You are on page 1of 58

CASE REPORT SESSION

PREEKLAMSIA BERAT + GEMELLI

Oleh
Diga Ana Rusfi, S.KED

PEMBIMBING : dr. HANIF M NOOR, Sp OG

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN OBSGYN


FKIK UNJA/RSUD RADEN MATTAHER
2018
Pendahuluan
• Salah satu penyebab utama morbiditas dan kematian maternal dan
perinatal pada sekitar 2-3% kehamilan
• Insidens preeklampsia di Indonesia berkisar antara 3-10%,
• Penyakit yang disebut sebagai “disease of theories“
• Preeklampsia ialah suatu sindrom yang berhubungan dengan
vasospasme, peningkatan resistensi pembuluh darah perifer, dan
penurunan perfusi organ.
BAB II
LAPORAN KASUS
Laporan Kasus
Identitas Pasien Suami
• Nama : Ny. W • Nama Suami : Tn. S
• Umur : 30 tahun • Umur : 30 tahun
• Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia • Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
• Agama : Islam • Agama : Islam
• Pendidikan : SMP • Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Petani • Pekerjaan : Petani
• Alamat : Sungai Jering RT • Alamat : Sungai jering RT
025 025
Keluhan utama : kaki semakin membengkak
sejak 3 minggu SMRS
3 minggu SMRS SMRS

1 hari SMRS
RS KH daud arip
kuala tungkal
3 minggu SMRS 1 hari SMRS SMRS

• Pasien memeriksa • Pasien masuk rs daud • Kaki bengkak (+)


kehamilan di puskesmas arip • Sakit di kuduk (+)
• Kaki membengkak • Sakit kepala (+)
• Hipertensi • didiagnosa PEB dan
• Disarankan untuk dirujuk segera dirujuk RSUD Raden Mattaher
Jambi
Riwayat Antenatal care
HPHT : 13 Oktober 2017

TP : 22 Juli 2018

Hanya 3 kali memeriksakan kehamilannya pada bidan


• Pertama kali mengetahui hamil
• Usia 4 bulan karena keluhan mual dan muntah berlebihan
• Usia 7 bulan ditemukan hipertensi dan hamil kembar

Pasien mengetahui posisi bayi keduanya


Riwayat Haid dan Riwayat Perkawinan
Riwayat Haid Riwayat Perkawinan
• Menarche umur : 12 tahun • Status perkawinan : Ya
• Haid : teratur • Jumlah : 1 kali
• Lama haid : 7 hari • Lama : 14 tahun
• Siklus : 28 hari • Umur Saat menikah : 16 tahun
• Warna : Merah kehitaman
• Bentuk Haid : Encer
• Bau Haid : Anyir
• Flour Albus :-.
Riwayat kehamilan dan persalinan
Tahun Umur Jenis Anak Ket
No Penolong Penyulit
Partus Kehamilan Persalinan JK BB
1 2009 Aterm Spontan Bidan - Pr 3300 Hidup

