You are on page 1of 85

Konsep &

KODING
Implementasi

INA-CBG
Pokja Koding NCC Kemenkes RI
CASEMIX/INACBGs

Sistem Casemix adalah :


Pengelompokan diagnosis penyakit yang dikaitkan dengan biaya
perawatan dan dimasukan ke dalam group-group

Ciri – ciri setiap group adalah :


1. Penyakit yang mempunyai Gejala Klinis yang sama
2. Pemakaian sumber daya yang sama (biaya perawatan sama)

Sistem pembayaran pelayanan kesehatan secara paket dimana


tarif ditentukan sebelum pelayanan diberikan
• Dasar Pengelompokan dengan
menggunakan :
 ICD – 10 Untuk Diagnosa (14.500 kode)
 ICD – 9 CM Untuk Prosedur/Tindakan
(8.500 kode)
• Untuk mengkombinasikan kode diagnosa
dan prosedur tidak mungkin dilakukan
secara manual, maka diperlukan yang
namanya “ Grouper “
• Grouper ini menggabungkan sekitar
23.000 kode ke dalam group -group
• Terdiri dari 23 CMG (Casemix Main
Group)
• Terdiri dari 1077 kode INA-CBG yang
terdiri dari 789 kode untuk rawat inap
dan 288 untuk rawat jalan
Kode ina-CBG

E-4-10-iii
CMG Spesifik CBGs

Tipe Kasus (1-9)


Severity Level
LIST OF CASEMIX MAIN GROUPS
CMG
NOS. Case-Mix Main Groups (CMG)
Codes
1 Central nervous system Groups G
2 Eye and Adnexa Groups H
3 Ear, nose, mouth & throat Groups U
4 Respiratory system Groups J
5 Cardiovascular system Groups I
6 Digestive system Groups K
7 Hepatobiliary & pancreatic system Groups B
8 Musculoskeletal system & connective tissue Groups M
9 Skin, subcutaneous tissue & breast Groups L
10 Endocrine system, nutrition & metabolism Groups E
11 Nephro-urinary System Groups N
12 Male reproductive System Groups V
13 Female reproductive system Groups W
14 Deleiveries Groups O
15 Newborns & Neonates Groups P
16 Haemopoeitic & immune system Groups D
LIST OF CASEMIX MAIN GROUPS
CMG
NOS. Case-Mix Main Groups (CMG)
Codes
17 Myeloproliferative system & neoplasms Groups C
18 Infectious & parasitic diseases Groups A
19 Mental Health and Behavioral Groups F
20 Substance abuse & dependence Groups T
21 Injuries, poisonings & toxic effects of drugs Groups S
Factors influencing health status & other contacts with
22 health services Groups Z
23 Ambulatory Groups-Episodic Q
24 Ambulatory Groups-Package QP
25 Sub-Acute Groups SA
26 Special Procedures YY
27 Special Drugs DD
28 Special Investigations I II
29 Special Investigations II IJ
30 Special Prosthesis RR
31 Chronic Groups CD
32 Errors CMGs X
Logic INACBG
PRINCIPLE DIAGNOSIS (PDx)

CASEMIX MAIN GROUPS (CMG) 31 CMG

SURGICAL PROCEDURE
No Yes

MEDICAL SEPARATION SURGICAL SEPARATION


Principle Diagnosis, Type of Surgery
Neoplasm, Specific condition, Mayor, Minor,
Symptomps,other

COMPLICATIONS, CO MORBIDITY

8
INACBG Sevierity level
LANGKAH-LANGKAH GROUPING
INACBGs
DATA PASIEN
Spesifik CBGs 31 CMGs
o22 Acute Care CMGs
1 o2 Ambulatory CMGs

i
o1 Subacute CMGs

35 - CMG
o1 Chronic CMGs
o4 Special CMGs

K- 1 - 2
o1 Error CMGs

1. Prosedure Rawat Inap


2. Prosedur Besar Rawat Jalan
3. Prosedur Signifikan Rawat Jalan
4. Rawat Inap Bukan Prosedur
Severity Level 5. Rawat Jalan Bukan Prosedu

