You are on page 1of 54

Pengolahan PRIMER WWT

1
Pengolahan PRIMER
 Equalisasi Basin
 Netralisasi
 Flokulasi – Koagulasi
 Solid separasi
 Oil grease removal
 Heavy Metal removal

2
Treatment
 Physical : Proses pengolahan limbah secara fisika
(sedimentasi, filtrasi, vacuum thickener, dewatering dll.)
 Chemical : Proses pengolahan limbah dengan
mempergunakan chemical (PAC, Alum, Flocc.,
Coagulant dll.)
 Biological : Proses pengolahan limbah mempergunakan
bantuan mikrobiologi (aerobic, anaerobic).

3
Selected System
 Neutralization system
 Oil : oil separator
 Solid : separation, physical,
chemical system
 Logam : separation, precipitation
 Organic : biological treatment

4
WWT System
in Physical Biological Biological
WW influent
Treatment Treatment Treatment Chemical
BOD 1000 ppm Treatment
COD 2000 ppm solid
TSS 2000 ppm out Chemical
pH 5 - 10 Ministry No.
Treatment Physical 51/10/1995
Treatment WW effluent
BOD 100 ppm
COD 200 ppm
solid water TSS 100 ppm
PP No.18 / 1999 out out pH 6 - 9
Hazardous Waste
• Characteristic
• TCLP
• LD50

5
Aerobic Condition

Waste water
inlet

1st
clarifier
2nd Water
Aerobic system outlet
clarifier

Sludge recycle

Solid out

6
6
Anaerobic System

Waste
water Anaerobic
inlet system
Aerobic 2nd Water
system clarifier outlet

1st
clarifier Sludge recycle

Solid out

7
Hydraulic Residence Time (HRT)
Waktu tinggal air limbah di dalam suatu tempat.
HRT Equalization Basin minimal 8 jam (1 shift)
• Untuk menjaga agar proses homogenisasi berjalan dengan
optimal.
• Untuk menurunkan suhu
• Untuk memudahkan mengatur konsentrasi
COD/BOD/TOC
DESIGN EQ BASIN Volume EQ Basin ideal ?
HRT = volume / flow Volume = HRT x flow

= 250 m3 / 200 m3/jam = 8 jam x 200 m3 / jam


= 1600 m3
= 1,25 jam Dimensi = 20 mp x 20 ml x 4 mt

8
Physical Treatment – Solid Separasi
 Proses pemisahan padatan dengan
cairan.
 Screening : Metoda pemisahan menggunakan
saringan
 Clarifier : Metoda pengendapan

 Floating : Metoda pengapungan dengan tiupan


udara
 Filtration : Metoda penyaringan dengan kain
membrane

9
Screening...

10
Drum Thickener & Barscreen

11
Clarifier & Thickener

12
Dissolved Air Flotation (DAF)

13
Filtration

14
15
Unit Sedimentasi
Unit pengolahan yang mampu mengurangi beberapa jenis kelompok
pencemar seperti menurunkan kelompok padatan tersuspensi,
organik terurai dan organik sulit terurai.

16
Key Parameter
inlet outlet

High TSS Low TSS

HSL < 1.0 m3/hr/m2

HSL = Q/A
Q = x m3/hr

A=Л.r 2

recycle

17
Clarifier Monitoring

Hydraulic Surface Loading (HSL)

Direct sludge blanket level control


Clarifier
Settleability Monitoring
Mass Balance

Sludge Quality

18
Small Waste Water

19
Chemical Treatment
 Proses pemisahan padatan dengan cairan
dengan mempergunakan bahan kimia
tambahan.
 Netralisasi : Acid or Base
 Koagulasi Flokulasi
 Reduksi Oksidasi
 Adsorbsi
 Ion Exchange

20
Chemical Treatment

NaOH, HCl for neutralizing

Alum, PAC = flock

Urea, Phosphate, FeCl3 = nutrients

Flocculants, coagulant 
belt press / sedimentation

21
21
Neutralization

22
Chemical Treatment

•Alum , PAC , FeCl3


• Flocculants
• Urea & Phosphate
• BioNUT (bio nutrisi)
• Neutralization

23
SUMCO training & consulting
Urea & Phosphate

BOD : N : P = 100 : 5 : 1
Urea : CO (NH2)2 Neutralization

Phosphate : H3PO4 , NH3(HPO4) Air limbah yang ada harus di


netralkan dahulu.
Regulasi pH 6 – 9
Check nutrient residual :
NH3 = 0.5 – 3 ppm NaOH  Caustic Soda
PO4 = 2 – 6 ppm H2SO4  Asam Sulfat