2 2013 preterm Spontan Dukun PPI Pr - Meninggal

3 Ini
Riwayat KB dan Kesehatan
• Riwayat penyakit asma, hipertensi, diabetes mellitus
dan penyakit jantung disangkal oleh pasien. Riwayat
hipertensi dalam kehamilan sebelumnya juga disangkal
oleh pasien.
• Riwayat keturunan kembar (+) Saudara laki-laki ,
Hipertensi, DM, Hepatitis, PJK, TB dikeluarga
disangkal
Alat kontrasepsi : Suntik per 3
bulan selama 3 tahun sebelum
kehamilan
Pemeriksaan Fisik
Kepala, Mata, Telinga, Mulut dan gigi,
Lidah, Kulit, Dada, Cor, Pulmo,
Ekstremitas, Genitalia Eksterna = Dalam
Batas Normal
• Keadaan Umum: Sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• BB : 120 kg Abdomen
• TB : 158 cm • Inspeksi : memanjang dan membesar,
• TD : 190/100 mmHg linea (+), striae (+), bekas operasi (-)
• Nadi : 120 x/menit • Palpasi : Nyeri tekan (-),Nyeri lepas (-),
nyeri ketok CVA (-)
• Temperatur : 36,5 ºC
• Perkusi : Tympani (+) pada seluruh
• Pernapasan : 20x/menit
bagian abdomen
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
Pemeriksaan Abdomen
Palpasi
 TFU : 47 cm
 Leopold 1 : Teraba bagian lunak di fundus kesan bokong , keras, balotemen (+)
 Leopold 2 : Janin pertama : Teraba 1 bagian besar memanjang, rata, keras
kesan punggung. Janin Kedua : Teraba janin melintang dengan posisi kepala di
perut kanan atas dan bokong diperut kiri bawah
 Leopold 3 : Teraba bagian keras janin di perut bagian bawah di kanan, kesan :
kepala
 Leopold 4 : belum masuk PAP
 HIS : -
Auskultasi
Inspeksi • Frekuensi DJJ 1:126 x/menit
memanjang dan membesar, linea • Frekuensi DJJ 1:130 x/menit
(+), striae (+), bekas operasi (-)
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin Faal ginjal
• WBC: 6.93 x 10 9 /mm3 • Ureum : 10
• RBC : 4.59 x 10 12 /mm3 • Kreatinin : 0,7
• Hb : 12,3 g/dl
• Ht : 37.3 % Fungsi Hati
• PLT : 166 x 103/mm3 • SGOT : 24
• SGPT :8
Urin Rutin
• Protein : +++ (positif tiga)
Diagnosis

G3P2A0 gravida 31-32 minggu dengan PEB +


Gemelli PENATALAKSANAAN
• Tgl 25-05-2018
• T/
 Observasi KU, TTV, status neurologis, HIS dan DJJ
 O2 2-3 L/menit
 Kateter terpasang
 Inj. MgSO4 4 gram bolus IV
 IVFD RL + MgSo4 40% 6 gr + 1 amp valium
 Inj Dexametason 2x10 mg
 PO. Nifedipin 3x10 mg
 PO. Metildopa 2x250 mg
 Rawat ICU
 Rencana SC
Follow up
Follow up

Pelaksanaan operasi Sectio Caesaria


Emergency dilakukan pada tanggal 28
Mei 2018 pukul 23.30 wib.
• Ahli bedah : dr. Hanif M Noor,Sp.OG.
• Diagnosa pre-op: G3P2A0 gravida
Aterm + PEB + Gemelli
• Diagnosa post-op: P3A0 Post SC atas
indikasi PEB + Gemelli
LAPORAN OPERASI

Tanggal operasi : Selasa, 29 Mei 2018, pukul 00.20WIB 9. Plasenta dilahirkan utuh perabdominal lengkap
1. Pasien dalam stadium narkose dilakukan insisi dinding perut secara 10. Dilakukan pemasangan IUD
pfanenstial 11. Segmen bawah Rahim dan didnding perut ditutup
2. Dinding perut dibuka lapis demi lapis lapis demi lapis
3. Segmen bawah Rahim dibuka dilebarkan secara tumpul 12. Tindakan selesai
4. Selaput ketuban dipecahkan
5. Bayi I kepala diluksir dan diekstraksi
6. Selaput ketuban dipecahkan
7. Bayi II kaki diektraksi
8. Bayi dilahirkan dengan perabdominal
Bayi I JK: Perempuan PB : 47cm A/S : 4/5
BB: 2600 gr Pukul : 00.30 WIB
Bayi II JK: Perempuan PB : 42cm A/S : 3/4
BB: 2200 gr Pukul : 00.40 WIB
- Observasi TTV ibu
- Diet bertahap
- Mobilisasi bertahap, Tidur memakai bantal
- Rawat ICU

Terapi :
INSTRUKSI POST OP : 1. Infus RL+ MgSO4 40% 6 gr 28 gtt/menit
2. Drip Ketorolac 3x1 amp
3. Inj. Cefotaxime 3x1 g
4. Allinamin 2x1 g
5. Supp. Kaltropen 3x 1 supp
6. PO. Nifedipin 3x10 mg
7. PO. Metildopa 3x250 mg
Follow up
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. PRE EKLAMPSI BERAT
Definisi preeklamsia berat adalah peningkatan tekanan darah sekurang-
kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik.

