You are on page 1of 69

HYPOFISIS

ASKEP
G A NG G U A N
HYPOFISIS
BY: N u r s i s w a t i
Physiolog
y
CUSHING SYNDROM
Adalah:
kumpulan gejala akibat
peningkatan kadar
glukokortikoid dalam
darah
Etiolog
y
The most frequent cause of
Cushing's syndrome is iatrogenic,
as Cushing's syndrome is the
unavoidable consequence of
long-term glucocorticoid
treatment using more than 7.5
mg prednisone per day.
The most frequent cause of
endogenous Cushing's
syndrome is Cushing's disease
(CD), which is an ACTH
dependent hypercortisolism
linked to a pituitary
corticotroph adenoma.
This adenoma is often very
small, its diagnosis may require
bilateral inferior petrosal sinus
sampling and the first line
treatment of CD is
transsphenoidal surgery by an
expert neurosurgeon. The
second line treatments include
drugs that can act either on
the pituitary adenoma or on
adrenal steroidogenesis,
pituitary radiotherapy or
bilateral adrenalectomy.
Assessment

Pemeriksaan fisik (sign &


symptoms) Urinary free cortisol
(UFC) test (220 – 330nmol/24h)
Plasma cortisol test
Low doses dexamethasone test
Cortisol circadian rhythm assessment
MRI
Assessmen
t
Assessment
Assessmen
Common signs and symptoms of Cushing syndrome
t
Weight gain and fatty tissue deposits, particularly around the
midsection and upper back, in the face (moon face), and between
the shoulders (buffalo hump)
Pink or purple stretch marks (striae) on the skin of the abdomen,
thighs, breasts and arms
Thinning, fragile skin that bruises easily
Slow healing of cuts, insect bites and infections
Acne
INTERVENTION
Patients using medication monotherapy
showed a lower percentage of cortisol
normalization compared to use of multiple
medical agents (49.4 vs. 65.7%); this was
even higher for patients with concurrent or
previous radiotherapy (83.6%).
Transsphenoidal pituitary adenomectomy is a well-
established and effective treatment for Cushing’s disease.
INTERVENTION
Drugs used in medical practice vary per
country and underlying cause of
Cushing’s syndrome and include
ketoconazole, metyrapone, mitotane,
cabergoline, pasireotide, and
mifepristone.
When experiencing side effects or no treatment effect,
an alternate medical therapy or combination therapy
can be considered
NURSING INTERVENTION
SLEEP MANAGEMENT
FATIGUE MANAGEMENT
QoL: C ushingQoL (12 questions with a 5- options
Likert scale answers; PHYSIC AL AND
PSICHOSOCIAL ASPECTS) and Tuebingen Cushing's
disease quality of life inventory (25 questions and
includes 6 different domains: Depression, Sexual
Activity, Environment, Eating Behavior, Bodily
Restrictions and Cognition)
REFERENSI

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6244780/

https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0755498214
000967?via%3Dihub
ASKEP PASIEN DM
• By : NURSIS
THEN
now
THEN

Progresivitas penurunan fungsi sel & Kebutuhan Terapi

Diagnosis
Now
Penyebab Resistensi Insulin

www.mcpce.com/programs/ashp_web/index.html
Resistensi Insulin ?
KOMPLIKASI DIABETES
KOMPLIKASI DIABETES
• 1. AKUT : HIPOGLIKEMIA & KETOASIDOSIS
• 2. KRONIK : MAKROANGIOPATI DAN
MIKROANGIOPATI; RETINOPATI, NEFROPATI,
NEUROPATI, ULKUS, DISFUNGSI EREKSI,
GASTROPARESIS DM.
RETINOPATI DIABETIK
• Retinopati diabetik diakibatkan oleh rusaknya
pembuluh darah yang mengaliri retina.Bentuk
kerusakan bisa bocor dan keluar cairan / darah
yang membuat retina bengkak atau timbul
endapan lemak/eksudat.
NEFROPATI DIABETIK
• Sekitar 20-40 % pasien diabetes akan mengalami
nefropati diabetik. Didapatkannya albuminuria
persisten pada kisaran 30-299 mg/24 jam
(albuminuria mikro) merupakan tanda dini dari
nefropati diabetik. Pasien diabetes yang disertai
dengan albuminuria mikro dan berubah menjadi
albuminuria makro (≥300 mg/24 jam), pada akhirnya
sering berlanjut menjadi gagal ginjal kronis stadium
akhir.
DISFUNGSI EREKSI
• Pria dengan DM dua kali lebih besar mengalami
disfungsi ereksi dibandingkan pria tanpa
• Prevalensi disfungsi ereksi pada pasien diabetes tipe
2, lebih dari 10 tahun cukup tinggi dan merupakan
akibat adanya neuropati otonom, angiopati dan
problem seks.
NEUROPATI DIABETIK
• Neuropati diabetes merupakan adanya tanda dan
atau gejala disfungsi saraf perifer setelah penyebab
lain disingkirkan. Neuropati tidak dapat didiagnosa
tanpa pemeriksaan klinik dan tidak adanya gejala
tidak berarti tidak adanya neuropati.

