You are on page 1of 8

TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN TENTANG DIIT DIABETES

MELLITUS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS SIBELA


KOTA SURAKARTA

Insiyah, Rini Tri Hastuti


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Abstract : Knowledge, Compliance, Diabetes Mellitus Diet. The purpose of this study
was to identify knowledge and compliance to type 2 diabetes diet in diabetic patients in
Sibela Public Health Centre Surakarta. Result of this research will be utilized for health
education program for type 2 diabetic patients in community. Sample of this research is
type 2 diabetic patients by using purposive and snowball sampling. This research also
includes health professional such as physician, nutritionist, and senior nurses for data
triangulation. Instrumen in this research are net book, tape recorder and semi
structure questionnaire to record the data from deep interview. The results show that
there is various knowledge and compliance to diabetes diet in diabetic patients in Sibela
Public Health Centre Surakarta. Patients have incomplete knowledge about diabetes
mellitus. Patients are already well known about signs and symptoms, etiology,
treatment, and diabetic complication but they are still uncertain with the number of
energy needed and have no diet planning. Diet compliance is still low and patients
consume more carbohydrate(>65%) as source of energy. This lack of compliance can
be influenced by the low of knowledge that can be resulted from the lack of information
and the low of the level education and motivation. Refreshing of diabetes diet, family
support and motivation from health professional through effective communication
among health professional and family, monitoring nutritional status and appropriate
diet is very important.

Keywords: Knowledge, Compliance, Diabetes Mellitus Diet

Abstrak : Tingkat Pengetahuan, Kepatuhan, Diit Diabetes Mellitus. Penelitian ini


bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kepatuhan tentang Diit DM pada
pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Sibela Kota Surakarta dengan tujuan khusus
untuk mengetahui karakteristik pasien Diabetes Mellitus, mendeskripsikan tingkat
pengetahuan dan kepatuhan tentang diit DM pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas
Sibela Kota Surakarta. Data yang didapatkan dalam penelitian ini akan digunakan
sebagai bahan dalam perencanaan pendidikan kesehatan khususnya bagi pasien diabetes
mellitus di masyarakat. Sumber data dalam penelitian ini adalah kelompok pasien
diabetes mellitus dengan metode pemilihan sample adalah secara purposive dan bersifat
snowball sampling, petugas puskesmas, dan keluarga. Responden tenaga kesehatan
diperoleh dari satu ahli gizi, satu dokter, satu perawat senior. Alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah buku catatan, netbook untuk mencatat hasil wawancara, tape
recorder untuk merekam semua percakapan/ pembicaraan. Instrumen dalam penelitian
ini adalah pedoman wawancara semiterstruktur, alat perekam suara, catatan lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan kepatuhan tentang diit

14
Insiyah, Tingkat Pengetahuan Dan Kepatuhan 15

DM pada pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Sibela Kota Surakarta masih sangat
beragam, pasien memiliki pengetahuan tentang diabetes mellitus yang tidak lengkap.
Pasien telah mengenal tanda dan gejala, penyebab, penatalaksanaan, dan komplikasi
tetapi tidak mengetahui jumlah diit dan tidak membuat perencanaan diit .Kepatuhan
terhadap diit pasien juga masih rendah dengan sumber konsumsi makanan terbanyak
dari karbohidrat > 65 %. Ketidakpatuhan bisa diakibatkan oleh keterbatasan
pengetahuan akibat minimnya informasi dan keterbatasan pendidikan pasien dan masih
rendahnya motivasi. Penyegaran kembali tentang diit DM, dukungan keluarga dan
motivasi dari petugas kesehatan melalui komunikasi efektif petugas kesehatan,
monitoring status gizi dan kebutuhan diit perlu dilakukan.

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Kepatuhan, DIIT Diabetes Mellitus

