The Concept of Wound

Management
www.rumahlukaindonesia.com
Facebook group: Rumah Luka Indonesia
 Luka sembuh

Pengertian :

Terciptanya kontinuitas lapisan kulit serta

adanya kekuatan jar. parut yang mampu
melakukan fungsi / aktifitas yang normal

Outcome tergantung :

- kondisi biologik
- lokasi luka
- luas luka
 KONSEP LAMA (TRADISIONAL)

Luka kering
Perawatan luka terbuka
Perawatan luka kering / basah
Berdarah berarti bagus lukanya
 KONSEP BARU
(EVIDENCE BASED PRACTICE / EBP)

Dimulai tahun 1962 :

oleh Dr. George D. Winter

Konsep dasar :

perawatan berbasis suasana lembab sembuh 2x

lebih cepat dibandingkan luka kering
 EBP: http://en.wikipedia.org/wiki/George_D._Winter

In 1962, while working at the Department of

Biomechanics and Surgical Materials at the
University of London, Winter published his
landmark Nature paper Formation of the scab and
the rate of epithelisation of superficial wounds in
the skin of the young domestic pig (Nature 193:293
1962) where he demonstrated that, contrary to the
conventional wisdom that wounds should be
allowed to dry out and form scabs to promote
healing, wounds instead healed faster if kept moist.
EBP: http://www.thehealthline.ca/healthlibrary_docs/H.1.IntroMoist
WoundHealing.pdf

Since Dr. George Winter (1962) (i) 
demonstrated faster epithelialization in a small sample of 
experimental porcine wounds covered with an occlusive dressing, the principles of moist 
wound healing have evolved into a science. 
Sophisticated dressingsii (Thomas 1997) (ii) provide moist,  isotonic,  interactive and non‐
toxic environments for healing, but only function optimally 
when they match the characteristics of the wound (iii)
Marks et al. (iv)  (1987) described the ideal  characteristics of a wound dressing, including: 
Impermeability to water and bacteria,  Freedom from particulate matter,  Thermal insulati
on,  Absorption and retention of exudate,  Prevention of trauma on removal, 
Removal of toxic substances,   Prevention of dehydration,  Allow for gaseous exchange. 
Sharp et al. (v) (2001 ) added pain relief and comfort. (vi)

 i Winter, G.D. 1962. Formation of the scab and rate of epithelialization of superficial wounds in the skin  of the young domestic pig. Nature 193, 293‐29
 ii Thomas, S. 1997. A structured approach to the selection of dressings. World Wide Wounds [Online] 
Available at: http://www.worldwidewounds.com [Accessed: Jan 1, 2008].
 iii Schultz, G.S., Sibbald,.RG., Falanga, V., Ayello, E., Dowsett, C., Harding, K., Romanelli, M., Stacey, M.C., 
Teot, L., VanScheidt, W. 2003. Wound bed preparation: a systematic approach to wound management.  Wound Repair and Regeneration 11(2), pp. 1‐28. 
 iv Marks, J., Harding, K.G. & Hughes, L.E. 1987. Staphylococcal infections of open granulating wounds.  British Journal of Surgery 74, pp. 95‐97. 
  v Sharp, C.A. and McLaws, M. (2001) Wound dressings for surgical sites. (Protocol) Cochrane Database of 
Systematic Reviews, Issue 2. Art. No.: CD003091. DOI: 10.1002/14651858.CD003091.  Chichester, UK:  John Wiley & Sons, Ltd., pp. 1‐5.   
 MOIST WOUND HEALING

 George D Winter (1962): proved that wounds that

were kept moist, healed better than those that were
exposed to the air.

