You are on page 1of 26

MUTU

1
REFERENCES

• Feigenbaum AV. 1992. Kendali Mutu Terpadu Edisi Ketiga Jilid 1.


Penerbit Erlangga. Jakarta.

• Gaspersz V. 2001. Total Quality Management. PT. Gramedia Pustaka


Utama. Jakarta.

• Goetsch DL dan SB Davis. 2002. Manajemen Mutu Terpadu Edisi


Kedua Jilid I. Penerjemah Bunyamin Molan. PT Prenhallindo. Jakarta.

• Juran JM. 1995. Merancang Mutu : Ancangan Baru Mewujudkan Mutu


Ke Dalam Barang dan Jasa Buku ke-1 dan ke-2. PT. Pustaka
Binaman Pressindo. Jakarta.

• FAO/WHO. 2005. Enhancing Participation in Codex Activities : An


FAO/WHO Training Package. 2005.

2
• Ababouch L, Gandini G, Ryder J. 2005. Detentions and rejections in
international fish trade. FAO Fisheries Technical Paper. No. 473. Rome:
FAO. 110p.

• CAC (Codex Alimentarius Commission). 2001. Food Hygiene Basic Texts.


2nd ed. Food and Agriculture Organization / World Health Organization,
Rome, Italy.

• FAO/WHO. 2002. Principles and guidelines for incorporating


microbiological risk assessment in the development of food safety
standards, guidelines and related texts. Report of a Joint FAO/WHO
Consultation, Kiel, Germany. Rome.

• FDA (Food and Drug Administration) 2002. Introduction to FDA’s Import


Refusal Report (IRR). http://www.fda.gov./ora.oasis/ora_oasis_ref_intro.html

• Huss HH, Ababouch L, Gram L. 2003. Assessment and management of


seafood safety and quality FAO Fisheries Technical Paper No. 444.
Rome: FAO. 230p.

3
• Jouve JL, MF Stringer, AC Baird-Parker. 1998. Food Safety Management
Tools. ILSI Europe Risk Analysis in Microbiology, Brussels, Belgium.
• Martinez I, James D, Loréal H. 2005. Application of modern analytical
techniques to ensure seafood safety and authenticity. FAO Fisheries
Technical Paper No. 455. Rome: FAO. 73p.

• Sumner J, T Ross, L. Ababouch. 2004. Application of risk assessment in


the fish industry. FAO Fisheries Technical Paper No. 442. Rome:
FAO.78p.

• WHO (World Health Organization) 1999. Joint FAO/NACA/WHO Study


Group on food safety issues associated with products from
aquaculture. WHO Technical Report Series No. 883. World Health
Organization, Geneva, Switzerland.

• WHO (World Health Organization). www.who.int

• WTO (World Trade Organisation). 1995. The WTO agreement on the


application of sanitary and phytosanitary measures (SPS Agreement).
Available from http://www.wto.org/english/tratop_e/sps_e/spsagr_e.htm.

4
1.
EVOLUSI
PERKEMBANGAN MUTU

5
EVOLUSI KENDALI MUTU
MUTU MERUPAKAN PRODUK ABAD KE-20 ISO
SIX SIGMA
LEAN TOYOTA

HACCP

TQM

TQC

STATISTIKA
PENGAWAS
MUTU

SUPERVISOR

PERSONAL

1900 1918 1937 1960 1980 1990

BR dan WN 6
TAHUN PERISTIWA PENTING DALAM PERKEMBANGAN MANAJEMEN MUTU

1911 Frederik W. Tailor mempublikasikan The Principles of Scientific

1931 Walter A. Shewhart (Bell Laboratries) memperkenalkan kendali mutu statistik

1940 W. Edwards Deming membantu U.S. Bureau of the Census dalam menerapkan teknik sampling

1941 W. Edwards Deming membantu U.S. War Department untuk mengajar teknik kendali mutu

1950 W. Edwards Deming berbicara di Jepang tentang mutu

1951 Joseph M. Juran menerbitkan The Quality Control Handbook

1961 Martin Company (Martin-Marietta) membuat proyektil Pershing dengan kerusakan nol (zero defects)

1970 Philip Crosby memperkenalkan konsep tingkat kerusakan nol (zero defects)

1979 Philip Crosby mempublikasikan Quality is Free

1980 Siara Televisi “If Japan can…why can’t we?” oleh W. Edwards Deming

1981 Ford Motor Company mengundang W. Edwards Deming

1982 W. Edwards Deming mempublikasikan Quality, Productivity, and Competitive Position

1984 Philip Crosby mempublikasikan Quality without Tears : The Art of Hassle-Free Management

1987 U.S. Congress menciptakan Malcolm Baldridge National Quality Award

1988 Secretary of Defense Frank Carlucci mengarahkan US Department of Defense untuk mengadopsi mutu

1989 Florida Power and Light memenangkan Deming Prize (perusahaan non-Jepang pertama)

1993 Pendekatan Mutu Total diajarkan secara luas diberbagai perguruan tinggi dan universitas AS
BR dan WN 7
• PRODUKSI • KEUANGAN

