WELCOME TO ALL PARTICIPANTS

BASIC PRODUCTION TRAINING

BASED ON API – 14 C

Hotel Grand Flora – Kemang

JAKARTA, 10 – 13 MARCH , 2008
BASIC PRODUCTION TRAINING
BASED ON – API 14 C
 INTRODUCTION

 Name :

 Position :

 Experiences :

 Expectation :
 OIL CARRY OVER
TO FLARE

POTENTIAL HAZARDS ?
WHAT CAUSED THIS PROBLEMS ?
 SCHEDULE

START : 08.00
BREAK : 09.30 – 09.45
LUNCH : 12.00 – 13.00
BREAK : 14.30 – 14.45
FINISH : 17.00
INTRODUCTION TO
BP OFFSHORE NORTH WEST JAVA
 NORTH WEST JAVA
FACILITIES
PRODUCTION : 25,000 BOPD

GAS : 250 MMCFD

PLATFORM : 170 P/F

PROCESS / SERVICE : 40 FACILITIES

WELLS : 670 WELLS

SUBSEA : 160O KM LENGTH

 BP AS THE OPERATOR
OF NORTH WEST JAVA

BP INDONESIA : 46.00 %

CNOOC : 36.72 %

INPEC : 17.25 %

ITOCHO : 2.58 %
FOLLOWING THE FINAL APPROVAL FROM THE GOVERNMENT OF
INDONESIA AND PARTNERS IN MARCH 2005, TANGGUH LNG
PROJECT HAS BEEN MOVING FORWARD TO MEET ITS MARKET
DELIVERY IN 2008. BY THE END OF OCTOBER 2007, THE US$5
BILLION PROJECT HAD REACHED 82.7 % COMPLETION.

PROJECT LOCATION AND DIMENSIONS

THE PROJECT WILL INVOLVE THE TAPPING OF TANGGUH FIELDS
VORWATA, WIRIAGAR DEEP, ROABIBA, OFAWERI, WOS AND
UBADARI TO EXTRACT COMBINED PROVEN RESERVES OF
AROUND 14.4 TRILLION CUBIC FEET OF CLEAN GAS.

TWO NORMALLY UNMANNED OFFSHORE PRODUCTION

PLATFORMS LOCATED IN BINTUNI BAY,

WILL COLLECT GAS FROM THE RESERVOIR, THEN SEND IT

THROUGH SUB-SEA PIPELINES TO AN LNG PROCESSING FACILITY
ON THE SOUTH SHORE. FROM HERE,

LNG WILL BE EXPORTED FROM A TANKER TERMINAL TO MARKETS

IN THE ASIA PACIFIC REGION AND NORTH AMERICA.
The LNG processing plant will initially consist of two ‘trains’ (the units that purify
and liquefy gas), producing at least 7.6 million metric tons of LNG a year.

Both trains are scheduled to start commercial operations in 2008-2009. Other

facilities at the site will include storage tanks, an LNG tanker loading terminal as
well as maintenance facilities, offices and a personnel accommodation complex.

LNG sales and future expansion

The Tangguh LNG plant has already secured long term LNG sales to four
customers. It will deliver LNG to

the Fujian LNG project in China, K-Power Co., Ltd in Korea, POSCO in Korea
and Sempra Energy LNG Marketing Corp. in Mexico.

Over time, plant capacity may be expanded to support new sales commitment.
The Tangguh site will be capable of supporting up to eight LNG processing trains
without the necessity of acquiring additional land.
SUSTAINABLE DEVELOPMENT

THE TANGGUH LNG PROJECT PROVIDES AN INNOVATIVE APPROACH TO

SUSTAINABLE DEVELOPMENT, CULTURAL PRESERVATION AND
BIODIVERSITY CONSERVATION. FROM THE OUTSET, THIS HUGE
UNDERTAKING HAS BEEN DESIGNED AND IMPLEMENTED WITH A
NUMBER OF KEY PRINCIPLES IN MIND: COMMUNITY, PARTNERSHIP,
CONSULTATION AND CORPORATE RESPONSIBILITY.

ENVIRONMENTAL & SOCIAL PROGRAMMES

PARTNERING WITH THE PAPUAN COMMUNITY FOR THE FUTURE

LOKASI DRILLING

GAMBARAN
LAPISAN BUMI
 DITJEN.
MIGAS

TENDER
CONTRACT AREA

POTENTIAL POTENTIAL POTENTIAL POTENTIAL

CONTRACTOR CONTRACTOR CONTRACTOR CONTRACTOR

WINNER
CONTRACTOR

BP
MIGAS
WORK PROGRAM &
BUDGET

• SEISMIC • DRILLING
• EXPLORATION • COMPLETION
• SUCCESS / NOT SUCCESS • PRODUCTION
 TYPE OF
DEVEOMENT SALES
RESERVOIR SPECIFICATION
& CRUDE

?
 GAS

TYPE OF
DEVEOMENT SALES
RESERVOIR SPECIFICATION
& CRUDE

OIL

LOCATION
FACILITIES & EQUIPMENT
TYPE OF
UTILITIES SALES
RESERVOIR SPECIFICATION
PROCESS
& CRUDE
SAFETY
MANPOWER
 PRODUCTION EQUIPMENT
DOWNHOLE EQUIPMENT SURFACE EQUIPMENT
• SSSV • WELL HEAD
• GLM • X – MAS TREE
• SSD • SSV
• LOCKING MANDRIL • CHOKE ASSEMBLY
• PACKER • SWAB / CROWN VALVE

SAFETY DEVICES SAFETY DEVICES

• P - PILOT • PSV
• FUSIBLE PLUG • HI / LO LEVEL SHUT DOWN
• ESD • HI / LO PRESSURE S.D.
• SDV • INLET SDV
• VIBRATION MONITOR • OULET SDV
GAS SPECIFICATION
Nitrogen
C1 Methane
 2%
 88 - 90 % PROCESSING PLANT
C2 – C7  2% To Gas Plant
CO2  6-8% ( Gas Dehydration )

PGN
Gas
4B High Pressure Flare
Compression
CILAMAYA GL
1 4A
2 3 Low Pressure Flare
PRODUCTION SEPT. 5B
TS KO – Drum

KO – Drum
11 1. Well
5A 2. Manifold
Manifold 3.
4.
Test Separator
1st. Stage Separator
5. 2nd. Stage Separator
ATMOSPHERIC 6. Waste Water
7. Storage Tanks
8. Pump
9. Orifice Plate
8 10. Recording Chart
11. AO Smith - Meter

6 Gas
9
Water
DEWATERING
Oil
BS & W
0.05 %
7 11 10

Water out
 THE EARTH

MANTLE CRUST

CORE

BUMI TERDIRI DARI TIGA LAPISAN UTAMA YAITU: LAPISAN MANTLE MEMILIKI LAPISAN TEBAL SEKITAR 80 %
BUMILAPISAN MANTLE ADALAH BAGIAN DALAM YANG
1. THE CORE, SANGAT KERASMEMILIKI KETEBALAN 2,880 KM DAN PANAS
2. THE MANTLE AND SEKITAR 1980O C
3. THE CRUST
LAPISAN CRUST ADALAH LAPISAN TERLUAR BUMI ATAU
LAPISAN CORE ADALAH PUSAT DARI BUMI DAN MEMILIKI DISEBUT KULIT BUMI. MEMILIKI KETEBALAN ANTARA
DIAMETERSEKITAR 6,940 KM. 32 – 64 KM THE OUTSIDE LAYER OR SKIN OF THE EARTH.
TEMPERATURE SEKITAR 4,425 0 CELCIUS
 BUMI
BUMI TERBENTUK SEKITAR 5 BILLIUN TAHUN
YANG LALU DARI HASIL PENGENTALAN /
PEMADATAN ABU COSMIC

TERDIRI DARI
CRUST
MANTLE
CORE

A CROSS SECTION OF THE EARTH

CORE
CRUST MANTLE

12,756 km
6,000,000,000,000,000,000,000 Tons
( Six thousand, million, million, million tons )
 INTRODUCTION TO OIL & GAS
PENGETAHUAN DASAR GEOLOGI DAN EKSPLORASI

CRUST :

LAPISAN PALING LUAR BUMI DAN TERDAPAT 3

JENIS BATUAN YANG MERUPAKAN KUMPULAN
BERMACAM MACAM MINERAL YANG TELAH A CROSS SECTION OF THE EARTH
MENGALAMI PEMADATAN
CORE
KETIGA JENIS BATUAN ITU ADALAH :
CRUST MANTLE
1. IGNEOUS ROCK
2. METAMORPHIC ROCK
3. SEDIMENTARY ROCK