PENDAHULUAN dengan peningkatan kadar lemak di otot


Tingginya prevalensi DM, yang sebesar 30% dan memicu terjadinya
sebagian besar adalah tergolong dalam resistensi terhadap insulin. Penanganan
DM tipe-2 disebabkan oleh interaksi yang baik terhadap penyakit ini sangat
antara faktor-faktor kerentanan genetis diperlukan dalam rangka mengurangi
dan paparan terhadap lingkungan. angka kesakitan dan kematian. Sebagian
Beberapa faktor lingkungan yang peningkatan jumlah penderita DM tipe 2
diperkirakan dapat meningkatkan faktor karena kurangnya pengetahuan tentang
risiko DM tipe-2 adalah perubahan gaya pengelolaan DM. Penderita DM yang
hidup seseorang, diantaranya adalah mempunyai pengetahuan yang cukup
kebiasaan makan yang tidak seimbang tentang DM, kemudian selanjutnya
akan menyebabkan obesitas. Selain pola mengubah perilakunya, akan dapat
makan yang tidak seimbang, kurangnya mengendalikan kondisi penyakitnya
aktifitas fisik juga merupakan faktor risiko sehingga dapat hidup lebih lama. Inilah
dalam memicu terjadinya DM. Ketidak yang menyebabkan edukasi menjadi salah
seimbangan pola makan dapat disebabkan satu komponen penanganan DM (Witasari
oleh ketidakcukupan pengetahuan pasien dkk, 2009). Latihan jasmani secara teratur
atau ketidakpatuhan pasien terhadap diit. dapat menurunkan kadar gula darah.
(Tjekyan, 2007; Awad dkk, 2013). Latihan jasmani selain untuk menjaga
Menurut (Trisnawati, 2013), peningkatan kebugaran juga dapat menurunkan berat
diabetes risiko diabetes seiring dengan badan, meningkatkan fungsi
umur, khususnya pada usia lebih dari 40 kardiovaskuler, dan memperbaiki semua
tahun, disebabkan karena pada usia aspek metabolik, termasuk memperbaiki
tersebut mulai terjadi peningkatan sensitivitas insulin, sehingga akan
intoleransi glukosa. Adanya proses memperbaiki kendali glukosa darah.
penuaan menyebabkan berkurangnya Selain itu dengan latihan jasmani dapat
kemampuan sel β pankreas dalam meningkatkan fungsi respirasi,
memproduksi insulin. Selain itu pada menurunkan LDL dan meningkatkan HDL
individu yang berusia lebih tua terdapat sehingga sekaligus dapat mencegah
penurunan aktivitas mitokondria di sel-sel penyakit jantung koroner apabila latihan
otot sebesar 35%. Hal ini berhubungan jasmani ini dilakukan secara benar dan
16 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 1,Mei 2016, hlm 01-109

teratur (Utomo dkk, 2012; Awad dkk, kepatuhan tentang diit DM pada pasien
2013; Indriyani dkk, 2007). diabetes mellitus di Puskesmas Sibela
DM tidak dapat disembuhkan, kota Surakarta dengan metode triangulasi
tetapi kadar gula darah dapat teknik yaitu dengan observasi dan
dikendalikan. Penderita DM sebaiknya wawancara dan triangulasi sumber data
melaksanakan 4 pilar pengelolaan DM dari pasien, petugas puskesmas, dan
yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan keluarga.
jasmani, dan intervensi farmakologis. Metode pemilihan sample dalam
Untuk dapat mencegah terjadinya penelitian ini adalah secara purposive dan
komplikasi kronis, diperlukan bersifat snowball sampling, petugas
pengendalian DM yang baik yang puskesmas, dan keluarga. Responden
mempunyai sasaran dengan kriteria nilai tenaga kesehatan diperoleh dari satu ahli
baik, di antaranya gula darah puasa 80- gizi, satu dokter, satu perawat senior.
100 mg/dL, gula darah 2 jam sesudah Jumlah total asupan energi perhari
makan 80-144 mg/dL, HbA1C <6,5%, responden diperoleh melalui wawancara
kolesterol total <200 mg/dL, trigliserida kemudian dikonversi dari ukuran rumah
<150 mg/dL, IMT 18,5-22,9 kg/m2 dan tangga (URT) ke dalam ukuan gram
tekanan darah <130/80mmHg (Mihardja, perhari dan dibandingkan dengan
2009; Utomo dkk, 2012). kecukupan energi individu yang
Masalah penanggulangan diabetes dianjurkan perhari yang dihitung
mellitus salah satunya dipengaruhi oleh menggunakan rumus Brocca. Jadwal
tingkat pengetahuan yang rendah. makan diperoleh melalui wawancara
Menurut (Witasari dkk, 2009), tingkat kemudian dibandingkan dengan standar
pengetahuan yang rendah akan dapat Perkeni 2006. Alat yang digunakan dalam
mempengaruhi pola makan yang salah penelitian ini adalah buku catatan untuk
sehingga menyebabkan obesitas,yang mencatat semua percakapan dengan
akhirnya mengakibatkan kenaikan kadar sumber data, netbook untuk mencatat hasil
glukosa darah. Salah satu upaya wawancara, tape recorder untuk merekam
pencegahan DM adalah dengan perbaikan semua percakapan/ pembicaraan.
pola makan melalui pemilihan makanan
yang tepat. Semakin rendah penyerapan HASIL PENELITIAN
karbohidrat, semakin rendah kadar Semua responden berusia di atas
glukosa darah. Kandungan serat yang 40 tahun sebanyak 30 responden( 100%).
tinggi dalam makanan akan mempunyai Responden berjenis kelamin perempuan
indeks glikemik yang rendah sehingga dan laki-laki memiliki proporsi yang
dapat memperpanjang pengosongan sama masing-masing 15 responden (50%).
lambung yang dapat menurunkan sekresi Mayoritas respendon sebagai karyawan
insulin dan kadar kolesterol total dalam swasta dan wiraswasta yaitu 14
tubuh. responden( 47%). Pendidikan SMA
memiliki jumlah tertinggi yaitu 17
METODE PENELITIAN responden (57%) dan hanya 2 responden
Penelitian ini merupakan saja(7%) dari responden yang memiliki
penelitian deskriptif qualitatif, yaitu pendidikan sampai sarjana. Sebagian
mendeskripsikan tingkat pengetahuan dan besar responden telah menderita penyakit
Insiyah, Tingkat Pengetahuan Dan Kepatuhan 17