THE FATHER OF MOIST

WOUND HEALING
Fisiologi tanpa penyulit : Debris (pembersihan) pada luka (A) selama proses
inflamasi. Pembentukan SCAB/KEROPENG (B) ketika luka dibiarkan
terbuka (kering)
Fisiologi tanpa penyulit: Scab: melindungi suasana lembab dibawahnya hingga
terbentuk kulit yang baru. Setelah epitelisasi (luka menutup) scab
menjadi scar
SUASANA LEMBAB : MINIMAL KOMPLIKASI
KONSEP KERING KONSEP LEMBAB DAN
DAN TERBUKA OCCLUSIVE / TERTUTUP
 KLASIFIKASI LUKA
(Tipe penyembuhan luka)

 Primary intention

 Delayed primary
intention

 Secondary intention
 KLASIFIKASI LUKA
(waktu penyembuhan )

AKUT (sesuai konsep dan

waktu penyembuhan)

KRONIS (kegagalan dalam

proses dan waktu
penyembuhan)
LUKA DENGAN PENYULIT
 Akibat dari faktor penyulit yang tidak
diatasi:

Luka fisiologis menjadi patologis

Luka akut menjadi luka kronis
Luka steril menjadi luka terkontaminasi
Luka primer menjadi tersier (delayed primary)

PENTING mengatasi faktor penyulit dari proses

penyembuhan luka
 FAKTOR YANG MENGHAMBAT/PENYULIT

SISTEMIK FAKTOR
 USIA UMUM

 PENYAKIT PENYERTA

 PENURUNAN VASKULARISASI

 HILANG SENSASI DAN GANGGUAN GERAK

 NUTRISI YANG BURUK

 OBESITAS

 PENGOBATAN
 FAKTOR UMUM

USIA PENYAKIT PENYERTA

BAYI KENCING MANIS

DEWASA GAGAL JANTUNG
USIA LANJUT GAGAL GINJAL

Usia bayi lebih cepat

Luka lebih sulit sembuh,
sembuh dan bekasnya
penyakit penyerta harus
tidak terlihat
diatasi/dikontrol
 FAKTOR UMUM

VASKULARISASI JELEK NEUROPATI

PEMBULUH DARAH KAKI (MATI RASA)

VENA
PEMBULUH DARAH
ARTERI

Luka lebih sulit sembuh,

Mudah terjadi infeksi dan
penyakit penyerta harus
diatasi/dikontrol cepat penyebaran karena
mati rasa
 FAKTOR UMUM

NUTRISI BURUK OBESITAS

KURUS KEGEMUKAN

DIET MITOS: tidak boleh KELEBIHAN JARINGAN

makan ikan dan telur LEMAK

DEHIDRASI

Vaskularisasi tidak optimal

Fiksasi pada fase epitelisasi
Memperlambat
kurang kuat karena terlalu
kesembuhan luka, edukasi banyak lemak (mudah
untuk asupan nutrisi yang sobek)
adekuat sangat penting
 FAKTOR UMUM

PENGOBATAN

KORTIKOSTEROID Radiotherapy
CHEMOTHERAPY

Merusak jaringan yang

Memperlambat proses sehat
penyembuhan luka
 FAKTOR YANG MENGHAMBAT/PENYULIT

LOKAL
 WOUND MANAGEMENT PRACTICE

 HIDRASI

 TEMPERATURE

 PRESURE, FRICTION, SHEAR FAKTOR

LOKAL
 ADA BENDA ASING

 INFEKSI
 FAKTOR LOKAL

MANAJEMEN LUKA HIDRASI

Minimal infeksi Dehidrasi pada luka

Kebersihan luka menyebabkan jaringan
Balutan yang tepat tidak sehat dan mudah
rusak, sebagaimana
kulit kering yang
mudah pecah-pecah
 FAKTOR LOKAL

PRESURE, FRICTION,
TEMPERATUR
SHEAR

Memperhatikan Tekanan, gesekan dan

konsep lembab yang lipatan yang berlebihan
seimbang: tidak terlalu dapat merusak
basah dan tidak terlalu jaringan yang sehat
kering
 FAKTOR LOKAL

BENDA ASING INFEKSI

 Kotoran / serpihan debu Perkembangbiakan

 Benang jahitan yang lebih kuman yang tidak
dari 3 minggu (kecuali terkontrol merusak
yang dapat diserap oleh jaringan yang sehat
tubuh)
Memperparah luka
 Benang kasa / kapas /
tisue sehingga sulit sembuh
 Merupakan benda asing
yang tidak boleh ada
diluka
TERIMAKASIH