You are on page 1of 81

UJI FUNGSI TIROID

Emmy Harefa, Jakarta 29 November 2016


Overview
Latar Belakang
Pemeriksaan Laboratorium Umum
Tiroid Autoimun
Lain-lain :Pitfalls,Review
Penutup
Background
"..Primary care physicians (PCPs) are faced with a
large number of patients everyday with nonspecific
complaints, and may have more serious underlying
problems such as thyroid disease. The PCP has very
difficult job of sorting out the patients with minor
illness from the patients with more serious
underlying disease.
Particularly difficult in the thyroid area because most
thyroid symptoms are non specific. Therefore, many
patients with thyroid dysfunction go undiagnosed or
misdiagnosed for months or even years. This is
unfortunate because good treatment is available for
most thyroid problems.."
GP & laboratory communications

 to provide a better outcome for the patient → important open and clear
communication between the GP and the laboratory
 It's important the laboratory is aware the following :
- the clinical indications for testing (are you suspicious of thyroid
dysfunction or are you monitoring drug treatment)
- any relevant drug treatments the patients may be taking including dose
and any changes in dose & the length therapy
 Providing the laboratory with as much clinical information as possible
allows the laboratory to provide a better service
 Reflex test can be added more appropriately, and abnormal or unexpected
results can be investigated and interpreted more effectively.

(bpac_thyroid_guide_tft_wv)
5 % of world population
suffers from thyroid diseases
Thyroid Indonesia Factsheet

Dari 1.220 wanita di 6 kota (Jkt, Bdg, Smrg,Srby,Mdn,Jogya) :


 55% wanita didiagnosa gangguan tiroid ; 45% memiliki anak dengan
gangguan tiroid
 ±30% wanita menunggu >1 tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk
menemui dokter
 14% tidak dapat pengobatan/ perawatan apapun meski telah
terdiagnosa
 57% keliru mengidentifikasi sebagai kondisi peradangan dan hanya 1
dari 5 (22%) yg mengidentifikasi dgn benar
 9 dari 10 (89%) wanita berisiko tinggi tidak menyadari bahwa tersedia
pengobatan untuk kondisi mereka

(Thyroid Disease Study, IMS Health on behalf of Merck Serono,


Jan-March 2015 in 1,720 people in six Indonesian cities)
Thyroid Indonesia Factsheet

Dari 500 tenaga professional kesehatan - 350 GPdan 150 internis.


 Gejala yg paling sering ditemukan dalam mendiagnosa
tidak selalu sesuai dengan gejala umum gangguan tiroid :
- Berdasarkan kelainan fisik, gejala yang paling sering dicari adalah : tangan
gemetar (100%), keringat berlebih (93%), perubahan berat badan (92%),
denyut jantung yang sangat cepat (88%) dan sensitivitas pada suhu (86%)
- Gejala umum lainnya tidak langsung terlihat pd px fisik dan kurang dicari o/
para praktisi kesehatan, termasuk: kecemasan, gelisah dan mudah marah
(69%), masalah tidur( 64%) dan depresi (55%)
 Dibandingkan dokter GP, rata-rata dokter internis mendiagnosa lebih banyak
pasien dengan gangguan tiroid- 5,4 : 3

(Thyroid Disease Study, IMS Health on behalf of Merck Serono,


Jan-March 2015 in 1,720 people in six Indonesian cities)
Thyroid disease can have wide ranging affects
The Brain
The Thyroid Depression
Decreased concentration
General lack of interest
Impaired fetal intellectual
development

The Liver
Increased LDL cholesterol
Elevated TG

The Heart
The Intestines Decreased heart rate
Increased blood pressure
Constipation Decreased cardiac output
Decreased GI motility Diastolic dysfunction

The Reproductive System


The Kidneys
Decreased fertility
Menstrual abnormalities Decreased function
Fluid retention and edema
Bagaimana Kelenjar Tiroid Bekerja

 Fungsi dari kelenjar tiroid : untuk membuat, menyimpan


dan mensekresi hormon tiroid ke dalam darah
 Tiroid juga mengakumulasi iodine dr diet yang dimakan
(digunakan untuk membuat hormon tiroid)
 Dua hormon tiroid yang dihasilkan :
- Thyroxine (tetraiodothyronine) - juga disebut T4
- Triodothyronine - lebih dikenal sebagai T3
angka "4" dan "3" menunjukkan banyaknya atom iodine dalam
molekul
(Hypothalamic-Pituitary-Thyroid Axis)
Sintesis Hormon Tiroid
Berbagai Tipe Gangguan Fungsi Tiroid