DARI SEKIAN BANYAK VARIASI BATUAN SEDIMEN

ADA 2 ( DUA ) MACAM BATUAN YANG PENTING
YAITU DARIMANA MINYAK MENTAH ATAU CRUDE
OIL DIHASILKAN: 12,765 km

1. CLASTIC
- SAND STONE
- SHALE
6,000,000,000,000,000,000,000 Tons
( Six thousand, million, million, million tons )
2. CARBONATE
- LIMESTONE
- DOLOMITE
The Sea

Sea Bed

Mud & plant

matter
SEA WATER
SAND

CLAY SILT

SEDIMENT CLAY SILT

COMPACTION PRESSURE

IMPERMEABLE SHALE

POROUS SAND STONE

SHALE

LIME STONE

SHALE

ASAL TERJADINYA MINYAK MENTAH

Minyak mentah berasal dari kumpulan fosil2 atau bahan2 organik yang membusuk dan
terkubur didalam bumi beberapa juta tahun yang lalu menjadi sedimen.
Dari sedimen ini bahan organik yang kaya dengan Carbon dan Hydrogen. Karena
mendapat trekanan dan panas yang tinggi dan proses kimia maka berubah menjadi Minyak
Mentah
 RESERVOIR
BAHASAN UTAMA: Minyak dan Gas alam terbentuk dari pembusukan jasad hewan
1. RESERVOIR GEOLOGI dan tumbuhan prasejarah.( Fosil )
2. KEGIATAN EKSPLORASI
Selama ratusan juta tahun fosil tertimbun bercampur
3. HYDROCARBON
dengan pasit, lumpur dan batuan dan menderita tekanan
RESERVOIR GEOLOGY yang besar serta temperatur yang sangat tinggi. Akhirnya
Pada “ CRUST “ lapisan atas bumi / Fosil itu akan mencair menjadi MINYAK, sedangkan pasir &
permukaan Bumi mendapatkan peristiwa lumpur menjadi batuan yang sangat keras.
alam
Batuan yang mengandung MINYAK ini disebut SOURCE
semesta antaranya Angn, Tekanan, Erosi
ROCK.
bahkan Gempa Bumi
Oleh karenanya dibawah permukaan Bumi Hydrocarbon ( minyak & gas alam) terkurung didalam
terbentuklah yang disebut “ RESERVOIR pori2 source rock seperti cairan dalam sponse.
HYDROCARBON “ Hydrocarbon karena mendapatkan tekanan dan memiliki
Formasi geology terbentuk dari tiga jenis panas, serta cair , bertendensi untuk bergerak mencari
batuan: tekanan yang lebih rendah, melalui pori – pori batuan.
a. Igneous rock : terdiri dari pembekuan Biasanya hydrocarbon terperangkap didalam batuan yang
batuan cair dari inti bumi
tidak memiliki pori2 dan terperangkap disebut TRAP.
b. Sedimentary Rock : terbentuk karean
pengendapan dan kompaksi Batuan ini disebut RESERVOIR ROCK yang dalamnya

c. Metamorphic Rock : batuan yang mengandung Hydrocarbon.

terbentuk karena pengaruh panas dan Ada 4 jenis reservoir rock
tekanan
1. Sandstone, 2. Limestone, 3. Dolomite dan 4. Shale
SEKILAS TENTANG BATUAN
• Porosity
• Sandstone
Batuan pasir yang memiliki 30 % ruang berpori yang
berisi fluida
Batuan berwarna putih, abu abu,coklat, merah
2. Limestone
Batuan karbonat yang terbagi menjadi organik
limestone dan inorganik limestone ( bio chemical )
terbentuk dari kumpulan fosil2
Unsur utama adalah Calcium Carbonat ( CaCo3 )
KARAKTERISTIK BATUAN
Adalah kemampuan batuan menyerap dan
menyimpan fluida dalam pori2nya.
Faktor yang mempengaruhi porosity adalah ukuran
butiran, tekstur, serta jenis dan sifat sementasi’
Nilai porosity tidak memiliki satuan dan
diekspresikan dalam persentase ( % )
Umumnya porosity reservoir sekitar 20 %, artinya
dari seluruh volume reservoir sebesar 20 % berisi
fluida

3. Dolomite
Batuan yang unsur utamanya adalah Magnesium
Carbonate ( MgCo3 )
Dolomite akan pecah bila mendapatkan tekanan
2. Permeability
dan terjadilah FAULT atau patahan dan membentuk
jebakan minyak yang baru Adalah kemampuan batuan untuk dilaui fluida
melalui media yang berpori pori dan saling
4. Shale berhubungan. Permeability diukur dengan satuan
Terdiri dari partikel halus, dan menjadi Darcy atau Milidarcy
consolidation clay.Lumpur dengan struktur yang
memanjang berbentuk lempengan, dan umumnya
tidak berpori serta bagus sebagai CAP ROCK.
 FLUIDA RESERVOIR
Fluida Hydrocarbon yang terdapat didalam reservoir pada umumnya terjadi pada
Daerah yang Stabil atau bukan daerah yang banyak Gempanya , hal ini bisa
dibuktikan hanya daerah stabil saja yang banyak mengandung Minyak, dan hal ini
bisa dilihat dipeta MIGAS di Indonesia

Hydrocarbon memiliki komposisi fluida tidak sama yaitu :

1. Gas Alam
2. Minyak Mentah ( Crude Oil )
3. Air Formasi
Mereka seolah tidak mau bersatu dan secara alamiah sesuai density masing masing
fluida dan pengaruh gravitasi bumi, dengan posisi yang paling ringan diatas dan
yang lebih berat berada dibawah

GAS

CRUDE

AIR
 2.

CRUDE OIL / MINYAK MENTAH

KOMPOSISI CRUDE OIL TERGANTUNG DARI PADA USIA, UNSUR TERBENTUKNYA ( FOSIL ) DAN
LOKASI PENGENDAPANNYA.
CRUDE OIL DIBAGI MENJADI DUA FAMILY BESAR YAITU “ SWEET CRUDE “ DAN “ SOUR CRUDE “

SOUR CRUDE
Banyak mengandung belerang ( sulfur ) dan bersifat korossif

SWEET CRUDE
Sangat sedikit mengandung belerang

KATEGORI CRUDE OIL

1. Paraffin Based

2. Nap thane Based

3. Mixed Based
 KATEGORI CRUDE - OIL
PARAFFIN BASED
Mengandung lebih besar unsur Lilin ( paraffin ) , sedikit unsur Aspal, biasa dikenal dengan
Light Crude

NAPTHANIC BASED
Mengandung lebih banyak unsur aspal dan hanya sedikit unsur paraffing, kita kenal dengan
Heavy Crude
Termasuk kategori “ Sour Crude “

MIXED BASED
Mengandung campuran antara aspal dan paraffin, tergantung campuran / komposisinya
 3.
AIR

BERADA PADA POSISI PALING BAWAH DIANTARA DUA FLUIDA LAINNYA, KARENA MEMILIKI BERAT
JENIS YANG PALING TINGGI.

AIR YANG TERKUMPUL DIBAGIAN PALING BAWAH DARI RESERVOIR DISEBUT

RESERVOIR WATER ATAU EDGE WATER.

ADA DUA MACAM AIR YANG TERBENTUK

YAITU AIR TAWAR & AIR ASIN
 KARAKTERISTIK
FLUIDA RESERVOIR

1. SATURASI ( S )
2. WET ABILITY
3. DENSITY
4. VISCOSITY
5. BUBBLE POINT
 KARAKTERISTIK
FLUIDA RESERVOIR

1. SATURASI ( S )

SATURASI ADALAH FRAKSI DARI VOLUME PORI BATUAN YANG DITEMPATI OLEH FLUIDA TERTENTU.
NILAI SATURASI KETIGA FLUIDA YAITU AIR, CRUDE DAN GAS ADALAH 1 ATAU BILA DIRUMUSKAN SEBAGAI
BERIKUT:

S- Water + S – Oil + S- Gas = 1

Sw + So + Sg = 1

BILA DIKETAHUI NILA SW = O.1

BERARTI  10 % DARI VOLUME PORI PORI BERISI AIR

NILAI PORI DIDAPAT DARI HASIL PENGUJIAN LOGING & SAMPLE CORE
 KARAKTERISTIK
FLUIDA RESERVOIR

2. WET ABILITY

WET ABILITY MENUNJUKKAN KECENDERUNGAN BATUAN UNTUK DIBASAHI OLEH FLUIDA FASE TERTENTU.
BATUAN DISEBUT WATER WET BILA PORI2NYA PADA BATUAN ITU DIBASAHI OLEH AIR

