You are on page 1of 41

ADAPTASI

FETUS DALAM PERSALINAN,HORMON


YANG BERPENGARUH DALAM
PERSALINAN DAN KONTRAKSI DALAM
PERSALINAN

BAIQ. AGUSTIS PA RIDA,SST,M.Keb


ADAPTASI FETUS DALAM PERSALINAN
Penutupan foramen ovale

Tali Pusat terpotong


Arteri & vena umbilikalis menciut

Aliran darah dr placenta t’henti

Atrium kiri menerima darah dr paru-


parutekanan di atrium kiri > tinggi
dr tekanan di atrium kanan

foramen ovale m’nutup


Penutupan duktus arteriosus

B’kembnya paru-paru

Tekanan O2 ddlm alveoli m↑


Sebaliknya tekanan CO2 turun.

↓ resistensi pembuluh darah


paru-paru  aliran m↑

Darah dr arteria pulmonalis m’alir ke paru” &


duktus arteriosus menutup.
2. Sistem pernapasan
➢ Paru sebagai tempat utama tranfer O2 dan CO2
bukan plasenta  saat BBL

➢ Dlm uterus  paru terisi cairan/ surfaktan


➢ Selama persalinan pervaginam tekanan pd toraks
m’yebabkan 28 ml/sepertiga cairan keluar &
sisanya diabsorpsi dlm limfatik paru 
selanjutnya di ganti dg O2
BBL mengambil napas pertama

✓ Tekanan pd toraks
✓ Peristiwa hipoksia relatif di akhir persalinan
✓stimulus fisik (udara dingin, gaya gravitasi, nyeri,
cahaya, suara)
✓Stimulus taktil (mengusap punggung,
mengeringkan, menggosok telapak kaki)
Perkembangan paru-paru
 Proses perkembangan paru sampai membentuk
struktur percabangan bronkus berlanjut setelah
kelahiran s/d usia 8 tahun.
 Kematangan paru-paru akan mengurangi peluang
kelangsungan hidup BBL sebelum usia kehamilan
24 minggu, yang disebabkan oleh keterbatasan
permukaan alveolus.
 Ketidakmatangan system kapiler paru-paru 
tidak mencukupinya jumlah surfaktan.
Surfaktan & upaya bernapas bayi

 Up aya pernafasan pertama  ut mengeluarkan


cairan dalam paru-paru dan mengembangkan
alveolus paru-paru
 Produksi surfaktan dimulai pada UK 20 minggu
dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru
matang sekitar 30-40 minggu kehamilan.
 Fungsi Surfaktan : me < tekanan permukaan paru-
paru dan membantu menstabilkan dinding alveolus
sehingga tidak kolaps pada akhir pernafasan.
Fungsi pernafasan dalam kaitannya fungsi
kardiovaskuler
 O 2 sangat penting dalam mempertahankan kecukupan
pertukaran udara.
 Hipoksia  pembuluh darah paru-paru akan mengalami
vasokontraksi.
 Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar
pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan
paru-paru  mendorong peningkatan sirkulasi limfe dan
membantu menghilangkan cairan paru-paru dan
merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi
luar rahim.
Interaksi antara system pernafasan,
kardiovaskuler dan susunan saraf pusat
menimbulkan pernafasan teratur dan
berkesinambungan  sistem-sistem harus
berfungsi secara normal
Sistem ginjal
✓ Bulan ke 4 kehidupan janin, ginjal
terbentuk. Urine diekresi ke dalam cairan
amnion.
✓ Pd BBL air seni di buang dgn cara
mengosongkan kandung kemih scr refleks.
✓ Frekuensi kemih 6-10x/hr, warna pucat

✓ BBL harus BAK dalam 24 jam pertama, jumlah


urin 20 – 30 ml/hr dan meningkat menjadi
100
– 200 ml/hr pada akhir minggu pertama
Sistem cerna
Sebelum lahir janin sdh bisa menghisap &
menelan  pengeluaran mekonium yg
mengandung air ketuban
BBL dlm m’cerna membutuhkan berbagai enzim
& hormon dr semua saluran cerna.
kapasitas lambung b’variasi dr 30 – 90 ml
(t’gantung ukuran bayi)
Wkt pengosongan antara 2-4 jam
Percernaan
Keasaman lambung spt orang dewasa. Akan ↓dlm 1 mgg
slama 2-3 bln  kolik shingga bayi tdk bisa tidur,
menangis & tampak distres wkt makan