• Neuropati perifer diabetes (NPD) tidak dapat


didiagnosa hanya dengan satu gejala, tanda, atau
pemeriksaan tunggal; minimal terdapat dua
abnormalitas (seperti abnormal tanda dan gejala)
adalah direkomendasikan
Komplikasi diabetes yang berperan dalam meningkatkan risiko masalah
kaki dan infeksi antara lain (Smeltzer, et al, 2008) :

– NEUROPATI
• Neuropati sensorik menyebabkan hilangnya sensasi nyeri dan tekanan,
sedangkan neuropati autonom menyebabkan peningkatan kekeringan dan
fisura pada kulit (akibat penurunan produksi keringat). Neuropati motorik
menyebabkan atrofi muskular, yang menyebabkan perubahan bentuk kaki.
– PENYAKIT VASKULAR PERIFER
• Rendahnya sirkulasi darah (termasuk nutrisi, oksigen dan antibiotika) pada
ekstremitas bawah menyebabkan proses penyembuhan luka menjadi
terganggu dan dapat berkembang menjadi gangren.
– IMUNOKOMPROMAIS
• Hiperglikemia menganggu kemampuan leukosit untuk merusak bakteri.
PENGKAJIAN
• keluhan klasik DM: sering berkemih terutama
dirasakan pada malam hari, sering merasa haus,
sering merasa lapar, penurunan berat badan yang
tidak jelas sebabnya.
• Keluhan lain adalah badan lemas, kesemutan, gatal,
penglihatan kabur, gangguan ereksi pada pria,
keputihan, gatal di daerah kewanitaan pada wanita,
infeksi atau luka yang lama sembuh.
Pengkajian con’t
• Riw. DM pd kelg, Riw pola makan dan olga, riw
merokok.
• Riw Melahirkn bayi > 4 Kg pd wanita
• Riw psikososial spiritual : stress, masalah kelg,
mslh psikis cemas, takut, depresi, kehilangan
harapan, dll
• Pengkajian kaki (PEDIS)
» Lht form pengkajian
• Pada pemeriksaan diagnostik, akan diperiksa kadar
gula darah. Kriteria DM (Perkeni, Persatuan
endokrinologi indonesia ) adalah sebagai berikut :
• Kadar gula darah sewaktu = 200 mg/dl
• Kadar gula darah puasa = 126 mg/dl atau
• Kadar gula darah puasa = 110 mg/dl atau
• Kadar gula darah 2 jam sesudah tes toleransi glukosa
oral ( TTGO ) = 200 mg/dl
Pem. Diagnostik lain:
• HbA1c
• Rontgen pedis
• EKG
• Test monofilament (Semmens Weinstein 10gr)
• Test Vibrasi garputala : 128 Hz
• ABI manual dg dopler vaskuler/Elektrik
• Dopler kaki/Duplex scan kaki
• Profil Lipid
• USG Carotis
DIAGNOSA KEP.
• a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak.
• b. Potensial komplikasi diabetic ketoasidosis atau
hyperglycemic hyperosmolar nonketosis berhubungan dengan
inadekuat insulin dan peningkatan gula darah, sekunder
peningkatan intake kalori, stress fisik dan emosional, atau
diabetes tak terdiagnosa.
• c. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan system
imun, sirkulasi yang tidak adekuat, dan pathogen lingkungan.
• e. Inefektif penatalaksanaan regimen terapeutik, diet, exercise
dan kontrol gula darah.
Tujuan Penatalaksanan Keperawatan Pada Pasien Diabetes (1)

Jangka pendek
Menyakinkan individu dan keluarga mereka serta
menghilangkan ketakutan melalui pemahaman
yang baik tentang diabetes
• Membina hubungan saling percaya antara
pasien dan tim diabetes
• Secara bertahap mencapai gula darah yang
terkontrol baik
Tujuan Penatalaksanan Keperawatan Pada Pasien Diabetes (2)

• Mengajarkan ”survival skill” yang diperlukan


penyandang diabetes agar aman saat mereka
berada di rumah
Tujuan Penatalaksanan Keperawatan Pada Pasien Diabetes (4)