CMG Case Type 6. Rawat Inap Kebidanan


7. Rawat Jalan kebidanan
8. Rawat Inap Neonatal
9. Rawat Jalan Neonatal
3 X. Error
Tipe Kasus (1-10)
TINGKAT KEPARAHAN
Sev. Level 0 = Rawat Jalan
I = Ringan
II = Sedang
III = Berat
4

INACBGs
DEFINISI KODING

Koding adalah memberi kode pada :


 Diagnosis utama
 Diagnosis Sekunder (komplikasi &
ko-morbiditi)
 Prosedur utama
 Prosedur Sekunder

menggunakan ICD-10 (Penyakit) & ICD-9CM


(Prosedur)
KLASIFIKASI
PENYAKIT & TINDAKAN/PROSEDUR
Sistem
Sistem Pelaporan
Pelaporan
(SIRS)
(SIRS)

Sistem
Sistem Pembayaran
Pembayaran
DRGs
DRGs // CBGs
CBGs
Pemanfaat
Koding Registrasi
Registrasi Kanker
Kanker

Di rs. Sertifikat
Sertifikat Medis
Medis
Penyebab
Penyebab Kematian
Kematian

Database
Database RSRS
(Penelitian)
(Penelitian)
Diagnosa Utama (Principal Diagnosis)

Adalah diagnosa akhir/final yang dipilih


dokter pada hari terakhir perawatan
dengan criteria paling banyak
menggunakan sumber daya atau yang
menyebabkan hari rawatan paling lama
(LOS)
Ciri-ciri Diagnosa Utama
• Diagnosis utama selalu ditetapkan pada
akhir perawatan seorang pasien.
(established at the end of the episode of
health care)

• Jika terdapat lebih dari satu diagnosis


maka dipilih satu diagnosis yg paling
banyak menggunakan resouces (SDM,
bahan pakai habis, peralatan medik, tes
pemeriksaan dan lain2).
(Extracted from ICD-10 Second Edition, 2005, 4.
Rules and guidelines for mortality and morbidity
coding)
Ciri-ciri Diagnosa Sekunder

Diagnosis sekunder adalah diagnosis selain dari


diagnosis utama (Komplikasi + Ko-morbiditi)

• Komplikasi adalah diagnosis yang muncul setelah


pasien berada di RS.
Ex: Wound infection, Pneumonia etc.

• Ko-morbiditi adalah diagnosis lain yang sudah ada


sebelum masuk RS.
Ex: Diabetes, Hypertension etc
Prosedur Utama (Principal Procedure)

Prosedur utama adalah prosedur tindakan


yang paling banyak menghabiskan
sumber daya atau yang menyebabkan
hari rawatan paling lama dan biasanya
berhubungan erat dengan diagnosa
utama.
Prosedur Sekunder

Seluruh signifikan prosedur tindakan yang


dijalankan pada pasien rawat inap atau
rawat jalan, membutuhkan peralatan
special atau dikerjakan oleh staf terlatih
dan berpengalaman
Hubungan
Rekam Medis – Koding – INAcbg

Rekam INACBGs
Medis Koding Group
REKAM MEDIS PONDASI UTAMA
KODING
 Tanpa dokumentasi rekam medis
– Koding tidak bisa dilakukan
 Kelengkapan RESUME MEDIS
 Ketelitian & Ketepatan koding
 Komunikasi dokter dan koder
DOKUMENTASI DALAM REKAM
MEDIS
• Harus akurat dan lengkap
• Mencerminkan episode perawatan pasien
• Penulisan Diagnosa & Prosedur tidak boleh
disingkat (Resume Medis & IC)
• Harus jelas dan rinci
• Catatan harus dapat dibaca dan tidak boleh
dihapus
Sumber data Rm untuk koding
 Data demografi pasien
 Resume medis
 Laporan operasi
 Hasil pemeriksaan penunjang (P.A,
Patklin,Radiologi)
 Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi
Sambungan RESUME MEDIS RAWAT INAP
RESUME MEDIS (SUMMARY LIST)RAWAT JALAN
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

• DOKTER
menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan diagnosis
sekunder apabila ada sesuai dengan ICD 10 serta menulis seluruh
prosedur/tindakan yang telah dilaksanakan dan membuat resume
medis pasien secara lengkap dan jelas selama pasien dirawat di
rumah sakit.

