Professional Documents
Culture Documents
Erna L, PhD
BAB 8
RETURN DAN RISIKO: PENDAHULUAN
Pengertian dan diskusi risiko diperlukan karena manajer
akan mengevaluasi investasi yang berisiko. Salah satu
aplikasi konsep risiko adalah biaya modal rata-rata
tertimbang yang dipakai sebagai discount rate (tingkat
diskonto) dalam penganggaran modal. Biaya modal bisa
didefinisikan sebagai tingkat keuntungan yang
disyaratkan. Ada hubungan positif antara tingkat
keuntungan yang disyaratkan dengan risiko. Semakin
tinggi risiko, semakin tinggi tingkat keuntungan yang
disyaratkan.
Konsep risiko dan return dipopulerkan oleh Markowitz
(1955). Markowitz memperkenalkan model yang disebut
sebagai two-parameter model, yang intinya mengatakan
bahwa investor seharusnya memfokuskan pada dua
parameter: (1) return atau tingkat keuntungan yang
diharapkan dari suatu asset, dan (2) risiko yang dilihat
melalui standar deviasi return aset tersebut. Konsep
tersebut menjadi tulang punggung teori investasi, dan
juga teori keuangan. Karena itu dia dikenal sebagai
bapak teori portofolio. Dan karena jasanya, ia
memperoleh hadiah Nobel bidang ekonomi pada tahun
1990.
1. Risiko dan Return: Perhitungan Dasar
1.1.1. Perhitungan Return
Formula yang lebih umum untuk menghitung return adalah
sebagai berikut ini.
Korelasi = -1 A
Korelasi = 0
B Korelasi = +1
Korelasi = -0,5
Risiko
3.4. Perhitungan Lebih Lanjut
Karena risiko = 0, maka P = 0, dan XA + XB = 1 (karena
total proporsi adalah 100%), persamaan di atas bisa ditulis
sebagai berikut ini.
0 = ( XA A ( 1 – XA ) B )
0 = ( XA A B + XA B )
0 = XA ( A + B ) - B
XA = B / ( A + B ) ……… (13)
Berikut ini perhitungan untuk mencari komposisi yang bisa
menghasilkan risiko yang minimum, jika korelasi = 0.
P2 = [ XA2 A2 + XB2 B2 ]
P2 = [ XA2 A2 + ( 1 – XA )2 B2 ]
P2 = [ XA2 A2 + ( 1 – 2XA + XA2 ) B2 ]
P2 = [ XA2 A2 + B2 – 2 XA B2 + XA2 B2 ]
P2 akan mencapai titik minimum jika turunan pertama dari
persamaan di atas sama dengan nol. Dengan kata lain,
P2 / XA = 0
= 2 XA A2 – 2 B2 + 2 XA B2 = 0
Setelah melakukan beberapa penyederhanaan, diperoleh,
XA = B2 / ( A2 + B2 ) ……… (14)
Jika korelasi antara dua aset bukan merupakan titik ekstrim
(-1, 0, atau +1), kita juga bisa menghitung komposisi
portofolio yang menghasilkan risiko paling kecil sebagai
berikut.
P2 = XA2 A2 + ( 1 – XA )2 B2 + 2 XA ( 1 – XA ) AB
P2 = XA2 A2 + B2 - 2 XA B2 + XA2 B2 + 2 XA AB +
2 XA2 AB
Risiko mencapai titik minimum jika turunan pertama dari
persamaan di atas sama dengan nol.
P2 / XA = 0
= 2 XA A2 - 2 B2 + 2 XA B2 + 2 AB + 4 XA AB
XA ( A2 + B2 - 2 AB ) = B2 - AB
XA = ( B2 - AB ) / ( A2 + B2 - 2 AB ) ……… (15)
XB = 1 - XA
3.5. Set yang Efisien untuk Portofolio dengan Lebih dari
Dua Aset
Secara umum, korelasi antar aset biasanya bernilai positif tetapi
kecil. Karena secara umum korelasi antar aset akan bertanda
positif , maka set yang efisien yang akan kita peroleh mempunyai
bentuk lengkung seperti bentuk garis antara korelasi 0 dengan 1
pada bagan 4 di muka.
Bagan 5. Set yang Efisien
Tingkat Keuntungan yang Diharapkan
Set yang Efisien
Risiko
4. Risiko dan Return Portofolio dengan Lebih dari
Dua Aset
Perhitungan risiko dan return untuk portofolio dengan aset
lebih dari dua pada dasarnya sama dengan untuk
portofolio dengan dua aset. Tingkat keuntungan yang
diharapkan merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat
keuntungan aset individualnya.
Formula risiko portofolio dengan tiga aset bisa dituliskan
sebagai berikut ini.
P2 = XA2 A2 + XB2 B2 + XC2 C2 + 2 XA XB AB +
2 XA XC AC +
dimana Ri¯ dan Rj¯ = Return rata-rata untuk aset i dan j
N = Jumlah observasi
Perhatikan bahwa dalam formula di atas pembagi yang
dipakai adalah N - 1. Hal ini disebabkan kita
menggunakan sampel, dan untuk menghindari bias
dalam estimasi dengan sampel, pembagi N - 1 (bukannya
N) yang digunakan.
Referensi
• Mamduh M Hanafi, Manajemen Keuangan,
2016