You are on page 1of 27

Ns. Muhamad Idris, S.Kep.,M.

KKK
PRINSIP ASUHAN PADA ANAK

1). Melindungi bayi anak atau remaja terhadap resiko


infeksi
Beberapa intervensi yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Menghindari kontak seksual pada kelompok resiko
tinggi
(anak dan Remaja)
b. Hindari transfusi darah yang belum diskrining
c. Hindari pemberian ASI dari ibu yang terinfeksi HIV
d. Fasilitasi pendidikan kesehatan tentang
precaution/terpapar
dengan darah penderita, kontaminasi saliva dan
pencegahan
infeksi
e. Pasien tidak boleh sekolah jika dirasakan ada
masalah/ketidak
sesuaian pada perkembangan/fungsi neurologic,
perilaku dan
2). Peningkatkan status kesehatan anak

 Dukungan terhadap pemenuhan Nutrisi

 Tingkatkan aktifitas anak termasuk


dalam hal
sekolah

 Konseling anak dewasadan orang tua

 Perlihatkan cinta kasih


A. PENGKAJIAN

1. Riwayat Keperawatan
A. Riwayat penyakit sekarang :
didapatkan tanda-tanda infeksi HIV

Limphadenopathy persisten :
Kehilangan berat badan :
Kandidiasis oral :
Leukoplakia oral :
Kandidiasis vagina :
Demam :
Diare :
B. Riwayat masa lalu :
 Penyakit kronik :
 Riwayat pembedahan :
 Riwayat obsetri ginekologik :
 Penyakit transmisi seksual :
 
C. Riwayat keluarga :
D. Riwayat sosial :
Pengunaan narkoba (oral atau injeksi secara bergantian) :
Occupasi :
Travel :
Situasi kehidupan :
Support system :
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pengukuran: Temperatur, Nadi, Respirasi, Tekanan Darah,
TB, BB, Lingkar kepala
b. Kardiovaskuler
1) Nadi :
- Nadi apikal : Frekuensi, irama dan kualitas
Nadi perifer : irama, frekuensi, kualitas, symetris,
apakah ada perbedaan antara kedua ekstremitas
- Tekanan darah
2) Pemeriksaan dada
Lingkar dada; Ada tidaknya kelainan bentuk
Suara jantung : apakah ada mur mur
3) Penampilan umum
-Kemampuan aktivitas; Clubbing finger
4) Kulit
Apakah ada palor; Sianosis; Diaphoresis; Temperatur
5) Edema
Periorbital; Ekstremitas
 
c. Respiratori
1. Bernafas
Frekuensi, kedalaman dan simetri
Pola pernafasan, apnea, tachynea
Apakah ada retraksi : suprasternal, intercostals,
subcostal dan supraclavicular
Posisi yang paling nyaman
  2. Auskultasi
Suara nafas : ronchi dan wheezing
Fase inspirasi dan ekspirasi yang memanjang
Serak, batuk dan stridor
  3.Pemeriksaan dada
- Lingkar dada
- Bentuk dada
  4. Penampilan umum
- Warna kulit : Sianosis, Pinkness, sianosis pada akral
- Tingkat aktifitas
- Perilaku : tidak aktif, kelelahan.
 
d. Neurologi

1. Pemeriksaan kepala
Fontainel : cembung, datar atau cekung; Lingkar kepala; Bentuk umum
 2.Reaksi pupil
Ukuran; Reaksi terhadap cahaya; Keseimbangan respon
 3.Tingkat kesadaran
Respon terhadap nama dan perintah; Iritabel;Letergia
Orientasi terhadap diri, orang lain dan lingkungan
 4. Afek
Mood; Lability
 5. Kejang
Tipe; Lamanya
 6.Fungsi sensori
- Reaksi terhadap nyeri; Reaksi terhadap temperatur
 7. Reflek-reflek
- Reflek tendon dalam dan superfisial
- Adanya reflek patologis
 8. Kemampuan intelektual
- Kemampuan menulis dan menggambar
- Kemampuan membaca
e. Gastro Intestinal
Status Hidrasi
Turgor kulit
Membran mukosa
Intake dan output
Abdomen
Nyeri
Kekuatan
Suara perisstaltik
Muntah : frekuensi, jumlah dan karakteristik
Kram
Tenesmus
 f. Renal