PRODUKSI KEUANGAN
KEUANGAN

KUALITAS PERSONALIA
KUALITAS

• KUALITAS • PERSONALIA

PELANGGAN

PRODUKSI PERSONALIA

P KUALITAS
R PKE
ERUSAONNGALIA
AN
O PRODUKSI
D
U
K
PRODUKSI
S
I

KUALITAS

PERSONALIA KEUANGAN
KUALITAS PELANGGAN KEUANGAN

PERKEMBANGAN MUTU DALAM


BR dan WN 8
ORGANISASI PERUSAHAAN
PERSONALIA
SEKEDAR
ILUSTRASI

BR dan WN 9
DUNIA BISNIS PERIKANAN 1980-1990-AN
TAHUN 1980-AN BISNIS PERIKANAN DAN SEMUA PRAKTEK BISNIS
HANYA MENGONTROL KETERSEDIAAN PRODUK

INDUSTRI
DI DOMINASI
KOLUSI
MARKET
KORUPSI
NEPOTISME PASAR
DIKELOLA OLEH KELOMPOK TERTENTU

SANGAT
SALES ORIENTED

HANYA ADA
BAGIAN PENJUALAN
DAN PEMBELIAN 11
KEADAAN MUTU, BISNIS DAN MARKETING PADA
BERBAGAI PERUSAHAAN
ERA TAHUN 1990

SEBAGAI SUATU
DEPARTEMEN PEMBELIAN DAN PENJUALAN
(BELUM ADA BAGIAN MUTU)

DI BAWAH
DEPARTEMEN PRODUKSI
(MUTU MERUPAKAN FUNGSI DARI PRODUKSI)

SEBAGAI BAGIAN DARI


DEPARTEMEN PUBLIC RELATION
(KARENA HANYA MEMBERI PROMOSI (IKLAN)
ATAU KESAN YANG BAIK)

Bambang Riyanto 12
ERA
GLOBALISASI

13
PELABUHAN PERIKANAN SAMUDRA
Bambang Riyanto MUARA BARU, JAKARTA 14
BISNIS
DAN
INDUSTRI
PERIKANAN
MAKIN
MAJU
2.
PENGERTIAN
MUTU (QUALITY),

16
MUTU
(QUALITY)

BR dan WN 17
PENGERTIAN MUTU PADA
BEBERAPA PERUSAHAAN BESAR DUNIA

 Fred Smith, CEO Federal Express


Kinerja sesuai standar yang diharapkan oleh pelanggan

 GSA
Memenuhi kebutuhan pelanggan untuk pertama kali dan setiap
kali

 Boeing
Memberikan produk dan jasa yang secara konsisten
memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan kami.

 Departemen Pertahanan AS
Melakukan pekerjaan yang benar secara tepat pada saat
pertama, selalu mengusahakan perbaikan dan selalu memuaskan
pelanggan.

18
PENGERTIAN MUTU PRODUK
A. V. Feigenbaum. 1983. Total Quality Control.

Keseluruhan gabungan karakteristik produk atau jasa dari


pemasaran, keteknikan, produksi, dan maintenance
(pemeliharaan) yang membuat produk atau jasa yang
digunakan memenuhi harapan-harapan pelanggan

BR dan WN 19
PENGERTIAN MUTU DALAM KONSEP MANAJEMEN

Stephen Uselac, 1993. Zen Leadership : The Human Side of Total Quality Team
Management.
Dalam arti yang paling luas, mutu adalah suatu atribut dari produk atau jasa yang dapat
ditingkatkan. Kebanyakan orang mengaitkan mutu dengan sebuah produk atau jasa. Mutu
TIDAK hanya produk atau jasa melainkan juga mencakup PROSES, LINGKUNGAN, dan
ORANG

W. Edward Deming, 1986. Out of the Crisis


Mutu mempunyai banyak kriteria dan bahwa kriteria ini terus berubah. Bahkan untuk
melengkapi masalah ini lebih jauh, orang yang berbeda menilai kriteria secara berbeda.
Karena alasan ini, penting untuk mengukur pilihan pelanggan dan sesering mungkin
mengukurnya kembali.

BR dan WN 20
PENDEFINISIAN KONSEP MUTU (JURAN, J. M. 1989. Juran on Quality by Design)

TOPIK M KECIL (m) M BESAR (M)


PRODUK Barang Manufaktur atau Pabrikasi Semua Produk, Barang atau Jasa,
baik Dijual maupun Tidak
PROSES Proses Barang Manufaktur atau Pabrikasi Semua Proses Didukung Bisnis,
Peralatan, dsb.
INDUSTRI Manufaktur Semua Industri, Jasa, Pemerintah,
Baik Profit maupun Non Profit

DIPANDANG SEBAGAI Masalah Teknologi Masalah Bisnis


PELANGGAN Yang Membeli Produk Semua yang Terkena Dampak :
Eksternal maupun Internal
PENALARAN Berdasarkan Kultur Bagian Fungsional Berdasarkan Trilogi Universal
TUJUAN MENCAKUP Tujuan Pabrik Rencana Bisnis Perusahaan
BIAYA AKIBAT MUTU JELEK Biaya Cacat Barang Pabrik Semua Biaya akan Hilang
PENINGKATAN UNTUK Kinerja Bagian Kinerja Perusahaan
EVALUASI DIDASARKAN Kesesuaian dengan Spesifikasi Prosedur dan Daya Respon Kebutuhan Pelanggan
Standar Pabrik
PELATIHAN DI Bagian QC Seluruh Bagian
KOORDINASI OLEH Manajer QC Dewan Mutu

