You are on page 1of 37

SURVEILLANCE HIPERTENSI DAN DIABETES MELLITUS DALAM PROGRAM

PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) DI PUSKESMAS RAWAT INAP


KEDATON BANDAR LAMPUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2017

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG
2018
Bab1
Pendahuluan

2

Departemen Kesehatan menerapkan strategi kerja yaitu :

1. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.

2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang


berkualitas, meningkatkan system surveilans, monitoring dan informasi
kesehatan, serta meningkatkan pembiayaan kesehatan.
AKTIF

SURVEILANS

PASIF

33
Data Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung,:
DATA WHO
hipertensi termasuk dalam 5 besar penyakit
“PTM merupakan penyebab utama kematian di
terbanyak. Pada tahun 2011, penderita hipertensi
dunia , mewakili 63% dari seluruh kematian”
sebanyak 6755 orang dan mengalami
peningkatan pada tahun 2012 dengan jumlah
penderita sebanyak 20.116 orang

DATA NHANES (National Health and Nutrition


Examination Survey):
“2005-2008 memperlihatkan kurang lebih 76,4 Menurut International Diabetes Federation, pada
juta orang berusia ≥ 20 tahun adalah penderita 2013 penderita DM di dunia mencapai 382 juta
hipertensi orang yang berusia antara 20-79 tahun.

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi


Di Indonesia : Lampung tercatat 1557 penderita baru DM pada tahun
kejadian hipertensi berkisar 6-15% dimana masih 2013 yang terdiri dari 676 pasien rawat jalan dan 981
banyak penderita yang belum terjangkau oleh pasien rawat inap.
pelayanan kesehatan

4
Data kasus hipertensi dan diabetes melitus pada balita di Puskesmas Rawat Inap Kedaton Bandar Lampung:
2016: DM : 1.399 kasus
Hipertensi : 2.188
2017 : DM : 3.589
Hipertensi : 5.122

5
Data-data terebut diatas telah menjadi bukti bahwa kasus hipertensi dan diabetes
mellitus ini sudah menjadi masalah yang sering ditemukan di masyarakat sehingga
diperlukan langkah-langkah surveilans untuk mengetahui seberapa besar prevalensi
penyakit ini untuk nantinya di lakukan langkah-langkah pencegahan dan
pengendalian.

6
B. Batasan Masalah

▰Makalah ini membahas tentang kegiatan surveilans, pencatatan dan pelaporan data
surveilans di Puskesmas Rawat Inap Kedaton Bandar Lampung serta permasalahan kesehatan
yang ada dalam kegiatan surveilans tersebut.

7
C. Tujuan Penulisan

Tujuan Umum
▰Mengetahui bagaimana gambaran Hipertensi dan Diabetes Mellitus Dalam Program Pengelolaan
Penyakit Kronis (Prolanis) Di Puskesmas Rawat Inap Kedaton Bandar Lampung

Tujuan Khusus
▰ Megetahui dan memahami tentang survailens epidemiologi
▰ Mengetahui distribusi jenis kelamin pada penderita hipertensi dan diabetes mellitus dalam Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Puskesmas Rawat Inap Kedaton Bandar Lampung
▰ Mengetahui distribusi kunjungan peserta penderita hipertensi dan diabetes mellitus dalam Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Puskesmas Rawat Inap Kedaton Bandar Lampung
▰ Mengetahui hubungan faktor resiko jenis keamin dengan hipertensi dan diabetes
8
D. Manfaat Penulisan
▰Manfaat Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa sebagai sarana pembelajaran mengenai cara melakukan surveillance. Selain itu melatih
kemampuan dalam melakukan pendataan, mengolah, dan menganalisa suatu penyakit sebagai bahan
pertimbangan dalam mengevaluasi dan menentukan suatu kebijakan.
▰Manfaat Bagi Puskesmas
Sebagai suatu bahan yang dapat diambil manfaatnya dalam menentukan kebijakan dalam pelaksanaan
program di Puskesmas Rawat Inap Kedaton Bandar Lampung yang tengah berlangsung, sehingga dapat
mengefektifkan dan memberi alternatif penyelesaian masalah pelaksanaan program dan dapat
memandu dalam meningkatkan pencapaian program.
▰ Manfaat Bagi Universitas
Merealisasikan tridharma perguruan tinggi dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai lembaga
yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. 9
E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Peneliti membatasi ruang lingkup pada subjek yaitu penderita hipertensi dan diabetes
mellitus selama bulan Januari – Desember 2017. Penelitian ini dilaksanakan di
Puskesmas Rawat Inap Kedaton. Jenis penelitian surveilans ini adalah Surveilans
Kesehatan ; Surveilans Penyakit.

