You are on page 1of 12

TEKNOLOGI TEPAT GUNA

ABSAH
(AKUIFER BUATAN SIMPANAN AIR
HUJAN)
PUSAIR, 12 MEI 2020
BANGUNAN ABSAH
• Bangunan ABSAH merupakan bangunan penyediaan air baku mandiri yang tersusun dari 4 bak
yang tertutup rapat.
• Dari ke-4 bak, maka bak pemasukan air harus di desain sehingga sanggup menyimpan air selama
hujan terlebat berlangsung (missal 120 mm yang terjadi selama 2 jam)
• Ukuran bak pemasukan ditentukan oleh intensitas hujan maupun luas atap bangunan

Buku Penyediaan Air Baku di Pulau


ABSAH
Pemanfaatan air hujan menjadi solusi yang tepat dalam
penanggulangan masalah kelangkaan air di wilayah
kering dan pulau kecil, salah satunya adalah dengan
penerapan teknologi
Aquifer Buatan Simpanan Air Hujan (ABSAH)

Filosofi dasar dari bangunan ABSAH adalah dapat


menirukan aliran air yang terjadi di alam berupa:
1. Aliran air tanah alami (dalam akuifer)
2. Aliran mata air
3. Proses hidrologi dalam suatu DAS (atap bangunan
diasumsikan sebagai daerah tangkapan)
4. Proses penyaringan fisik di alam
5. Proses penambahan mineral di alam, baik proses
fisik, kimia, maupun biologis.

Buku Penyediaan Air Baku di Pulau


KONSEP BANGUNAN ABSAH
1. Terdiri dari 4 bak, yaitu bak pemasukan air, bak akuifer 6. Air yang mengalir melalui akuifer buatan berakhir di bak
buatan, bak penyimpanan air dan bak pengambilan air pemanfaatan
(antar bak diberi rooster/panel berongga)
7. Bak pemanfaatan berupa sumuran yang diselimuti kerikil
2. Bangunan dibuat tertutup rapat dan tertanam sebagian di sedang, halus, dan pasir kasar. Hal ini menirukan konsep
bawah muka tanah, dibuat kedap air agar tidak bocor. sumur gali dan sumur bor
3. Air hujan yang ditangkap atap dimasukkan ke dalam bak
pemasukan air melalui talang. Pada bak ini terdapat bahan 8. Pemanfaatan air dapat ditimba menggunakan ember
penyaring yang ditempatkan secara horizontal dan ditanam maupun memasang pompa tangan
dalam lapisan kerikil kasar yang sewaktu-waktu harus
mudah diambil

4. Air kemudian masuk ke bak akuifer buatan, menirukan


Bangunan
fungsi akuifer alami
ABSAH di Desa
5. Bak akuifer tersusun atas kerikil kasar-sedang-halus, Sugiwaras,
pasir kasar-sedang, puing bata merah berukuran kerikil Pringkuku,
halus, arang kayu/batok kelapa, ijuk dan di bagian tengan Pacitan
disisipkan batugamping (bila diperlukan). Antar sekat
diberi rooster
Buku Penyediaan Air Baku di Pulau
FILOSOFI BANGUNAN ABSAH
1. Fungsi akuifer buatan menyerupai akuifer alami, dimana proses 4. Faktor yang berpengaruh terhadap komposisi kimia air tanah
fisik, kimia dan biologi berlangsung. Penambahan mineral dan alami yang ditirukan ABSAH yaitu (Toth, 1983) :
penyaringan fisik lambat, oleh karena itu pergerakan aliran air - Mobilitas elemen di dalam air
berjalan secara laminar (sangat lambat sekali) - Temperatur
- Tekanan dan kedalaman
- Kontak antara air dengan batuan
2. Bangunan ABSAH dibuat tertutup rapat dan ditanam, missal - Panjang dan lamanya waktu kontak
1,5 m dibawah tanah dan 1 m menonjol di atas tanah, supaya; - Panjang lintasan kontak
mencegah sinar matahari masuk, meminimalisir penguapan, - Besar dan distribusi garam terlarut dalam batuan
menjaga suhu di dalam bak konstan, mencegah pembentukan - Kondisi air sebelumnya (air hujan)
ganggang-lumut dan mencegah polusi dari air luar ke dalam bak-
bak
5. Curah hujan di Indonesia tergolong tinggi, jika dibandingkan
dengan negara lain

3. Perolehan air hujan bisa dibuat optimal, karena dalam neraca


hidrologi P – ET = R0 ± ∆S atau dengan data tahunan jangka
panjang berlaku rumus P – ET = R0, yang mana unsur ET dalam
skala regional tidak bisa ditiadakan, namun dalam skala local bisa
diperkecil