• KODER
melakukan kodifikasi dari diagnosis dan prosedur/tindakan yang
diisi oleh dokter yang merawat pasien sesuai dengan ICD 10 untuk
diagnosa dan ICD 9 CM untuk prosedur/tindakan
PERAN PENULISAN
DIAGNOSIS DAN KODE INA-DRG

• Penulisan diagnosis Kode Tarif


tdk lengkap INA-CBG rumah
• Pengkodean salah salah sakit
salah

Dokter dan Koder

Berperan penting dalam


penerapan sistem kode INA-
27
CBG
Kaidah koding INA-CBG

• Mengikuti standar resmi WHO dalam pengkodean


diagnosis (WHOMorbidity Refference Group)
• Mengikuti standar resmi aturan coding ICD-10 dan
ICD-9-CM
• Untuk kasus pasien bayi baru lahir (usia 0-28 hari)
data berat badan lahir dalam gram harus dimasukkan.
• Gunakan kode P (perinatal) untuk diagnosa utama jika
umur pasien kurang dari 28 hari.
• Prosedur utama harus berkaitan dengan Diagnosa
utama
HINDARI SINGKATAN
DIAGNOSIS/PROSEDUR

•BP = Broncho Pneumonia


•BP = Brachial Plexus
•FA = Fibrillation Atrial
•FA = Flour Albus
•HAP = Haemorrhagic Anterpartum
•HAP = Hospital Acquired Pneumonia
•MR = Mitral Regurgitation
•MR = Mental Retardation

29
Masalah Yang Sering Dihadapi
 Diagnosis/tindakan tidak ditulis
 Diagnosis/tindakan tidak spesifik
 Diagnosis/tindakan tidak lengkap
 Tulisan dokter tidak terbaca
 Singkatan tidak standar
 Prosedur tidak dilakukan tapi di koding
 Prosedur dilakukan tapi tidak di koding
 Salah Koding
STANDAR KODING
V01-Y98
ICD10
Jika diagnosis utama
M8000/0-M9989/1
Kode Diagnosis atau diagnosis
ICD9CM sekunder adalah
Utama sesuai Jika diagnosis utama
resume dengan Kode Prosedur cedera/injury harus atau diagnosis
memenuhi aturan Utama yang diikuti dengan sekunder adalah
coding, berhubungan penyebab luar (external Neoplasma harus
kemudian kode dengan Diagnosis cause) yang relevan diikuti dengan kode
diagnosis Utama dilanjutkan dengan diagnosisnya. Morfology untuk
sekunder dengan mengkode menggambarkan Review hasil
Entry data atau pengkodean
import data dari prosedur-prosedur histology dan
lainnya. behavior (sifat, dan Grouping
SIM RS DRGs
prilaku) nya

Diagnosis Prosedur Injury &


Pasien Morphology Cek &
Utama & Utama & External
Demografi Sekunder Sekuder Cause
& Histolgy Group
Golden Coding Rules
Volume 1 dan 3 harus digunakan bersama-sama untuk
menemukan kode yang benar dari setiap kasus

Kategori penyakit khusus memperoleh prioritas di


atas kategori sistem tubuh.
Contoh: Ca. Paru-Paru akan diklasifikasikan dalam
Bab II Neoplasma bukan dalam Bab X Penyakit
Sistem pernafasan
Prosedur berdasarkan (ICD-9CM)
• Semua prosedur
– Termasuk prosedur Operasi dan
pengobatan
– Termasuk prosedur non operasi
seperti CT Scan, MRI, USG

• Prosedur yang dikoding


– Semua prosedur dilakukan didalam
kamar operasi
– Semua prosedur melibatkan staf
ahli dan menggunakan alat canggih.
Contoh Prosedur tidak significant di R.I