CLEAN SANDSTONE DAN KWARSA

BIASANYA BERSIFAT WATER WET

&
BATUAN CARBONATE
KEBANYAKAN BERSIFAT OIL WET

BATUAN YANG MENGANDUNG WATER WET SANGAT MENGUNTUNGKAN

KARENA HYDROCARBON DAPAT DIPRODUKSI SECARA MAKSIMAL HAL INI DISEBABKAN OLEH SIFAT AIR YANG
MEMILIKI MOBILITAS YANG LEBIH TINGI DARIPADA MINYAK
Wet ability sangat penting dan sangat mempengaruhi pemilihan EOR yang akan diterapkan kemudian hari
pada reservoir
 KARAKTERISTIK
FLUIDA RESERVOIR

3. DENSITY

DENSITY ADALAH UKURAN KERAPATAN MASSA YANG TERKANDUNG DALAM SEBUAH WADAH DENGAN
VOLUME TERTENTU

SATUANNYA ADALAH
Kg / m3

NILAI DENSITY YANG UMUMNYA DIPAKAI ADALAH DENSITY RELATIF ATAU DENSITY YANG DIPERBANDINGKAN
DENGAN DENSITY YANG TELAH DIKETAHUI YAITU
DENSITY AIR =1

DENSITY MAKIN BEASR TENDENSI MENUJU KEBAWAH DIBANDING DENGAN YANG LEBIH RINGAN.
DENSITY AIR RAKSA ( HG ) = 13.5
DENSITY MINYAK ANTARA 0.8 – 0. 85
SEMUA ITU RELATIF DENSITY DIBANDINGKAN DENGAN DENSITY AIR = 1
 KARAKTERISTIK
FLUIDA RESERVOIR

4. VISCOSITY

VISCOSITY ADALAH UKURAN KEMAMPUAN LIQUID UNTUK MENGALIR

LIQUID YANG MEMILIKI VISCOSITY TINGGI SULIT MENGALIR DIBANDING DENGAN
YANG MEMILIKI VISCOSITY RENDAH
INI DISEBABKAN KARENA GESEKAN INTERNAL ( INTERNAL FRICTION )ANTARA MOLEKUL2 NYA

VISCOSITY INI SANGAT DIPENGARUHI OLEH TEMPERATURE

BILA TEMPERATURE NAIK PADA FLUIDA YANG SAMA MAKA AKAN LEBIH MUDAH MENGALIR
DARIPADA SAAT TEMPERATUR DINGIN

SATUAN VISCOSITY ADALAH

POISE
DIMANA AIR PADA TEMPERATURE 68O MEMILIKI VISCOSITY = 1 POISE
 KARAKTERISTIK
FLUIDA RESERVOIR

5. BUBBLE POINT
BUBBLE POINT ATAU TEKANAN SATURASI
ADALAH TITIK AWAL PADSA SAAT GAS TERLEPAS DARI IKATANNYA ( SOLUTION )

BILA TEKANAN RESERVOIR = BUBLE POINT MAKA DISEBUT

“ SATURATED “
JIKA TEKANAN RESERVOIR LEBIH TINGGI ATAU MELEBIHI BUBLE POINT DISEBUT
“ UNDER SATURATED “
JIKA TEKANAN RESERVOIR LEBIH RENDAH DARI BUBLE POINT MAKA TERBENTUKLAH

“ GAS CAP “
 EKSPLORASI
Pertama kali sumur minyak ditemukan oleh Kolonel Drake
di TEXAS secara kebetulan tahun 1851pada kedalaman 65
meter
Baru pada tahun 1885 I.C. White mengeluarkan pendapat
bahwa Minyak terkumpul dibawah lapisan karang yang
berbentuk ANTICLINE

SEISMIC SURVEY

Suatu survey yang dilakukan relative singkat akan

mendapatkan gambaran geology yang luas untuk
menentukan beberapa lokasi yang PROSPEK kemungkinan
menyimpan kandungan Hydrocarbon yang besar.
 SEISMIC SURVEY UNTUK MENENTUKAN
LOKASI KANDUNGAN MINYAK DI DALAM BUMI

GRAVITY SURVEY
SEISMIC SURVEY

MACAM – MACAM SURVEY

Pemotretan dari Udara
Pemotretan di permukaan tanah
Dan di Lautan dengan Metode Geophisika
 TYPICAL WELL LOGGING
DENGAN ELECTRIC LOGGING
Recording Apparatus
Pulley
Logging Truck

Multi conductor cable

Earth Electrode

Electrodes
 DARI HASIL SURVEY PADA AKTIVITAS EXPLORASI AKAN
DITENTUKAN DAERAH YANG PROSPEK ATAU MEMUNGKINKAN
ADA CADANGAN MINYAK ( HYDROCARBON ) CUKUP
EKONOMIS UNTUK DIPRODUKSI

UNTUK TAHAP SELANJUTNYA DIADAKAN

“ EKPLORASI DRILLING “ ATAU SERING DISEBUT “ WILD CAT
“

SETELAH MENGAMBIL DATA CORE  YAITU DATA POROSITY

& PERMEABILITY DAN SAMPLE HYDROCARBON , WELL
LOGGING DAN DIEVALUASI MAKA AKAN DIPEROLEH DATA
TENTANG BESARNYA CADANGAN HYDROCARBON PADA
FORMASI TERSEBUT
PROSES BERKUMPULNYA CRUDE OIL
STRUCTURAL TRAP
DARI GAMBAR DIBAWAH TERLIHAT TEMPAT BERKUMPULNYA
CRUDE / HYDROCARBON

FOULDING FAULTING

AN ANTICLINE DOME

Gambar diatas lazim disebut RESERVOIR ROCK.

Batuan ini memiliki Daya serap / porosity dan daya tembus / permeability.
Batuan ini berlubang – lubang / celah yang saling berhubungan satu sama
lain sering disebut pore
 RESERVOIR ROCK
FLUIDA YANG TERKURUNG DIDALAM RESERVOIR
ROCK KARENA MEMILIKI TEKANAN YANG TINGGI,
MAKA MAMPU MENGALIR MELALUI CELAH CELAH
( PORE ) MENUJU WELL BORE ( PRODUCING WELL )
PERMEABILITY
ADALAH KEMAMPUAN FLUIDA MENGALIR DALAM
SUATU RESERVOIR DAN DIHITUNG DALAM
SATUAN DARCY ATAU MILIDARCY.

TRAP
TRAP ATAU PERANGKAP ADALAH SUSUNAN DARI LAPISAN BATUAN YANG TERBENTUK DARI LIPATAN ATAU PATAHAN KERAK
BUMI DAN DISINILAH FLUIDA ( MINYAK & GAS ) TERPERANGKAP.
ADA DUA TIPE DASAR TRAP:
1. STRUCTURAL TRAP
2. STRATIGRAFIC TRAP

PRINSIP :

FLUIDA DAPAT MENGALIR DARI RESERVOIR KE DALAM SUMUR MINYAK / WELL BORE DISEBABKAN KARENA PERBEDAAN
TEKANAN
ANTARA RESERVOIR & WELL BORE.
DIMANA TEKANAN DI RESERVOIR LEBIH TINGGI DARIPADA WELL BORE, JADI FLUIDA MENGALIR DARI RESERVOIR KEDALAM
WELL BORE
 RESERVOIR DRIVE

1. SOLUTION GAS DRIVE

2. GAS CAP DRIVE

3. WATER DRIVE

4. COMBINATION WATER & GAS CAP DRIVE

 RESERVOIR DRIVE

1. SOLUTION GAS DRIVE

Minyak yang mengalir ke Sumur Minyak / Well Bore karena tenaga
dorong berasal dari gas yang larut dalam minyak
2. GAS CAP DRIVE
Minyak yang mengalir ke Well Bore disebabkan oleh tekanan dari Gas
yang berkumpul sebagai Free Gas pada bagin atas Zone Minyak.
Gas Cap drive pada umumnya lebih efisien dalam mendorong minyak
kedalam Well Bore.
3. WATER DRIVE
Air yang terkumpul dibagian bawah atau pada Reservoir bottom water
memiliki tekanan yang sangat tinggi, dikarenakan tekanan Hydrostatic
dan tekanan batuan yang melapisinya. Tekanan air ini yang mendorong
minyak mengalir ke Well Bore
4. KOMBINASI WATER DN GAS CAP DRIVE
Tenaga berasal dari desakan air dari bawah dan Ekspansi Gas Cap dari
atas mendorong minyak ke Well Bore
 RESERVOIR DRIVE
1. SOLUTION GAS DRIVE
2. GAS CAP DRIVE
3. WATER DRIVE
4. COMBINATION WATER & GAS CAP DRIVE