Trombositopenia, Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL

Kondisi Gangguan liver, Edema Paru


pemberat
Gejala neurologis, Gangguan pertumbuhan janin
menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta
EPIDEMIOLOGI
Tiga penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (30%),
hipertensi dalam kehamilan (25%), dan infeksi (12%).
WHO memperkirakan kasus preeklampsia tujuh kali
Negara 6%
Maju lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara
Prevalensi preeklampsiamaju.
di Negara maju adalah 1,3%
- 6%,sedangkan di Negara berkembang adalah 1,8%
Negara 18% - 18%
Berkembang di Indonesia sendiri
adalah 128.273/tahun atau
sekitar 5,3%.
Indonesia 5,3%
Kematian perinatal sekitar 13-30%
Faktor Resiko

 Primigravida
 Kehamilan ganda
 Usia > 35 tahun
 Usia < 20 tahun
 Ras kulit hitam
 Riwayat preeklamsia pada keluarga
 Nullipara
 Preeklamsia pada kehamilan sebelumnya
 Kondisi medis khusus : diabetes gestational, diabetes tipe 1, obesitas,
hipertensi kronis, penyakit ginjal, trombofilia
 Stress
Iskemia
Invasi plasenta
trofoblas dan
Intoleransi
Teori Adaptasi
Aktivasi
pembentukan Imunologi
sel endotel
radikal
Teori abnormal
Defisiensi
Teori Genetik Gizi
Human Kardiovaskuler
bebas
leukocyte
Kehamilan  stres
antigen
normal protein G 
oksidatif
Lapisan ototmengalami
sisa-sisa arteriola
proses spiralis
apoptis danimun
nekrotik
(HLA-G)  modulasi preeklampsia
Ibu yang respon 
anak 
Kecukupan
trofoblas
26% gizi  menghambat
bahan asing 
perempuannya produksi
proses
akan
Kehamilan
Invasi
respon oleh (selnormal
trophoblasts
imun
tromboksan,
inflamasi
mengalami NK)  aktivasi
tidak menolak
menghambat
preeklampsia hasil
Endovascular
trombosit, dan mencegah
sintesis
Preeklampsia
prostaglandin
konsepsi (plasenta) & mempermudah
 peningkatan
vasokonstriksi
pada
pembuluhstres
darah
Teori
sel
Degenerasi
invasi selinvasi
endotel
oksidatif  debris
trofoblastrofoblas
pembuluh
semakin banyak 
disfungsi sel endotel  aktivasi leukosit
darah
Preeklampsia
Arteri refrakter
spiralis
tinggi

berdilatasi
 gejala-gejala
Defisiensi gizi
terhadap
penurunan ekspresi
berperanpreeklampsia
dalam terjadinya
Kegagalan
bahan-bahan
HLA-G 
hipertensi dalamremodeling
PATOFISIOLOGI vasopresor
immue-maladaptation
kehamilan
aretri spiralis
Sample
PreeklampsiaThis 
textis apembuluh
Plasenta
darah iskemia
sample
menjadi text.
sangat peka
Insert your
terhadap desired
bahantext Sample
vasopresor
Radikal bebas here. text
This is a
sample text.
Insert your
desired text
Hipertensi  vasospasme,
Gambaran Klinis Hepar
iskemia dan perdarahan 
Volume Penurunan volume plasma nekrosis sel, peningkatan enzim,
plasma antara 30-40%  hipovolemia subkapsular hematoma  nyeri
Hipertensi Akibat vasospasme menyeluruh epigastrium
Neurologik Nyeri kepala, Hiperrefleksi,
Menurunnya aliran darah  Perdarahan intrakranial
Fungsi
oligouria/anuria
ginjal
Kerusakan sel glomerulus Paru Edema paru
 proteinuria  edema
Perfusi uterio plasenta  IUGR,
Terjadi peningkatan agregasi
Trombosito Janin prematuritas, oligohidramnion,
penia platelet dan koagulasi platelet
solusio plasenta

Kardio Hipertensi  cardiac output


vaskular
Hipovolemia  cardiac preload
Gambaran
Klinis

gejala
Gangguan
Tekanan Edema Paru
neurologis
Trombositopenia
: stroke,
liver nyeri kepala,
: peningkatan
darah sekurang-kurangnya
gangguan
konsentrasi
: trombosit < 100.000
160 mmHg/
transaminase
Gangguan pertumbuhan
Gangguan ginjal
2 kali: normal
kreatinindan
serum
visusjaninatau>1,1
adanya
menjadimg/dL
nyeri
tanda
sistolik ataumikroliter
110 mmHg diastolik
di daerah epigastrik
gangguan / regio uteroplasenta
sirkulasi kanan atas abdomen