Buku Penyediaan Air Baku di Pulau


DESAIN UKURAN DAN VOLUME BANGUNAN
ABSAH
P - pasok (l/hari) 404
A - luas atap (m2) 64
Kumulatif awal 100 --> nilai bebas, yang penting positif Contoh perhitungan dengan
Pasok air
Volume pasok air
Volume kumulatif
menggunakan data bulanan
Curah hujan Volume hujan per bulan
Bulan Jumlah hari
(mm) koreksi(m3)
l/hari (m3)
Volume sisa (m3)

(m3)
jangka panjang dan luas
      (c/1000)*A   (b*e)/1000 d-f   atap bangunan 64 m2, di
daerah Karya Tani,
a b c d e f g h
Januari 31 246.3 15.7632 404 12.52 3.24 103.24
Pebruari
Maret
28
31
222.9
189.3
14.2656
12.1152
404
404
11.31
12.52
2.95
-0.41
106.19
105.78
Lampung Timur
April 30 144.2 9.2288 404 12.12 -2.89 102.89
Mei 31 167 10.688 404 12.52 -1.84 101.06
Juni 30 183.4 11.7376 404 12.12 -0.38 100.67
Juli 31 128.4 8.2176 404 12.52 -4.31 96.37 Contoh diberikan hanya untuk dimensi sistem
Agustus 31 105 6.72 404 12.52 -5.80 90.56 saja, untuk konstruksi ABSAH diserahkan
September 30 90.4 5.7856 404 12.12 -6.33 84.23 kepada ahli teknik sipil
Oktober 31 73.3 4.6912 404 12.52 -7.83 76.40
Nopember 30 81.5 5.216 404 12.12 -6.90 69.49
Desember 31 208.3 12.52
Bak lain: yaitu bak akuifer buatan dan bak
13.3312 404 0.81 70.30
Jumlah 365 1840 117.76       
pemanfaatan, menyesuaikan dengan bentuk
Minimum             69.49 bak tampungan dan bak pemasukan, dengan
Maksimum     Penguapan
       106.19 tetap berpegang pada tinggi bak absah 2,5 m,
dianggap tidak Vol tampung optimum 36.70 dengan catatan yang berada di bawah
ada karena kecil permukaan tanah adalah 1,5 m
Buku Penyediaan Air Baku di Pulau
GAMBAR BANGUNAN ABSAH (MODIFIKASI)
1. Bangunan ABSAH
2. Talang penyalur air hujan
3. Bak pemasukan air
4. Bak kerikil kasar
5. Bak kerikil sedang
6. Bak kerikil halus
7. Bak pasir kasar

8. Bak pasir sedang


9. Bak pasir halus
10. Bak pecahan bata merah
11. Bak pecahan arang
12. Bak ijuk
13. Bak penampung
14. Bak pemanfaatan/pengambilan
Drafting paten ABSAH
GAMBAR BANGUNAN ABSAH (MODIFIKASI)

Bangunan ABSAH
yang ditempatkan
di bawah bangunan
rumah
Buku Penyediaan Air Baku di Pulau
Kecil
BANGUNAN NEO ABSAH
• Latar belakang
Berdasarkan kajian terhadap bangunan ABSAH yang sudah dibangun, dengan melihat
masing-masing kelebihan dan kekurangan dan masalah kesulitan dalam fleksibilitas
pengaturan aliran airnya maka dirancang tipe bangunan baru yang disebut Neo ABSAH
• Perbedaan dengan ABSAH
Bangunan ABSAH umumya memiliki tipe aliran ke kanan-ke kiri, sedangkan bangunan
Neo ABSAH memiliki aliran ke kanan dan ke kiri dahulu kemudian di bagian akhir
bergerak ke atas maupun ke bawah. Ketika turun ke bawah, maka media yang dilewati
berupa pasir halus.
Antar ruang diberi sekat vertical yang di isi rooster, dan sekat horizontal untuk aliran ke
atas dan ke bawahnya.
GAMBAR BANGUNAN NEO ABSAH

Bangunan
Neo ABSAH
di Dlingo
dalam masa
penyelesaian

Tahap
pemasangan
pompa tangan
pada
bangunan Neo
ABSAH
PENUTUP
• Bangunan ABSAH merupakan contoh system penyediaan air baku mandiri
• Bangunan ini mutlak diperlukan pada lokasi yang jauh dari sumber air pemukaan, khususnya
pada pulau-pulau kecil
• Pembangunan diharapkan melibatkan partisipasi penduduk setempat, dan menggunakan material
setempat (jika memungkinkan).
TERIMAKASIH

You might also like