10
Bab 2
Tinjauan Pustaka

11
1. Pengertian Diabetes Mellitus (DM)

Diabetes Mielitus merupakan suatu sindrom dengan terganggunya metabolisme


karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kurangnya sensitivitas jaringan
terhadap insulin.

12
2. Klasifikasi DM

 Diabetes Mellitus tipe 1

▰Diabetes Mellitus tipe 1 (insulin-dependent diabetes melitus atau IDDM)


merupakan diabetes yang disebabkan oleh proses autoimun sel- T (autoimmune
T- Cell attack) yang menghancurkan sel- sel beta pankreas yang dalam keadaan
normal menghasilkan hormon insulin
 Diabetes Mellitus Tipe 2
▰Diabetes Mellitus tipe 2 adalah DM yang tidak tergantung dengan insulin.
Diabetes Mellitus ini terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin
yang cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif

13
2. Klasifikasi DM

 Diabetes Mellitus Gestastional (DM kehamilan)


▰Diabetes Mellitus gestastional adalah DM yang terjadi pada masa kehamilan
dan berbagai hormon yang mempunyai efek metabolik terhadap toleransi
glukosa. Diabetes Mellitus gestastional dapat hilang setelah proses persalinan
selesai.
 Diabetes Mellitus tipe khusus
▰ Diabetes Mellitus tipe 2 adalah DM yang tidak Diabetes Mellitus tipe khusus
merupakan DM yang terjadi karena adanya kerusakan pada pankreas yang
mevmproduksi insulin dan mutasi gen serta mengganggu sel beta pankreas
sehingga mengakibatkan kegagalan dalam menghasilkan insulin secara teratur
sesuai dengan kebutuhan tubuh.

14
3. Faktor resiko

▰Pola Makan yang Salah


▰Stress
▰Minimnya Aktivitas Fisik
▰Obesitas
▰Merokok

15
4. Manifestasi klinis

▰ Poliuria (peningkatan pengeluaran urin).


▰ Polidipsi (peningkatan rasa haus)
▰ Polifagia (peningkatan rasa lapar)
▰ Peningkatan angka infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan pembentukan
antibodi, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mucus, gangguan fungsi imun, dan
penurunan aliran darah pada penderita diabetes kronik.
▰ Kelainan kulit : gatal-gatal, bisul Kelainan kulit berupa gatal-gatal, biasanya terjadi di
lipatan kulit seperti di ketiak dan dibawah payudara. Biasanya akibat tumbuhnya jamur.
▰ Kesemutan atau rasa baal akibat terjadinya neuropati.
▰ Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh.
16
5. Penatalaksanaan
▰Edukasi
1. Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes secara total. Kunci
keberhasilan TNM adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan
yang lain serta pasien dan keluarganya).
2. Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30
menit
▰Terapi Farmakologis
Berdasarkan cara kerjanya, obat hiperglikemia oral (OHO) dibagi menjadi 5 golongan yaitu pemicu sekresi insulin
(insulin secretagogue) : sulfoniurea dan ginid, peningkat sensitivitas terhadap insulin : metformin dan
tiazolidindion, penghambat gluconeogenesis: metformin, penghambat absorpsi glukosa: penghambat
glukosidase alfa, dan DPP-IV inhibitor.
Terapi insulin
Pada DM tipe 1, tubuh kehilangan kemampuan untuk memproduksi insulin. Dengan demikian, insulun eksogenus
harus diberikan dalam jumlah tak terbatas
1. Definisi Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah


sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang.