Sample
text
This is a
sample text.
Insert your
Sample
desired text
here. text
This is a
sample text.
Insert your
desired text
DIAGNOSIS
PEB  gejala preeklampsia yang ditandai dengan Gejala Pemberat pada
kehamilan > 20 minggu
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Usia kehamilan > 20 minggu


 Riwayat hipertensi dalam
 Darah rutin
kehamilan  Urin lengkap
 Riwayat hipertensi dalam  Proteinuria
keluarga  Status generaslis  Analisa gas darah
 Adanya pandangan kabur, nyeri  Status Obstetri  Faal hepar dan ginjal
kepala hebat, nyeri ulu hati  USG, RO thorax
 Riwayat persalinan dan ANC
MgSo4
Antihipertensi
PEMBERIAN MGSO4
dalah
1. untuk
dose :keselamatan
Magnesium
Loading 4sulfat ibu dan
g MgSO4direkomendasikan
40% dalam 100
cc NaCL :penyakit
sebagaihabis
mencegah dalam
terapi 30 menit (73 tts /
serebrovaskuler
lini pertama dan
menit) atau IV 40% dalam 10cc selama 15
bat anti hipertensi diberikan bila
menit
profilaksis eklampsia/PEB
ekanan darah >
• Maintenancesulfat
2.Magnesium dose : 6 merupakan
gr MgSO4 40% pilihan
60/110 mmHg
dalam 500 cc Ringer Laktat selama 6 jam :
utama
Pemberian pada
anti pasien
hipertensipreeklampsia berat
pilihan pertama
(28 tts/menit)
dalah
dibandingkan diazepam atau fenitoin.
Tatalaksana
• Awasi : volume urine, frekuensi nafas,
ifedipin
3. oral
danPemberian
reflex (10-20
patella mg/PO)
magnesium
Sample
setiap maks 120
jam sulfat tidak
mg/24 jam, hydralazine,
direkomendasikan text
This dan labetalol
is adiberikan
untuk secara
• Pastikan tidak ada tanda-tanda
arenteral
sample
( Short acting)
text.
intoksikasi
utin magnesium
ke seluruh pasien pada setiap
preeklampsia, jika
pemberian MgSO4 Insert your
Sample
idak didapatkan
lternatif desired
anti hipertensi text
gejala pemberatan
yang lain adalah
here. : berikan This
• Bila ada kejang ulangan 2g
textis a
preeklampsia
nitrogliserin, tanpa gejala berat) sample text.
MgSO4 40%, IVmetildopa, labetalol (Long
Insert your
cting)
desired text
PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA

PREEKLAMPSIA

Usia Kehamilan Usia


<37 mgg Kehamilan
≥37 mgg

Perawatan poliklinik
- Kontrol 2 kali perminggu
- Evaluasi gejala pemberatan preeklmapsia (tekanan darah, Terminasi
tanda impending, edemia paru Kehamilan
- Cek laboratorium (trombosit, serum kreatinin, albumin,
(AST/ALT) setiap minggu
- Evaluasi kondisi janin (hitung fetal kick count/hari, kesejahteraan janin (NST dan
USG) 2 kali/minggu, evaluasi pertumbuhan janin setipa 2 minggu)

Perburukan kondisi maternal dan


janin/Preeklampsia Berat Usia Kehamilan ≥ 37
mgg
Protokol Preeklampsia Berat
Komplikasi Kelainan mata
Edema paru
 Solusio plasenta Nekrosis hati
 Hipokalsemia
 Intoksikasi Sindroma HELLP
Magnesium Kelainan ginjal
 Hipofibrinogenemia
 Hemolisis  Prematuritas,
 Perdarahan otak
dismaturitas, sepsis,
cerebral palsy dan IUFG
PROGNOSIS
• Pada Preeklampsia kombinasi proteinuria dan hipertensi selama
kehamilam dapat meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas
maternal dan perinatal.
• Wanita dengan riwayat preeklampsia/eklampsia pada kehamilan <
28 minggu, memiliki risiko tertinggi untuk terjadinya komplikasi.
B. GEMELLI
Pengertian
Kehamilan ganda/ multipel
ialah suatu kehamilan
dengan dua janin atau
lebih.
Frekuensi
Frekuensi menurut hukum Hellin antara kehamilan ganda dan
tunggal :
• Gemelli (2) 1 : 89
• Triplet (3) 1 : 892