 Disfungsi : Hipertiroidisme, Hipotiroidisme


 Penyakit Autoimun :
- Graves’ disease
- Hashimoto’s disease
- Tiroiditis atropik
- Tiroiditis postpartum
 Tiroiditis sub akut (infeksi virus)
 Pertumbuhan tiroid abnormal : difus, nodular, keganasan
Penyakit Tiroid yang Disebabkan
Kelainan Fungsi
Hipotiroid

Penurunan sekresi hormon kel.tiroid akibat kegagalan mekanisme kompensasi


kel.tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon-hormon
tiroid

 Pada bayi dan anak : mengganggu tumbuh kembang anak yang serius spt :
retardasi mental
 Pada dewasa : menyebabkan terjadinya penurunan metabolisme, heart rate
yang rendah akibat konsumsi oksigen berkurang,dll
 Prevalensi meningkat pada usia 30-60 tahun, pada wanita >4x dibanding pria
 ↓ sekresi hormon tiroid : ↓↓ laju metabolisme basal yg akan mempengaruhi
semua sistem tubuh
 PENYEBAB :
Penyakit autoimun, Pengangkatan kelenjar tiroid total atau sebagian,
Kekurangan yodium, Hipotiroid bawaan, Radang kelenjar tiroid (tiroiditis),
Perawatan radiasi, obat-obatan (amiodaron, litium, interferon alfa) dan
kerusakan kelenjar pituitari
Etiologi Hipotiroid
A) Hipotiroid Primer
 Hashimoto’s thyroiditis
 Sub acute thyroiditis (umumnya transien)
 Terapi Iodine radioaktif pada penyakit Grave
 Tiroidektomi subtotal pada penyakit Grave, nodular goiter
atau kanker tiroid
 Kelebihan asupan Iodide
 Defisiesi iodide
 Inborn error dari sintesis hormon tiroid
 Drug : litium, interferon alfa, amiodaron

B) Hipotiroid Sekunder
Hipopituitari terkait adenoma, pituitary ablative therapy atau
destruksi pituitari

C) Hipotiroid Tertier
Disfungsi hipotalamus (jarang), resistensi perifer terhadap
kerja hormon tiroid
Tanda & Gejala Hipotiroid

 Laju metabolisme rendah


 Muka sembab
 Konstipasi
 Pertambahan berat badan
 Lebih mudah merasa lelah
 Lebih cepat lupa
 Kulit lebih kering
 Rambut menjadi rapuh
 Intoleransi dingin
 Siklus menstruasi tidak teratur
 Kadang disertai pembesaran kel.
tiroid (goiter)
 Kulit menjadi tebal (miksedema)
 Dan lain-lain
• Miksedema
Hipertiroid

Kelebihan sekresi hormon kel.tiroid akibat


Overaktif kelenjar tiroid (T4 dan T3).

 Jika menjadi simptomatik disebut tirotoksikosis. Tirotoksikosis dapat


terjadi tanpa adanya hipertiroid yang sesungguhnya (apapun
sebabnya)
 Tirotoksikosis dapat terlihat saat terjadinya inflamasi tiroid
(tiroiditis), yang menstimulasi pelepasan hormon steroid atau dapat
sebagai akibat kelebihan hormon tiroid eksogen (tirotoksikosis
factitia) maupun produksi hormon ektopik (ovarian struma atau
kanker tiroid metastase)
 Umum terjadi pada 1 dari 50 wanita dan 1/250 pria.
 ↑↑ produksi T3 dan T4 sering 5-15 kali nilai normal
Hipertiroid

 Hipertiroid dapat terjadi karena gangguan pada tiroidnya sendiri (gangguan


primer), pituitari (sekunder) dan hipotalamus (tersier).
 Hipertiroid yang paling umum terjadi :
- Grave's disease (diffuse toxic goiter),
- Toxic multinodular goiter,
- penyakit iatrogenic (kelebihan suplementasi selama terapi terapi pengganti)
 Profil khas hipertiroid primer : TSHs ↓, FT4 ↑
 Pada beberapa kasus lain : profil TSH ↓, FT4 normal dan FT3 ↑
 Tes skrining rekomendasi : TSHs, dilanjutkan dgn FT4 dan mungkin FT3
Hipertiroid

 Pada penyakit sekunder : TSH dapat N or ↑, FT4 ↑, FT3 ↑


 Adanya TRAb ataupun tes TSI (Thyroid stimulating
immunoglobulin) antibodies : Grave's disease. Ini
membedakan Grave's disease dengan penyakit hipertiroid
lain.
 Pada Grave's disease, TPO Ab dapat dijumpai.
 Jika dijumpai adanya nodul tiroid, perlu scan dan USG tiroid
 Pasien yang diterapi dengan hipertiroid juga dapat berisiko
hipotiroid
Hipertiroid

PENYEBAB utama hipertiroid :


