Professional Documents
Culture Documents
TRANSFORMASI, KEKONGRUENAN
DAN KESEBANGUNAN
Oleh:
Rifkiyanto Ukki Susilo, S.Pd.
Transformasi merupakan pemindahan suatu objek (Titik, Garis, atau Bidang
datar) pada suatu bidang. Perubahan yang terjadi bisa merupakan
kedudukan/letak, arah, mauoun ukuran.
A. Refleksi (Pencerminan)
B. Translasi (Pergeseran)
C. Rotasi (Peputaran)
D. Dilatasi (Zoom/Memperbesar/Memperkecil)
Koordinat Kartesius
Kuadran 2 Kuadran 1
(-x,y) (x,y)
Kuadran 3 Kuadran 4
(-x,-y) (x,-y)
A. Refleksi (Pencerminan)
a. Jika sebuah titik terletak pada kuadran 1 A(x,y) maka hasil pencerminan terhadap sumbu x akan terletak pada
kuadran 4 A’(x, -y) dan berlaku kebalikannya.
b. Jika sebuah titik terletak pada kuadran 2 A(-x, y) maka hasil pencerminan terhadap sumbu x akan terletak pada
kuadran 3 A’(-x, -y) dan berlaku kebalikannya.
a. Jika sebuah titik terletak pada kuadran 1 A(x,y) maka hasil pencerminan terhadap sumbu y akan terletak pada
kuadran 2 A’(-x, -y) dan berlaku kebalikannya.
b. Jika sebuah titik terletak pada kuadran 3 A(-x, -y) maka hasil pencerminan terhadap sumbu y akan terletak pada
kuadran 4 A’(x, -y) dan berlaku kebalikannya.
a. Jika sebuah titik terletak pada kuadran 1 A(x,y) maka hasil pencerminan terhadap titik pusat (0,0) akan terletak
pada kuadran 3 A’(-x, -y) dan berlaku kebalikannya.
b. Jika sebuah titik terletak pada kuadran 2 A(-x, y) maka hasil pencerminan terhadap titik pusat (0,0) akan terletak
pada kuadran 4 A’(x, -y) dan berlaku kebalikannya.
4. Refleksi terhadap garis x=k
- Jika sebuah titik dicerminkan terhadap garis x=k, maka untuk menentukan koordinat banyangannya
adalah (2k-x,y)
- Sebuah garis x=k akan sejajar dengan sumbu y dan akan memotong sumbu x sesuai dengan titik k yang
sudah diketahui (k,0).
- Jika sebuah titik dicerminkan terhadap garis y=h, maka untuk menentukan koordinat banyangannya
adalah (x,2h-y).
- Sebuah garis y=h akan sejajar dengan sumbu x dan akan memotong sumbu y sesuai dengan titik h yang
sudah diketahui maka (0,h).
Jika sebuah titik A(x,y) dicermikan terhadap garis y=x, maka diperoleh bayangan dari A dengan
koordinat A’(y,x).
Translasi (Pergeseran)
Pada bidang cartesius, suatu pergeseran hanya dapat dilakukan dengan menggeser ke kanan, ke
kiri, ke atas, dan kebawah. Untuk memudahkan dalam mencari hasil translasi gunakan rumus
berikut:
A(x,y) A’(x+a,y+b)
Titik (x,y) merupakan titik asal, sedangkan titik (a,b) merupakan pergeserannya.
Contoh :
1. Titik A(1,4) di translasikan terhadap T maka hasilya adalah
A(1,4) A’(1+2,4+(-3))
A’(3,-1)
Rotasi (Perputaran)
Adalah perputaran dengan pusat rotasi pada titik tertentu dan dengan sudut putar tertentu. Sudut
putar rotasi dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Berlawanan arah jarum jam (bernilai positif/+)
2. Searah jarum jam (bernilai ngatif/-)
Untuk mempermudah dalam menentukan hasil rotasi kalian bisa menggunakan koordinat kartesius
dengan tetap memperhatikan nilai x dan y berbagai kuadran.