18
2. Klasifikasi

Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah


Sistol (mmHg) Diatol (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Normal-Tinggi 130-139 85-89
Tingkat 1 (Hipertensi Ringan) 140-159 90-99
Sub-group: perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi(Isolated
systolic hypertension) ≥ 140 < 90
Sub-group: perbatasan 140-149 <90

19
3. Faktor resiko

▰Usia
▰Ras/etnik
▰Minimnya Aktivitas Fisik
▰Obesitas
▰Merokok
▰Kebiasaan Gaya HiduptidakSehat

20
4. Komplikasi
1.Jantung
a. Hipertrofi Ventrikel Kiri
b. AnginaatauInfarkMiokardium
c. Gagal Jantung
2. Otak
a. Stroke atau Transient IschemicAttack
3. PenyakitGinjalKronis
4. PenyakitArteriPerifer
21
5. Retinopati
5. Penatalaksanaan

▰DiuretikThiazide
▰Diuretik Hemat Kalium
▰Antagonis Aldosteron
▰Beta Blocker
▰Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin
▰Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB)
▰Antagonis Kalsium
▰Alpha blocker
▰Vasodilator langsung
▰Inhibitor Simpatetik Postganglion 22
Bab 3
HASIL,PEMBAHASAN DAN TINDAK LANJUT

23
1. Kegiatan Pokok Surveilans

▰Pengumpulan data
▰Tabulasi dan analisis data
▰Penyebarluasan hasil dan informasi

24
Tempat Penelitian
Surveilans Diare dilakukan di Rumah Sakit Pertamina Bintang
Amin.

Subjek Penelitian
Subjek Surveilans Diare ini adalah pasien poliklinik Rumah Sakit
Pertamina Bintang Amin.

25
Jenis Data
▻Data Primer
Subjek Penelitian
▻Data Sekunder

Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif.
26
2 Hasil Surveilans

Tabel 1. Hasil distribusi penyakit diare berdasarkan angka kejadian perbulan selama
tahun 2017
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Angka 7 8 0 1 2 1 4 4 2 4 4 3
Kejadian
Diare

Total 40 Kasus
27
Tabel 2. Hasil distribusi penyakit diare berdasarkan Jenis Kelamin dan
Umur

Jenis Kelamin Umur


Laki-Laki Perempuan 0-17 18-59 >60
Angka 23 17 14 20 6
Kejadian
Diare
28
Tabel 3. Hasil distribusi penyakit diare berdasarkan Tempat
tinggal
Daerah/Tempat Kejadian Selama 2017

Kemilling 11
Rajabasa 11
Pesawaran 8
Langka Pura 2
Natar 1
Tanjung Karang 1
Tanjung Gading 1
Kedaton 1
Mesuji 1
Way Kanan 1

Total 40 29
Karena keterbatasan waktu penulis dan terdapat
kendala teknis dalam pengumpulan data sehingga
poses pengelompokkan variable tempat (place)
yang dalam hal ini adalah kondisi lingkungan dan
sanitasi serta variable manusia (man) khususnya
pada kepadatan penduduk dan perilaku individu
tidak dapat terealisasi

30
Penyebarluasan Data

1. Kepada Rumah Sakit


Peneliti tidak melakukan pelaporan hasil surveilans kepada pihak rumah
sakit dikarenakan keterbatasan waktu.

2. Kepada Instansi Terkait


Peneliti tidak melakukan pelaporan hasil surveilans kepada pihak terkait
(Dinas Kesehatan Kota dan Puskesmas) dikarenakan keterbatasan waktu.