1. SOLUTION GAS DRIVE

Minyak yang mengalir ke Sumur minyak / wellbore karena tenaga dorong berasal dari
gas yang larut dalam minyak

2. GAS CAP DRIVE

Minyak yang mengalir ke Well Bore disebabkan oleh tekanan dari Gas yang berkumpul
sebagai Free Gas pada bagin atas Zone Minyak. Gas Cap drive pada umumnya lebig
efisien dalam mendorong minyak kedalam Well Bore.
 RESERVOIR DRIVE
1. SOLUTION GAS DRIVE
2. GAS CAP DRIVE
3. WATER DRIVE
4. COMBINATION WATER & GAS CAP DRIVE

3. WATER DRIVE
Air yang terkumpul dibagian bawah atau pada Reservoir bottom water memiliki tekanan
yang sangat tinggi, dikarenakan tekanan Hydrostatic dan tekanan batuan yang
melapisinya. Tekanan air ini yang mendorong minyak mengalir ke Well Bore

4. KOMBINASI WATER DN GAS CAP DRIVE

Tenaga berasal dari desakan air dari bawah dan Ekspansi Gas Cap dari atas mendorong
minyak ke Well Bore
 AKTIFITAS DRILLING RIG - AKAN MENYELESAIKAN
SUMUR MINYAK YANG DIKENAL DENGAN “ WELL
COMPLETION “ TERMASUK PERFORASI PADA CASING
TEPAT DIDEPAN RESERVOIR.
KARENA ADA PERBEDAAN TEKANAN ANTARA RESERVOIR
DAN WELL BORE MAKA FLUIDA AKAN MENGALIR
MELALUI TUBING TERUS KE WELL HEAD DAN
SELANJUTNYA KE FLOW LINE DAN SEPARATOR
 TAHAP PENGEBORAN
SETIAP KEGIATAN DRILING MEMILIKI TAHAPAN OPERATIONAL
UNTUK MENGATASI KONDISI DI – SUB SURFACE
 ANTICIPATED SUBSURFACE CONDITIONS
(MENGANTISIPASI KONDISI BAWAH TANAH)

KANDUNGAN MINYAK TERDAPAT DIFORMASI“ SEDIMENTARY ROCK “LAPISAN YANG

MEMILIKI KEKERASAN BERBEDA – BEDA :
KERAS SEKALI, MUNGKIN LUNAK BAHKAN RAPUH.

FORMATION HARDNESS AND FORMATION PRESSURE

( KEKERASAN FORMASI DAN TEKANAN FORMASI )

PADA UMUMNYA SEMAKIN DALAM PENGEBORAN , SEMAKIN KERAS LAPISAN ROCKNYA,

BEGITU JUGA TEKANAN SEMAKIN TINGGI.

WELLBORE SIZE
PENGEBORAN DILAKUKAN MULAI DARI LUBANG YANG BESAR DAN SELANJUTNYA MENGECIL
DISESUAIKAN DENGAN KONDISI BAWAH TANAH.

BIASANYA DIAMETER PENGEBORAN DIAWALI DENGAN DIAMETER 18 “ – 22 “

DAN SELANJUTNYA MENURUN UKURANNYA SAMPAI 6” – 8 “
DAN DIPASANG CASING SEKALIGUS DI CEMENT AGAR KUAT DAN TIDAK

PENGEBORAN DITERUSKAN SAMPAI KE LOKASI / FORMASI HYDROCARBON

SETERUSNYA DI PASANG PRODUCTION TUBING & COMPLETION DILANJUTKAN.
 BASIC SUB SURFACE STRUCTURE

BISA DILIHAT DIGAMBAR POTONGAN LAPISAN BAWAH TANAH, HAL INI SANGAT
MEMPEBARUHI RENCANA AKTIFITAS DRILLING .

PEMILIHAN DRILLING RIG, KAPASITAS DAN KEMAMPUANNYA, SERTA PERALATAN

PENDUKUNG DAN SDM NYA
BASIC WELL DRILLING METHODS
METODE DRILLING / PENGEBORAN

SUMUR MINYAK BIASANYA DIBOR DENGAN BEBERAPA METODE

1. STRAIGHT HOLE DRILLING / DRILLING TEGAK LURUS

2. DIRECTIONAL DRILLING / DRILLING TERARAH

3. DRILLING COMBINATION STRAIGHT & DIRECTIONAL

 BASIC WELL DRILLING METHODS

WELLBORE CONTROL

AGAR PENGEBORAN BERJALAN LANCAR, MENGANTISIPASI TEKANAN DAN

TEMPERATURE YANG TINGGI DISAAT MENGEBOR,MAKA DIGUNAKAN CAIRAN YANG

DISEBUT – CIRCULATING FLUID

MACAM CAIRAN SIRKULASI . CIRCULATION FLUID

1. MUD ( CAMPURAN AIR & LUMPUR ) OIL BASED DRILLING FLUID

2. SPECIAL FTEKNOLOGIYANG DISEBUT AIR – BASED DRILLING PROCEDURE

 TAHAP PENGEBORAN
SUATU SUMUR BIASANYA DIBOR DALAM TIGA TAHAP:
1. TAHAP PERTAMA  LUBANG PERMUKAAN
2. TAHAP KEDUA  LUBANG PERTENGAHAN
3. TAHAP KETIGA  LUBANG PRODUKSI

TAHAP - 1 TAHAP - 2 TAHAP - 3

 TAHAP PENGEBORAN
SUATU SUMUR BIASANYA DIBOR DALAM TIGA TAHAP;
1. TAHAP PERTAMA  LUBANG PERMUKAAN
2. TAHAP KEDUA  LUBANG PERTENGAHAN
3. TAHAP KETIGA  LUBANG PRODUKSI

LUBANG PERMUKAAN ADALAH

LUBANG YANG GARIS
TENGAHNYA RELATIF BESAR
GUNANYA UNTUK MEMASANG
CASING AGAR OPERASI
PENGEBORAN TIDAK
TERGANGGU DENGAN AIR
TANAH. SETELAH LUBANG
SELESAI DIPASANG
CASING(CONDUCTOR )&DISEMEN,
DAN OPERASI PENGEBORAN
DAPAT DILANJUTKAN

TAHAP - 1
 TAHAP PENGEBORAN
SUATU SUMUR BIASANYA DIBOR DALAM TIGA TAHAP;
1. TAHAP PERTAMA  LUBANG PERMUKAAN
2. TAHAP KEDUA  LUBANG PERTENGAHAN
3. TAHAP KETIGA  LUBANG PRODUKSI

LUBANG PERTENGAHAN /
INTERMEDIATE ADALAH LUBANG
YANG GARIS TENGAHNYA
RELATIF LEBIH KECIL DARIPADA
CONDUCTOR .
GUNANYA UNTUK MELINDUNGI
BILA ADA GANGGUAN TEKANAN
DARI LAPISAN TANAH YANG
LEBIH DALAM . SELANJUTNYA
CASING DIPASANG DAN DISEMEN,
OPERASI PENGEBORAN DAPAT
DILANJUTKAN

TAHAP - 2
 TAHAP PENGEBORAN
SUATU SUMUR BIASANYA DIBOR DALAM TIGA TAHAP;
1. TAHAP PERTAMA  LUBANG PERMUKAAN
2. TAHAP KEDUA  LUBANG PERTENGAHAN
3. TAHAP KETIGA  LUBANG PRODUKSI

LUBANG PRODUKSI / ADALAH

LUBANG YANG GARIS
TENGAHNYA RELATIF LEBIH
KECIL DARIPADA INTERMEDIATE.
GUNANYA UNTUK MELINDUNGI
TUBING DAN MEMISAHKAN ZONA
PRODUKSI ANTARA ZONA ATAS
DAN BAWAH, DENGAN
MEMASANG PAKER
DIANTARANYA.