 Difuse toxic goiter : Grave’s disease – suatu penyakit
autoimun, didapati adanya stimulasi autoantibodi TSH
reseptors
 Toxic multinodular goitre : pembesaran nodul tiroid pada
usia lanjut
 Toxic nodule – autonomously functioning -thyroid nodule ;
umumnya adenoma (hormon tiroid jinak penghasil tumor)
 Lymphocytic thyroidis – inflamasi menyebabkan lepasnya
cadangan hormon (diikuti fase hipotiroid)
 Subacute thyroiditis – tiroiditis yang berkaitan dengan
painful goitre
Tanda & Gejala Hipertiroidisme

 Mata yang menonjol (exophthalmus)


 Buang air besar berlebih
 Penurunan berat badan
 Sesak nafas
 Gelisah / gugup
 Rambut rontok
 Sering tremor
 Intoleransi terhadap panas
 Banyak mengeluarkan keringat
 Kadang disertai pembesaran kelenjar tiroid
(goiter)
 Dan lain-lain
Gangguan Kelenjar Tiroid

 Hipotiroid Terkait sekresi hormon tiroid


 Hipertiroid
 Hipertrofi Kel. Tiroid
Hipertrofi Kel. Tiroid

 Mengalami pembesaran akibat pertambahan ukuran sel/jaringan tanpa


disertai ↑↑atau ↓↓ sekresi hormon kel.tiroid.
 Sinonim : goiter non toksik / simple goiter / struma endemik
 Dampak : lokal, tergantung pengaruh pembesarnnya di sekitar organ
pembesarannya, mis. pd trakea & esofagus
 FAKTOR PENYEBAB : defisiensi iodium, goitrogenik glikosida
agent, anomali, peradangan dan tumor/neoplasma.
 Sec. fisiologis kel.tiroid dapat membesar : sbg akibat ↑ aktivitas
kel.tiroid sbg upaya mengimbangi kebutuhan tubuh yang meningkat
pada masa pertumbuhan & masa kehamilan
Kanker Tiroid

 Ada 4 jenis kanker tiroid : papillary, follicular, medullary,


and anaplastic.
 Kecuali anaplastic, umumnya kanker tiroid dapat diobati,
tidak sangat ganas dan jarang yang fatal
 Diagnosis kanker tiroid berdasarkan : hasil biopsi.
 Px Radiologi dan tes tiroid penting dalam penanganan kanker
tiroid
 Terapi kanker papillary, follicular & medular :
pembedahan & sebagian besar dilanjutkan dengan ablasi
iodine radioaktif. Pasien in butuh suplementasi sepanjang
hidup dengan tiroksin setelah pengobatan
 Tes lab: tiroglobulin, calcitonin, TSH dan FT4
Kanker Tiroid

1) Papillary cancer : ± 70-80%


2) Follicular cancer : ±10%, umumnya terjadi pada usia lanjut dan di daerah
yang defisiensi yodium
 Tiroglobulin digunakan u/ memantau respon pengobatan
 Pasien yang terapinya sukses yang mengalami tiroidektomi total dan ablasi
iodine, tiroglobulin seharusnya tidak terdeteksi. Jika masih terdeteksi
menunjukkan kemungkinan adanya rekurensi atau pengobatan yang tidak
sempurna
3) Medullary carcinoma : ± 3%, tdd parafolikular/sel C tiroid. Seperti sel C
normal mensekresikan calcitonin. Calcitonin digunakan u/ diagnosis dan
prognosis medullary carcinoma & memantau respon pengobatan
4) Anaplastic carcinoma : ± 2%. Ditandai dengan pembesaran tiroid yang cepat
dan nyeri. Sifatnya fatal dan belum ada terapi yang efektif. Seiatr 80% pasien
akan meninggal setelah 1 tahun dari diagnosis
Tes Fungsi Tiroid

 Tahun 1950-an : tes tiroid yg


tersedia hanya protein-bound
iodine (T4)  poor sensitivity
& specificity
 Now : pemeriksaan tiroid
menggunakan spesimen serum
dengan metode
manual/automasi yang
menggunakan antibodi spesifik

28
Uji Fungsi Tiroid

 Tes Untuk Uji Fungsi Tiroid


 T3 Total dan T4 Total (TT3 dan TT4)
 T3 Bebas dan T4 Bebas (FT3 dan FT4)
 FT4I (Indeks Tiroksin Bebas)

 Tes Untuk Aksi Hormon Tiroid


 TSH (Tirotropin)

 Tes Khusus
 Tes supresi TRH, yang diikuti dgn px TSH
 Tiroglobulin (Tg)
 Calcitonin (CT)

 Tes Untuk Etiologi


Anti TPO : Antibodi thd Tiroid Peroxidase
 AntiTg Ab : Antibodi terhadap Tiroglobulin
 TRAb : Antibodi terhadap Reseptor TSH
(Tirotropin)
Principles of Laboratory Testing Used
for Thyroid Testing

 Most thyroid tests are performed two form immunoassy :


 competitive immunoassays: for thyroid hormone (T3,T4), one
available for thyroglobulin
 Sandwich immunoassays : for peptida hormone (TSH, calcitonin, and
thyroglobulin).