24
Coagulation Flocculation

Jar Test

25
SUMCO training & consulting

KOAGULASI & FLOKULASI

Proses kimia yang di gunakan untuk menghilangkan bahan


cemaran yang tersuspensi atau dalam bentuk koloid. Partikel ini
tidak dapat mengendap sendiri dan sulit di tangani oleh perlakuan
fisik. Melalui proses koagulasi kekokohan partikel koloid di
tiadakan sehingga terbentuk flok-flok lembut yang kemudian di
satukan melalui proses flokulasi. Hal ini terjadi apabila elektrolit
yang di tambahkan dapat di serap oleh partikel koloid sehingga
muatan partikel menjadi netral. Penetralan oleh koagulan terjadi
KOAGULASI
bila cukup : proses
konsentrasi untukdestabilisasi
mengadakan muatan
gayapada
tarikpartikel
menariktersuspensi
dan koloid. Alum, Feri Clorida, Fero Sulfat, PAC (Poly Alum Chloride)
antar partikel koloid.
FLOKULASI : aglomerasi dari partikel yang terdestabilisasi dan koloid
menjadi partikel terendapkan. Anionik, Kationik

26
SUMCO training & consulting

ORP Test

Oxidation / Reduction Potential (ORP) test merupakan gambaran indikasi


spesies yang teroksidasi atau terreduksi di dalam air limbah dengan
melihat nilai pernapasan dari bakteri yang ada.
Jika ORP bernilai positif mengindikasikan banyaknya spesies yang
teroksidasi dan menghasilkan senyawa dalam bentuk nitrate atau nitrite.
Jika ORP bernilai negatif mengindikasikan spesies yang tereduksi dan
menghasilkan senyawa seperti ammonia, sulphide.

Approx ORP Molekul yang di gunakan untuk Type degradasi /


Values, mV degradation BOD Pernapasan Cell

> + 50 Oxygen (O2) Oxic (aerobic)


+ 50 to – 50 Nitrite (NO2-) / Nitrate (NO3-) Anoxic (anaerobic)
< - 50 Sulfate (SO4-2) Sulfate reduction (anaerobic)
< - 100 Organic (CHO) Mixed Acid & alcohol
< - 300 Organic (CHO), CO2, CO, H2 Methane production

27
SUMCO training & consulting

Process , Aeration Timer , ORP

+ 300
Nitrification
+ 200
Polyphosphate
Aerobic organic Development
+ 100 Carbon oxidation

ORP 0 Denitrification

Polyphosphate Sulfide
- 100 Breakdown Formation

Acid
- 200 Formation
Methane
Formation
- 300 Aeration Timer (Increasing)

28
Solid Treatment
1. Check Toxicity, LD50, Characteristic
2. Batako
3. Landfill
4. Incinerator
5. Komposting
6. Egg tray
7. 3rd party companies

29
Apa yang di lakukan ?
 Recovery fiber dari WWT sludge
 Mempersiapkan operational landfills
 Fly bottom ash di jual di industri
semen
 Bottom ash untuk jalan
 Saw dust untuk pembuatan pallet
block
 Domestic waste di lakukan
pemisahan

30
Contoh pembuatan super
kompos
 Dengan komposisi sbb:
 Sludge 73 %
 Saw dust 10%

 Boiler ash 10%

 CIRP 5%

 Dolomite 1.75%

 Stardec 0.25%

31
Bahan Berbahaya dan Beracun

 PP RI No. 18 tahun 1999


 Limbah B3 adalah sisa usaha yang
mengandung bahan berbahaya dan
beracun yang karena sifat, konsentrasi
atau jumlahnya baik secara langsung
atau tidak langsung dapat
mencemarkan dan merusak lingkungan
hidup dan membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.

32
B3
 Uji karakteristik limbah B3
 Pengujian toksikologi untuk
menentukan sifat akut dan atau
kronik.
 Daftar limbah dengan kode D220,
D221, D222 dan D223.

33
Uji Karakteristik B3
 Mudah meledak
 Mudah terbakar
 Bersifat reaktif
 Beracun
 Menyebabkan infeksi
 Bersifat korosif

34
Limbah Beracun & Akut
 Penentuan sifat racun limbah dengan
mempergunakan TCLP (Toxicity
Characteristic Leaching Procedure).
 Penentuan sifat akut limbah di
lakukan dengan uji LD50 (Lethal
Dose Fifty) maksudnya dosis limbah
yang menghasilkan 50% respons
kematian pada populasi hewan uji.

35
Oral Toxicity Level on Human
Table
Category LD50 (mg/kg)
Extremely Toxic <1
Highly toxic 1 – 50
Moderately toxic 51 – 500
Slightly toxic 501 – 5000
Practically non toxic 5001 – 15.000
Relatively harmless > 15.000

36
Oil Grease Separator
Minyak
Di permukaan
influent
Pembatas effluent
Saringan
Floating
kasar oil pipe outlet

37
Floating System

38
Plate Separator

39
Heavy Metal Separasi
 Kandungan logam yang signifikan di
dalam air limbah sehingga beresiko
membahayakan bagi lingkungan
sekitar.
 Contoh timbal, silver, mercuri,
crom, zink, cadmium dll.

40
Precipitation
 Merupakan proses menjadikan solid
dari kandungan benda padat di
cairan.

41
42
43
44
45
46
47
48
49
Rapid Mix

50
Sedimentation

51
Filtration

52
Sludge Treatment

53
Discussion...

54

You might also like