You are on page 1of 63

Adrenergik dan

Adrenolitik

Azalia-Sul0411

1
2
ADRENERGIK

 Obat yang efeknya = perangsangan sistem


adrenergik

1. Tempat kerja : tahap transmisi adrenergik


2. Golongan :
* katekolamin
* non-katekolamin

3
Physiological catecholamine
mediators
CH3
H2 H2 H2
H 2N C H2 N C N C
H
Catechol CH2 HC OH HC OH
H
C
HC CH HC CH HC CH HC CH

CH CH CH CH
HO HO HO HO

OH OH OH OH

Norepinephrine Epinephrine
Dopamine
(Noradrenaline) (Adrenaline)

4
Serotonin is structurally and
functionally similar to the
catecholamines
NH2

C C COOH
H2 H
Tryptophan
N
H

NH2
HO
C C COOH
5-Hydroxytryptophan H2 H

N
H

NH2
HO
5-Hydroxytryptamine C
H2
CH2

= serotonin
N 5
H
Synthesis of Catecholamines
L-aromatic amino acid
Tyrosine hydroxylase
decarboxylase

COOH COOH
H2
H 2N CH Biopterin-H4 H2N CH H 2N C

CH2 Biopterin-H2 CH2 CH2


CO2
HC CH HC CH HC CH

HC CH
H2O HC CH
O2
OH HO

OH OH OH

Tyrosine Dihydroxyphenylalanine Dopamine


(L-DOPA)
6
Tempat kerja, jenis reseptor &
respon

7
8
 Kekuatan antar adrenergik dalam
merangsang reseptor
– 1 : EPI  NE >> ISO
– 2 : EPI  NE >> ISO
– 1 : ISO > EPI = NE
– 2 : ISO > EPI >> NE
– 3 : ISO = NE > EPI
9
Adrenergic receptors can be distinguished
by their responses to agonists and antagonists

Response to:
Epinephrine Norpinephrine Isoproterenol

-adrenergic receptors +++ +++ (+)


1-adrenergic receptors +++ +++ +++
2-adrenergic receptors +++ (+) +++

Dopamine receptors (+) (+) (+)


10
EPINEFRIN (1)
FARMAKODINAMIK
 sentral : Perangsangan otak (< tidak lewat SDO)
 mata : midriasis,  tekanan intraokuler
 jantung : - inotropik + - dromotropik +
- kronotropik + -  automatisitas
 pem. darah : 1 vasokonstriksi di viseral
termasuk:
ginjal, kulit, dan mukosa hidung.
1 vasodilatasi t.u. otot rangka.
 sistem pernapasan
1 - Kongesti nasal <, udem larings
2 - Bronkodilatasi
2 - Alergi: < penglepasan autokoid dari mast cell
11
EPINEFRIN (2)
 Metabolik
Glukosa  : - sekresi insulin 
- 2 – penghamb. ++, 2 - perangs. +

Uptake glukosa di perifer  :


- glikogenolisis 
- glukose  glikogen 
- asam lemak bebas 
- aktivasi lipase, trigliserid

bahan bakar 

efek kalorigenik
12
EPINEFRIN

FARMAKOKINETIK
Absorbsi oral (-)
Inhalasi, topikal
Subkutan lambat (reseptor 1)
Intramuskular cepat (reseptor 2
dimetabolisme oleh MAO & COMT

13
NOREPINEFRIN

1, 2, 1
 Resistensi perifer 

 Tekanan darah  > E

 Refleks bradikardia + !!!