1.TTV
2.Fungsi Ginjal
Tenderness pada punggung atau supra
public; Dysuria
Inkontinensia; Frekuensi;Urgensi; Asites
Edema : skotal, periorbital, ekstremitas
3.Karakteristik urin
Kejernihan
Warna : jernih, kemerahan atau coklat
Bau : ammonia, aseton atau maple syrup
Nyeri saat berkemih
4.Status Hidrasi
5.Genetalia
Iritasi; sekresi
g. MuskuloSkeletal
1. Fungsi motorik kasar
Ukuran otot : adanya atropi, hypertropi
Tonus otot : spasticity, flaccidity
2. Fungsi motorik halus
Kemampuan memanipulasi mainan; Menggambar
3. Pengontrolan postur tubuh
- Mempertahankan posisi tegak; Adanya ataxia
4. Persendian
- Range of motion; Kontraktur; Kemerahan, edema,
nyeri
5. Tulang belakang
- Bentuk tulang belakang : scoliosis, kyphosis
6. Panggul
- Kemampuan abduksi
- Rotasi internal
 h. Hematologi
Tanda-tanda vital
Penampilan umum
- Tanda-tanda CHF
- Kelelahan
Kulit
Warna : kemerahan, jaundice
Ptekiae
Kebiruan
Perdarahan dari membran mukosa atau dari
luka tusukan infus / injeksi
Hematoma
Abdomen
Pembesaran limpha
i. Endokrin
Tanda-tanda vital
Status hidrasi
Policeria
Poliphagia
Kulit kering
Rasa haus yang berlebihan
Penampilan umum
TB dan BB
Mood
Iritabel
Sakit kepala
Sangat kelaparan
Gemetaran
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG DAPAT
MUNCUL ADALAH
 
1.Resiko infeksi sehubungan dengan gangguan pada sistem
pertahanan tubuh
2.Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
sehubungan dengan proses penyakit; diare; tidak nafsu
makan; kandidiasis oral
3.Risiko gangguan tumbuh kembang sehubungan dengan
proses penyakit ( gangguan pada system pertahanan tubuh)
4.Gangguan interaksi sosial sehubungan dengan pembatasan
aktifitas, proses hospitalisasi, stigma sosial terhadap pasen
HIV/AIDS
5.Nyeri sehubungan dengan proses penyakit (enchepalopathy;
pengobatan)
6.Perubahan proses keluarga sehubungan dengan adanya
anak yang menderita penyakit yang mengancam kehidupan
7.Antisipasi untuk berduka sehubungan dengan adanya anak
yang menderita penyakit yang mengancam kehidupan
 
C. PERENCANAAN / IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN

1.Resiko infeksi berhubungan dengan


gangguan pada sistem pertahanan tubuh
 
Tujuan : Pasen terhindar dari infeksi
Kriteria Hasil:
1).Anak tidak kontak dengan orang yang sedang
mengalami infeksi atau benda/zat yang
terkontraminasi
2).Anak dan keluarga mempraktekkan tindakan
pencegahan infeksi
3).Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan
tanda-tanda vital dbn.
 
Intervensi

(1) Lakukan tehnik cuci tangan yang benar setiap akan /


setelah melakukan tindakan pada anak untuk mengurangi
perpindahan mikro organisme.
(2) Anjurkan pada setiap pengunjung anak untuk melakukan
cuci tangan dengan tehnik yang benar untuk mengurangi
perpindahan mikro organisme
(3) Tempatkan anak diruang rawat non infeksi atau ruang
rawat tersendiri
(4) Batasi kontak dengan orang yang mengalami infeksi baik
keluarga, teman, staf RS dan jelaskan bahwa pasen sangat
rentan terhadap infeksi
(5) Dorong pasen untuk mendapat asupan nutrisi dan istirahat
yang adekuat untuk meningkatkan daya tahan tubuh
(6) Berikan immunisasi yang sesuai program terapi untuk
mencegah infeksi tertentu
(7). Berikan antibiotik sesuai program terapi
 
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan proses penyakit,
diare, tidak nafsu makan, candidiasis oral.
 
Kriteria Hasil :
1). anak mendapat asupan nutrisi yang adekuat
2). nafsu makan meningkat
3). porsi makanan yang disediakan dihabiskan
4). diare tidak terjadi
 
Tujuan : anak mendapat asupan nutrisi yang
adekuat
Intervensi :
1.Berikan makanan dan makanan kecil tinggi kalori, tinggi
protein untuk memenuhi kebutuhan tubuh dalam
metabolisme dan pertumbuhan
2.Pilihan jenis makanan yang disukai anak untuk
mendorongnya mau makan
3.Berikan tambahan makanan yang bergizi untuk
menambah kualitas asupan gizi (missal : susu)
4.Berikan makanan kapan saja disaat anak mau makan
5.Monitor berat badan dan pertumbuhan anak, sehingga
tindakan keperawatan dapat segera dilakukan jika berat
badan mulai menurun
6.Berikan obat anti jamur sesuai program terapi untuk
mengatasi candidiasis oral
3) Resiko gangguan tumbuh kembang
berhubungan dengan proses penyakit
( gangguan pada system pertahanan tubuh)
 