DM Tipe 2 selama antara 2-7 tahun. Sebanyak 6 responden (20%) mengalami


Sedangkan pasien yang menderita DMT2 kesemutan terutama pada kaki dan tangan
lebih dari 7 tahun sebanyak 11 responden dan ada lima responden menyatakan
(37%), dan hanya ada 4 pasien baru bahwa salah satu gejala diabetes yang
DMT2 dengan lama menderita DMT2 dialami adalah luka sulit sembuh.
kurang dari 2 tahun. Mayoritas responden Sebagian besar responden yaitu sebanyak
memiliki status gizi normal yaitu 18 responden mengatakan bahwa diabetes
sebanyak 23 responden (77%) ada 7 dapat disebabkan karena keturunan dan
responden memiliki status gizi lebih, dan pola makan yang tidak baik. Ada 3
tidak ada responden dengan status gizi responden yang menjawab bahwa
kurang. Mayoritas responden penyebab diabetes mellitus adalah karena
mendefinisikan diabetes mellitus sebagai stress. Sebanyak 2 responden tidak tahu
suatu penyakit karena gula darah apa yang menyebabkan diabetes mellitus.
meningkat atau lebih dari normal dan Berdasarkan hasil wawancara dapat
tidak bisa menyebutkan berapa angka gula diambil ringkasan bahwa penatalaksanaan
darah normal. Hanya ada 1 responden diabetes mellitus meliputi: pengaturan
yang menyatakan bahwa melalui makan, cek gula darah, minum obat anti
pemeriksaan laboratorium gula darah diabetik, suntik insulin, rajin kontrol ke
sewaktu normal adalah <200mg/dl. puskesmas, melakukan olahraga secara
Seluruh pasien tidak mampu menjelaskan teratur. Sebanyak 6 responden
bahwa mereka menderita DMT2. Terdapat menyatakan bahwa dalam rangka
1 responden yang mengatakan tidak tahu mengatur makan mereka mengurangi
apakah pengertian dari penyakit yang konsumsi nasi. Delapan responden
dideritanya. menyatakan bahwa olahraga sangat perlu
Beberapa tanda dan gejala diabetes sebagai pengelolaan diabetes mellitus.
mellitus yang diutarakan oleh responden Tiga responden merasa wajib suntik
antara lain: trias diabetes mellitus yang insulin untuk mengatasi diabetes
meliputi poli uria (banyak kencing), mellitusnya.
polidipsia (banyak minum), dan polifagia Beberapa hal yang diungkapkan
(banyak makan). Beberapa gejala dan oleh responden terkait dengan
tanda yang lain adalah responden perencanaan diit adalah dengan
menyatakan cepat lelah dan tubuh terasa mengurangi makan nasi, mengurangi
lemas, kesemutan, luka sulit sembuh, minum manis, mengurangi jeroan,
sering pusing, mata rabun atau pandangan mengkonsumsi air putih sebanyak
kabur, dan penurunan berat badan. mungkin dan banyak makan sayur serta
Responden menyebutkan tanda dan gejala ada satu responden yang merasa perlu
diabetes mellitus secara bervariasi. untuk mengatur jadwal makan. Terdapat 9
Sebanyak 20 responden menyampaikan responden yang tidak merencanakan
bahwa mereka mengalami gejala umum diitnya. Terkait dengan pengetahuan
diabetes mellitus yaitu poliuria, polidipsia, pasien tentang komplikasi diabetes
dan polifagia. Sembilan responden mellitus, beberapa jawaban yang bisa
mengatakan bahwa mereka merasa cepat dirangkum antara lain: merusak organ
lelah dan lemas meskipun tidak terutama ginjal, jantung, dan mata.
melakukan pekerjaan yang berat.
18 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 1,Mei 2016, hlm 01-109