Endocrinol Metab Clin N Am 36 (2007) 579–594


Hipotiroid

 Hipotiroid dapat terjadi karena gangguan pada tiroidnya sendiri


(gangguan primer), pituitari (sekunder) dan hipotalamus (tersier).
 Rekomendasi tes skrining : TSHs, dilanjutkan dgn FT4 dan mungkin FT3
 Profil utama hipotiroid primer : TSH ↑, FT4↓, FT3 Normal or ↓
 Hipotiroid primer yang paling umum : Hashimoto’s disease (penyakit
autoimun pada kelenjar tiroid) yang secara perlahan dirusak o/ proses imun
akibat proses imun yang dimediasi sellular and autoimmune
 Hashimoto’s disease ditandai adanya anti-TPO antibodi dan inflamasi
kronis dari kelenjar tiroid
 Hipotiroid sekunder ditandai : FT4 ↓ dan TSH ↓ atau Normal
Commonly Thyroid Function Tests

• TSH
• FT4, T4
• FT3, T3
• Thyroglobulin
• TSHR antibody (TRAb)
• Antithyroid peroxidase antibodies (Anti TPO)
• Thyroglobulin Antibodies (TgAb)
Thyroid Stimulating Hormone/TSH

 Disekresikan oleh pituitari anterior


 Sekresi TSH bersifat pulsatil dan memiliki ritme sirkardian
 Serum TSH menunjukkan adanya variasi diurnal
- Puncak pada malam hari
- Nadir pada sore hari
- Level TSH saat puncak : dapat 2x level nadir
 Telah diklasifikasikan generasinya berdsarkan sensitifitas fungsionalnya
 1st generation (sensitivitas 75%, spesifisitas 90%) : hanya mampu
mendeteksi hipotiroid
 Hipertiroid dapat dideteksi menggunakan TSH generasi ke-2 (sensitivitas
fungsional 0,1-0,2 mIU/L) & generasi ketiga (sensitivitas fungsional
0,01-0,02 mIU/L)

Arq Bras Endocrinol Metab. 2013;57/3


Proceedings of Singapore Healthcare;20.2011
Thyroid Stimulating Hormone/TSH

 Menggantikan T4 sebagai first line menilai fungsi tiroid


 Rekomendasi guideline National Academy of Clinical
Biochemistry (NACB): Gunakan pemeriksaan TSH dengan
sensitivitas fungsionalgenerasi ketiga (0.01-0,02 mU/L) atau
yang lebih baik lagi
 upper limit of ‘‘normal’’ for TSH : unresolved issue
 batas bawah umumnya sekitar 0.4-0.5 mU/L ; dan batas atas 4.5-
to 5.5 mU/L
 Normal range 0.4 – 4,5 mIU/L
 Guideline ATA : utk diagnosis dan manajemen peny.tiroid pada
wanita hamil : tm 1 (0.1-2.5 mIU/L), tm 2 (0.2-3.0),tm 3 (0.3-3.0)
mIU/L
TSH Assay Generations
Thyroid Stimulating Hormone/TSH

 Marker terbaik menilai disfungsi tiroid, monitoring pasien hipotiroid &


pemantauan replacement dose levothyroxine
 Jika TSH tinggi, sebaiknya dilakukan tes konfirmasi kedua termasuk TSH
dan FT4 sebelum memulai pengobatan
 Direkomendasikan tiap 5 tahun (jika usia>35 tahun), wanita hamil & oleh
semua usia jika memiliki faktor risiko
 Pada bulan pertama pengobatan hipotiroid atau hipertiroid berat dan kronik,
level TSH dapat tetap abnormal meskipun hormon tiroid normal. Pada kasus
ini FT4 lebih dipercaya dibanding TSH.
 Kondisi lain selain disfungsi tiroid patut dipertimbangkan bila TSH
abnormal : perubahan fisiologis akibat kehamilan, severe NTI dan
penggunaan obat-obatan (mis, amiodaron, litium, dopamin, dan
glukokortikoid)

Arq Bras Endocrinol Metab. 2013;57/3


Proceedings of Singapore Healthcare;20.2011
Thyroid Stimulating Hormone/TSH

Endocrinol Metab Clin N Am 36 (2007) 579–594


Beberapa Penyebab TSH Abnormal

JAPI Supplement Jan 2011;59:14-20.