• Ordinary plain X Ray


• Word Catheterization
• Cardiopulmonary resuscitation
• Cardiac massage
• Laboratoriun test
• IV Therapy
• Pemeriksaan pemulihan
(physioteraphy)
1. Pencatatan Informasi
Diagnosa
• Dokter hrs memilih kondisi utama utk dicatat
• Diagnosa hrs mempunyai nilai informatif
sesuai kategori ICD yg spesifik :
 Acute appendicitis with perforation
 Diabetic cataract, insulin-dependent
 Meningococcal pericarditis
 Antenatal care for pregnancy-induced hypertension
 Diplopia due to allergic reaction to antihistamine taken as
prescribed
 Osteoarthritis of hip due to an old hip fracture fracture of
neck of femur following a fall at home
 Third-degree burn of palm of hand.
2. Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi
lain (1)
Kondisi utama & Kondisi lain yg relevan harus
dicatat oleh dokter, dan koder memberi kode pd
kondisi tsb.
Bila kondisi pencatatan utama sudah tidak
konsisten atau salah dicatat, harus dikembalikan
utk penjelasan.
Bila gagal mendapatkan klarifikasi peraturan MB1
s/d MB5 akan menolong koder.
2. Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi
lain (2)

• Sistem dual-klasifikasi Dagger (†) & Asterisk (*)


Contoh :
Measles pneumonia = B05.2† J17.1*
Pericarditis tuberculosis = A18.8† I32.0*
NIDDM karatak = E10.3† H28.0*
2. Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi
lain (3)
• Symptoms (gejala), Sign dan temuan abnormal dan
• Symptoms (gejala), Sign dan temuan abnormal dan
situasi yg bukan penyakit :
Hati2 dlm kode diagnosa utama utk BAB XVIII (kode “R”) & XXI (kode
“Z”) utk KASUS RAWAT INAP.
Jika diagnosa yg lbh spesifik (penyakit atau cidera) tidak dibuat pd akhir
rawat inap maka dizinkan memberi kode “R” atau kode “Z”.

• Kode kategori kombinasi


Kategori kombinasi digunakan apabila diagnosa utama dan sekunder yg
berkaitan dapat digambarkan dalam satu kode
Kondisi utama : Renal failure
Kondisi lain : Hypertensive renal disease
Diberi kode hypertensive renal disease with renal failure (I12.0) 38
2. Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi
lain (4)
• Kode kondisi multiple
Bila terdapat kondisi “Multiple” tdk ada kondisi tunggal yg
menonjol, diberi kode “multiple” yg digunakan & kode
sekunder dapat ditambahkan untuk daftar kondisi individu
Kode ini diterapkan terutama pada yg berhubungan dng
penyakit HIV, Cedera & Sequelae

• Kode morbiditas penyebab eksternal


Sifat dasar kondisi & keadaan penyebab eksternal harus
diberi kode.
Biasanya sifat dasar pd BAB XIX (S00-T98) & penyebab
external pd BAB XX (V01-Y98) sbg KODE SEKUNDER
39
2. Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi
lain (5)
• Kode sequelae pada kondisi tertentu
“Sequelae of …”(B90-B94, E64-E68, G09, I69, O97, T90-T98,
Y85-Y89) digunakan untuk kondisi yg sudah tdk ada lagi
saat ini (telah diobati/diperiksa).
kode utamanya adalah sifat dasar sequelae itu sendiri,
kode “sequelae of ..” (old; no longer present) sbg kode
sekunder optional.
contoh :
Kondisi utama : Dysphasia dari old cerebral infarction
Diberi kode Dysphasia (R47.0) sbg kode utama. Kode untuk sequelae cerebral
infarction (I69.3) sbg kode sekunder.

Kondisi utama : Late effect dari poliomyelitis


Kondisi lain :-
Diberi kode Sequelae poliomyelitis (B91) sbg kode utama krn tdk ada informasi
lain. 40
2. Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi
lain (6)
• Kode kondisi Akut & Kronis
Kondisi utama akut & kronis dijumpai kategori yg terpisah,
tetapi bg kombinasi kode kondisi akut digunakan sbg
kondisi utama yg harus dipilih.
contoh :
Kondisi utama : Cholecystitis akut & kronis
kondisi lain : -
Diberi kode acute cholecystitis (K81.0) sbg kode utama dan chronic
cholecystitis (K81.1) digunakan sbg kode sekunder

41
2. Pedoman pemberian kode
Kondisi utama & kondisi
lain (7)
• Kode kondisi & komplikasi post prosedur
Bab XIX (T80-T88) utk komplikasi yg berhubungan dng
pembedahan & tindakan lain.
mis : Infeksi luka, komplikasi mekanis dr implant, shock dll.
contoh :
Kondisi utama : Haemorrhage hebat setelah cabut gigi
Kondisi lain : Nyeri
Spesilaisasi : Gimul
Diberi kode Haemorrhage resulting from a procedure (T81.0) sbg kode utama