SETELAH DISEMEN MAKA DIBOR

LEBIH DALAM LAGI SAMPAI KE
FORMASI MINYAK & GAS

TAHAP - 3
POTENTIAL HAZARD
PADA SAAT DRILLING
 POTENTIAL HAZARD
PADA SAAT DRILLING

1. PIPA BERTEKANAN TINGGI

2. TEMPERATURE FLUIDA
3. PERALATAN YANG BERGERAK,
TURUN NAIK DAN BERPUTAR
4 KEBISINGAN
5 LANTAI KERJA LICIN
6 KEMUNGKINAN UDARA TERCEMAR H2S
7 FLAMMABLE GAS
8 RADIO ACTIVE
9 KONDISI ALAM ( HUJAN, PETIR, LICIN ,
BILA PANAS BISA DEHYDRASI
10. BANYAK PERALATAN DAN TEMPAT SEMPIT ( LAY OUT )
 WELL COMPLETION
WELL COMPLETION
WELL COMPLETION YANG DIMAKSUD ADALAH SUMUR DILENGKAPI DENGAN PERALATAN
UNTUK DAPAT DIPRODUKSI DENGAN AMAN.
PEMASANGAN CASING, TUBING, PACKER, MANDRELS, PERFORASI, DAN PERALATAN
UNTUK KEPERLUAN KEGIATAN WIRE LINE DAN WELL SERVICES UNTUK KEPERLUAN
DIKEMUDIAN HARI
PEMASANGAN WELL HEAD BESERTA PERLENGKAPANNYA FLOW LINE

ADA TIGA SISTIM COMPLETION

1. OPEN HOLE COMPLETION
2. OPEN HOLE WITH LINER AND GRAVEL PACK
3. CASING CEMENTED AND PERFORATED HOLE COMPLETION

DRILL STEM TEST ( DST )

SEBELUM MELAKSANAKAN COMPLETION PADA SATU WELL. SAAT KEGIATAN
“ EXPLORATORY DRILLING “ DILAKUKAN DST, UNTUK MENDAPATKAN DATA PENTING
UNTUK MENENTUKAN PILIHAN COMPLETION / WELL DESIGN
 DRILL STEM TEST ( DST )
INFORMASI PENTING YANG DIDAPAT DARI – DST

• JENIS FLUIDA

• FLOW RATE

• PERMEABILITY

• TEMPERATURE DAN
TEKANAN FORMASI

DARI HASIL INFORMASI DST AKAN DIANALISA APAKAH SUMUR BISA

NATURAL FLOWING ATAU PERLU BANTUAN ARTIFICIAL LIFT
 LA-5ST WELL
NOT
NOT TO
TO SCALE
SCALE
ACTUAL COMPLETION DIAGRAM
ELEVATION = 48.10’
MAX ANGLE = 51.5 deg
FMC TUBING HANGER
¼” SS CONTROL LINE

CAMCO “TRM”-4A SCSSV @ 293’

Last GLVRD
2-7/8” TUBING
Sep-99
7’’ TOL @ 900’

9-5/8” WINDOW @ 1054’ GLM @ 1054’ (Dummy)

GLM @ 2737’ (0.125” PTRO 600 psi)

GLM @ 2387’ (0.125” PTRO 590 psi)

Flowing weak w/ FTP : 85# GLM @ 2982’ (0.1875” PTRO 580 Psi)
No Flow FTP : 0

GLM @ 3529’ (0.1875” PTRO 570 psi)

GLM @ 4012 ’ (0.3125” SO)

OTIS “MHR” Permanent Packer @ 4088’

7” SHOE

CT could not pass thru 4710’ MD

( 22-Mar-02 )

L-38 : 4708’ - 4738 MD

(1-9/16” strip gun, 3 SPF, 0 deg phs) Expereince corkscrew at 4400’
19-May-00 MD, 4436’ MD.
Suspected a lot of gun debris

L-40B : 5203’ – 5258’ MD

(1-9/16” HC gun, 4 SPF, 0 deg phs) 2-7/8” Monobore
No injectivity

FLAT SHOE @ 5441’

Completion Date: 31 Jan

1999
 SINGLE STRING

Well Head / COMPLETIAN SEPERTI INI DISEBUT

X - mass Tree SINGLE STRING AND SINGLE ZONE.

Annulus
ARTINYA, MINYAK DIPRODUKSI DARI
SATU ZONE MELALUI SATU TUBING
Casing STRING.
Gas Lift

Packer ANTARA TUBING & CASING

DIPASANG PACKER AGAR PRODUKSI
Production Tubing
MINYAK HANYA MELALUI TUBING

ANNULUS ( RUANG ANTARA CASING

Production Zone
& TUBING ) DIATAS PACKER AKAN
DIGUNAKAN UNTUK INJEKSI GAS /
GAS LIFT, BILA MINYAK TIDAK BISA
SINGLE STRING MENGALIR LAGI SECARA “ NATURAL
SINGLE ZONE FLOW “ DIKEMUDIAN HARI
 SINGLE STRING & DUAL ZONES

COMPLETIAN SEPERTI INI DISEBUT

Well Head / SINGLE STRING AND DUAL ZONES.
X - mass Tree
ARTINYA, MINYAK DAPAT
DIPRODUKSI SECARA BERGANTIAN
DARI UPPER ZONE ATAU LOWER
ZONE SAJA MELALUI SATU TUBING
STRING
BILA DIPRODUKSI DARI KEDUA ZONE
BERSAMAAN DISEBUT COMMINGLE
PACKER DIPASANG ANTARA TUBING
Packer
Upper Zone & CASING DAN ANTARA UPPER ZONE
DAN LOWER ZONE.
AGAR PRODUKSI MINYAK DARI ZONE
ATAS & BAWAH TIDAK BERCAMPUR
Lower Zone DALAM SATU PRODUCING TUBING

ANNULUS ( RUANG ANTARA CASING &

TUBING ) DIATAS PACKER AKAN
DIGUNAKAN UNTUK INJEKSI GAS /
SINGLE STRING GAS LIFT, BILA MINYAK TIDAK BISA
MENGALIR LAGI SECARA “ NATURAL
DUAL ZONES FLOW “ DIKEMUDIAN HARI
 DUAL STRING - DUAL ZONES
COMPLETIAN SEPERTI INI DISEBUT
DUAL STRING AND DUAL ZONES.

ARTINYA, MINYAK DARI UPPER ZONE

AKAN DIPRODUKSI MELALUI UPPER
STRING DAN
Upper / short MINYAK DARI LOWER ZONE AKAN
String DIPRODUKSI MELALUI LOWER TUBING
STRING.
PACKER DIPASANG ANTARA TUBING
Lower / Long
String & CASING DAN ANTARA UPPER ZONE
DAN LOWER ZONE.
Upper Zone
AGAR PRODUKSI MINYAK DARI ZONE
ATAS & BAWAH TIDAK BERCAMPUR
DALAM SATU PRODUCING TUBING

Lower Zone
ANNULUS ( RUANG ANTARA CASING &
TUBING ) DIATAS PACKER AKAN
DIGUNAKAN UNTUK INJEKSI GAS /
GAS LIFT, BILA MINYAK TIDAK BISA
DUAL STRING MENGALIR LAGI SECARA “ NATURAL
FLOW “ DIKEMUDIAN HARI
DUAL ZONE
TYPICAL SUCKER ROD PUMP
GAS LIFT
TYPICAL WELL COMPLETION

ADA BEBERAPA TIPE WELL COMPLETION, SEPERTI

PADA GAMBAR DIATAS, DISESUAIKAN DENGAN
ZONA PRODUKSINYA
SINGLE STRING,
DUAL STRING, DAN
TRIPLE STRING
 TYPICAL WELL COMPLETION

TYPICAL WELL COMPLETION - LEBIH JELAS DAN KOMPLIT DENGAN

WELL HEAD ASSEMBLY
 WELL HEAD ASSEMBLY
WELL HEAD PRESSURE GAUGE

SSV – U VALVE
ADJUSTABLE
CHOKE

UPPER
MASTER VALVE

FLOW LINE
LOWER
MASTER VALVE

CASING VALVES
WELL HEAD ASSEMBLY
WELL HEAD ASSEMBLY
AND TYPE H - PLUG
SUB SURVACE SAFETY VALVE
DK – TYPE OPERATING SEQUENCE
 SUB SURFACE EQUIPMENT
TYPICAL
SUB SURFACE – SAFETY VALVE & OPERATING SEQUENCE
SUB SURFACE EQUIPMENT
HYDRAULIC CONTROL
 PROCESS SHUT DOWN SYSTEM SCHEMATIC

ESD
20 PSIG

100 PSIG

TO FLARE
FO
SUPPLY – 100
PNEUMATIC

psig

PSH PC

OLC
LSH
FC TO GAS COMP.

LSL WLC

FC
FC
FC
 MACAM 2 RIG – DI OFFSHORE

SEMI SUBMERSIBLE RIG JACK UP RIG UNTUK

PERAIRAN DANGKAL

RIG UNTUK KEDALAMAN RIG UNTUK KEDALAMAN

50 METER 50 – 75 METER
INDONESIA PETROLEUM BLOCK
 OIL RECOVERY MECHANISMS

CONVENTIONAL

PRIMARY

NATURAL FLOW ARTIFICIAL LIFT

SECONDARY

PRESSURE
WATER FLOOD
MAINTENANCE

TERTIARY

E.O.R.
Enhance Oil Recovery

CHEMICAL THERMAL MISCIBLE

SURFACTANT STEAM CO2

POLYMER INSITU - COMBUSTION SOLVENT

CAUSTIC STEAM STIMULATION INERT GAS

 INDONESIAN OIL & GAS RESERVES
( INFO MIGAS – 2006 )

ESTIMASI RESERVES DIBUAT BERDASARKAN INTERPRETASI DATA GEOLOGIS

TOTAL
TOTALOIL
OIL&&GAS
GAS

CUMMULATIVE
CUMMULATIVE
RESERVES
RESERVES PRODUCTION
PRODUCTION

PROVED UNPROVED

Developed Undeveloped Probable Possible

( P1D ) ( P1U ) ( P2 ) ( P3 )
 ESTIMASI RESERVES DIBUAT BERDASARKAN INTERPRETASI DATA GEOLOGIS
DAN TEKNID TERBARU .