 Efek metabolik < E

 Jantung = E

!!! Bronkodilatasi (-) : tidak berguna untuk asma


Aliran darah renal : <<
Syok - yang perlu vasokonstriktor
Anafilaktik syok : tidak berguna
14
ISOPROTERENOL

 Aktivitas : 1, 2
 Farmakodinami : - jantung = E
- bronkus – relaksasi otot polos
(pemb. darah) (aliran darah >>)
- sal. cerna : penghambatan
renal Resistensi
mesenterik perifer 
Venous return   CJ 
Sistolik , diastolik 
Aliran darah renal : normal 
syok  aliran meningkat
Metabolik : < E
peningkatan glukose < asam lemak =
Efek sentral : dosis terapi (-)
15
DOPAMIN (1)
Efek langsung : tergantung besarnya dosis
 Reseptor 1 : vasokonstriksi ~ E, NE
 R. dopaminergik : vasodilatasi pemb. darah :
splanknikus dosis rendah (< 5 mcg/kg/men)
Renal : GFR 
RBF 
ekskresi Na 
Dosis 1 mcg/kg/men : diuresis  pada acute
oliguric renal failure
5-10 mcg/kg/menit : reseptor  + Dopamin
inotropik (+)
> 10 mcg/kg/menit : 1 - vasokonstriksi
16
DOPAMIN (2)

 >> pelepasan NE

 Takikardia < E, I; TD 

 Konstriktor

 Aliran darah ginjal >> dosis rendah

 Indikasi : syok yang tidak membutuhkan


vasokonstriktor dalam kombinasi dengan : Na.
nitroprusid, Nitrogliserin, dobutamin
17
DOBUTAMIN :

 Efek langsung 1, inotropik (+), konduksi AV 

 Efek kronotropik < 5-10% dari dopamin (<


takikardia)

 Automatisitas < I, E

 Dosis besar  selektivitas <

18
NON KATEKOLAMIN
 Kerja :
1. Langsung : salbutamol,
fenilefrin

2. Tidak langsung : tiramin


(murni)

3. Gabungan 1 & 2 :
Sinaps adrenergik efedrin, fenilpropanola-
min, amfetamin 1 > 2 ?
19
FARMAKOKINETIK

 tidak dirusak COMT


 efektif oral
 dosis >> (potensi <)
 efek sentral
Sebagian :
P - hidroksilasi
N - de-etilasi sebagian utuh
deaminasi
Amfetamin - pka 9.9 (suatu basa)
pH 8  2-3% diekskresi pengasaman dengan
NH4Cl  eksreksi  20
EFEDRIN (alkaloid)

 Kerja : langsung & tidak langsung


 Efek : epinefrin
- lebih lambat timbul
- lebih lama
- efek sentral > Bukan katekolamin
- efektif oral
 Indikasi : -  tekanan darah
- asma bronkial
- dekongestan

E.S. : - insomnia
- palpitasi
-  tekanan darah >>
21
FENIL PROPANOLAMIN

Sama dengan Pseudoefedrin


 < efek sentral

 < efek 2  tidak berguna untuk asma

 < takiaritmia

 Dekongestan 125-25 mg

 50-75 mg  penghambat nafsu makan

E.S. : ~ pseudoefedrin . Efek sentral< efedrin


TD , insomnia, gelisah, palpitasi, aritmia
 kejadian stroke pada perempuan yang minum
dosis 100-150 mg/hari untuk obat kurus
22
AMFETAMIN

SSP > Pada dosis yang = efek jantung


d. isomer > L. isomer 3 - 4 x
 Efek : - Mood
10-30 mg - Konsentrasi
- Inisiatif
- Kerja fisik
Semua efek  toleransi  dosis >>

Adiksi : 1700 mg/hari Keracunan kronik
Metilfenidat : perangsang ssp ringan
efek ~ amfetamin 23
KERACUNAN AMFETAMIN 2-500mg
Akut
 Sentral : gelisah, tegang
pusing
Disusul depresi
tremor
bicara
Psikis : euforia, bingung
agresif, libido 
ansietas, delirium
keadaan panik
halusinasi, paranoid