42
RULE MB1
• Kondisi minor direkam sebagai “Kondisi utama” (main
condition), kondisi yang lebih bermakna direkam sebagai
“kondisi lain” (other condition)
Kondisi utama adalah kondisi yang relevan bagi perawatan
yang terjadi, dan jenis spesialis yang mengasuh.
 pilih kondisi yang relevan sebagai “Kondisi utama”
Contoh:
K. utama : Dyspepsi
Kondisi lain: Acute appendicitis
Acute abdominal pain
Prosedur: Appendectomy
Spesialis: Bedah digesti
Maka reseleksi: Acute appendicitis sebagai kondisi utama.
43
RULE MB2
• Beberapa Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama
Beberapa kondisi tidak bisa digabung untuk dapat dicode bersama
dan direkam semua sebagai kondisi utama,  dan salah satu kondisi
lain pada rekaman menunjuk sebagai kondisi utama

Contoh:1. K. Ut. Osteoporosis,Candida bronchopneumonia,


Rheumatism
K. lain: -
Bidang spesialisasi: Peny.Paru
Reseleksi K. Ut. Candida bronchopneumonia
2. K.Ut. KPD, letak lintang dan anemia
K.lain: -
Partus spontan
Reseleksi K. ut. Premature rupture of membrane

44
RULE MB3
• Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama
menggambarkan suatu gejala yang timbul akibat suatu
diagnosa atau kondisi yang ditangani
Jika kondisi terkait diberi code yang ditemukan di Bab XVIII
(R.-), dan di rekam medis ada terekam kondisi lain yang lebih
menggambarkan diagnosis pasien dan kepada kondisi ini
terapi diberikan
Contoh: K. ut. Hematemesis
K. lain: Varices esophagus
Cirrhosis hepatis
Bidang spesialis: Penyakit Dalam konsul ke Bedah
Reseleksi kondisi utama: Varices esophagus pada
cirrhosis hepatis (K74.-† I98.2*)
45
RULE MB4

• Spesialisitas
Bila diagnosis yang terekam sebagai kondisi utama adalah istilah
yang umum, dan ada istilah lain yang memberi informasi lebih
tepat tentang lokasi tubuh atau sifat dasar suatu kondisi.
Contoh: K.Ut. CVA
K. lain-lain: Stroke
Hemiplegia
Cerebral haemorrhage
Reseleksi: Kondisi utama: Stroke cerebral hemorhage
K.Ut. DM tanpa terapi insulin
K. lain-lain: Cataract mata bilateral
Spesialisasi: Ophthalmologist
Reseleksi: Kondisi Utama: NIDDM cataract. 46
RULE MB5
• Alternatif diagnoses utama
Suatu tanda/gejala direkam sebagai kondisi utama, dengan
indikasi kondisi terkait adalah suatu kondisi atau kondisi lain,
reseleksi gejala tersebut sebagai “kondisi utama”.
Bila ada 2 atau > dari 2 kondisi direkam sebagai pilihan
diagnostik sebagai kondisi utama, pilih yang pertama disebut.
Contoh:
1. K. ut. Sakit kepala mungkin krn sinusitis atau stres.
Reseleksi: Sakit kepala
2. K.ut. Kolekistitis akut atau gastritis
Reseleksi: kolekistitis akut
3. K. ut. GE akibat infeksi atau keracunan makanan
Reseleksi: Infectious GE.
47
B20-B24 : HIV
Kondisi Utama penyakit HIV disertai beberapa penyakit,
HARUS dipilih subkategori 7. yg tepat dari B20-B22.
Sub kategori B22.7 bila tdp dua (2) kategori atau lebih dari
B20-B22, diikuti kode tambahan utk menentukan daftar kondisi
individual dapat digunakan B20-B24
Contoh :
1. KU : Penyanit AIDS dan Sarcoma Kaposi
K.Lain : -
Diberi kode HIV disease resulting in Kaposi’s sarcoma (B21.0)