• Kuadruplet (4) 1 : 893


• Quintiplet (5) 1 : 894
Insidensi
1 : 50 kehamilan ras Afrika, 1 : 80 2 % pada umur 37 tahun. Paling
kehamilan pada ras Caucasia, 1 : 50 tinggi pada wanita yang berusia
Maternal 37 tahun, dimana terjadi
kehamilan pada ras Asia dan paling sedikit
pada ras Mongoloid stimulasi hormonal yang
etnik maksimal

Konsepsi

2 % setelah kehamilan
keempat
20 % dengan induksi
Paritas
ovulasi

Riwayat Keluarga Insiden untuk kembar menurut Hukum Hellin


Keluarga adalah 1 dalam 80n-1 kehamilan
Jenis kehamilan ganda:
1. Kembar Monozigotik
2. Kembar Dizigotik
1. Kembar Monozigotik
Kembar monozigotik atau identik, berasal dari satu ovum yang dibuahi yang
kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama, masing-masing dengan
potensi untuk berkembang menjadi suatu individu yang terpisah.

A. Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah pembuahan


(kehamilan kembar diamnionik, dichorionik)
terbentuk 2 embrio, 2 amnion serta 2 chorion. Kemungkinan terdapat dua
plasenta yang berbeda atau suatu plasenta tunggal yang menyatu.
Lanjutan..
B. Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 (kehamilan
kembar diamnionik, monochorionik) terbentuk 2 amnion, dan 1
chorion.

C. Apabila terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan (kehamilan kembar


monoamnionik, monochorionik)
amnion telah terbentuk, maka pembelahan akan menimbulkan 2
embrio dengan 1 amnion dan 1 chorion
2. Kembar Dizigot
Dizigotik, atau fraternal,
kembar yang ditimbulkan dari
dua ovum atau lebih yang
telah dibuahi terpisah.
Jenis kelamin dapat sama
ataupun berbeda
Perbedaan kehamilan monozigot dan dizigot
Kehamilan Monozigotik Kehamilan Dizigotik

Jenis kelamin sama Jenis kelamin dapat sama atau berbeda


Rupanya sama (seperti bayangan) Persamaan seperti adik-kakak Golongan darah
Golongan darah sama tidak sama
Cap kaki dan tangan sama Cap tangan dan kaki tidak sama

Sebagian hamil ganda dalam bentuk: Sebagian hamil ganda dalam bentuk:
2 amnion, 2 korion, 2 plasenta 2 amnion, 2 korion, 2 plasenta
2 amnion, 2 korion, 1 plasenta 2 amnion, 2 korion, 1 plasenta
2 amnion, 1 korion, 1 plasenta
Letak dan Presentasi Janin
1 Janin kembar pertama
presentasi vertex : 75%
2 Kedua janin kembar
presentasi vertex : 45%
3 Salah satu janin vertex, dan
yang lainnya bokong 37%
Kedua janin kembar
presentasi bokong : 10%

5 Presentasi kepala dan


letak lintang 5%
6
Presentasi bokong dan
letak lintang 2%
7
Kedua bayi letak lintang : 0,5%
Diagnosis Gemelli
Anamnesa P. Fisik P. Penunjang
• Riwayat Kembar
• Konsepsi dibantu
• Pemakaian Obat KB • Uterus lebih besar • Ultrasonografi
• Perut lebih besar daripada usia
kehamilan • Teraba 2 bagian besar janin
• Gerakan janin lebih kuat dari hamil • Pemeriksaan Radiologi
• Terdapat 2 DJJ yang berbeda
tunggal
• Mual muntah pada kehamilan
ganda lebih sering dari pada janin
tunggal