BR dan WN 21
PANDANGAN TENTANG MUTU
TRADISIONAL MODERN
Memandang mutu sebagai isu teknis Memandang mutu sebagai isu bisnis
Usaha perbaikan mutu dikoordinasikan oleh Usaha perbaikan mutu diarahkan oleh manajer puncak
manajer mutu
Memfokuskan mutu pada fungsi atau departemen Mutu mencakup semua fungsi atau departemen dalam organisasi
produksi
Produktivitas dan mutu merupakan sasaran yang Produktivitas dan mutu merupakan sasaran yang bersesuaian, karena hasil-hasil
bertentangan produktivitas dicapai melalui peningkatan atau perbaikan mutu
Mutu didefinisikan sebagai konformansi Mutu secara tepat didefinisikan sebagai persyaratan untuk memuaskan kebutuhan
(conformance) terhadap spesifikasi atau standar. pengguna produk atau pelanggan (customers). Membandingkan produk terhadap
Membandingkan produk dengan spesifikasi kompetisi dan terhadap produk terbaik di pasar.

Mutu diukur melalui derajat nonkonformasi Mutu diukur melalui perbaikan proses/produk dan kepuasan pengguna produk atau
(nonconformance), menggunakan ukuran-ukuran pelanggan secara terus menerus, dengan menggunakan ukuran-ukuran mutu
mutu internal berdasarkan pelanggan
Mutu dicapai melalui inspeksi secara intensif Mutu ditentukan melalui desain produk dan dicapai melalui teknik pengendalian yang
terhadap produk efektif, serta memberi kepuasan selama masa pakai produk

Beberapa kerusakan atau cacat diijinkan, jika Kerusakan atau cacat dicegah sejak awal melalui teknik pengendalian yang efektif
produk telah memenuhi standar mutu minimum
Mutu adalah fungsi terpisah dan berfokus pada Mutu adalah bagian dari setiap fungsi dalam semua tahap dari siklus hidup produk
evaluasi produksi
Pekerja dipermalukan apabila menghasilkan mutu Manajemen bertanggungjawab untuk mutu
yang jelek
BR dan
Hubungan WN pemasok bersifat jangka
dengan Hubungan dengan pemasok bersifat jangka panjang dan berorientasi pada mutu
pendek dan berorientasi biaya
INPUT PROSES OUTPUT

Pemantauan
Kualitas dan Kuantitas
Keluaran

Sesuaikan Kembali Interpretasikan


Proses Sesuai STANDAR
Sesuai Hasil
Standar

Program
Perbaikan
dan
Pencegahan

RANGKAIAN PENGENDALIAN MUTU


BERDASARKAN HASIL AKHIR PRODUK
BR dan WN 23
PENETAPAN KEBIJAKAN MUTU
BERDASARKAN KEBUTUHAN PASAR,
ROI, PERSAINGAN, POTENSIAL

Desain Sistem Produksi


MUTU DAN DESAIN PRODUK
Berdasarkan
DALAM SISTEM PRODUKSI
Mutu, Biaya, Kapasitas

STANDAR MUTU
REVISI STANDAR
RANCANGAN PRODUK

Inspeksi dan Pengendalian


REVISI

PRODUKSI

Inspeksi Pengendalian Pemeliharaan


Kinerja

RANGKAIAN PENGENDALIAN MUTU


SEBAGAI KONSEP MANAJEMEN STARTEGIS
24
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DENGAN
SISTEM MUTU MODERN
» Berorietasi pelanggan
» Adanya partisipasi aktif manajemen puncak dalam proses peningkatan mutu secara terus
menerus
» Adanya pemahaman pada setiap orang terhadap tanggung jawab spesifik untuk mutu
» Adanya aktivitas yang berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan, bukan terfokus
pada upaya untuk mendeteksi kerusakan saja.
» Adanya suatu filosofi bahwa mutu adalah suatu jalan kehidupan.

BR dan WN 25
KATA KUNCI (KEY WORD) PADA BERBAGAI ISTILAH
MUTU (QUALITY)
 Mencapai atau melebihi harapan pelanggan.
 Mencakup produk, jasa, orang, proses, dan lingkungan.
 Suatu keadaan yang selalu berubah (apa yang dianggap bermutu sekarang mungkin tidak lagi
dianggap bermutu di masa mendatang).

MUTU
Keadaan Dinamik yang Diasosiasikan dengan Produk, Jasa, Orang, Proses, dan Lingkungan
yang Mencapai atau Melebihi Harapan.

Sumber :
Goetsch, D. L. and S. B. Davis. 2000. Introduction to Total Quality : Total Quality for Production, Processing, and Service.

BR dan WN 26

You might also like