You are on page 1of 42

ACTIVATED SLUDGE

PROCESS

PROSES LUMPUR AKTIF


 INDUSTRIAL WASTEWATER

1
OUTLINE

 INTRODUCTION

 CHARACTERISTICS AND
PRETREATMENT OF WASTEWATER
 PRINCIPLES OF BIOLOGICAL
OXIDATION

2
INTRODUCTION

3
TARGET PENGOLAHAN
Change in target

 More stringent in environmental regulation


 Water reuse/recycle/reclamation
 Waste to resources

Rethinking design approach in


activated sludge process

 Must consider process design and/or


operational parameter control

4
ACTIVATED FINAL
EQUALIZATION PRETREATMENT SLUDGE AERATION CLARIFIER

 Flow equalization
 Solids flux
 Load equalization
 Effluent suspended
 Toxics control solids control
 Neutralization (pH
adjustment)
 Suspended solids removal
 Oil and Grease removal  Sludge bulking control
 Heavy metals  BOD, COD removal
 Organic toxics  Nutrient requirement
 Sludge production
 Oxygen requirement
 Temperature consideration
 Off-gas emission
 Nitrification & Denitrification
 Toxic removal

5
EQUALIZATION
 Influent quality must be defined through
load and flow equalization

 Effect of fluctuation in temperature, salinity,


& toxic chemical need to be controlled by
equalization and/or spill basin

 Extreme wastewater must be released


slowly from spill basin to activated sludge
aeration chamber

6
PRETREATMENT
Must be designed to able to handle a range wastewater
characteristics that are not compatible with optimal
performance of the activated sludge process

 pH control by neutralization
 Oil and grease removal
 Heavy metal removal
 Toxic organic
 Suspended solid removal

7
The Reasons of Pretreatment

Suspended solid  Reduce the active biomass


content of the activated sludge

 Render the wasted-sludge


more difficult to thicken and
dewater

Heavy metal Avoid high metal content in the


wasted- sludge

Toxic organic Low biodegradability

8
EFFLUENT QUALITY

F / M ratio  Food to microorganism ratio

atau

SRT Sludge Retention Time

9
SLUDGE PRODUCTION &
OXYGEN REQUIREMENT

 Depend on wastewater characteristic


and SRT
 May be nutrients deficiency: must be
added N and/or P sources

10
SLUDGE PRODUCTION &
OXYGEN REQUIREMENT

COD : N : P ratio
 Organotroph / heterotroph : 100 : 5 : 1

 Nitrification – Denitrification : 100 : 25 : 1

 Depend on wastewater characteristic and SRT

 Organotrph : may be N and/or P deficiency

 Nitrification – Denitrification : : may be COD


deficiency
11
SLUDGE QUALITY CONTROL

Readily biodegradable promote growth of


wastewater: filamentous organism
food industry resulting in sludge
bulking

Process Modification

 Plug-flow

 Selector

12
OTHER CONSIDERATION

 Low Temperature under cold


weather

 High Temperature coming from


previous process condition

 pH extreme

 Organic toxics

13
CHARACTERISTICS AND
PRETREATMENT OF WASTEWATER

14
BIODEGRADABILITY &
MOLECULAR STRUCTURE
 Nontoxic aliphatic compounds:
 R-COOH  Mudah didegradasi
 R-COO-R
 Dicarboxylic membutuhkan
 R-OH aklimatisasi lebih lama daripada
 HCOOC-R-COOH single carboxyl

 Moderately degradable & slow to


 R-R=O atau R=R acclimate

 Halogenated  Biodegradability decrease with


compounds (R-X) increasing degree of halogen
substitution

 Amino group (R-NH2)  Primary > secondary > tertiary


atau hydroxyl (R-OH)
15
CONCENTRATION OF PULLUTANTS
 Suspended Solids < 50 – 125 mg/L
 Oil & Grease < 35 – 50 mg/L
 Toxic ions
 Pb
 Cu + Ni + CN
 Cr6+ + Zn
 Cr3+
 pH 6–9
 Alkalinity 0,5 mg as CaCO3 per mg BOD
 Sulfides < 100 mg/L
 Phenol < 70 – 300 mg/L
 Ammonia < 500 mg/L
 Dissolved salts < 10000 – 16000 mg/L
 Temperature 13 – 38 C