Jangka Panjang
Diterimanya diabetes sebagai bagian dari
kehidupan mereka dan diakuinya manajemen
diabetes yang berhasil sebagai bagian dari
kehidupan mereka
• Mampu mempertahankan kadar glukosa
darah, tekanan darah, HbA1C, lipids dan IMT
pada rentang yang diharapkan
Jangka Panjang
• Memodifikasi faktor-faktor risiko untuk mencegah
atau menghambat terjadinya komplikasi jangka
panjang dari diabetes dan kebutuhan akan
perawatan di rumah sakit
• Menepati perjanjian untuk edukasi/kunjungan
medik secara teratur
• Mendapatkan dukungan dan edukasi lanjutan dari
tim diabetes untuk mencapai ”self management”
• Mempertahankan kesejahteraan psikologis dan
kualitas hidup
Penatalaksanaan DM Tipe 2

Tatanan pelayanan
sekunder dan tertier
melalui ralan dan ranap

Pasien Diabetes

Tatanan pelayanan
primer/komunitas

Dunning, 2003
Penatalaksanaan DM Tipe 2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa DM tipe 2 dapat dicegah atau


dihambat pada orang-orang yang berisiko tinggi melalui penurunan
berat badan dan peningkatan partisipasi mereka dalam olahraga
(Diabetes Prevention Program Research Group, 2002).
www.dgdiabetes.scot.nhs.uk/.../type2.shtml
Cara menghitung kebutuhan kalori :
• Kalori basal
Laki-laki : BB idaman (kg) x 30 kalori/kg = …………kalori x
Wanita : BB idaman (kg) 25 kalori/kg= ………..kalori
• Koreksi/penyes
uaian x kalori basal = - ………kalori
Umur > 40 tahun :- 5% x kalori = +……..kalori
Aktivitas ringan : + 10% basal
berat : + 30%
sedang : + 20%
BB gemuk : - 20% x kalori basal =-/+…….kalori
Lebih : - 10%
kurang : + 20%
Stres metabolik : (10-30%) x kalori basal = +..……kalori
Hamil trimester I dan II = + 300 kalori
Hamil trimester III/laktasi = + 500 kalori

Total kebutuhan kalori = …….kalori

Sumber : PERKENI
Klasifikasi IMT
• IMT (indeks massa tubuh) = BB (kg)
TB (m)2

• BB kurang : < 18,5 BB :≥


23,0
lebih
dengan
• BB normal : 18,5-22,9 risiko : 23,0-24,9
Obes I : 25,0-29,9
≥ 30
STATUS GIZI : Obes II:
BB kurang : < 90% BB idaman
BB normal : 90-110% BB idaman
BB lebih : 110-120% BB idaman
Gemuk : > 120% BB idaman
Resistensi Insulin ?
Peran Insulin ?
Resistensi Insulin ?

www.betacell.org/content/articles/print.php?aid=1
Penatalaksanaan DM tipe 2

Edukasi
Latihan fisik/OR

Monitoring

Perencanaan makanan Terapi farmakologi : Insulin


dan/atau OHO
PENATALAKSANAA
N
• 1). Perencanaan Makan/ THERAPI GIZI KLINIK
• 2) PENKES/EDUKASI
• 3)aktivitas jasmani/olga
• 4) monitoring
• 5) INSULIN/OHO
PERENCANAAN MAKAN
• Sesuai kebutuhan kalori per hari (rumus Broca)
• Makanan enteral pengganti diperbolehkan
• Penggunaan gula murni hanya pd saat hipoglikemia
• Standar diet yang dianjurkan adalah makan makanan
dengan komposisi yang seimbang antara karbohidrat,
protein dan lemak sesuai dengan kecukupan gizi baik.
• Penekanan tujuan terapi diet pada pasien DM
khususnya tipe 2 adalah pengendalian glukosa, lemak
dan hipertensi.
OLAHRAGA

• Prinsip latihan jasmani pada pasien diabetes pada umumnya sama dengan
latihan jasmani biasa, seperti frekuensi, intensitas, time (durasi) dan jenis
latihan. Waspadji (2007) menyarankan latihan jasmani 3-4 kali seminggu selama
kurang lebih 30 menit, sifatnya continuous, rhytmical, interval, progressive,
endurance training (CRIPE). Sedapat mungkin mencapai zona sasaran 75-85%
denyut nadi maksimal
(220-umur), disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyerta. Misalnya,
olah raga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30 menit, olah raga sedang
adalah berjalan cepat selama 20 menit dan olah raga berat misalnya jogging.
Karakteristik Treatment

1. Penyusutan insulin/Insulin waning Peningkatan dosis insulin intermediate atau long acting pada sore
Peningkatan glukosa darah dari waktu tidur malam sampai pagi hari (predinner atau pada waktu tidur), atau memberikan dosis
hari insulin sebelum makan sore ketika seseorang yang tidak siap
dalam aturan terapi