3. Kepada Masyarakat
Peneliti tidak melakukan penyebarluasan hasil surveilans kepada
Masyarakat (Penyuluhan) dikarenakan keterbatasan waktu.
31
Bab 4
Penutup

32
KESIMPULAN
1. Surveilans epidemiologi sangat penting untuk mengetahui besar masalah kesehatan/
penyakit (frekuensi atau insidensi) di masyarakat, sehingga bisa dibuat perencanaan
dalam hal pencegahan, penanggulangan maupun pemberantasannya.

2. Berdasarkan jenis kelamin, penderita hipertensi perempuan paling tinggi pada bulan
Januari, yaitu sebanyak 160 orang, sedangkan peserta laki-laki paling tinggi sama yaitu
pada bulan Januari, yaitu sebanyak 130 orang. Sedangkan jumlah penderita diabetes
mellitus laki-laki paling tinggi pada bulan Juni, yaitu sebanyak 100 orang, sedangkan
peserta perempuan paling tinggi pada bulan November, yaitu sebanyak 80 orang.

3. Berdasarkan data kunjungan baru pada pasien diabetes paling tinggi pada bulan juni yaitu
sebanyak 269 orang, sedangkan pada kunjungan lama paling tinggi pada bulan desember
yaitu sebanyak 155 orang. Data kunjungan baru pada pasien hipertensi paling tinggi pada
bulan November dan desember yaitu sebanyak 337 orang, sedangkan pada kunjungan
lama paling tinggi pada bulan januari yaitu sebanyak 290 orang.

33
4. Perempuan akan mengalami peningkatan resiko hipertensi setelah menopause. Kadar

HDL yang rendah dan tingginya kadar Low Density Lipoprotein mempengaruhi proses

terjadinya aterosklerosis dan menyebabkan hipertensi.

Jumlah pasien diabetes mellitus lebih banyak pada perempuan dibanding laki-laki.

Perempuan memiliki lemak berlebihan pada batang tubuh. Ketika lemak diolah untuk

memperoleh energi, kadar asam lemak didalam darah meningkatkan resistensi terhadap

insulin melalui aksinya terhadap hati dan otot-otot tubuh.selain itu perempuan yang

memiliki gaya hidup yang kurang aktif lebih mungkin terkena diabetes dibandingkan

mereka yang hidupnya aktif. 34


SARAN

Bagi Puskesmas Rawat Inap Kedaton.

1. Membuat pencatatan dan pelaporan yang baik dan lengkap, sehingga program yang
diusulkan dapat terlaksana dengan baik dan memungkinkan evaluasi setiap tahun.
2. Dengan dilakukannya evaluasi tiap tahun, data tersebut dapat jadikan dasar keberhasilan
suatu program dan digabungkan dengan instasi kesehatan lainnya.
3. Menambah jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas sehingga seluruh programnya dapat
berjalan dengan baik.

Bagi Pendidikan

1. Membantu Puskesmas dalam penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
penyuluhan (misalnya poster, flipchart, leaflet mengenai komplikasi pada hipertensi dan
diabetes mellitus).
35
2. Memberi kesempatan pada mahasiswa yang sedang menjalani kepanitraan untuk
berinteraksi dan memberikan penyuluhan ke masyararakat.
3. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk dapat membatu pelaksanaan evaluasi
program secara berkala.

Bagi Kader dan Masyarakat

1. Lebih turut berperan serta secara aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan Puskesmas
termasuk penyuluhan hipertensi dan diabetes mellitus sehingga dapat menurunkan
resiko komplikasi pada pasien, dan dapat meningkatkan keaktifan penderita dalam
mengikuti program
2. Lebih aktif dalam melaporkan data penderita terbaru kepada kader setempat ataupun
petugas Puskesmas.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlu dilakukan surveilans lebih lanjut dengan menyertakan variabel lainnya agar
didapatkan hasil yang lebih baik.
36
THANKS!

37

You might also like