16
PRINCIPLES OF
BIOLOGICAL OXIDATION

17
Bulking sludge
 Disebabkan oleh pertumbuhan
“filamentous organisms “

 Floc bacteri menurun


densitasnya sehingga tidak
mudah mengendap

Microthrix Parvicella

A Filamentous Bacteria Growing with Floc

18
Bulking sludge

 Fluktuasi flow rate


 pH
 Temperatur
 Kandungan nutrisi (Ammonia)

 Kapasitas aerator
 Ukuran clarifier
 Kapasitas pompa return sludge
 Short circuting

19
Pembentukan filamentous

 Kadar oksigen di aeration pit < 1 mg/L

 Nutrisi tidak cukup nitrogen & phosphorus,


juga trace element.

 Kandungan organik terlalu bervariasi

 Rasio F/M

 Soluble BOD5

20
Beggiatoa

Beggiatoa, bakteri filamen


21 yang mengoksidasi H2S.
Thiothrix

22
Rising Sludge

23
Nocardia Foam
Foaming berwarna coklat di permukaan aeration pit &
sedimentation pit oleh Nocardia genus.

Nocardia-like Filamentous Bacteria in Activated Nocardia, Type 1863


Sludge Foam (Gram stained preparation)

24
Nocardia Foam

25
Nocardia Foam

Clarifier foam foaming in an aeration basin

Penyebab :  Low F/M in the aeration tank


 High MLSS due to insufficient sludge wasting
26
Nocardia Foam
Measures for nocardia control include
1. Reducing sludge age (most commonly used)

2. Reducing the air flowrate to lower the depth of foam


accumulation

3. Adding a selector compartment to control the growth


of filamentous organisms

4. Injecting a bacterial additive

5. Chlorinating the return sludge

6. Spraying chloride solution or sprinkling powered


calcium hypochloride directly onto the foam

7. Reducing the pH (in the mixed liquor)


27
Mikroba
• Mikroba adalah makluk hidup yg membutuhkan lingkungan
hidup yang sesuai agar bisa maksimum kinerjanya yaitu
mendegradasi polutan organik terlarut yang ada di dlm air
limbah.
• Sludge di dalam proses biologis merupakan ekosistem
mikroba yang terdiri dari puluhan spesies dan subspesies
dengan karakteristik masing-masing. Ada yang unggul tapijuga ada yang
lemah. Test laboratorium untuk daya serap oksigennya ataupun
kemampuan degradasi polutan.
• Air limbah mall-hotel mengandung polutan yg membahayakan hidup
mikroba : FOG. FOG dapat menutupi permukaan dan menggumpalkan
mikroba sehingga mikroba tidak dapat hidup baik untuk mendegradasi
polutan organik yang terlarut.
• STP harus dilengkapi dengan system pengolahan polutan FOG maupun
polutan padatan sebelum air limbah masuk ke Aeration t tempat mikroba
mendegradasi/menguraikan polutan organik terlarut.
• Diperlukan alat-alat proses lain yg ada didepan Aeration Pit yaitu : Basket
Screen dan Grease Trap
Proses Biologis – Activated Sludge
• Memanfaatkan Mikroba untuk mendegradasi polutan organik
terlarut.
Polutan : BOD • Tumbuh &
sbg sumber berkembang biak
karbon & membentuk sel
nutrien : mikroba baru dan
N,P,S,Mineral gas CO2, Nitrat dll

