 ml sediaan
adrenalin 1;1000) mungkin membantu.
o Persiapkan tindakan bedah.

18
3 . Lama observasi dan tindak lanjut
1 Observasi paling tidak 4 jam setelah
semua gejala dan tanda menghilang.

 Pada kasus yang berat pasien dirawat


semalam, terutama pasien yang
mempunyai riwayat reaksi yang berat
atau asma yang tidak terkontrol dan
pasien yang datang pada malam hari.

19
2 Sebelum dipulangkan pasien diberikan
penjelasan mengenai alergen tersangka dan
upaya penghindarannya
Setelah dipulangkan pasien dirujuk ke ahli
alergi terutama pada kasus yang sedang –
berat, dan yang ringan karena alergi makanan
yang disertai asma.

3 Di negara maju setelah dibekali penjelasan dan


pelatihan sebagian pasien di berikan EpiPen
yaitu adrenalin 0.3 atau 0.15 mg yang siap
pakai

20
Absorption of epinephrine is faster after
intramuscular injection than after subcutaneous
injection

Intramuscular
epinephrine 8  2 minutes
(Epipen®)

Subcutaneous 34  14 (5-120) minutes


epinephrine p < 0.05

5 10 15 20 25 30 35

Time to Cmax after infection (minutes)

21 Estelle FER. J Allergy Clin Immunol 2004;113:837-44


Pencegahan
 Pasien yg pernah mengalami reaksi anafilaksis
beresiko memperoleh reaksi yg sama : hrs diberi
peringatan, bekal suntikan adrenalin
 Tindakan pencegahan utk menghindari reaksi
anafilaksis : beri prednison, antihistamin
 Sebelum memberi obat ; indikasi, riwayat alergi obat ,
mempunyai risiko alergi obat, perlu uji kulit, pengobatan
pencegahan utk mengurangi reaksi alergi

22
Sewaktu minum obat :
 Beri scr oral
 sesudah memberi suntikan hrs diobservasi
 beritahu pasien kemungkinan reaksi yg terjadi
 sediakan obat utk mengatasi keadaan darurat
 bila mgkn lakukan uji provokasi atau desensitisasi

23
Sesudah minum obat :
 Kenali tanda dini reaksi alergi obat
 hentikan obat bila terjadi reaksi alergi
 bila terjadi reaksi berikan penjelasan kpd pasien
agar kejadian yg sama tdk terulang

24
25
TERIMA KASIH

26

You might also like