Bunuh diri
Bunuh orang 24
KERACUNAN AMFETAMIN 2-500mg

 Perifer : sakit kepala, kedinginan


flushing, palpitasi, aritmia,
nyeri anginal, hipertensi/hipotensi
 kolaps KVS

Kronik : psikis >> menyerupai skizofrenia


 berat badan, kelemahan umum

Pemulihan : cepat, dibanding adiksi morfin


25
TIRAMIN
HO
CH2 CH2 NH2

 Biasa didapat lewat makanan dgn proses


peragian: keju, buah2an terlalu matang,
sosis
 Dibentuk : tirosin dekarboksilase
(kuman)
26
 Tidak mencapai sirkulasi, dipecah
MAO

 Bersama MAOI
tiramin cukup banyak masuk ke
saraf  NE dilepas >>
 adrenergik (-  hidroksilase)

27
Peranan tiramin dalam efek
antihipertensi MAO
-

28
MAOI dan  tekanan darah
Tiramin dalam makanan tidak dipecah Sebagian

lolos MAO, uptake oleh saraf  oktopamin 

false transmitor (! -hidroksilase)

NE diganti oktopamin

aktivitas  kurang

vasokonstriksi kurang

Tekanan darah  29
2 AGONIS - SELEKTIF
 2 agonis - selektif
* Albuterol (salbutamol)
* Terbutalin
* Metaproterenol (orgiprenalin)
* Isoetarin (suatu Katekolamin)
* Ritodrin - relaksan uterus
 Selektivitas : hanya pada dosis rendah
30
 Inhalasi : - E.S. sistemik <<
- oral
- parenteral
 Efek samping :
* Tremor - toleransi
* Gelisah
* Serba salah (apprehension)
* Ansietas
* Takikardia, aritmia
31
INDIKASI ADRENERGIK (1)
 Di SSP:
–  nafsu makan, amfetamin, deksfenfuramin
– Narkolepsi : dekstroamfetamin

 Di pemb. darah : aktivitas 1


– Vasokonstriktor :
-  tekanan darah pada syok, norepinefrin , epinefrin,
dopamin
- perdarahan kapiler : epinefrin
- nasal dekongestan : fenilpropanolamin, efedrin,
pseudoefedrin, fenilefrin
- anestesi lokal : prokain 32
INDIKASI ADRENERGIK (2)
 Relaksasi otot :
– Bronkus
– Asma bronkial : - efedrin : oral
- salbutamol
Tablet & spray
- terbutalin
- epinefrin : suntikan
- isoproterenol

– Uterus : - salbutamol menunda persalinan


- terbutalin
33
INDIKASI ADRENERGIK (3)

 Lain-lain
– Syok anafilaksis efek  dan : epinefrin
– Jantung : - henti jantung: intrakardial
- takikardia atrial
parosismal:
metoksamin & fenilefrin
– Glaukoma : epinefrin, topikal

34
EFEK NONTERAPI

 KVS : - palpitasi (curah sekuncup )


- TD  - Perdarahan otak !
Aritmia : fibrilasi ventrikel
(! Halogenated hidrokarbon)
- Vasokonstriksi + hebat di paru

udem paru

- di ginjal  diuresis 

anuria
35
EFEK NONTERAPI

 SSP :
- Tremor
- Gelisah …………... insomnia
- Ansietas dosis >>
- Pusing
- Tegang

36
KONTRAINDIKASI

 Angina pektoris
 Gagal jantung
 Hipertensi
 Hipertiroidisme
 CVA (cerebrovascular accident)

37
38
39
40
Adrenolitik

 I. Penghambat reseptor α

 II. penghambat reseptor β

 III. Penghambat saraf adrenergik

41
42
43
α bloker
= Penghambat adrenoseptor α
A. nonselektif:
- fenoksibenzamin
* Mek Kerja: penghambat ireversibel
* F’kinetik: onset lambat, lama kerja
panjang
* Efek: vasodilatasi (bloker α1)
blok α2 di prasinaps dan otak
* Ind: kontrol TD pada feokromositoma
* ES :Hip Postural, takikardia, aritmia
- 44
α bloker

fentolamin
Mek Kerja: penghambat kompetitif
* F’kinetik: onset cepat, lama kerja
pendek
* Efek: vasodilatasi (bloker α1)
blok α2<
* Ind: kontrol TD pada feokromositoma
* ES : nasal congestion, takikardia,
aritmia 45
α bloker

