You are on page 1of 29

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM RESPIRASI
Kelompok 4
Bestria Yeita (P3.73.24.3.16.006)
Intan Yulistiani (P3.73.24.3.16.017)
Titik Pramesti (P3.73.24.3.16.042)
Yoelanda (P3.73.24.3.16.048)
Perkembangan sistem respirasi pada
masa intrauterine

 Janin mulai menunjukkan gerak


pernapasan sejak usia sekitar 18 minggu.
Perkembangan struktur alveoli paru sendiri
baru sempurna pada usia 24-26 minggu.
 surfaktan mulai diproduksi sejak minggu
ke-20, tetapi jumlah dan konsistensinya
sangat minimal dan baru adekuat untuk
survival ekstrauterin pada akhir trimester
ketiga.
 Aliran keluar-masuk yang terjadi pada
pernapasan janin intrauterin bukanlah
aliran udara, tetapi aliran cairan amnion.
Seluruh struktur saluran napas janin
sampai alveolus terendam dalam cairan
amnion tersebut
 Minggu 24
Paru-paru mulai mengambil oksigen
meski bayi masih menerima oksigen
dari plasenta. Untuk persiapan hidup
di luar rahim, paru-paru bayi mulai
menghasilkan surfaktan yang
menjaga kantung udara tetap
mengembang.
 Minggu 25
Bayi cegukan, apakah anda
merasakannya? Ini tandanya ia
sedang latihan berhafas. Ia
menghirup dan mengeluarkan air
ketuban. Jika air ketuban yang
tertelan terlalul banyak, ia akan
cegukan. Beratnya 560 gram.
 Minggu 27
Minggu pertama trisemester ketiga,
paru-paru, hati dan sistem kekebalan
masih harus dimatangkan. Namun
jika ia dilahirkan, memiliki peluang
85% untuk bertahan. Panjangnya
23cm dengan berat 900 gram.
 Minggu 32
Jari tangan dan kaki telah tumbuh
sempurna, begitu pula dengan bula mata,
alis dan rambut di kepala bayi yang semakin
jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi
mulai rontok tetapi sebagian masih ada di
bahu dan punggung saat dilahirkan. Dengan
berat 1800 gram dan panjang 29 cm,
kemampuan bertahan hidup di luar rahim
sudah lebih baik apabila ia dilahirkan pada
minggu ini.
 Minggu 33
Vernix yang menutupi kulit bayi
sudah cukup tebal. Paru-parunya
hampir matang dan ia terus berlatih
pernafasan setiap hari. Pada minggu
ini, ia mulai berada dalam posisi
kelahiran.
 Minggu 34
Bayi yang dilahirkan pada minggu ini,
paru-parunya sudah cukup matang.
ukuran rata-ratanya 2250 gram dan
32 cm sehingga ia sudah mampu
bertahan hidup tanpa bantuan
peralatan medis.
 Minggu 37
Meskipun sudah cukup bulan, bayi masih
terus berkembang. Ia mulai menghasilkan
kortison, hormon yang membantu
kematangan paru-paru untung mengambil
udara tanpa bantuan.
PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI
FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL

PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN


 Ketidaknyamanan dan gangguan
memperberat penyakit saluran respirasi
 Perubahan mukosa saluran respirasi
 Diafragma naik atau terjadi desakan
diafragma akibat dorongan rahim yang
membesar
 Pernafasan menjadi lebih pendek dan
dalam (frekuensi 14-15 x/menit) akibat
peningkatan penggunaan oksigen
 Peningkatan konsumsi oksigen
 Progesteron menyebabkan hiperventilasi
 Penurunan kadar CO2 menyebabkan
alkalosis
ADAPTASI /PERUBAHAN
FISIOLOGI PADA BBL