Besar sudut rotasi terbagi menjadi 3 yaitu sudut 90, 180, 270
1. Berlawanan arah jarum jam
+90
A(x,y) A’(-y,x). (jika titik awal berada di kuadran 1 maka hasil rotasi thd 90 berada di
kuadran 2)
+180
A(x,y) A’(-x,-y). (jika titik awal berada di kuadran 1 maka hasil rotasi thd 180 berada di
kuadran 3)
+270
A(x,y) A’(y,-x). (jika titik awal berada di kuadran 1 maka hasil rotasi thd 270 berada di
kuadran 4)
2. Searah jarum jam
-90
A(x,y) A’(y,-x). (jika titik awal berada di kuadran 1 maka hasil rotasi thd 90 berada di kuadran 4)
+180
A(x,y) A’(-x,-y). (jika titik awal berada di kuadran 1 maka hasil rotasi thd 180 berada di kuadran
3)
+270
A(x,y) A’(-y,x). (jika titik awal berada di kuadran 1 maka hasil rotasi thd 270 berada di kuadran
2)
Dilatasi (Memperbesar/Memperkecil)
Konsep dilatasi biasanya digunakan pada saat melihat hasil fotografi (zoom in/zoom out).
Untuk mencari hasil dilatasi pada saat memperbesar objek berarti kalian harus mengalikan titik (x,y)
dengan factor skala yang sudah dikatehui, dan untuk mecari hasil dilatasi pada saat memperkecil suatu
objek kalian harus membagi titik (x,y) dengan factor skala.
Dilatasi pada bidang cartesius terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Pusat dilatasi di (0,0)
Jika titik A(x,y) didilatasikan dengan pusat (0,0) dan factor skala k, maka koordinat bayangannya
adalah A’(kx,ky)
A(x,y) A’(kx,ky)
Jawab :
Untuk menentukan besar sudut R kita akan buktikan bahwa trapesium
ABCD dan trapesium PQRS kongruen. Bukti :
Berdasarkan gambar diketahui bahwa :
AB = PQ ; BC = QR ; CD = RS ; AD = PS
Ternyata panjang sisi yang bersesuian antara trapesium ABCD dan
trapesium PQRS sama panjang, maka kedua trapesium kongruen.
Berdasarkan sifat-sifat kekongruenan diperoleh :
<A=<P=70o
< B = <Q = 60o
<D = < S = 105o
<C = <R = ?o
Pada trapesium berlaku bahwa jumlah besar keempat sudutnya adalah 360o, maka :
<R = 360o – (70o + 60o + 105)
= 360o – 135o
= 225o
Dua segitiga yang kongruen
2. Dua segitiga atau lebih dikatakan kongruen jika memenuhi salah satu syarat berikut :
Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang (Sisi – sisi – sisi)
Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan satu sudut yang diapit oleh kedua sisi tersebut sama besar
(Sisi – Sudut – Sisi)
Dua sudut yang bersesuaian sama besar dan satu sisi yang bersuaian sama panjang (Sudut – sisi – sudut)
Contoh
Persegi panjang ABCD dan persegi panjang PQRS sebangun karena memenuhi syarat :
Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian senilai
Maka,
Jika Trapesium ABEF dan CDEB sebangun, BE = 18 cm dan CD = 24 cm, berapa panjangAF?
Jawab :
AF.24 = 18.18
24AF = 324
AF =
AF = 13,5 cm
2. Kesebangunan segitiga
Syarat dua segitiga dikatakang sebangun :
a) Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut memiliki perbandingan
yang senilai
b) Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar
Contoh:
Perhatikan gambar disamping!
ABC dan PQR sebangun karena,
<A = <P = 90o ; <B = <Q = 30o ; <C = <R =60o, akibatnya
Contoh 2:
Jawab;
18.DE = 12.9
18DE = 108
DE = 6 cm
TERIMAKASIH