Professional Documents
Culture Documents
Abstract : Knowledge, Compliance, Diabetes Mellitus Diet. The purpose of this study
was to identify knowledge and compliance to type 2 diabetes diet in diabetic patients in
Sibela Public Health Centre Surakarta. Result of this research will be utilized for health
education program for type 2 diabetic patients in community. Sample of this research is
type 2 diabetic patients by using purposive and snowball sampling. This research also
includes health professional such as physician, nutritionist, and senior nurses for data
triangulation. Instrumen in this research are net book, tape recorder and semi
structure questionnaire to record the data from deep interview. The results show that
there is various knowledge and compliance to diabetes diet in diabetic patients in Sibela
Public Health Centre Surakarta. Patients have incomplete knowledge about diabetes
mellitus. Patients are already well known about signs and symptoms, etiology,
treatment, and diabetic complication but they are still uncertain with the number of
energy needed and have no diet planning. Diet compliance is still low and patients
consume more carbohydrate(>65%) as source of energy. This lack of compliance can
be influenced by the low of knowledge that can be resulted from the lack of information
and the low of the level education and motivation. Refreshing of diabetes diet, family
support and motivation from health professional through effective communication
among health professional and family, monitoring nutritional status and appropriate
diet is very important.
14
Insiyah, Tingkat Pengetahuan Dan Kepatuhan 15
DM pada pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Sibela Kota Surakarta masih sangat
beragam, pasien memiliki pengetahuan tentang diabetes mellitus yang tidak lengkap.
Pasien telah mengenal tanda dan gejala, penyebab, penatalaksanaan, dan komplikasi
tetapi tidak mengetahui jumlah diit dan tidak membuat perencanaan diit .Kepatuhan
terhadap diit pasien juga masih rendah dengan sumber konsumsi makanan terbanyak
dari karbohidrat > 65 %. Ketidakpatuhan bisa diakibatkan oleh keterbatasan
pengetahuan akibat minimnya informasi dan keterbatasan pendidikan pasien dan masih
rendahnya motivasi. Penyegaran kembali tentang diit DM, dukungan keluarga dan
motivasi dari petugas kesehatan melalui komunikasi efektif petugas kesehatan,
monitoring status gizi dan kebutuhan diit perlu dilakukan.
teratur (Utomo dkk, 2012; Awad dkk, kepatuhan tentang diit DM pada pasien
2013; Indriyani dkk, 2007). diabetes mellitus di Puskesmas Sibela
DM tidak dapat disembuhkan, kota Surakarta dengan metode triangulasi
tetapi kadar gula darah dapat teknik yaitu dengan observasi dan
dikendalikan. Penderita DM sebaiknya wawancara dan triangulasi sumber data
melaksanakan 4 pilar pengelolaan DM dari pasien, petugas puskesmas, dan
yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan keluarga.
jasmani, dan intervensi farmakologis. Metode pemilihan sample dalam
Untuk dapat mencegah terjadinya penelitian ini adalah secara purposive dan
komplikasi kronis, diperlukan bersifat snowball sampling, petugas
pengendalian DM yang baik yang puskesmas, dan keluarga. Responden
mempunyai sasaran dengan kriteria nilai tenaga kesehatan diperoleh dari satu ahli
baik, di antaranya gula darah puasa 80- gizi, satu dokter, satu perawat senior.
100 mg/dL, gula darah 2 jam sesudah Jumlah total asupan energi perhari
makan 80-144 mg/dL, HbA1C <6,5%, responden diperoleh melalui wawancara
kolesterol total <200 mg/dL, trigliserida kemudian dikonversi dari ukuran rumah
<150 mg/dL, IMT 18,5-22,9 kg/m2 dan tangga (URT) ke dalam ukuan gram
tekanan darah <130/80mmHg (Mihardja, perhari dan dibandingkan dengan
2009; Utomo dkk, 2012). kecukupan energi individu yang
Masalah penanggulangan diabetes dianjurkan perhari yang dihitung
mellitus salah satunya dipengaruhi oleh menggunakan rumus Brocca. Jadwal
tingkat pengetahuan yang rendah. makan diperoleh melalui wawancara
Menurut (Witasari dkk, 2009), tingkat kemudian dibandingkan dengan standar
pengetahuan yang rendah akan dapat Perkeni 2006. Alat yang digunakan dalam
mempengaruhi pola makan yang salah penelitian ini adalah buku catatan untuk
sehingga menyebabkan obesitas,yang mencatat semua percakapan dengan
akhirnya mengakibatkan kenaikan kadar sumber data, netbook untuk mencatat hasil
glukosa darah. Salah satu upaya wawancara, tape recorder untuk merekam
pencegahan DM adalah dengan perbaikan semua percakapan/ pembicaraan.