 PRAZOSIN
*Mek Kerja: penghambat selektif α1
* F’kinetik: onset cepat, lama kerja pendek
*Efek: vasodilatasi (bloker α1), refleks
takikardia<
* Ind: kontrol TD
* ES : hipotensi ortostatik dgn dosis pertama

46
α bloker

 Doksazosin
Mek Kerja: penghambat selektif α1
* F’kinetik: onset cepat, lama kerja pendek
*Efek: vasodilatasi (bloker α1),efek lebih
besar pada posisi berdiri
* Ind: kontrol TD dan hipertrofi prostat
* ES : hipotensi ortostatik dgn dosis pertama

47
α bloker

 Tamsulosin
- lebih selektif menghambat otot polos
prostat, reseptor α1A
- masa kerja panjang

 Alfuzosin
- indikasi serupa tamsulosin, masa kerja
lebih pendek
48
Β bloker

= penghambat adrenoseptor β

Yang nonselektif:
propanolol,nadolol,timolol,
sotalol,pindolol, karvedilol

Selektif thd β1:


atenolol, asebutolol, bisoprolol
49
Β bloker

 Perbedaan farmakokinetik

- propanolol: bioavailabilitas rendah


karena metabolisme
lintas awal

- sotalol: tidak dimetabolisme

50
Β bloker

 INDIKASI:
1. hipertensi: semua β-bloker
Mekanisme: pnrn curah jantung,
adaptasi pemb darah thd pnrn
curah jantung
2. aritmia: SVT , VA, takikardia
Sotalol memperlihatkan efek antiaritmia
tambahan yaitu memblok kanal Kalium
51
Β bloker

3.Penyakit jantung iskemik


angina pektoris: mengurangi
kebutuhan oksigen jantung bdsk <<
curah jantung: propranolol, metoprolol
4.Infark miokard: propranolol, timolol,
metoprolol, menurunkan kematian dan
mencegah infark berulang
52
 5. Glaukoma
propranolol menurunkan tekanan
intraokular bdsk penurunan siklik
AMP.
timolol terpilih karena tidak
memperlihatkan efek anestetik lokal.
Efektivitas sama dengan pilokarpin
dan epinefrin dan ditoleransi lebih
baik oleh kebanyakan pasien
53
Yg digunakan:
betaksalol, karteolol, levobunolol dan metipranolol.

6. Gagal jantung.
- dahulu beta-bloker dikontraindikasikan
pada gagal jantung.
- uji klinik menunjukkan bahwa obat2 ini
berpengaruh baik terhadap remodelling
miokardium dan kematian mendadak
- meskipun beta-bloker dapat memperburuk payah
jantung akut  penggunaan jangka panjang
memperpanjang umur pasien 54
55
5. Payah jantung

56
57
58
Penghambat saraf adrenergik
Obat : resepin, guanetidin, metildopa
dan clonidin
RESEPIN
Masih digunakan sebagai obat
antihipertensi ringan,
Dosis: 0,1-0,25 mg, kali sehari,
toleransi baik
> 0,25 mg ES: perangsangan gastro-
intestinal, kongesti nasal, depresi
mental
59
Guanetidin tidak lagi digunakan sebagai
obat hipertensi karena hipotensi
ortostatik mengganggu

Metildopa merupakan obat hipertensi


pada kehamilan. ES: reaksi Coomb+

60
 Klonidin, suatu derivat 2- imidazolin
kerja : α2 agonis = metildopa
menurunkan curah jantung dan
frekuensi jantung > metildopa
ES: sedasi dan mulut kering
! Reaksi putus obat bila obat
dihentikan mendadak menyebabkan
krisis hipertensi

61
62
63

You might also like