38
Beberapa Penyebab TSH Abnormal

39
JAPI Supplement Jan 2011;59:14-20.
Iodotironin (T4,T3, FT4 dan FT3)

 T4 : hormon utama yang disekresikan kelenjar tiroid


 T3 memiliki sensitivitas & spesifisitas rendah dalam diagnosa
hipotiroid
 Level T3 tdk sesuai digunakan untuk diagnosa hipotiroid karena
peningkatan konversi T4→T3 menjadikan T3 tetap dalam range
normal sampai hipotiroid menjadi parah.
 FT4 dan FT3 lebih akurat krn hasil abnormal T3 dan T4 lebih
sering dr perubahan protein transport, bukan dr fungsi tiroid
Thyroid Hormone Transport

 >99% hormon sirkulasi tiroid


berikatan dengan protein (TBG,
transthyretin disebut juga
thyroxine-binding prealbumin/
TBPA, albumin)
 Hanya 0,04% T4 dan 0,4% T3
yang tidak terikat (bebas)

Endocrinol Metab Clin N Am 36 (2007) 579–594


Factor Affecting Thyroid-Binding Globulin
Levels

FACTOR INCREASED DECREASED

Estrogens, fluororacil,
Androgens, danazol,
Drugs opiates, methadone,
glucocorticoids, nicotinic acid
mitotane, tamoxifen

Liver disease Hepatitis kronis dan akut Cirrhosis

Congenital disorders Not reported Rare deficiency

Renal Disease None Nephrotic syndrome

Other Conditions Pregnancy Malnutrition

Endocrinol Metab Clin N Am 36 (2007) 579–594

43
Iodotironin (T4,T3, FT4 dan FT3)

 Px hormon total dilakukan jika terdapat ketidaksesuaian hasil hormon bentuk


bebas
 T3 tidak perlu rutin dilakukan u/ diagnosis & pemantauan pasien
 Interpretasi T3 bersama FT4 dapat digunakan untuk diagnosis kompleks dan
adanya unusual hyperthyroidsm
 FT4 : sangat penting u/ evaluasi penyakit hipotalamus-pituitari, menilai
kepatuhan pasien terhadap respon terapi levothyroxine khususnya pd bulan
pertama pada hipotiroid berat dan kronis
 Reference range adults :
-FT4 : 0.7-1.8 ng/dL (9-23 pmol/L)
-FT3 : 2.3-5.0 pg/dL (35-77 pmol/L)
-TT4 : 4.5-12.6 µg/dL (58-160 nmol/L)
-TT3: 80-180 ng/dL (1.2-2,7 nmol/L)
Iodotironin (T4,T3, FT4 dan FT3)

 FT3 & FT4 : menggantikan T3 dan T4 total (yang dipengaruhi


kadar Thyroid Binding Globulin).
 FT3 dibatasi penggunaannya untuk evaluasi diferensial T3-
toksikosis dari subklinis tirotoksikosis, pemantauan pengobatan
thyroid storm dan dalam persiapan preoperasi yang cepat untuk
pasien tirotoksik akut.
 Metode indeks (FT4I dan FT3I): tes perhitungan dengan
sensitivitas diagnostik yang rendah & sudah digantikan oleh
pemeriksaan hormon bebas
Hub TSH dan FT4 : log linear berbanding terbalik.
Perubahan FT4 yg kecil akan disertai dgn perubahan sebaliknya yang besar dari TSH
Pattern of Thyroid Function Results
Px Lab untuk Evaluasi Fungsi Tiroid
Causes of discordant thyroid function
test results

CME July 2012 Vol. 30 No. 7


Rekomendasi Untuk Uji Tiroid

Hipotiroidisme
•Mengukur TSH pada tahap inisial
•Jika kadar TSH meningkat, direkomendasikan ukur Free T4
•TSH digunakan juga u/ monitor pengobatan (1-3 kali/ tahun)

Hipertiroidisme
•Mengukur TSH pada tahap inisial
•Jika TSH rendah (< 0,1 µIU/mL), direkomendasikan ukur Free T4
•Pengukuran FT3 direkomendasikan bila terjadi gambaran klinis hipertiroid
dengan TSH rendah namun kadar Free T4 normal
•FT4 digunakan utk memantau pengobatan inisial, FT4 dan TSH juga
digunakan untuk tidak lanjut rutin (1-2 kali/tahun)
Diagnosis Lab Hormon Tiroid
Other Ancillary Tests

 Serum thyroglobulin
– produced and released by thyroid gland.
- marker for recurrent thyroid cancer
- differentiate Graves disease from factitious thyrotoxicosis
 TSHR-Ab
- Expensive test
- Graves’ disease.
 Antithyroid peroxidase antibodies (Anti TPO)
– organ-specific and sensitive.
- Hashimoto’s thyroiditis
- predict overt hypothyroidism
Thyroid Antibodies