• Lisis-autooksidasi
sel : sel terurai
Oksigen kembali
menghasilkan
soluble microbial
products
Proses Activated Sludge
Parameter Operasi
• Biochemical Oxygen Demand – BOD : jumlah oksigen yang dipakai oleh
mikroba untuk mendegradasi polutan organik terlarut dalam air limbah.
• BOD dapat digunakan sebagai ukuran seberapa banyak polutan organik
terlarut yang bersifat biodegradable ada didalam air limbah.
• Polutan organik terlarut ada yang mudah terdegradasi dan ada yang sulit
terdegradasi. Senyawa organik alami lebih mudah terdegradasi daripada
yang sintetik.
• BOD yang diukur dengan waktu standar inkubasi 5 hari disebut dengan
BOD5
• BOD yang diukur dengan waktu inkubasi yang sangat lama – 30 hari
disebut BOD ultimat = BODu. BODu penting diketahui untuk mengetahui
seberapa banyak senyawa kimia yang bersifat semi biodegradable.
• Satuan BOD : ppm ( part per million) atau mg/L
lanjutan

• Chemical Oxygen Demand-COD : jumlah equivalen oksigen yang diperlukan


untuk mengoksidasi senyawa polutan organik terlarut dalam air limbah.
• COD dapat digunakan untuk menunjukkan seberapa banyak polutan organik
terlarut yang dapat dioksidasi secara kimiawi ada didalam air limbah.
• Pengukuran COD umumnya menggunakan senyawa oksidator Potassium
Dichromate dengan katalis Perak Sulfat – CODcr. Metoda lain adalah
menggunakan oksidator Permanganat - KMnO4
• Nilai COD umumnya lebih besar dari BOD, karena tidak semua polutan organik
terlarut bersifat biodegradable, tetapi mudah dioksidasi secara kimiawi.
• Untuk limbah tertentu, rasio nilai BOD : COD selalu konstan, sehingga dalam
operasional sering menggunakan nilai COD untuk menghitung BOD karena
pengukuran COD jauh lebih cepat dari BOD yang 5 hari atau BODu yg 30 hari.
data empiris yg ada : BODu = 0,92 COD
• Satuan COD : ppm atau mg/L
lanjutan
• MLSS (Mixed Liquor Suspended Solid): berat kering padatan
sludge yang tersaring dengan kertas saring 0,45 mikron.
(dikeringkan pada suhu 105 OC)
Mengukur MLSS adalah cara yang cepat untuk mengetahui
konsentrasi mikroba dalam mixed liquor di aeration pit, walau tidak
semua padatan dalam sludge adalah mikroba hidup yang dibutuhkan
untuk mendegradasi senyawa polutan organik.
satuan MLSS : ppm dan nilai standar : 4000 mg/L
• MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solid) : berat padatan
sludge yang hilang saat MLSS dibakar hingga suhu > 600 oC. Nilai
ini menunjukkan konsentrasi senyawa organik (diasumsi=mikroba)
dalam mixed liquor di aeration pit.
Data MLVSS diperlukan untuk analisis konsentrasi mikroba yg
lebih akurat. Rasio MLVSS/MLSS sekitar 0.8
lanjutan
• SV30 (sludge volume 30) : prosentase volume sludge yg mengendap setelah
30 menit dari 1 liter sampel mixed liquor yang diambil dari aeration pit.
• SVI (sludge volume index) : (%SV30)x104 / MLSS dg satuan ml/g
• Nilai SVI ideal : 100 – 140 ml/g untuk mempercepat proses sedimentasi.
• Mengukur SV30 adalah cara cepat untuk memperkirakan nilai MLSS.
dan mudah tidaknya sludge mengendap.
lanjutan