KLASIFIKASI RESERVES:
1. PROVED RESERVES ( P – 1 )
2. UNPROVED RESERVES ( P2 –P3 )

1. PROVED RESERVES ( P1 ) 1. UNPROVED RESERVES ( P2 – P3 )

Perkiraan cadangan yang termasuk Unproved reserves dibagi menjadi 2
kategori proved  cadangan terbukti, kategori
harus memiliki tingkat kepastian 90 %
a. Probabble Reserves ( P2 )
( level of confidence ) Hal ini masih
merupakan estimasi berdasarkan teori Cadangan belum terbukti berdasrkan
probabilitas analisa geologi namun tendensi
kemungkinannya 50 % ( Metode
Proved Reserves dibagi dalam 2
probabilistic )
kategori :
a.Proved Developed Reserves ( P1D )
b. Possible Reserves ( P3 )
Cadangan terbukti dan akan diproduksi
melalui sumur yang ada Berdasrkan analisa Geologi tingkat
b. Proved Undeveloped Reserves ( P1U)
probabilitasnya sangat rendah 10 %

Cadangan terbukti tetapi belum dibor

 DALAM SATU AREA KONTRAK

Proved

Probable

Possible

Producing Wells

Proposed Wells
 INDONESIAN OIL & GAS RESERVES
( INFO MIGAS – 2006 )

OIL GAS
Proven : 4.727,9 MM STB Proven : 81,17 TSCF
Potential : 4.092,5 MM STB Potential : 86,96 TSCF
Total : 8.820,4 MM STB Total : 178,13 TSCF

ESTIMASI RESERVES DIBUAT BERDASARKAN INTERPRETASI DATA GEOLOGIS

DAN TEKNIS TERBARU .

KLASIFIKASI RESERVES:
1. PROVED RESERVES ( P – 1 )
2. UNPROVED RESERVES ( P2 –P3 )
 INDONESIA’S
TOP 10 OIL PRODUCERS

COMPANY QUANTITY

1. CHEVRON PACIFIC INDONESIA  476,000 BOPD

2. PERTAMINA + JOB + TAC  135,560 BOPD
EXXON 3. CONOCO PHILLIPS LTD.  70,890 BOPD
150000 – 250000
BOPD 4. CNOOC ( SES ) B.V.  64,190 BOPD
5. TOTAL E&P INDONESIE  59,600 BOPD
6. MEDCO E&P INDONESIA  54,480 BOPD
7. PETRO CHINA INT,L IND. LTD.  52,100 BOPD
8. CHEVRON KALIMANTAN  34,600 BOPD
9. VICO  24,300 BOPD
10. BP WEST JAVA  22,000 BOPD

TOTAL 993,720 BOPD

May 2007 – ESTIMATE BY Petro Energy

 INDONESIA’S
TOP 10 GAS PRODUCERS

COMPANY QUANTITY

1. TOTAL E&P INDONESIA  2,300 MMSCFD

2. PERTAMINA  1,107 MMSCFD
3. EXXON MOBIL OIL IND.  1,091 MMSCFD
4. CONOCO PHILLIPS LTD.  784 MMSCFD
5. VICO  687 MMSCFD
6. BP WEST JAVA  250 MMSCFD
7. MEDCO E&P INDONESIA  168 MMSCFD
8. PREMIER OIL  157 MMSCFD
9. CHEVRON KALIMANTAN  156 MMSCFD
10. KODECO  96 MMSCFD
11. PETRO CHINA INT’L IND. LTD.  84 MMSCFD

TOTAL 6,880 MMSCFD

May 2007 – ESTIMATE BY Petro Energy

 DRILLING PRODUCTION REFINERY ENDUSER
ENDUSER
DRILLING PRODUCTION REFINERY
GAS SPECIFICATION
Nitrogen
C1 Methane
 2%
 88 - 90 % To Gas Plant PROCESSING PLANT
C2 – C7  2% ( Gas Dehydration )
CO2  6-8%

Gas 4B High Pressure Flare

Compression
1 4A
2 3 Low Pressure Flare
1ST. STAGE 5B
TS KO – Drum

KO – Drum
11 1. Well
5A 2. Manifold
Manifold 3.
4.
Test Separator
1st. Stage Separator
5. 2nd. Stage Separator
2nd. STAGEA 6. Waste Water
7. Storage Tanks
8. Pump
9. Orifice Plate
8 10. Recording Chart
11. AO Smith - Meter

6 Gas
9
Water
11 Oil
7 10

BS & W
0.05 %
 ARJUNA

FROM
P.L.E.M. JUNCTION PLATFORM
 MOVING PETROLEUM TO
THE MARKET PLACE

TANKER TANKER

PILPELINES PILPELINES

TRUCKS TRAIN

END USER
SPBU
DELIVERY

AGENT
END USER

INDUSTRY
REFINEERY PROCESS
 CRUDE OIL BILA DIMASAK
SATU BARREL CRUDE BILA DIMASAK DI REFINERY AKAN MENGHASILKAN, KIRA2

CRUDE OIL
GASOLINE ( 20 GALLONS )

BARREL
BARREL = 42 Gallons

JET FUEL & KEROSENE ( 3 GALLONS )

FUELOIL ( 11 GALLONS )
1. Marine
2. Industry

PETRO CHEMICAL ( 4 GALLONS )

= 5 Gallons
PAIL

OTHER / LUBRICATING OIL ASPHALT

( 2GALLONS ) ( 2 GALLONS )
= 4 Litters

GALLON
OCTANE MOLECULAR – 3 D
 THE WORLD’S PETROLEUM

REALM / AREA THE – USA THE AMERICAN THE EURASIAN THE MIDDLE EAST THE AFRICAN,
( USA, ALASKA ) CANADA, LATIN ) ( Europe, USSR, Chine ) ( Arab Country ) AUSTRALIAN & PACIFIC

PRODUCTION 16 % 13 % 33 % 25 % 13 %

CONSUMPTION 34 % 6% 54 % 3% 3%

REFINING 30 % 14 % 45 % 4% 7%

RESERVES 4% 13 % 16 % 55 % 12 %
 ENERGY SOURCES

THE FOLLOWING GRAPH SHOWS THE PROPORTION OF ENERGY

SUPPLIED BY MAJOR ENERGY - SOURCES

OTHER
( Solar, Nuclear )
6%
75%
PETROLEUM COAL 19%
19 %
75 % 6%
0
 OFF SHORE - OPERATIONS
BERANEKA RAGAM PLATFORM YANG DIJUMPAI DI LEPAS PANTAI DAN
MEMILIKI FUNGSI YANG BERBEDA BEDA PULA, MULAI DARI BENTUKNYA /
KONSTRUKSINYA MONO POD, TRI POD, MULTI LEGS PLATFORM
BILA DILIHAT KEGUNAANNYA BISA DIBEDAKAN SEBAGAI BERIKUT:
WELL PLATFORM
PLATFORM / ANJUNGAN TEMPAT DIMANA SATU ATAU LEBIH SUMUR MINYAK
BERPRODUKSI
SATELITE PLATFORM
PLATFORM YANG LOKASINYA JAUH DARI PUSAT / HEAD QUARTER DENGAN
FASILITAS YANG MINIMUM
PROCESS PLATFORM
TEMPAT DIMANA MINYAK DIPROSES UNTUK MEMISAHKAN OIL, WATER, GAS
SEBELUM DIKIRIM KE STORAGE TANK
GATHERING STATION / FLOW STATION
TEMPAT LEWATNYA / MENGUMPULNYA SEMUA PRODUKSI DARI LAIN
STATION DAN SEBELUM CRUDE DIKIRIM KE STORAGE TANK
BIASANYA STATION INI LENGKAP DENGAN SERVICE PLATFORM, LIVING
QUARTERS, GAS PROCESSING DAN PERALATAN KOMUNIKASI , SEBAGAI
PUSAT KENDALI, DIMANA TEMPAT SUPERINTENDENT LAPANGAN
MENGOMANDO DAN MENGONTROL OPERASI
 PLATFORM & GATHERING STATION