 Saat terjadi penyakit autoimun, tubuh membuat antibodi secara langsung


melawan protein-protein ini → mnjd sebab atau pencetus terjadinya
kelainan tiroid
 3 antigen tiroid utama terlibat dalam patogenesis AITD yakni :
tiroglobulin, tiroperoksidase & TSH receptor (TSH-R)
 Konsentrasi autoantibodi tiroid biasanya ditemukan pd AITD, namun
anti-Tg antibodies (TgAb) dan TPOAb juga ditemukan pada pd individu
sehat (9%-25%)
 Dilakukan u/ diagnosis diferensial gangguan tiroid
 Tidak ada indikasi untuk memantau level antibodi antitiroid selama
pengobatan hipotiroidisme.
The association of thyroid autoantibodies with
various disorders given as the percentage of
cases in which the relevant antibody can be found

Disorder TPOAb TRAb TgAb


Hashimoto’s 90% 70%
thyroiditis
Idiopathic - - 60%
hypothyroidism
Graves’ disease 75% 70-100% (Activating 30%
Ab 85-100%,
Blocking Ab 75-
96%)
Nodular goiter 10-20% - -
Thyroid carcinoma 10-20% - Small portion

Normal individu 10-15% 1-2% 3%

55
Prevalensi dari Tiroid Autoantibodi

 Estimasi prevalensi tergantung pd sensitivitas dan spesifisitas tes


yang digunakan.
 Prevalensi umum dapat disimpulkan pd tabel berikut :

Adapted from Saravanah P and dayan CD.Endocrin Metb Clin N Amer,


2001;30(2):315-337c
Tiroid Antibodi
Tiroid Peroksidase (TPO)

 Tes anti-TPO :pengembangan dari tes anti microsomal


autoantibodies (AMA), yang ditemukan positif pada tiroiditis
Hashimoto dan penyakit Graves.
 TPOAb terdapat pada :
-90%- 95% autoimmune thyroiditis (AT)
-80% grave disease (GD) dan
-10-15% non-autoimmune thyroid disease.
 Anti-TPO : mendapatkan gambaran yg lebih jelas dari kelainan tiroid
(mis. pd kead.TSH tinggi tp FT4 normal).
→ juga digunakan u/ monitor terapi imunologi, identifikasi
individu yang berisiko mengalami kelainan tiroid serta menilai risiko
terjadinya post- partum tiroiditis
Prevalensi TPO-Ab Positif

Lebih tinggi pada wanita


Meningkat seiring usia
(mean prevalence : 17%)
Umum terjadi pada
wanita usia subur
Pada laki-laki, tingkat
kejadian berhenti pada usia
sekitar 40 (mean prevalence =
8,7%)

Hollowell JG et al.2002.J Clin Endo Metab 87:489-499


Evolusi AITD

•Adanya antibodi TPO sebagai temuan patologis (risk marker)


• Penanda risiko dini dari peningkatan TSH & kead.hipotiroid
• Pada pasien dgn peningkatan Anti TPO dan TSH setidaknya 5% setiap
tahunnya akan berkembang menjadi hipotiroidisme klinis

Demers LM, Spencer CA. Thyroid 2003:13:49


Uji Fungsi Tiroid Selama Kehamilan

 Fungsi tiroid harus dipantau selama kehamilan, karena hipotiroidisme


maternal dpt berakibat buruk bagi perkembangan janin.
 TSH dilakukan sebelum kehamilan atau pd trimester -1 u/ mendeteksi
adanya mild thyroid failure (TSH>2,5 mIU / L)
 Selama kehamilan, level TT3 dan TT4 tinggi akibat meningkatnya TBG
dan FT4 sedikit meningkat di tm 1, tapi akan menurun perlahan-lahan di
tm ke-2 dan tm ke-3
 Anti TPO pada :
a) kehamilan dini : titer berhubungan dgn berkembangnya risiko tiroiditis
postpartum (masa setelah melahirkan)
b) periode postpartum : Biasanya meningkat sementara.
Titer berkaitan dgn perkembangan hipotiroid postpartum
ALGORITME SKRINING THYROID AUTOIMMUNE
DAN HIPOTIROIDISME PADA WANITA HAMIL

62
Who Need Anti TPO ?

Selain wanita hamil, pemeriksaan anti TPO


diperlukan oleh :
 Kecenderungan hipotiroidisme
 Riwayat penyakit tiroid autoimun
(keluarga &diri sendiri)
 Diabetes melitus tipe 1
 Kelainan autoimun lain, mis.reumatoid
artritis,sindrom sjögren
 Penurunan cadangan tiroid (mungkin
disebabkan riwayat iradiasi leher dan
tiroidektomi sebagian).
Tiroglobulin (Tg)