Jika diagnosa dini dari kehamilan kembar gagal dilakukan, dapat terjadi peningkatan
insiden dari PJT dan persalinan premature, yang keduanya akan meningkatkan
morbiditas dan mortalitas perinatal. Hal ini juga dapat meningkatkan komplikasi. Sebuah
statistic pada literature lama menyatakan bahwa 50 % kembar tidak terdiagnosa sampai
waktu melahirkan
DIAGNOSA PASTI
• Teraba dua kepala
• Teraba dua bokong atau dua punggung
• Perbedaan denyut jantung janin dengan jumlah lebih dari 10
denyut
• Dengan alat bantu ultrasonografi dan foto abnominal akan tanpak
dua janin dalam rahim
Penatalaksanaan Antepartum
1. Diet Pola makan yang baik
Wanita dengan kehamilan kembar untuk mengkonsumsi lebih 300 kalori/hari
dari pada wanita dengan hamil normal

2. Suplemen Besi dan Asam Folat


Pemberian tablet Fe pada saat prenatal sekurangnya 30 mg, anemia defisiensi besi adalah
yang paling sering dijumpai dan dapat meningkatkan resiko persalinan preterm

3. Mengurangi aktivitas dan perbanyak istirahat

Kehamilan kembar dapat membuat perasaan yang sangat tidak nyaman dikarenakan uterus yang
membesar, istirahat akan membantu meningkatkan energi

4. Pemeriksaan klinis tiap 2 minggu


• Periksa keadaan servik setiap berkunjung
• Pengetahuan mengenai kehamilan preterm
• Perhatikan pergerakan bayi

5. USG tiap 4 - 6 minggu

• discordant Ultrasound • Perbandingan berat janin


• Evaluasi kelainan konginental • Mengetahui presentasi fetus
• Deteksi kembar siam • Deteksi twin twin tranfusion
Penatalaksanaan Intrapartum
1. Presentasi Vertex - vertex
Dilahirkan per vaginam dengan melakukan episiotomi mediolateral
untuk mengurangi tekanan pada kepala bayi

2. Presentasi Vertex – Non vertex


• Siapkan SC atau,
• Partus per vaginam diikuti dengan persalinan bokong
• Partus per vaginam diikuti dengan melakukan internal podalic version
• Partus per vaginam diikuti dengan melakukan eksternal version

3. Presentasi non Vertex – vertex, non vertex – non vertex


4. Kehamilan kembar 3 atau lebih
Lakukan SC

5. Kembar Premature
• Vertex-vertex : Partus per vaginam
• Vertex non vertex : Umumnya SC
• Non vertex-vertex atau non vertex-non vertex : SC
• Kembar 3 atau lebih : SC
6. Locking Twins  Kolisi – Kompaksi - Interlocking
Segera lakukan SC.
Cara Persalinan
JANIN I

• Jika presentasi Vertex, Usahakan


dengan persalinan spontan
• Jika presentasi bokong merupakan
indikasi untuk dilakukan SC
• Jika letak lintang, lakukan SC
Janin II

Cara Persalinan • Jika selaput ketuban


utuh, lakukan versi luar
• Jika gagal, lakukan
versi dalam
Lintang • Periksa DJJ
Vertex
• Jika kepala belum masuk pintu • Jika versi dalam dan
atas panggul, masukkan secara luar gagal, lakukan SC
manual • Beri oksitosin 10 IU
• Pecahkan ketuban bila belum
pecah
Presentasi setelah bayi lahir

• Periksa DJJ
• Jika his tidak adekuat, berikan
oksitosin Bokong
• Jika tidak lahir dalam 2 jam,
atau ada gawat janin, lakukan SC Jika taksiran BB janin tidak lebih
besar dari janin pertama dan
serviks mengecil, rencanakan
partus spontan
•Jika his tidak adekuat, beri oksitosin
• Pecahkan ketuban bila belum pecah
• Periksa DJJ
• Jika pervaginam tidak memungkinkan, lakukan SC
JADI…
1. Persalinan pervaginam
Anak pertama persentasi kepala =>> pervaginam
Anak kedua : spontan, versi extrasi , forsep atau vakum
Persiapan pertolongan lebih cepat dan tepat

2. Seksio sesarea
Anak pertama lintang
Distres janin
Plasenta previa
Prolapsus tali pusat
KOMPLIKASI
Ibu Anak
• Anemia • Hidramnion