2. KU : Toxoplasmosis dan Cryptococcosis pd pasien HIV


K. Lain : -
Diberi kode HIV multiple infection (B20.7), B20.8 dan B20.5
dapat digunakan sbg kode tambahan 48
E10-E14 DIABETES MELLITUS
Subkategori .7 digunakan kode utama bila komplikasi
multiple pada DM. diikuti kode komplikasi yg terdaftar
dapat ditambahkan sbg kode tambahan.
Contoh :
1. K.Utama : Renal failure krn diabetic glumenulonephrosis
Diberi kode E14.2+ dan N08.3*

2. K.Utama : IDDM dng Nephropathy, Gangrene & Cataracts


Diberi kode utama IDDM with multiple complication (E10.7)
dan E10.2+ N08.3* IDDM dng nephropathy, E10.5 NIDDM
with Gangrene, E10.3+ H28.0* IDDM with cataract

49
Tarif 2014 + 6 Tambahan tarif
Special
Procedure Special
Chronic Prosthesis

Special
Sub Drugs
Acute
Special
UNU Investigasi
Acute GROUPER
30 Tipe CMG >> 76 =CBG
Special
Procedure
koefisien Kode
List Item Special CMG Tipe Special CMG
utk top up INA-CBG dasar
Tumor pineal – Endoskopy Special Procedure 0,5 E-1-01-I
Hip Replacement / knee replacement Special Procedure 0,5 M-1-04-I
PCI Special Procedure 1 I-1-40-I
Keratoplasty Special Procedure 1 H-1-30-I
Pancreatectomy Special Procedure 1 B-1-10-I
Repair of septal defect of heart with
Special Procedure 1 I-1-06-I
prosthesis
Renal Transplantation Special Procedure 1 N-1-01-I
Stereotactic Surgery & Radiotheraphy Special Procedure 1 C-4-12-I
Torakotomi Special Procedure 1 J-1-30-I
Lobektomi / bilobektomi Special Procedure 1 J-1-10-I
Air plumbage Special Procedure 1 J-4-20-I
Timektomi Special Procedure 1 D-1-20-I
Vitrectomy Special Procedure 1 H-1-30-I
Phacoemulsification Special Procedure 1 H-2-36-0
Microlaringoscopy Special Procedure 2 J-3-15-0
Cholangiograph Special Procedure 2 B-3-11-0
Special
Prosthesis
koefisien
Kode
List Item Special CMG Tipe Special CMG utk top
INA-CBG dasar
up
Subdural grid electrode Special Prosthesis 0,5 G-1-10-I
Cote graft Special Prosthesis 0,5 I-1-03-I
TMJ Prothesis Special Prosthesis 1 M-1-60-I
Liquid Embolic (for AVM) Special Prosthesis 1 G-1-12-I
Hip Implant/ knee implant Special Prosthesis 1 M-1-04-I
Special
Drugs
Kode
Tipe Special koefisien
List Item Special CMG INA-CBG
CMG utk top up
dasar
Streptokinase Special Drug 0,25 I-4-10-I
Deferiprone Special Drug 0,5 D-4-13-I
Deferoksamin Special Drug 0,5 D-4-13-I
Deferasirox Special Drug 0,5 D-4-13-I
Human Albumin Special Drug 0,5 A-4-10-I
Special
Investigasi
Kode
koefisien
List Item Special CMG Tipe Special CMG INA-CBG
utk top up
dasar
Other CT Scan Special Investigation 1,5 Z-3-19-0
Nuclear Medicine Special Investigation 1,5 Z-3-17-0
MRI Special Investigation 1,5 Z-3-16-0
Diagnostic and Imaging Special Investigation 1,5 H-3-13-0
Procedure of Eye
Sub
Chronic
Acute
• Khusus untuk CMG F dan T
Fase Akut : Hari 1 s/d 42
Fase Sub Akut : Hari 43 s/d 103
Fase Kronik : Hari 104 s/d 180

• Tarif
Fase Akut : Paket INA CBG’s
Fase Sub Akut : UC X 0,375 X RIW X LOS
Fase Kronik : UC X 0,25 X RIW X LOS