 Tiroglobulin berperan mensintesis & pelepasan hormon tiroid (T3&


T4)
 Manfaat utama : sebagai tumor marker untuk evaluasi efektivitas
tetapi kanker tiroid dan mendeteksi kekambuhan kanker tiroid pada
pasien post-tiroidektomi.
 Total Tg penting melihat apakah pasien masih memiliki kelenjar
tiroid (karena fakta bahwa hanya kelenjar tiroid yang dapat
menghasilkan Tg, baik itu normal atau sisa bagian kanker)
 Tidak semua kanker tiroid menghasilkan Tg, namun yang paling
banyak tipe kanker palillary dan folikular→ Tg ↑↑

Arq Bras Endocrinol Metab. 2013;57/3


Tiroglobulin Antibody (TgAb)

 TgAb terdapat pada sekitar :


- 70-80% pasien autoimmune thyroiditis (AT),
- 30-40% GD dan
- 10-15% non-thyroid autoimmune diseases.
 Pengukuran TgAb dan Tg sebaiknya dilakukan bersamaan dalam pemantauan
terapi untuk diferensial kanker tiroid, karena adanya TgAb dapat
menyebabkan false negative (underestimasi) kadar Tg → sbg rule out
gangguan tes Tg.
 Di daerah defisiensi iodium, pengukuran TgAb berguna untuk mendeteksi
penyakit tiroid autoimun pada pasien dengan goiter nodular dan untuk
pemantauan terapi iodida goiter endemik
 Metode TgAb : Radioimmunoassays (RIAs), immunoradiometric assays
(IRMAs) & enzyme-linked immunosorbent assays (ELISAs)

Arq Bras Endocrinol Metab. 2013;57/3


Rekomendasi TPOAb, Anti Tg & Tg

 TPOAb lebih sensitif dan paling banyak digunakan dalam mendeteksi


ATD
 Level serum TgAb dan TPOAb menunjukkan adanya disfungsi tiroid
autoimun dan sebaiknya dikombinasikan dengan pemeriksaaan TSH
dan FT4.
 TgAb dan TPOAb sebaiknya dilakukan untuk kondisi :
- jika ada suspect ATD
- pasien berisiko tinggi disfungsi tiroid
- Pasien dengan terapi interferon, lithium atau amiodaron;
- Pasien yang memiliki riwayat infertil atau gagal menjalani terapi
reproduksi

Arq Bras Endocrinol Metab. 2013;57/3


TSH Receptor Autoantibodies (TRAb)

 TRAb berguna untuk diferensial diagnosis hipertiroid, serta memiliki


spesifisitas yang baik pada grave disease.
 Peran level TRAb pd evaluasi tahap awal : menentukan tingkat keparahan
penyakit, menentukan keputusan pemberian terapi serta memperkirakan
kemungkinan remisi.
 Pengukuran TRAb sebelum penghentian terapi obat anti tiroid dapat
membantu identifikasi pasien yang mulai berhenti terapi; TRAb yang
normal (positif) setelah terapi medis menunjukkan peningkatan risiko
kekambuhan
 TRAb harus dilakukan pada wanita hamil dengan GD pada trimester ke-3
(minggu ke 20-24 gestasi) untuk menilai risiko transient neonatal
thyrotoksikosis dan hipertiroid pada janin.
Arq Bras Endocrinol Metab. 2013;57/3
Eur J Int Med 2011;22:213-216
TSH Receptor Autoantibodies (TRAb)

 Terbagi atas 2 tipe :


1. TSAb (Thyroid Stimulating Autoantibodies) menyebabkan
hipertiroid Grave Disease
2. TBAb (Thyroid Stimulating-BlockingAntibodies) yang
memblocking reseptor berikatan dengan TSH
 Setiap tipe TRAb (TSAb dan TBAb) dapat dideteksi secara total
maupun bersamaan) pada penyakit Graves maupun Hashimoto
tiroiditis
 Reference range :
- Healthy, nonthyroidal disease : < 1.22 IU/L
- Thyroid disease without Graves' disease : <1.58 IU/L
- Untreated Graves' disease : >1.75 IU/L
Quest Diagnostics
Arq Bras Endocrinol Metab. 2013;57/3
Graves’ disease
Thyroid-stimulating antibodies cause Graves’ disease

+ Ythyroid-stimulating antibody (TSAb /TSI)


TSH ↓↓, fT4 ↑, fT3 ↑, Anti-TSHR ↑
Hyperthyroidism / Graves’ Disease
Thyroid
receptor

- Ythyroid-blocking antibody (TBAb/TBI)


TSH n/↑, fT4 n/↓, fT3 n/↓
Thyroid gland Anti-TSHR ↑
Hypothyroidism
↑ elevated concentration, ↓ decreased concentration, ↓↓ strongly decreased concentration, n = normal