Tinja
Mekonium dlm usus besar sejak UK 16 mgg dikelurkan dlm
24 jam pertama kehidupan & benar2 dibuang dlm wkt 24 –
72 jam
Sistem hepatika
Hati & kandung empedu dibentuk minggu ke
4 kehamilan
Pada BBL hati dpt dipalpasi sekitar 1 cm di
bawah batas kanan iga
Hati janin sbg produksi hemoglobin setelah
lahir mulai menyimpan besi.
Sistem imun
➢ BBL rentan terhadap infeksi & alergi
krn sistem imun blm matang.
➢ BBL perlu imunisasi pasif + kolostrum

➢ Janin mendpt sistem imun dr ibu mell


plasenta
Sistem integumen
Semua struktur kulit bayi sdh terbentuk saat lahir,
tp belum matang, sehingga :
▪Sangat sensitif & mudah rusak
▪Kulit kemerahan kemudian memucat wrn
normal
▪Ekstremitas warna sianosis
▪Tipis, kenyal
▪Veknik kaseosa
Terdapat bulu2 halus
Sistem Reproduksi
Wanita
Slm hamil estrogen me↑ & ketika lahir me ↓ 
pengeluaran cairan mukoid & bercak darah
(pseudomenstruasi)

➢BBL aterm labia mayora & minora menutupi


vestibulum.
➢Prematur : klitoris menonjol, labia mayora kecil &
membuka
Pria
Testis turun ke skrotum.

Pembengkakan payudara pd bayi laki2


dan perempuan  krn estrogen ibu
selama hamil Sekresi susu s/ hari 4 – 5
HORMON PADA PERSALINAN
MATERI

Oksitosin (Oxytocin)
Oksitosin di produksi oleh hypothalamus ( bagian dari otak), pada
kelenjar posterior pituitary “master gland”. Hormon ini adalah
hormon reproduksi yang penting. Hormon ini juga berfungsi untuk
merangsang dan memperkuat kontraksi rahim saat persalinan. Saat
pasca bersalin mampu mencegah perdarahan postpartum dengan
memperkuat kontraksi rahim, mampu membantu proses pengecilan
rahim, dan merangsang produksi ASI.

Relaxin
Hormon ini melembutkan rahim dan mengendurkan otot panggul
sehingga mampu membantu persiapan kelahiran.
MATERI

 Prostaglandin
Hormon ini berfungsi untuk merangsang persalinan. Perempuan akan
memproduksi ini ketika bayi sudah cukup untuk dilahirkan. Hormon
serupa juga terdapat pada cairan ejakulasi yang dimiliki laki-laki.
Maka tak heran jika kehamilan telah lewat waktu banyak praktisi
kesehatan menyarankan untuk digunakan berhubungan dengan
pasangan.

Endorphin
Hormon endorphin menimbulkan rasa tenang dan mampu
menghilangkan rasa sakit. Hormon ini meningkat selama kehamilan
dan memuncak saat persalinan
MATERI
HCG ( Human Chorionic Gonadotrophin)
Hormon ini dihasilkan oleh embrio, berfungsi untuk mencegah haid dan
meningkatkan kadar progesteron. Kadar HCG yang tinggi pada tiga
bulan pertama kehamilan merupakan salah satu penyebab morning
sicknes. Bahkan bagi mereka yang tidak mampu beradaptasi baik
dengan hormon ini menyebabkan hiperemisis yang berat.

Estrogen dan Progesteron


Hormon ini sangat penting dalam kehamilan. Progesteron membantu
mempersiapkan lapisan rahim untuk menerima telur yang sudah dibuahi
dan merangsang perkembangan jaringan tubuh serta menimbulkan rasa
tenang. Bersama dengan estrogen, hormon progesteron juga berguna
merangsang perkembangan kelenjar air susu, memperbesar payudara,
dan membuat areola melebar dan lebih gelap.
Kontraksi Dalam Persalinan
Power
POWER adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang
terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.
Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang
dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
POWER terdiri dari:
1.His kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dgn
baik dan sempurna.
Pada waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup sehingga
tebal dan lebih pendek.
Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan
kantung amnion kearah segmen bawah rahim dan serviks.
2. Kontraksi otot-otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4. Ligamentum rotundum
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
observasi his:
1. Frekuensi his
Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya
permenit atau persepuluh menit.
2. Durasi atau lama his
Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan
detik, misalnya selama 40 detik.
14.00 lamanya 15 detik
14.03 lamanya 17 detik
14.10 lamanya 18 detik