2. Dawn Phenomenon Merubah waktu injeksi insulin


Kadar gula yang relatif normal sampai kerja-intermediate dari makan malam sampai
kira-kira pukul 3 pagi hari, ketika kadarnya waktu tidur
mulai meningkat

3. Effect Somogyi Menurunkan dosis insulin kerja intermediate


Kadar gula yang normal atau meningkat pada sore hari (sebelum makan malam atau
pada waktu tidur malam, kemudian menurun waktu tidur), atau meningkatkan snack pada
pada pagi hari pukul 2 sampai 3 pagi sampai waktu tidur
kadar hipoglikemia, dan selanjutnya
meningkat akibat dari produksi
hormon-hormon counterregulasi.
EDUKASI/PENKES
• VERY IMPORTANT!
• Identifikasi penanganan yang sangat penting.
• Tawarkan informasi pada sumber-sumber komunitas yang spesifik
untuk kesehatan pasien (misalnya kelompok
pendukung/PERSADIA)
• Bantu pasien untuk mengidentifikasi hambatan situasi yang
mengganggu ketaatan pada program terapeutik
• Berikan informasi tentang penyakit, komplikasi, dan
perawatan&penaganan yang dianjurkan.
• Bantuan midentfikasi diri: melatih pasien bagimana bergerak dari
penguatan yang kontinyu untuk penguatan intermiten
OBAT-OBATAN
• OHO (Obat hipoglikemik Oral)
– 1). Pemicu sekresi insulin
• a) Sulfonilurea
• Yang termasuk obat golongan ini adalah: Khlorpropamid, Glibenklamid,
Glikasid, Glikuidon, Glipisid, dan Glimepirid.
• b) Glinid
• Glinid merupakan obat generasi baru yang cara kerjanya sama dengan
sulfonilurea dengan meningkatkan sekresi insulin fase pertama. Yang
termasuk obat golongan ini adalah: Repaglinid, Nateglinid.
– 2). Penambah sensitivitas terhadap insulin
• a) Biguanid
• b) Thiazolindion / glitazon
– 3). Penghambat alfa glukosidase / Acarbose
• INSULIN
• Insulin yang diberikan lebih dini dan lebih agresif
menunjukkan hasil klinis yang lebih baik terutama berkaitan
dengan masalah glukotoksisitas.
• Jenis insulin :
• Rapid acting,Short acting, Intermediate, Long acting, &
PreMixed.
• Insulin diperlukan pd kead : penurunan BB yg cepat,
Hiperglikemia yg disertai ketosis, ketoasidosis, stres berat, ggn
fungsi ginjal atau hati, kehamilan dg DM, Kontraindikasi &
atau alergi OHO[
ASKEP PASIEN DG
GGN HORMON
PARATHYROID

Nursiswati, M.Kep., Sp. KMB


HYPERPARATHIROID
Deskripsi
• 2-4 x lbh sering pd wanita
• Pasien usia 60-70 thn
• Incresed calcium in the blood
PENGKAJIAN

• Apatis, fatigue, kelemahn muskuler,


nausea, vomit, konstipasi, HT,
dysritmia jantung
• Formasi batu (renal calculi) pd kedua
ginjal
• Skeletal pain, # patologi
• Peptic ulcer, pancreatitis
TEST DIAGNOSTIK
• Ultrasound
• MRI
• THALIUM SCAN
• Fine needle biopsy
• Hyperkalsemia: >10,5 mg/100 ml
Intervensi
• Terapi cairan
• Mobilitas….use rocking chair
• Diet u/ meningkatk nafsu makan
Hypoparathiroid
• Berkaitan dg:
– operasi thyroidectomy,
– parathiroidectomy,
– dissection neck radical

• Elevated bood fosfate


– hyperfosfatemia
– Decreased blood
calcium/hypokalsemia:<9 mg/100 ml
PENGKAJIAN
• TROUSSEAU’S SIGN
– Positif bila carpopedal spasm/spasme
carpal dipacu o/ peningktn blood flow
ke lengan dl 3 mnt menggunakan blood
pressure cuff
• CHVOSTEK’S SIGN
– Positif bila terdpt kontraksi otot wajah
unilateral
• Tetani
• Kdg serangan seperti epilepsi
• Ggn emosi: mdh tsinggung, emosi
tdk stabil, ggn ingatan
INTERVENSI
• PR/ garam kalsium dan vit D u/
meningk absorbsi kalsium dl usus.
• Dl btk kalsium glukonat atau laktat
atau kalsium klorida
• Diet high calcium dan rendah fosfat,
hindari bayam.
• PENTING: Pwt mengajarkan
kepatuhan pd diet dan pengobatan
THANKS

You might also like