Sources:
Li Y et al.. 2013 Clin Exp Immunol; 173(3):390-7
Orgiazzi J et_al. 2003. Annales d’Endocrinologie; 64(1): 31-36
Calcitonin
 Sebagai tes preoperasi pada pasien yang memiliki nodul tirod (dan pada
penyakit tiroid non nodular)
 Bermanfaat untuk :
- Diagnosis hiperplasia sel C dan kanker medular tiroid
- Pemantauan terapi pasien kanker tiroid medullar
-melihat efektivitas terapi & kemungkinan kekambuhan
 German Society for Endocrinology merekomendasikan skrining rutin
kanker tiroid medular menggunakan calcitonin pada pasien dengan
nodular goiter (dilanjutkan dengan stimulasi pentagastrin pada pasien
yang calcitoninnya meningkat), yang lain merekomendasikan
pengukuran calcitonin secara rutin.
 Kondisi lain seperti Hashimoto thyroiditis, juga berkaitan dengan level
calcitonin yang meningkat.
 upper reference limits : umumnya hingga 10 ng/L

Endocrinol Metab Clin N Am 36 (2007) 579–594


Screening Recommendations

• The AAFP recommends screening high-risk populations:


- women with a family history of thyroid disease
- women >35 years old
- pregnant women
- abnormal physical exam
- diabetic patients
- history of autoimmune disorder
• The American Thyroid Association (ATA) recommends screening start
at age 35 (and every 5 years after that)
Surks. JAMA. 2004 Jan 14;291(2):228-38.
www.aafp.org/afp/20051015/1517.pdf Accessed February 16, 2006.
The American Thyroid Association Web site. American Thyroid Association Guidelines for Detection of Thyroid Dysfunction. Available at:
http://thyroid.org/professionals/publications/documents/GuidelinesdetectionThyDysfunc_2000.pdf. Accessed February 16, 2006.
Indikasi Pemeriksaan Tiroid

 INDIKASI ABSOLUT
Bayi baru lahir, goiter, riwayat adanya tiroiditis kronik, riwayat
terapi dengan radioiodium, penyakit Graves, pemantauan terapi
supresi atau terapi pengganti hormon tiroid, fibrilasi atrial, riwayat
pengobatan tiroid

 INDIKASI RELATIF
Riwayat keluarga penyakit tiroid atau penyakit autoimun yang lain,
riwayat penyakit autoimun nontiroid, neonatus atau ibu dengan
riwayat penyakit tiroid autoimun, penambahan atau pengurangan
berat badan yang tidak jelas sebabnya, semua wanita di atas usia 50
tahun
Panel Tiroid
TSHs
FT4 Panel Uji Saring Penyakit
Autoimun Tiroid
 Anti TPO
 Tiroglobulin
PANEL  TRAb

Panel Penanda Tumor Tiroid


Tiroglobulin
Calcitonin
Pengaruh Beberapa Obat Terhadap
Tes Fungsi Tiroid

74
Pitfalls in Thyroid
Preanalitik Analitik
Anomalous binding of thyroid hormones (T4&T3) to serum protein
- genetic
-drug-induced
-disease -induced
-pregnancy

Altered reference intervals for thyroid hormones or TSH


- TSH
-Pregnancy -Heterophilic
-Age antibodies
Auto-antibodies
Disrupted set point of the hypothalamus-pituitary-thyroid axis
- Non-thyroidal illness (NTI), including acute pscychiatric illnes
-Drugs
-Unusual thyroid conditions, including thyroid hormone resistance

Specimens
-free fatty acid (FFA)
-Heparin artifact CME July 2006;24(7):386-390
Algorithm for the interpretation of discordant TFTs

O. Koulouri et al. / Best Practice & Research Clinical Endocrinology & Metabolism (2013) 745–762
Deskripsi Tes Tiroid dan Manfaatnya
Deskripsi Tes Tiroid dan Manfaatnya
Karakteristik Gangguan Tiroid Berdasarkan Hasil
Tes Fungsi Tiroid

JAPI Supplement Jan 2011;59:14-20.


Penutup

 Pemeriksaan laboratorium : komponen esensial dalam diagnosis dan


manajemen penyakit tiroid.
 Interpretasi hasil diagnosis membutuhkan klinisi yang mengetahui
keadaan klinis, sejarah dan usia pasien.
 Beberapa obat dan kondisi tertentu dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan hormon tiroid
 TSH lebih sensitif dan spesifik dibanding FT4 untuk pasien rawat jalan
jika diperlukan tes skrining tunggal
 Pemeriksaan kadar TSHs dan T4 bebas (FT4) secara simultan
meningkatkan efisiensi diagnosis disfungsi tiroid
 Waktu dan pemilihan tes tiroid yang tepat merupakan pendekatan
terbaik dalam memahami interpretasi dari hasil

You might also like