RIW = Resource Intensity Weight


Besaran RIW berbanding lurus dng tingkat disabilitas pasien
Pengukuran tingkat Disabilitas dng menggunakan WHO Disability Assessment
Schedule (DAS) 2.0
Specal CMG / Top up Mata
Kode
Kode List Item Special Kode INA- Kode ICD utk koefisie
Tipe Special n utk
No Special CMG CBG Prosedur/Diagnosis CMG top up INA-CBG sbg
CMG tarif dasar
H-1-30-I
1160,1161,1162, Special
14 YY04 III Keratoplasty H-1-30-II 1 H-1-30-I
1163,1164,1169 Procedure
H-1-30-III
H-1-30-I
Special
21 YY13 III Vitrectomy H-1-30-II 1473 1 H-1-30-I
Procedure
H-1-30-III
22 YY14 III Phacoemulsificati H-2-36-0 1341 Special 1 H-2-36-0
on Procedure
Special
27 II01 III Other CT Scan Z-3-19 8741,8801,8838 1,5 Z-3-19-0
Investigation
Special
29 II03 III MRI Z-3-16 8892,8893,8897 1,5 Z-3-16-0
Investigation
Diagnostic and Special
30 II04 III Imaging H-3-13 9512 1,5 H-3-13-0
Investigation
Procedure of Eye
s i
sti ga
nve
a l I
eci
p
ure
c e d
Pro
ia l
ec
Sp
ure
c ed
Pro
i a l
ec
Sp
rug
a l D
ec i
Sp
I/ 2 01 4
O. 3 2 /
. ME N KES N
SE

TOP UP
I/ 2 01 4
O. 3 2 /
. ME N KES N
SE
Kode Thalasemia Salah
Aturan Koding lainnya INACBG
Bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode
diagnosis penyakit (P), hanya perlu kode
bahwa ia lahir hidup di lokasi persalinan,
tunggal atau multiple (Z38.-)

Bayi yg lahir dipengaruhi oleh faktor ibunya


yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan
dapat digunakan kode P00-P04
Tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang
menggunakan kode P03.0 – P03.6
Aturan Koding lainnya INACBG

Pasien yang datang untuk kontrol ulang


dengan diagnosis yang sama seperti
kunjungan sebelumnya dan terapi
(rehab medik, kemoterapi,
radioterapi) di rawat jalan
menggunakan kode “Z” sebagai
diagnosis utama dan kondisi
penyakitnya sebagai diagnosis
sekunder.
Aturan Koding lainnya INACBG

Contoh :
Kondisi utama : Kemoterapi
Kondisi lain : Ca. Mammae
DU: kode kemoterapi (Z51.1) dan DS :Ca. Mammae
(C50.9)

Kondisi utama : Kontrol Hipertensi


Kondisi lain :-
DU : kode kontrol (Z09.8) dan DS : Hipertensi (I10)
Aturan Koding lainnya INACBG

Apabila ada dua kondisi atau kondisi


utama dan sekunder yang berkaitan,
maka dalam ICD 10 harus menggunakan
satu kode.
Contoh :
Kondisi utama : Renal failure
Kondisi lain : Hypertensive renal disease
Diberi kode hypertensive renal disease with renal
failure (I12.0)
Aturan Koding lainnya INACBG
Pengkodean untuk pasien Thalasemia :

a. Pasien selain Thalasemia Mayor tidak


mendapatkan top-up special drug.

b. Pasien Thalasemia Mayor adalah pasien


yang mempunyai diagnosis baik diagnosis
primer maupun sekunder mempunyai kode
ICD10 : D56.1
Aturan Koding lainnya INACBG

Pengkodean untuk pasien Thalasemia :


c. Jika pasien Thalasemia Mayor pada saat kontrol
tidak diberikan obat kelasi besi (Deferipone,
Deferoksamin, dan Deferasirox) maka tetap
diinputkan sebagai rawat jalan dengan
menggunakan kode Z09.8 sebagai diagnosis utama
d. Jika pasien Thalasemia Mayor dirawat inap hanya
untuk tranfusi darah tanpa diberikan obat kelasi
besi maka tetap menggunakan kode D56.1
sebagai diagnosis utama dan tidak mendapatkan
top-up special drug.
Aturan Koding lainnya INACBG
Pengkodean untuk persalinan :
a. Kaidah koding dalam ICD-10 kode O80-O84
digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada
penyulit dalam persalinan, kecuali jika
penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 maka O80-O84
digunakan sebagai diagnosis utama.
Contoh :
1. Diagnosis utama : Kehamilan (dilahirkan)
Diagnosis sekunder : Kegagalan trial of labour
Tindakan : Seksio sesar
Diberi kode pada failed trial of labour, unspecified (O66.4)
sebagai diagnosis utama. Kode untuk caesarean section
delivery, unspecified (O82.9), dapat digunakan sebagai
kode diagnosis sekunder
Aturan Koding lainnya INACBG