• DO (dissolved Oxigen) : jumlah oksigen yang terlarut dalam air di


Aeration pit. Untuk menjaga kondisi sludge yang sehat diperlukan
kadar DO antara 1-2 mg/L . Kelarutan Oksigen dalam air akan
menurun dengan naiknya suhu - ex. pada 27 oC = 8 mg/L & pada
30 oC = 7,6 mg/L
• pH : tingkat keasaman air . Kondisi pH di aeration pit dijaga
berkisar 7 - 8 agar kinerja mikroba bagus.
Pengendapan sludge di sedimentation pit (=secondary clarifier)
akan lebih cepat bila pH > 8
Karena pH sangat berpengaruh pada kehidupan mikroba, maka
pengukuran pH secara kontinyu perlu dilakukan, hal ini karena pH
di Aeration pit cenderung menurun karena terlarutnya gas CO2 hasil
proses biologis mikroba dan ion Nitrat & Nitrit hasil proses
perubahan polutan Amonia oleh bakteri Nitrifikasi.
Makanan dan Nutrien utk Mikroba
• Sumber makanan dan Nutrien utk mikroba diutamakan berasal dari
polutan yang ada di air limbah : C, N, P dan mikro nutrien seperti S
dan berbagai mineral.
• Makanan utama adalah unsur Karbon dan sumber karbon C di
peroleh dari air limbah – ukurannya : nilai BOD
• Rasio C : N : P = BOD : N : P = 100 : (3 - 5) : (0.6 - 1)
• Apabila dinilai kurang, maka perlu ditambahkan sumber makanan
& nutrien dari luar.
• Jumlah karbon yang dibutuhkan mikroba mengacu pada rasio
jumlah makanan dibanding jumlah mikroba : F/M =0,12 – 0,4
F = kg BOD5 yg harus dihilangkan, (ada yg menggunakan COD).
M = MLVSS x HRT dimana HRT : Hydraulic Retention Time
HRT = Volume pit/debit air limbah dengan satuan hari
Umur Mikroba : SRT (Sludge Retention Time)
• Umur mikroba berpengaruh pada kinerja, standar yg
digunakan 20 hari. Karena itu secara kontinyu sludge harus
dikeluarkan/dibuang dari aeration pit. Semakin tinggi SRT
semakin rendah kinerja sludge.
• Satuan SRT : hari
SRT & Pengurangan Amonia
• Semakin tua umur sludge, semakin rendah penyerapan ion Amonium dari air
limbah, seperti terlihat dalam grafik dibawah. SRT yg optimal dan tersedianya
nutrien spt Phosphor yg cukup sangat membantu pengurangan amonia dalam air
limbah. Pengurangan amonia juga dilakukan oleh bakteri nitrifikasi yg mengubah
amonia menjadi senyawa nitrat & nitrit yg akan menurunkan pH di Aeration pit.
• Amonia yg ada di air limbah diubah menjadi biomassa mikroba, sehingga
pengurangan sludge juga merupakan operasi yang harus dilakukan setiap hari.
• SRT = Total MLVSS/WAS dimana WAS : jumlah sludge yg dibuang per harinya.
PENGURANGAN SLUDGE – WAS
• Untuk mempertahankan MLSS (atau MLVSS) dan umur Sludge-SRT pada
kondisi yang optimal, perlu dilakukan pembuangan sebagian sludge.
Jumlah sludge yg perlu dibuang sama dengan jumlah sludge yg terbentuk
agar MLSS stabil.
𝑀𝐿𝑆𝑆 −4000 𝑄𝑟
WAS = × 3840 × m3/ hari
4000 𝑄𝑤𝑤 +𝑄𝑟

MLSS = konsentrasi MLSS di Aeration Pit mg/ L


Qr = debit aliran recycle sludge M3/ hari
Qww = debit aliran waste water masuk Aeration Pit

SEDIMENTATION OIB
WW AERATION PIT PIT

WAS
lanjutan

• Dengan diketahui jumlah WAS/hari, diatur debit/jam dan


dihitung waktu pengaliran WAS.
• Secara praktis jumlah sludge yang terbentuk (=Yield ) berkisar
0,25 – 0,8 kg MLVSS untuk setiap 1 kg BOD5 yang
terdegradasi.
Ex. Bila yield 0,35 kg MLVSS/kg BOD5 dpt dihitung utk debit
limbah 180 m3/jam dengan BOD5 influen 800 mg/L dan effluen 100
mg/L
maka jumlah sludge MLVSS yg terbentuk perhari: 0,7 kg/m3 x 150
m3/jam x 0,35 kg MLVSS/kg BOD x 24 jam/hari = 882 kg kering
/hari
Bila sludge keluar dari centrifuge masih berkadar air 85 %, maka
berat sludge yg hrs dibuang : 882 x 100/15 kg = 5880 kg/hari = 5,88
ton/hari.
Secara volumetrik : 5,88 x 1,2 = 7,06 m3/hari.
Problem Sedimentasi
TERIMA
KASIH

42

You might also like