 Selama dalam uterus, janin mendapatkan


oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran
gas harus melalui paru – paru.
a. Perkembangan paru-paru
 Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang
muncul dari pharynx yang bercabang dan
kemudian bercabang kembali membentuk
struktur percabangan bronkus proses ini
terus berlanjut sampai sekitar usia 8
tahun, sampai jumlah bronkus dan
alveolus akan sepenuhnya berkembang,
walaupun janin memperlihatkan adanya
gerakan napas sepanjang trimester II dan
III.
 Paru-paru yang tidak matang akan
mengurangi kelangsungan hidup BBL
sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan
permukaan alveolus, ketidakmatangan
sistem kapiler paru-paru dan tidak
tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada
rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1). Hipoksia pada akhir persalinan dan
rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernafasan di
otak.
2). Tekanan terhadap rongga dada, yang
terjadi karena kompresi paru - paru
selama persalinan, yang merangsang
masuknya udara ke dalam paru - paru
secara mekanis.
 Interaksi antara system pernapasan,
kardiovaskuler dan susunan saraf pusat
menimbulkan pernapasan yang teratur
dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan.
3). Penimbunan karbondioksida (CO2)
 Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat
dalam darah dan akan merangsang
pernafasan. Berurangnya O2 akan
mengurangi gerakan pernafasan janin,
tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan
menambah frekuensi dan tingkat gerakan
pernapasan janin.
4). Perubahan suhu
 Keadaan dingin akan merangsang
pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk
bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi
berfungsi untuk :
1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-
paru untuk pertama kali.
 Agar alveolus dapat berfungsi, harus
terdapat survaktan (lemak lesitin
/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah
ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai
pada 20 minggu kehamilan, dan
jumlahnya meningkat sampai paru-paru
matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan).
Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi
tekanan permukaan paru dan membantu
untuk menstabilkandinding alveolus
sehingga tidak kolaps pada akhir
pernapasan.
 Tidak adanya surfaktan menyebabkan
alveoli kolaps setiap saat akhir
pernapasan, yang menyebabkan sulit
bernafas. Peningkatan kebutuhan ini
memerlukan penggunaan lebih banyak
oksigen dan glukosa. Berbagai
peningkatan ini menyebabkan stres pada
bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
d. Dari cairan menuju udara
 Bayi cukup bulan mempunyai cairan di
paru-parunya. Pada saat bayi melewati
jalan lahir selama persalinan, sekitar
sepertiga cairan ini diperas keluar dari
paru-paru.
 Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio
sesaria kehilangan keuntungan dari
kompresi rongga dada dan dapat
menderita paru-paru basah dalam jangka
waktu lebih lama.
 Dengan beberapa kali tarikan napas yang
pertama udara memenuhi ruangan trakea
dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru
dikeluarkan dari paru-paru dan diserap
oleh pembuluh limfe dan darah.
 Peningkatan aliran darah paru-paru akan
memperlancar pertukaran gas dalam
alveolus dan akan membantu
menghilangkan cairan paru-paru dan
merangsang perubahan sirkulasi janin
menjadi sirkulasi luar rahim.
Perubahan sistem pernafasan
pada proses persalinan
 Peningkatan frekuensi pernafasan
(peningkatan aktivitas fisik dan
pemakaian oksigen)
 Kecemasan kala II: peningkatan
pemakaian oksigen
 Hindari hiperventilasi
(menyebabkan alkalosis respiratorik/pH
meningkat, hipoksia,
hipokapnea/penurunan CO2)
Pernafasan dan Pergerakan Janin

 Pernafasan
- Ketuban di peras keluar dari paru-paru
- Penurunan tekanan oksigen dan pH
- Peningkatan tekanan karbon dioksida
 Pergerakan Janin
- Janin akan mengalami penurunan gerakan
apabila ketuban pecah
- Pergerakan janin 20-50 x/jam dengan variasi
keadaan tidur tenang dan aktif serta bangun
Sistem Pernafasan pada ibu nifas
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa
adalah 16-24 kali per menit. Pada ibu post partum
umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini
dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau
dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan selalu
berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga
akan mengikutinya, kecuali apabila
ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila
pernafasan pada masa post partum menjadi lebih
cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
DAFTAR PUSTAKA
 makalah-proses-adaptasi-fisiologis-sistem-
pernafasan-dalam-masa-kehamilan
 Keperawatan-Sistem-respirasi-1-
Pertemuan-5.ppt
 www.lusa.web.id > Askeb III (Nifas)
TERIMA KASIH

You might also like