Kepatuhan terhadap diit DM berarti dikategorikan normal. Rata-rata


adalah bagaimana responden mengikuti konsumsi karbohidrat adalah 80 %.
aturan makan yang telah dianjurkan sesui Kebanyakan sumber karbohidrat yang
dengan kebutuhan kalorinya yang harus dikonsumsi responden adalah nasi putih.
dipenuhi dalam sehari. Kepatuhan tersebut Sebanyak 15 responden juga masih
meliputi: jumlah kalori, jenis makanan, terbiasa minum teh manis dengan gula
dan jadwal makan. Kepatuhan terhadap antara 1-2 sendok makan 3 kali sehari.
diit DM ini didasarkan pada recall 24 Untuk makanan sumber protein telah
jam. Sebanyak 15 responden telah dikonsumsi secara mencukupi (10-20%)
memenuhi kecukupan energinya yaitu oleh sebanyak 10 responden. Sebanyak 20
antara 90-119%, ada 6 responden yang responden masih kurang dalam
berada dalam kategori defisit tingkat mengkonsumsi protein yaitu kurang dari
rendah. Sebanyak 4 responden 15%. Tidak ada responden yang
dikategorikan dalam defisit tingkat sedang berlebihan dalam mengkonsumsi protein
dan 5 responden dalam kategori defisit sebagai bahan makanannya. Adapun
tingkat tinggi dengan kecukupan energi konsumsi protein terendah adalah 10%
<70%. Seluruh responden tidak dan tertinggi adalah mengkonsumsi 18%
mengetahui jumlah kalori yang harus protein sebagai sumber makanannya.
dikonsumsi sehari-harinya. Dari Rata-rata konsumsi protein adalah 14 %.
wawancara dengan petugas kesehatan Sumber protein terbanyak yang
seperti dokter, ahli gizi dan perawat dikonsumsi pasien adalah ikan, daging
didapatkan data bahwa petugas gizi telah ayam dengan kulit, tahu, tempe dan
menginformasikan tentang kebutuhan diit sebagian kecil dari telur ayam, telur asin,
pasien saat pertama kali didiagnosa susu sapi, dan daging sapi. Konsumsi
diabetes mellitus dengan indikasi gula lemak pada semua responden adalah
darah diatas normal. Penderita diabetes kurang dari 20% sehingga dikategorikan
diberikan informasi gizi sekali saja karena kurang. Konsumsi lemak rata-rata pada
adanya keterbatasan ketenagaan dimana responden penelitian ini adalah 7%
petugas kesehatan juga memiliki dengan konsumsi terendah 4% dan
tanggungjawab rangkap untuk kegiatan tertinggi 10%. Sumber lemak yang paling
administratif. Sebagian besar responden banyak dikonsumsi masih dalam bentuk
mengkonsumsi nasi putih sebagai sumber digoreng seperti ikan, ayam, tahu dan
makanannya. Sebagian kecil yang lainnya tempe.
mengkonsumsi kentang, singkong, dan Responden dalam penelitian ini
roti. Untuk lauk pauk yang paling sering mayoritas telah mampu memenuhi
dikonsumsi adalah telur, ayam, tahu, dan kebutuhan seratnya secara mencukupi
tempe. Dari segi kecukupan nutrisi yang yaitu antara 20-35gr/hari, dan ada 6
bersumberkan karbohidrat, sebagian besar responden yang konsumsi seratnya masih
responden dikategorikan mengkonsumsi kurang dari 20gr/hr yang artinya
karbohidrat yang berlebih yaitu masing- dikategorikan dalam kekurangan serat.
masing mengkonsumsi karbohidrat lebih Tidak ada responden dalam penelitian ini
dari 65%. Hanya ada 1 responden yang berlebihan dalam memenuhi kebutuhan
mengkonsumsi karbohidrat 65 % dari seratnya. Sumber makanan yang
seluruh energi yang dibutuhkan yang dikonsumsi sebagai sumber serat antara
Insiyah, Tingkat Pengetahuan Dan Kepatuhan 19