pola makan melalui pemilihan makanan
yang tepat. Semakin rendah penyerapan HASIL PENELITIAN
karbohidrat, semakin rendah kadar Semua responden berusia di atas
glukosa darah. Kandungan serat yang 40 tahun sebanyak 30 responden( 100%).
tinggi dalam makanan akan mempunyai Responden berjenis kelamin perempuan
indeks glikemik yang rendah sehingga dan laki-laki memiliki proporsi yang
dapat memperpanjang pengosongan sama masing-masing 15 responden (50%).
lambung yang dapat menurunkan sekresi Mayoritas respendon sebagai karyawan
insulin dan kadar kolesterol total dalam swasta dan wiraswasta yaitu 14
tubuh. responden( 47%). Pendidikan SMA
memiliki jumlah tertinggi yaitu 17
METODE PENELITIAN responden (57%) dan hanya 2 responden
Penelitian ini merupakan saja(7%) dari responden yang memiliki
penelitian deskriptif qualitatif, yaitu pendidikan sampai sarjana. Sebagian
mendeskripsikan tingkat pengetahuan dan besar responden telah menderita penyakit
Insiyah, Tingkat Pengetahuan Dan Kepatuhan 17
lain sayur bayam, brokoli, buncis, buah sebagian pasien menyadari bahwa dirinya
melon, buah pepaya, dan sumber lauk dari menderita penyakit diabetes akan tetapi
kacang-kacangan terutama tempe. termasuk dalam kategori diabetes yang
Berkaitan dengan jadwal makan 8 mana mereka tidak tahu. Hambatan
responden mengatakan makan 3 kali finansial, kelupaan, pengobatan sendiri,
sehari makan utama, 1 responden kualitas hubungan dengan dokter dan
mengatakan makan 2 kali sehari dan keluarga menjadi faktor yang
sebanyak 21 responden mengatakan tidak mempengaruhi kepatuhan terhadap aturan
menerapkan jadwal makan. Sebagian terkait dengan penatalaksanaan pasien
besar responden cenderung makan ketika diabetes. Pengetahuan responden tentang
merasa lapar. tanda dan gejala, mayoritas responden
mampu menjelaskan gejala trias DM dan
PEMBAHASAN mengalaminya. Beberapa gejala lain
Pengetahuan pasien tentang antara lain: merasa cepat lelah dan lemas
pengertian penyakit DM adalah sebagian meskipun tidak melakukan pekerjaan yang
besar menyebutnya sebagai kenaikan gula berat, kesemutan terutama pada kaki dan
darah yang tinggi namun tidak ada tangan, adanya luka yang sulit sembuh,
responden yang mampu menyebutkan pandangan kabur, sering pusing dan
secara lengkap tentang gula darah normal. mengalami penurunan berat badan juga
Semua responden juga tidak mengetahui telah dikenali oleh beberapa responden.
menderita DM tipe yang mana. Pengetah uan pasien tentang tanda dan
Responden hanya tahu kalau gula darah gejala cukup baik karena pasien sering
mereka meningkat sehingga harus mengalami dan merasakannya dalam
mengurangi konsumsi nasi dan gula. waktu yang cukup lama setelah mereka
Selain pendidikan faktor kurang informasi menderita DM.
tentang pengetahuan terkait diabetes Dalam penelitian ini mayoritas
mellitus juga menjadikan pengetahuan responden berupaya mematuhi kebutuhan
responden masih terbatas. Dalam makan. Namun demikian karena
penelitian ini responden hanya keterbatasan pengetahuan terutama terkait
mendapatkan informasi sekali saja dengan banyaknya jumlah energi yang
khususnya tentang diabetes mellitus pada harus dikonsumsi sehari-hari maka
saat responden pertama kali terdiagnosa, menyebabkan jumlah kalori yang
meskipun beberapa diantara juga dikonsumsi tidak sesuai dan diperoleh dari
mendapatkan informasi saat kegiatan sumber makanan arau jenis makanan
senam Prolanis. Lamanya jarak waktu secara tidak seimbang sesuai dengan
antara pemberian informasi tentang DM aturan. Mayoritas pasien dalam penelitian
dengan lamanya menderita DM ini adalah lansia sehingga selain
menyebabkan hilangnya memori tentang menderita diabetes mereka juga harus
informasi yang diberikan. Tersedianya memperhatikan diit terkait dengan
sumber informasi selain petugas kesehatan penyakit yang sering muncul pada lansia.