SATELITE PLATFORM YANG DILENGKAPI DENGAN HELIPAD DAN

LIVING QUARTER KECIL & PERALATAN KOMUNIKASI
STAFF TERDIRI DARI OPERATOR, MECHANIK, ELECTRICIAN, COOK
 PLATFORM & GATHERING STATION

TYPE GATHERING / FLOW STATION UKURAN MEDIUM YANG DILENGKAPI DENGAN

HELIPAD DAN LIVING QUARTER DENGAN PERALATAN YANG LEBIH LENGKAP
SETIAP STATION SEMACAM INI SELALU ADA WELL PLATFORM YANG DIHUBUNGKAN
DENGAN JEMBATAN LANGSUNG KE PROCESSING PLANT
BIASANYA DIPIMPIN OLEH LEVEL SENIOR SUPERVISOR
 PLATFORM & GATHERING STATION

TYPE GATHERING / FLOW STATION UKURAN BESAR YANG DILENGKAPI

DENGAN HELIPAD DAN LIVING QUARTER DENGAN PERALATAN YANG LEBIH
LENGKAP
DISAMPING PROCESSING HYDROCARBON , DILENGKAPI JUGA DENGAN WORK
SHOP UNTUK PUSAT MAINTENANCE
STATION SEPERTI INI MEMILIKI MULTI LEGS YANG CUKUP KUAT DAN
PERLENGKAPAN SAFETY YANG SANGAT CANGGIH
BIASANYA DIPIMPIN OLEH LEVEL SENIOR SUPERVISOR
MACAM ALIRAN
ALIRAN DUA PHASE, INTERAKSI ANTARA CAIRAN DAN GAS, DIPENGARUHI OLEH SIFAT FISIKNYA, FLOWRATE,
UKURAN, KEKASARAN DAN ORIENTASI PIPA, SEHINGGA FLUIDA MENGALIR MENGIKUTI POLA TERTENTU, YANG
SERING DISEBUT DENGAN FLOW REGIME. HANYA SATU TIPE ALIRAN YANG TERBENTUK PADA SUATU TITIK DAN
WAKTU TERTENTU DI SEPAN­JANG PIPA. JADI ALIRAN FLUIDA/FLOW REGIME DALAM PIPA AKAN BERUBAH
DISETIAP TEMPAT DAN WAKTU. TERDAPAT TUJUH BUAH FLOW REGIME ALIRAN FLUIDA DUA PHASE DALAM PIPA
PADA PIPA HORIZONTAL.

BUBBLE FLOW
CAIRAN HAMPIR MELIPUTI SELURUH BAGIAN DARI PIPA SEMENTARA GAS MENGALIR DALAM BENTUK GELEMBUNG-
GELEMBUNG PADA BAGIAN ATASPIPA.KECEPATAN GAS DAN CAIRAN DIPERKIRAKAN SAMA BESARNYA. JIKA
GELEMBUNG GAS TERSEBAR MERATA DISELURUH CAIRAN, MAKA DISEBUT DENGAN ALIRAN BUSA (FROTH FLOW).

PLUG FLOW
SEMAKIN BANYAK JUMLAH GELEMBUNG, BERSATU MEMBENTUK GELEMBUNG-GELEM­BUNG YANG LEBIH BESAR
DAN MENGALIR DI BAGIAN ATAS PIPA SEDANGKAN CAIRAN MENGALIR DI SEPANJANG PIPA BAGIAN BAWAH.

STRATIFIED FLOW
BILA MAKIN BANYAK JUMLAH GAS YANG MENGALIR SECARA KONTINYU, KONDISI PLUG BERUBAH MENJADI
KONDISI YANG KON­TINYU. ALIRAN GAS TERJADI DI SEPANJANG PIPA BAGIAN ATAS, DAN CAIRAN DI SEPANJANG
BAGIAN BAWAH PIPA. KONTAK PERTE­MUAN ANTAR PHASE SANGAT MULUS DAN JELAS.
WAVY FLOW
DAN SEMAKIN BANYAK GAS MENGALIR, GAS AKAN MENGALIR LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN DENGAN CAIRAN,
MAKA AKAN TER­JADI EFEK GESEKAN DIPERMUKAAN TEMPAT KONTAK ANTARA GAS DAN CAIRAN SEHINGGA
TERBENTUK EFEK GELOMBANG (WAVY).

SLUG FLOW
APABILA PENAMBAHAN GAS SEMAKIN BANYAK DAN MENCAPAI BATAS KRITISNYA, PUNCAK DARI GELOMBANG
CAIRAN MENYENTUH BAGIAN ATAS PIPA SEHINGGA MEMBENTUK ALIRAN SLUG BUSA. KECEPATAN ALIR DARI
SLUG INI LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN DENGAN KECEPATAN DARI CAIRAN ITU SENDIRI

ANNULAR FLOW
CAIRAN MENGALIR SEPERTI ANNULAR FILM DENGAN BERBAGAI KETEBALAN DISEPANJANG PIPA, SEMENTARA GAS
MENGALIR DEN­GAN KECEPATAN TINGGI DITENGAH-TENGAH PIPA. SEBAGIAN DARI CAIRAN AKAN IKUT TERBAWA
ALIRAN GAS DALAM BENTUK BUTIR­BUTIR KECIL YANG SUATU SAAT AKAN JATUH KEMBALI JIKA TELAH BERUBAH
MENJADI BUTIRAN YANG LEBIH BESAR SEHINGGA GAS TIDAK KUAT MEMBAWANYA.

MIST FLOW / DISPERSED FLOW

KECEPATAN ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA SANGAT TINGGI SEKALI SEHINGGA LAPISAN FILM CAIRAN TERSERET
DARI DINDING PIPA DAN IKUT TERBAWA BERSAMA DENGAN ALIRAN GAS DALAM BENTUK TITIK-TITIK AIR.
ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN
BILA PIPA YANG MENGANDUNG CAIRAN MENGALIR DAN DIBERIKAN TEKANAN PADA SALAH SATU UJUNG PIPA,
MAKA FLUIDA AKAN MENGALIR DENGAN FLUIDA DIBAGIAN TENGAH PIPA MENGALIR TERLEBIH DAHULU
DENGAN KECEPATAN LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN DENGAN FLUIDA YANG MENEMPEL DISEKITAR DINDING
PIPA.

BENTUK ALIRAN AKAN BERVARIASI YANGTERGANTUNG DARI KECEPATAN FLUIDA, VISKOSITAS, UKURAN PIPA
DAN KEKASARAN PERMUKAAN PIPA.

KECEPATAN FLUIDA HAMPIR MENDEKATI NOL PADA DINDING PIPA DAN MENINGKAT DENGAN HARGA
MAKSIMUM DI TENGAH-TENGAH PIPA.

HAL INI SERING DISEBUT DENGAN ALIRAN LAMINER, KARENA KONSEP PELAPISAN ALIRAN BERGERAK
TERHADAP LAPISAN SATU DENGAN LAPISAN LAINNYA.

NAMA LAIN UNTUK MODEL SEPERTI INI ADALAH STREAMLINE ATAU VISCOUS FLOW. PADA GAMBAR DAPAT
DILIHAT BENTUK ALIRAN LAMINER DAN TURBULENT.

SEMAKIN CEPAT PENINGKATAN KECEPATAN FLUIDA, BENTUK SILIN­DRIS ALIRAN AKAN SEMAKIN KACAU DAN
ALIRAN MENJADI TURBULEN.