Pengkodean untuk persalinan :


Contoh :
2. Diagnosis utama : Ketuban Pecah Dini kurang 24 jam
Diagnosis sekunder : -
Tindakan : Seksio sesar

Diberi kode caesarean section delivery, unspecified (O82.9)


sebagai diagnosis utama dan Premature rupture of
membranes, onset of labour within 24 hours (O42.0), dapat
digunakan sebagai kode diagnosis sekunder.
Aturan Koding lainnya INACBG

Pengkodean untuk persalinan :

b. Pasien seksio sesar dalam satu episode rawat


dilakukan tindakan sterilisasi maka kode tindakan
sterilisasi tidak perlu diinput ke dalam aplikasi
INA-CBG
c. Persalinan normal maupun tidak normal tidak
diperbolehkan menginput high risk pregnancy
(Z35.5, Z35.6, Z35.7, dan Z35.8) ke dalam
aplikasi INA-CBG
Aturan Koding lainnya INACBG
Pengkodean untuk persalinan :
d. Kasus umum disertai dengan kehamilan yang
tidak ditangani oleh dokter obstetri pada akhir
episode perawatan maka diagnosis utamanya
adalah kasus umumnya
Contoh :
Diagnosis utama : Dengue Hemoragic Fever
(DHF)
Diagnosis sekunder : Keadaan hamil
Dokter yg merawat : dokter penyakit dalam
Pasien dalam keadaan hamil, maka diberi kode
A91 sebagai diagnosis utama dan O98.5 sebagai
diagnosis sekunder.
Aturan Koding lainnya INACBG
Pengkodean untuk persalinan :
e. Kasus umum disertai dengan kehamilan yang
ditangani oleh dokter obstetri sampai akhir
episode perawatan maka diagnosis utamanya
adalah kasus kehamilan
Contoh :
Diagnosis utama : Keadaan hamil
Diagnosis sekunder : Dengue Hemoragic Fever
(DHF)
Dokter yang merawat : dokter obstetri
Pasien dalam keadaan hamil, maka diberi kode
O98.5 sebagai diagnosis utama dan A91sebagai
diagnosis sekunder
Aturan Koding lainnya INACBG

Pemasangan infus pump hanya


menggunakan kode 99.18
Code Creep
• Code Creep adalah perubahan dalam pencatatan Rumah
Sakit (rekam medis) yang dilakukan praktisi untuk
meningkatkan penggantian biaya dalam sistem Casemix
(Seinwald dan Dummit, 1989)
• Code Creep sering disebut sebagai upcoding, dan apabila
mengacu pada konteks Tagihan Rumah Sakit (hospital
billing) maka disebut DRG Creep
• Penyebab variasi pengkodean :
- Kurangnya pengetahuan koder
- Pengembangan serta revisi dalam sistem koding
- Kebijakan khusus suatu negara
Contoh Code Creep
• Kode Z dan R tidak dapat dipakai sebagai diagnosa
utama apabila ada diagnosa lain yang lebih spesifik
• Tindakan/Prosedur seharusnya relevan dengan
diagnosa utama
• Beberapa diagnosis seharusnya dikode menjadi satu
(HHD+RHD+CHF = I13.0
• Aturan kode Dagger (†) dan Asterisc (*)
Code Z dan R (Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory
findings) tidak dapat dipakai sebagai diagnosa utama apabila
ada diagnosa lain yang lebih spesifik

Code creep /
Up coding
Coding of combination categories
hypertensive renal disease with renal failure (I12.0)
Code creep /
Up coding
Gandi Agusniadi
Email : gandiagus@yahoo.com

You might also like