lain sayur bayam, brokoli, buncis, buah sebagian pasien menyadari bahwa dirinya
melon, buah pepaya, dan sumber lauk dari menderita penyakit diabetes akan tetapi
kacang-kacangan terutama tempe. termasuk dalam kategori diabetes yang
Berkaitan dengan jadwal makan 8 mana mereka tidak tahu. Hambatan
responden mengatakan makan 3 kali finansial, kelupaan, pengobatan sendiri,
sehari makan utama, 1 responden kualitas hubungan dengan dokter dan
mengatakan makan 2 kali sehari dan keluarga menjadi faktor yang
sebanyak 21 responden mengatakan tidak mempengaruhi kepatuhan terhadap aturan
menerapkan jadwal makan. Sebagian terkait dengan penatalaksanaan pasien
besar responden cenderung makan ketika diabetes. Pengetahuan responden tentang
merasa lapar. tanda dan gejala, mayoritas responden
mampu menjelaskan gejala trias DM dan
PEMBAHASAN mengalaminya. Beberapa gejala lain
Pengetahuan pasien tentang antara lain: merasa cepat lelah dan lemas
pengertian penyakit DM adalah sebagian meskipun tidak melakukan pekerjaan yang
besar menyebutnya sebagai kenaikan gula berat, kesemutan terutama pada kaki dan
darah yang tinggi namun tidak ada tangan, adanya luka yang sulit sembuh,
responden yang mampu menyebutkan pandangan kabur, sering pusing dan
secara lengkap tentang gula darah normal. mengalami penurunan berat badan juga
Semua responden juga tidak mengetahui telah dikenali oleh beberapa responden.
menderita DM tipe yang mana. Pengetah uan pasien tentang tanda dan
Responden hanya tahu kalau gula darah gejala cukup baik karena pasien sering
mereka meningkat sehingga harus mengalami dan merasakannya dalam
mengurangi konsumsi nasi dan gula. waktu yang cukup lama setelah mereka
Selain pendidikan faktor kurang informasi menderita DM.
tentang pengetahuan terkait diabetes Dalam penelitian ini mayoritas
mellitus juga menjadikan pengetahuan responden berupaya mematuhi kebutuhan
responden masih terbatas. Dalam makan. Namun demikian karena
penelitian ini responden hanya keterbatasan pengetahuan terutama terkait
mendapatkan informasi sekali saja dengan banyaknya jumlah energi yang
khususnya tentang diabetes mellitus pada harus dikonsumsi sehari-hari maka
saat responden pertama kali terdiagnosa, menyebabkan jumlah kalori yang
meskipun beberapa diantara juga dikonsumsi tidak sesuai dan diperoleh dari
mendapatkan informasi saat kegiatan sumber makanan arau jenis makanan
senam Prolanis. Lamanya jarak waktu secara tidak seimbang sesuai dengan
antara pemberian informasi tentang DM aturan. Mayoritas pasien dalam penelitian
dengan lamanya menderita DM ini adalah lansia sehingga selain
menyebabkan hilangnya memori tentang menderita diabetes mereka juga harus
informasi yang diberikan. Tersedianya memperhatikan diit terkait dengan
sumber informasi selain petugas kesehatan penyakit yang sering muncul pada lansia.
juga belum menjamin responden Dalam penelitian ini beberapa responden
memperoleh informasi secara lengkap dan mengikuti kegiatan prolanis dimana salah
benar. Al-Qazaz, H.K., et al( 2011) dalam satu kegiatannya antara lain tentang
penelitiannya juga menemukan bahwa penyuluhan gizi. Seluruh pasien yang
20 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 1,Mei 2016, hlm 01-109

