You are on page 1of 11

“KONSEP DASAR PEMBELAJARAN,

DAN EVALUASI MENYIMAK DAN


BERBICARA PERMULAAN”

Oleh : Kelompok 6
ZIKRILAH 201014286206010
SALIMATUNNISA 201014286206239
NUR HAJRI 201014286206237
ERWIN GUNAWAN 201014286206229
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
A MENYIMAK DAN BERBICARA

KONSEP DASAR MENYIMAK

Peristiwa menyimak selalu diawali dengan mendengarkan bunyi bahasa baik secara
langsung atau pun melalui rekaman, radio atau televisi. Bunyi bahasa yang ditangkap oleh
telinga diidentifikasi bunyinya. Pengelompokannya menjadi suku kata, kata, frasa dan
klausa, kalimat dan wacana. Seperti yang diungkapkan Henry Guntur Tarigan (2008: 31)
“Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan”.
KONSEP DASAR MENYIMAK

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis bahwa berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan
pendapat (dengan perkataan, tulisan, dan sebagainya) atau berunding. Berbicara bukan hanya keluarnya bunyi bahasa dari
alat ucap, bukan juga mengucap tanpa makna, namun berbicara dianggap sebagai bahasa, yang artinya menyampaikan
pikiran dan perasaan kepada orang lain dengan lisan atau melalui ujaran. Berbicara sebagai suatu proses komunikasi,
proses perubahan bentuk pikiran atau perasaan menjadi bentuk bunyi bahasa.
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, dan isi hati) seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. Berbicara pada
hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi, sebab di dalamnya terjadi pemindahan pesan dari sesuatu sumber ke
tempat lain.
EVALUASI KETERAMPILAN
B MENYIMAK
Menurut Djiwandono (2008:114-115) sasaran utama evaluasi keterampilan menyimak adalah keterampilan
peserta evaluasi untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung oleh pembicara,
atau sekedar rekaman audio dan video. Pemahaman itu dapat mengacu kepada pemahaman secara umum
seperti topik yang dibahas dan bagian-bagian yang lebih rinci termasuk pelaku, lokasi, waktu, dan beberapa
aspek yang menonjol. Pemahaman lewat menyimak dapat pula berkaitan dengan hal-hal yang lebih
mendalam sifatnya yang tidak terbatas pada hal-hal yang secara tegas dan langsung terungkapkan.
Pemahaman semacam itu hanya dapat diperoleh dengan mengambil kesimpulan dan implikasi berdasarkan
pemahaman terhadap bagian-bagian wacanannya.
Nurgiyantoro (1987: 219-223) yang berpendapat bahwa penilaian proses pada kemampuan menyimak
dilakukan oleh guru ketika pembelajaran menyimak sedang berlangsung dan guru harus merancang model
instrumen penilaian, sedangkan dalam penilaian hasil diperoleh dari hasil simakan peserta didik berupa
jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Penilaian hasil dapat diperoleh melalui tes. Tes
pada kemampuan menyimak dimaksudkan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengukur
kemampuan peserta didik dalam menangkap dan memahami informasi yang terkandung dalam wacana yang
diterima melalui saluran pendengaran.
4 TINGKATAN DALAM
TES KEMAMPUAN
MENYIMAK

1 2 3 4
Penerapa
Ingatan Pemahaman Analisis
n
EVALUASI KETERAMPILAN
B BERBICARA

Berkaitan dengan evaluasi dalam pembelajaran keterampilan berbicara, tingkatan evaluasi


keterampilan berbicara meliputi tingkat ingatan/ pengetahuan, pemahaman, dan penerapan/penggunaan
(Nurgiyantoro, 1995:290—292). Evaluasi keterampilan berbicara sebaiknya diarahkan untuk
mengetahui keterampilan berbicara siswa. Hal ini sejalan dengan pendekatan komunikatif yang
digunakan dalam pembelajaran. Realisasinya adalah evaluasi dilakukan dengan cara menugasi siswa
berbicara dan dievaluasi sesuai dengan indikator-indikator keterampilan berbicara yang telah
ditentukan. Walaupun demikian, evaluasi keterampilan berbicara juga bisa diarahkan untuk
mengevaluasi pengetahuan dan pemahaman siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan
berbicara.
ASPEK KETERAMPILAN BERBICARA
(SASARAN EVALUASI KETERAMPILAN
BERBICARA)

Ada lima komponen yang umumnya disusun dalam analisis proses berbicara, yaitu pelafalan,
tatabahasa, kosakata, kelancaran, dan pemahaman. Djiwandono (1996: 68) mengemukakan
bahwa aspek yang terlibat dalam berbicara adalah kosakata, tatabahasa, pelafalan, dan isi.
Teknik Evaluasi Keterampilan
Berbicara
1. Teknik Nontes
Teknik nontes digunakan untuk menjaring data tentang pendapat, minat, dan kebiasaan siswa.
Berkaitan dengan pembelajaran keterampilan berbicara, teknik nontes dapat digunakan untuk
memperoleh data tentang aktivitas siswa ,baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Data yang dihasilkan
biasanya data kualitatif meskipun juga dalam hal tertentu datanya dikuantitatifkan, misalnya skala
minat. Selain itu, teknik nontes dapat juga digunakan untuk menjaring data tentang hal hal
yangberkaitan dengan komponen-komponen pembelajaran yang lain, misalnya media, cara guru
mengajar, dan lingkungan belajar.
2. Teknik Tes
Tes adalah salah satu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian
tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan suatu nilai
tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut, yang dapat dihubungkan dengan nilai yang dicapai
oleh siswa-siswa lain atau dengan nilai standar yang telah ditetapkan. Dengan demikian, tes dapat
dikatakan sebagai teknik pengumpul data. Tes merupakan alat yang tepat untuk mengukur pengetahuan
dan keterampilan, termasuk keterampilan berbicara.
Dengan berpedoman pada kurikulum terbaru, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tes berbicara
sebaiknya digunakan untuk mengukur keterampilan berbicara. Realisasinya adalah diadakan tes yang
menghendaki respon perbuatan (tes perbuatan), yaitu dengan meminta siswa untuk berbicara dan guru
melakukan penskoran. Dengan teknik seperti ini, terjadi kesesuaian antara pembelajaran bahasa secara
komunikatif dengan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa yang berkomunikasi.
Penskoran Keterampilan Berbicara Penskoran ketarampilan berbicara dapat dilakukan secara
global/holistik dan analitik. Penskoran global adalah penskoran yang dilakukan berdasarkan kesan penskor
terhadap objek yang diskor. Penskoran analitik adalah penskoran yang menggunakan detail-detail tentang
aspek-aspek yang diskor sebagai paduan.
THANKS
FOR
ATTENTION

You might also like