14.30 lamanya 20 detik

15.00 lamanya 25 detik


3.Datangnya his
Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
4. Interval
Jarak antara his satu dengan his berikutnya,
misalnya his datang tiap 2 sampe 3 menit
5. Aktivitas his
Pembagian his:
1.His pendahuluan :
His tidak kuat dan tidak teratur
Menyebabkab “show”
2.His pembukaan (Kala I) :
His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan
lengkap 10 cm. Mulai kuat teratur dan sakit
3.His pengeluaran (His mengedan)(Kala II)
4.His pelepasan uri (Kala III)
5.His pengiring (Kala IV)
3.His pengeluaran (His mengedan)(Kala II)
Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama.
His untuk mengeluarakan janin.
Koordinasi bersama antara : his kontraksi otot perut,
kontraksi diafragma dan ligament.
4.His pelepasan uri (Kala III)
Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan
plasenta.
5.His pengiring (Kala IV)
Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri ( merian ), pengecilan
rahim dalam beberapa jam atau hari.
Kelainan kontraksi uterus

1. Inertia Uteri
His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal
Inersia Uteri terbagi menjadi :
a. Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah
lemah
b. Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian
melemah
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan,
bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah
pecah.
2. Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga
tidak terdapat kesempatan reaksi otot rahim.
Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
a.Persalinan Presipitatus adalah Persalinan yang
berlangsung dalam waktu tiga jam.
b.Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
c. Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan
perdarahan, inversio uteri
d. Asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam
rahim
3.Inkoordinasi otot rahim

Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat


menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk
dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran
janin dari dalam rahim.
Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah :

a. Faktor usia penderita relatif tua


b. Pimpinan persalinan
c. Karena induksi persalinan dengan oksitosin
d. Rasa takut dan cemas
Pengaruh Psikologis

Terkadang hambatan psikologis lebih besar pengaruhnya


dibandingkan fisik.
Sering juga terjadi baik gangguan fisik maupun psikologis
berpadu menjadi „lingkaran setan‟ yang sulit diputus,

disebut incoordinate uterine action


Ketika ibu sangat takut menghadapi persalinan, secara
otomatis otak mengatur dan mempersiapkan tubuh
untuk merasa sakit.
Akibatnya rasa sakit saat persalinan semakin terasa.
Artinya sakit semakin parah dan akhirnya ibu semakin
takut.
Ketika ibu sangat takut menghadapi persalinan, secara
otomatis otak mengatur dan mempersiapkan tubuh
untuk merasa sakit.
Akibatnya rasa sakit saat persalinan semakin terasa.
Artinya sakit semakin parah dan akhirnya ibu semakin
takut.
Menurut Klossner & Hotfield beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi psikis ibu adalah :
1. pengalaman kehamilan sekarang,
2.pengalaman melahirkan yang lalu,
3.harapan terhadap persalinan,
4.persiapan/kesiapan melahirkan,
5.dukungan dan budaya.
6.Penyediaan informasi
Faktor-faktor maternal seperti kecemasan, kurang persiapan
dan rasa takut dapat berinteraksi dengan faktor-faktor lain
yang menyebabkan partus lama.
Saat cemas ibu juga akan merasakan perasan takut akan
kelancaran persalinan, rasa takut ini menyebabkan
pembuluh-pembuluh arteri yang menuju rahim berkontraksi
dan menegang sehingga menimbulkan rasa sakit atau nyeri.
Nyeri yang dirasakan oleh ibu akibat kontraksi uterus yang
semakin kuat dan semakin sering menimbulkan rasa tidak
nyaman pada ibu bersalin.
Rasa takut dan sakit juga menimbulkan stress yang
mengakibatkan pengeluaran adrenalin, hal ini mengakibatkan
penyempitan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah
yang membawa oksigen ke rahim sehingga terjadi penurunan
kontraksi rahim yang akan menyebabkan memanjangnya waktu
persalinan.
Hal ini kurang menguntungkan bagi ibu maupun janin yang
berada dalam rahim ibu. Pelepasan hormon stres menghambat
kontraksi uterus dan mengganggu aliran darah placenta.
Menurut Reeder dan Kaniak (2002) psike ibu dapat
mempengaruhi lama dan karakteristik partus.
THANK YOU

You might also like