juga belum menjamin responden Dalam penelitian ini beberapa responden
memperoleh informasi secara lengkap dan mengikuti kegiatan prolanis dimana salah
benar. Al-Qazaz, H.K., et al( 2011) dalam satu kegiatannya antara lain tentang
penelitiannya juga menemukan bahwa penyuluhan gizi. Seluruh pasien yang
20 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 1,Mei 2016, hlm 01-109
datang dalam program prolanis memiliki makanan, dan jadwal makan, pasien masih
penyakit yang beragam antara lain belum bisa mematuhi diit yang ada
hipertensi dan diabetes mellitus. dimana hal ini terjadi karena pasien belum
Penyampaian informasi yang tidak secara mampu menetapkan jumlah kalori yang
khusus pada pasien dengan jenis penyakit harus dikonsumsi setiap harinya dan dari
yang sama dan faktor usia serta sumber yang lengkap. Ketidakpatuhan
pendidikan dimungkinkan dapat pasien terhadap diit diabetes mellitus
mempengaruhi pemahaman terhadap dimungkinkan karena keterbatasan
informasi yang diberikan. Diit pada pengetahuan akibat minimnya informasi
umumnya bagi pasien hipertensi adalah dan keterbatasan pendidikan pasien dan
dengan mengurangi makanan salah masih rendahnya motivasi. diabetes
satunya adalah lemak dan kolesterol mellitus di puskesmas Sibela Kota
dimungkinkan juga mempengaruhi asupan Surakarta memerlukan penyegaran
nutrisi pasien diabetes mellitus. kembali tentang pengetahuan diit DM
sehingga dengan pemahaman yang baik
KESIMPULAN DAN SARAN tentang diit maka akan mendorong
Pasien diabetes mellitus di kepatuhannya dalam mengikuti diit yang
Puskesmas Sibela Kota Surakarta diberikan. Selain itu faktor dukungan
sebagian besar telah mampu menjelaskan keluarga dan motivasi dari petugas
tentang pengertian diabetes mellitus kesehatan melalui komunikasi dan
meskipun tidak secara lengkap. Pasien interaksi antara petugas kesehatan seperti
telah mengenal tanda dan gejala diabetes dokter, ahli gizi dan keluarga yang baik
mellitus tipe 2. Adapun sebagai faktor seperti melalui kegiatan rutin prolanis
penyebab antara lain keturunan dan juga menjadi hal yang penting mengingat
disebabkan oleh pola makan yang tidak pasien sebagian besar lansia. Monitoring
benar, faktor stres dan kurangnya aktifitas status gizi dan kebutuhan diit dalam
olahraga. Penatalaksanaan diabetes ukuran yang telah diatur dan direncanakan
mellitus yang dilakukan oleh pasien dalam bentuk program aplikasi yang
meliputi: pengaturan makan, cek gula dimiliki puskesmas Sibela, perlu
darah, minum obat anti diabetik, suntik dilakukan bekerja sama antar petugas
insulin, rajin kontrol ke puskesmas, dan kesehatan, pasien dan keluarga serta
melakukan olahraga secara teratur. sumber daya yang ada di masyarakat
Namun demikian pasien tidak mampu seperti kader posyandu.
menyebutkan jumlah diit yang seharusnya
dalam ukuran jumlah kalori yang DAFTAR RUJUKAN
dimaksudkan dan tidak membuat Al-Qazaz, H.K., Hassali, M.A. , Shafie,
perencanaan diit dengan alasan masih A.A., Syed, Sulaiman, S.A.,
bingung dan memiliki persepsi bahwa Sundram, S.(2011). Perception
yang terpenting adalah mengurangi gula and knowledge of patients with
dan nasi. Sementara komplikasi diabetes type 2 diabetes in Malaysia about
mellitus telah diketahui secara baik oleh their disease and medication: a
pasien. qualitative study. Res Social Adm
Terkait dengan kepatuhan terhadap Pharm,7(2):180-91. doi:
diit yang meliputi: jumlah kalori, jenis 10.1016/j.sapharm.2010.04.005.
Insiyah, Tingkat Pengetahuan Dan Kepatuhan 21