datang dalam program prolanis memiliki makanan, dan jadwal makan, pasien masih
penyakit yang beragam antara lain belum bisa mematuhi diit yang ada
hipertensi dan diabetes mellitus. dimana hal ini terjadi karena pasien belum
Penyampaian informasi yang tidak secara mampu menetapkan jumlah kalori yang
khusus pada pasien dengan jenis penyakit harus dikonsumsi setiap harinya dan dari
yang sama dan faktor usia serta sumber yang lengkap. Ketidakpatuhan
pendidikan dimungkinkan dapat pasien terhadap diit diabetes mellitus
mempengaruhi pemahaman terhadap dimungkinkan karena keterbatasan
informasi yang diberikan. Diit pada pengetahuan akibat minimnya informasi
umumnya bagi pasien hipertensi adalah dan keterbatasan pendidikan pasien dan
dengan mengurangi makanan salah masih rendahnya motivasi. diabetes
satunya adalah lemak dan kolesterol mellitus di puskesmas Sibela Kota
dimungkinkan juga mempengaruhi asupan Surakarta memerlukan penyegaran
nutrisi pasien diabetes mellitus. kembali tentang pengetahuan diit DM
sehingga dengan pemahaman yang baik
KESIMPULAN DAN SARAN tentang diit maka akan mendorong
Pasien diabetes mellitus di kepatuhannya dalam mengikuti diit yang
Puskesmas Sibela Kota Surakarta diberikan. Selain itu faktor dukungan
sebagian besar telah mampu menjelaskan keluarga dan motivasi dari petugas
tentang pengertian diabetes mellitus kesehatan melalui komunikasi dan
meskipun tidak secara lengkap. Pasien interaksi antara petugas kesehatan seperti
telah mengenal tanda dan gejala diabetes dokter, ahli gizi dan keluarga yang baik
mellitus tipe 2. Adapun sebagai faktor seperti melalui kegiatan rutin prolanis
penyebab antara lain keturunan dan juga menjadi hal yang penting mengingat
disebabkan oleh pola makan yang tidak pasien sebagian besar lansia. Monitoring
benar, faktor stres dan kurangnya aktifitas status gizi dan kebutuhan diit dalam
olahraga. Penatalaksanaan diabetes ukuran yang telah diatur dan direncanakan
mellitus yang dilakukan oleh pasien dalam bentuk program aplikasi yang
meliputi: pengaturan makan, cek gula dimiliki puskesmas Sibela, perlu
darah, minum obat anti diabetik, suntik dilakukan bekerja sama antar petugas
insulin, rajin kontrol ke puskesmas, dan kesehatan, pasien dan keluarga serta
melakukan olahraga secara teratur. sumber daya yang ada di masyarakat
Namun demikian pasien tidak mampu seperti kader posyandu.
menyebutkan jumlah diit yang seharusnya
dalam ukuran jumlah kalori yang DAFTAR RUJUKAN
dimaksudkan dan tidak membuat Al-Qazaz, H.K., Hassali, M.A. , Shafie,
perencanaan diit dengan alasan masih A.A., Syed, Sulaiman, S.A.,
bingung dan memiliki persepsi bahwa Sundram, S.(2011). Perception
yang terpenting adalah mengurangi gula and knowledge of patients with
dan nasi. Sementara komplikasi diabetes type 2 diabetes in Malaysia about
mellitus telah diketahui secara baik oleh their disease and medication: a
pasien. qualitative study. Res Social Adm
Terkait dengan kepatuhan terhadap Pharm,7(2):180-91. doi:
diit yang meliputi: jumlah kalori, jenis 10.1016/j.sapharm.2010.04.005.
Insiyah, Tingkat Pengetahuan Dan Kepatuhan 21

diakses dari http:// www.iosrjournals.org


http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm www.iosrjournals.org 29.
ed/21272545. PERKENI. (2006). Konsensus
Awad N, Langi YA, Pandelaki K.(2013). Pengelolaan Dan Pencegahan
Gambaran Faktor Resiko Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Diabetes Melitus Tipe II di Indonesia. Jakarta : Penerbit
Poliklinik Endokrin Bagian/SMF PERKENI
FK-Unsrat RSU Prof. Dr. R.D. Utomo OM, Azam M, Anggraini
Kandou Manado Periode Mei DN.(2012). Pengaruh Senam
2011-Oktober 2011. Jurnal e- Terhadap Kadar Gula Darah
Biomedik (eBM). 2013;1(1):45-9. Penderita Diabetes. Unnes Journal
Jansiraninatarajan. (2013). Diabetic of Public Health ,1(1):36-40.
compliance: A qualitative study Witasari U, Rahmawaty S, Zulaekah
from the patient’s perspective in S.(2009). Hubungan Tingkat
developing countries. IOSR Pengetahuan, Asupan Karbohidrat
Journal of Nursing and Health dan Serat dengan Pengendalian
Science (IOSR-JNHS) e-ISSN: Kadar Glukosa Darah pada
2320–1959.p- ISSN: 2320–1940 Penderita Diabetes Melitus Tipe 2.
Volume 1, Issue 4 (May – Jun. Jurnal Penelitian Sains &
2013), PP 29-38. Diakses dari Teknologi,10(2):130-8.

You might also like