Tujuan : Pertumbuhan dan perkembangan sesuai
dengan
tahapan usianya
KH :
1.Berat badan dan tinggi badan anak dalam batas
normal sesuai usia
2.Perkembangan motorik, kognitif, bahasa. Interaksi
sosial dan moral sesuai tahapan Usianya
Intervensi:

1.Monitor berat badan,tinggi badan dan lingkar kepala


2.Monitor kemampuan motorik kasar dan halus
3.Monitor kemampuan kognitif
4.Monitor kemampuan bahasa
5.Monitor kemampuaninteraksi sosial
6.Monitor kemampuan memahami dan menerapkan nilai
moral
7.Rujuk pada profesi lain bila ada tanda tanda
abnormalitas dari
pertumbuhan dan perkembangan
 
4).Gangguan interaksi sosial berhubungan
dengan pembatasan aktifitas, proses
hospitalisasi, stigma sosial terhadap pasen
HIV/AIDS
 
Tujuan : anak akan berpartisipasi aktif dalam kelompok
dan aktifitas
keluarga
Kriteria Hasil :
-Anak mau berinteraksi dengan teman dan keluarga
-Anak dapat bermain dengan teman dan keluarga

Intervensi :
Bantu anak dalam mengidentifikasi kekuatan dirinya untuk
memfasilitasi koping yang positif
Dorong anak untuk berpartisipasi dalam aktifitas dengan
anak lain dan keluarga
Dorong anak untuk mempertahankan kontak komunikasi
dengan teman selama perawatan untuk mengurangi isolasi
5). Nyeri berhubungan dengan proses
penyakit (encephalopathy; pengobatan)
 
Tujuan ; anak tidak akan menujukkan tanda-tanda nyeri
atau irritable
KH : - Anak tidak mengekspresikan rasa nyeri
- Anak dapat beraktifitas seperti biasa
Intervensi :

1.Monitor tingkat nyeri yang dialami anak


2.Gunakan strategi non formakology untuk menolong anak
mengatasi nyeri,
3.Kurangi stimulus lingkungan
4.Berikan analgetik sesuai program terapi
5.Gunakan obat-obat premedikasi untuk prosedur tindakan
yang menyakitkan.
6.Dapat diberikan obat anti epileptik yang efektif untuk
nyeri karena neuropathinya
7.Gunakan catatan pengkajian nyeri untuk menilai kualitas
dan intensitas nyeri
6), Perubahan proses keluarga berhubungan
dengan adanya anak yang menderita
penyakit yang mengancam kehidupan

Tujuan: Keluarga dapat menerima dukungan psikososial


yang adekuat sehingga dapat memenuhi kebutuhan anak
dengan baik

Kriteria Hasil:
1). Orang tua anak dapat beradaptasi dengan situasi
perawatan anak
di rumah sakit
2). Pemenuhan kebutuhan anak yang dirawat maupun di
rumah dapat
dipenuhi oleh keluarga
3). Anggota keluarga di rumah (khususnya saudara
sekandung
pasen) menerima kondisi perubahan yang terjadi dalam
keluarga
berkaitan dengan anak di rawat di rumah sakit
7). Antisipasi untuk berduka berhubungan
dengan adanya anak yang menderita
penyakit yang mengancam kehidupan
 
Tujuan: Keluarga siap menerima kemungkinan
terburuk yang dapat terjadi pada anak dengan
HIV/AIDS
 
Kriteria Hasil:
1). Keluarga dapat menjelaskan tentang kemungkinan
terburuk
yang dpat terjadi pada anak dengan HIV/AIDS
2). Keluarga mengungkapkan perasaan berhubungan
dengan
kondisi anak dirawat
3). Keluarga mengungkapkan strategi koping yang
positif
Intervensi:

1).Jelaskan kemungkinan terburuk yang dapat


terjadi
pada anak dengan HIV/AIDS
2). Dorong keluarga untuk mengungkapkan
perasaan
berkaitan dengan kondisi anak
3). Tingkatkan kemampuan keluarga dalam
mengatasi
masalah
4). Bantu keluarga untuk mengidentifikasi koping
yang
positif
5). Beri reinforcement yang positif
JANGAN BIARKAN IA RUSAK OLEH
HIV/AIDS BIARKAN IA TUMBUH DAN
BERKEMBANG DENGAN PENUH RASA
BAHAGIA, PERCAYA DIRI DAN DALAM
PENGASUHAN PENUH KASIH SAYANG

You might also like