TURBULENSI AKAN MENINGKAT SAMPAI PANIKEL FLUIDA MENGALIR DALAM ARAH YANG ACAK DAN SEMUA
ALIRAN MEMPUNYAI KE­CEPATAN YANG SAMA DISETIAP TITIK.
GAMBARKAN FLOW DIAGRAM MULAI DARI
WELL – MOL / MGL

( TERMASUK SEPARATOR)
 BASIC MATHEMATIC
PERSENTASE
PERSENTASE ADALAH SUATU BILANGAN YANG DIBAGI OLEH BILANGAN KESELURUHAN
DAN DIKALIKAN DENGAN 100 %

CONTOH :
TOTAL CAIRAN DALAM TABUNG SILINDER = 150 ML
TERDIRI DARI 50 ML MINYAK DAN 150 ML AIR.

a. UNTUK MENCARI PERSENTASE MINYAK

( 50 : 50 ) X 100 % = 33,3 %  DIBULATKAN MENJADI = 33 %
a. UNTUK MENCARI PERSENTASE AIR:
( 100 : 150 ) X 100 % = 66,6 %  DIBULATKAN MENJADI = 67 %

PART PER MILLION

PPM  PART PER MILLION  1 / 1000,000 BAGIAN
BIASA DIPAKAI DALAM CHEMICAL INJECTION
BILA UNTUK INJEKSI CHEMICAL DIBUTUHKAN 10 PPM / DAY DAN PRODUKSI FLUIDA
SEBESAR 100,000 BFPD
MAKA DIPERLUKAN CHEMICAL INJECTION SEBESAR = 10 / 1000,000 X 100,000 BFPD X 42 GAL.
= ( 1 / 100,000X 100,000 X 42 )GPD = 42 GPD
CHEMICAL YANG DIPERLUKAN PER HARI SEBESAR 42 GALLON
 BRITISH THERMAL UNIT

BTU ADALAH JUMLAH PANAS YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENAIKKAN

TEMPERATUR 1 ( SATU ) DERAJAT - F AIR SEBERAT 1 ( SATU ) POUND

CONTOH:
1. Berapa BTU yang dibutuhkan untuk memanaskan 10 lbs. air setiap kenaikan
temperatur 1 derajat F. Jawab : 10 x 1 = 10 BTU
2. Berapa derajat F penambahan temperatur untuk 10 BTU heat pada 1 Lbs.
air ? Jaab: 10 : 1 = 10 o F
3. Berapa BTU yang diperlukan untuk memanaskan 5 lbs. air dari 70 derajat
menjadi 75 derajat. Jawab 5 x ( 75 – 70 ) = 25 BTU
 Uap Steam
Air – 212o F LATENT HEAT 970 BTU

SENSIBLE HEAT 180 BTU

LATENT HEAT 144 BTU
Uap– 212o F
Es 32 F
o

SENSIBLE HEAT 492 BTU Air 32o F

Es – 450o F

LATENT HEAT:
ADALAH PANAS YANG DIBUTUHKAN AIR UNTUK MERUBAH BENTUK AIR TETAPI
TIDALK MENAIKKAN TEMPERATURNYA

1. Perubahan wujud dari es 32oF menjadi air 32oF dibutuhkan heat sebesar 144 BTU

2. Perubahan wujud dari air 32oF menjadi Es 32oF diperlukan heat sebesar 144 BTU

3. Perubahan wujud dari air 212oF menjadi Uap 212oF diperlukan heat sebesar 970 BTU

4. Perubahan wujud dari uap 212oF menjadi air 212oF diperlukan heat sebesar 144 BTU
 DIFINISI
CONTOH:
HEAT OF FUSION
PANAS YANG TERKANDUNG / PANAS TERSEMBUNYI PADA “ SOLID “
UNTUK MERUBAH WUJUD MENJADI CAIR
HEAT OF EVAPORATION
PANAS YANG TERSEMBUNYI PADA LIQUID UNTUK MERUBAH WUJUD
MENJADI UAP
HEAT OF CONDENSATION
PANAS TERSEMBUNYI UNTUK MERUBAH WUJUD UAP MENJADI CAIRAN
HEAT OF SOLIDIFICATION
PANAS TERSEMBUNYI UNTUK MERUBAH LIQUID MENJADI PADAT
SENSIBLE HEAT
PANAS YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENAIKKAN TEMPERATUR AIR ATAU
UAP TETAPI TIDAK MERUBAH BENTUKNYA
LATENT HEAT
PANAS YANG DIBUTUHKAN AIR UNTUK MERUBAH BENTUK AIR TANPA
MENAIKKAN TEMPERATURNYA
 TABEL KONVERSI
UNTUK MERUBAH DARI MENJADI LAKUKAN

BARREL GALON X 42

GALON CUBIC FEET X 0,337

GALLON CUBIC INCH X 231

GALON LITTER X 3,785

GALON PINT X8

CUBIC FEET GALLON X 7,481

QUART LITER X 9463

SENTIGRADE / CELCIUS FAHRENHEIT ( 0 C X 9/5 ) + 32

FAHRENHEIT CELCIUS 5 / 9 X ( o F – 32 )

FAHRENHEIT RANKINE + 460

PSIG PSIA + 14.7

 GAMBARKAN PIPELINE DIAGRAM
MULAI DARI
REMOTE WELL P/F – FLOW STATION – MOL/MGL
( TERMASUK SEPARATOR )

• FOXTROT & ECHO AREA

• MM / PAPA / ZULU / AVSA AREA

• BRAVO AREA ( K – U – CENTRAL )

• RFO – Well – Manifold - Separator

 Hydrostatic Pressure in a Liquid

 The pressure at a given depth in static liquid is a result

the weight of the liquid acting on a unit area at that depth
plus any pressure acting on the surface of the liquid

 The pressure due to the liquid alone ( Gauge Pressure ) at

a given depth depends only on the density ( p ) of the liquid
and distance below the surface of the liquid ( h )

 The arrows indicate the direction of the force that

pressure would exert on a surface it is contact with
HYDROSTATIC PRESSURE IN A LIQUID

Pressure can not exert any force parallel to

surface in which it is contact
 The pressure at a given depth is independent of direction
or the same in all directions
 The pressure on a submerged object is always
perpendicular to the surface at each point on the surface
 PASCAL’S PRINCIPLE

Example 1
The absolute pressure at a depth  h in liquid open to
the atmosphere in increased by the pressure of the
atmosphere pushing down on the surface of the liquid.

Any external pressure applied to fluid is Example 2

transmitted undiminished throughout the
A hydraulic pump used to lift a car.
liquid and onto the walls of the containing
vessel When a small force  f is applied to small area  a of a
movable piston, it creates a pressure P = f/a
This pressure is transmitted to and acts on a larger
movable piston area  A, which is then used to lift a a
The pressure at a given depth does not
car
depend upon the shape of the vessel
containing the liquid or the amount of
liquid in the vessel
 P=F/A

P = pressure ( lb/in2 ) atau ( kg/cm2 )

F = Force ( lb ) atau ( kg )
A = Area ( in2 ) atau (cm2)

Penyelesaian : Maka :
P = 4 psi F =P x A
P=F/A = 4 psi x 25 inc2
= ( 4 lbs / inc2 ) 25 inc2
= 100 lbs.
 HOUSE KEEPING

TIDAK MEMPERHATIKAN HOUSE KEEPING

( BERANTAKAN & KOTOR )

CONTOH HOUSE KEEPING YANG BAIK

( BERSIH & TERATUR )
Following the final approval from the Government of Indonesia and
Partners in March 2005, Tangguh LNG project has been moving
forward to meet its market delivery in 2008. By the end of October
2007, the US$5 billion project had reached 82.7 % completion.
Taking its name from the Indonesia word for "Resilient", Tangguh is
centered on the Bintuni Bay area of Papua, Indonesia--around seven
hours flight from Jakarta. With 37.16% interest in the project, BP
Indonesia is the operator of Tangguh under a production sharing contract
with BP Migas (Indonesia regulatory body for oil and gas upstream
activities)
Project location and dimensions
The Project will involve the tapping of Tangguh fields Vorwata, Wiriagar
deep, Roabiba, Ofaweri, Wos and Ubadari to extract combined proven
reserves of around 14.4 trillion cubic feet of clean gas. Two normally
unmanned offshore production platforms located in Bintuni Bay, will
collect gas from the reservoir, then send it through sub-sea pipelines to an
LNG processing facility on the south shore. From here, LNG will be
exported from a tanker terminal to markets in the Asia Pacific region and
North America.
The land acquired for the LNG processing facility measures 3200 hectares,
much of which will remain a ‘green zone’. When fully operational, the facility will
be maintained by around 500 people, carrying out a variety of skilled and
unskilled jobs.
The LNG processing plant will initially consist of two ‘trains’ (the units that purify
and liquefy gas), producing at least 7.6 million metric tons of LNG a year. Both
trains are scheduled to start commercial operations in 2008-2009. Other facilities
at the site will include storage tanks, an LNG tanker loading terminal as well as
maintenance facilities, offices and a personnel accommodation complex.
LNG sales and future expansion
The Tangguh LNG plant has already secured long term LNG sales to four
customers. It will deliver LNG to the Fujian LNG project in China, K-Power Co.,
Ltd in Korea, POSCO in Korea and Sempra Energy LNG Marketing Corp. in
Mexico. Over time, plant capacity may be expanded to support new sales
commitment. The Tangguh site will be capable of supporting up to eight LNG
processing trains without the necessity of acquiring additional land.
Sustainable development
The Tangguh LNG Project provides an innovative approach to sustainable
development, cultural preservation and biodiversity conservation. From the
outset, this huge undertaking has been designed and implemented with a
number of key principles in mind: community, partnership, consultation and
corporate responsibility.
Environmental & social programmes
Partnering with the Papuan community for the future