• Hipertensi • Malpresentasi

• Partus prematurus • Plsenta previa

• Atonia uteri • Solusio plasenta

• Perdarahan pasca persalinan • Ketuban pecah dini

• Prolapsus funikulus

• Pertumbuhan janin terhambat


BAB IV
Analisa Kasus
Permasalahan pada pasien:
• PEB
• Gemelli

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pada Ny.W


didapatkan :
• Peningkatan tekanan darah 190/100 mmHg
• Edema anasarka
• Sakit kepala, tengkuk terasa berat
• Hamil Kembar
• Protein urin (+++)

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium pasien dapat


didiagnosa pre eklampsia berat.
Penatalaksanaan
• Pasien ditatalaksana sesuai protab preeklamsia, dan direncanakan
untuk sectio caesaria.
1.
DAFTAR PUSTAKA
Rozikhan. Faktor-faktor risiko terjadinya preeklampsia Berat di rumah sakit dr. H. Soewondo Kendal (Tesis). Semarang: Universitas
diponegoro; 2007.
2. Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro, Gulardi H. Ilmu kebidanan sarwono prawirohardjo. 4nd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2008.
3. Leveno KJ, Gant NF, Cunningham FG. et al. Obsetri williams. 21rd ed. Jakarta: EGC; 2005.
4. Mochtar R. Sinopsis Obstetri. Edisi ke-dua, Jilid 1, Jakarta, EGC, 1998.
5. Chan PD, dan Johnson SM. Preeclampsia in Gynecology and obstetrics new treatment guidelines. Current Clinical Strategies Publishing;
2008. P 50-2
6. Coutin AS, Grouzar V, Henkens M, dan Marguard T. Pregnancy-induced hypertension and preeclampsia in Obstetric in remote settings.
Edisi ke-satu. Paris: Medecins Sans Frontierest-Medical department; 2007.
7. Guyton dan Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-sembilan. Jakarta: EGC;1999.
8. Bagian obstetric dan ginekologi FK UNPAD. Obstetri patologi. Bandung: Elstar offset; 1984.
9. E-books: Cunningham GF, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Williams Obstetrics. 23rd ed. USA: The McGraw-Hill
Companies. 2010.
10. Rahmayanti R. Faktor-faktor resiko maternal yang berhubungan dengan kejadian preeclampsia berat pada ibu di RSUP dr. M. Jamil Padang
tahun 2010. Padang: Fakultas keperawatan UNAND; 2011
11. Pelayanan obstetric dan neonatal emergensi dasar. Jakarta: JNPK-KR; 2008.
DAFTAR PUSTAKA
• Saifudin AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, dan Waspodo D. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayaysan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006.
• Silbernagl S dan Lang F. Teks dan atlas berwarna patofisiologi. Jakarta: EGC; 2007.
• Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, dan Elysabeth. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-lima. Jak arta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI; 2007.
• Raras AA. Pengaruh preeklamsia berat pada kehamilan terhadap keluaran maternal dan perinatal di RSUP dr. kariadi Semarang Tahun 2010
(Skripsi). Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2011.
• Pangemanan WT. Komplikasi akut pada preeklamsia. Palembang: bagian obstetric dan ginekologi RSMH/FK UNSRI; 2002.
• Winkjosastro, Hanifa, 2006, Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka-SP.
• Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Sinopsis Obstetry jilid I. EGC. Jakarta.
• Saifudin, Abdul Bahri. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. JHPIEGO.Jakarta.
• Glasier A. (2006). Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC
• Hartanto H. (1996). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
• Lubis, Muara. 2011. Kehamilan Kembar. Medan : Bagian Obstetri dan Ginekologi Universitas Sumatera Utara. http:
//repository.usu.ac.id/handle/123456789/29833
• Kementrian Kesehatan RI. Kehamilan Gemelli dan PEB. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan. Edisi. 1. Jakarta: Bakti Husada. 2013
• Rusda Muhammad, Roeshadi Haryono. Twin to Twin Transfusion Syndrome. Departemen Obstetri Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU
RSUP H. Adam Malik Medan. Volume 38. 2005. h.1-6
• Siswashanto R. Malpresentasi dan Malposisi Dalam: Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH, editors. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta:
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010.

You might also like