INTERNATIONAL POLITICS:

POWER AND INTEREST OF

INTERNATIONAL ACTORS
COOPERATION, CONTESTATION AND CONSTELLATION
IN THE GLOBAL ORDER

Materi Ajar Semester Ganjil TA 2022/2023

Mata Kuliah Analisis Politik Luar Negeri
Program Studi Sarjana Ilmu Hubungan Internasional –
FISIP UNPAS
Tino Rila Sebayang, S.IP., M.Si
 KENAPA HARUS
ADA NEGARA?

John Locke Breaks (The State of Nature): “Kings are place on the throne
of God, only God can remove them” – Government is based on contract
between the ruler and ruled – Government exists to protect the people’s
natural rights of life, liberty and property
PERSPECTIVES
REALISM
1. Unitary actor
2. Has absolute sovereignty
3. Powerful and rational
4. Interaction: Zero sum game
STATE
MARXISM
1. Capitalist is a big problem
2. Society is divided into classes
3. Interaction: Negative sum game
LIBERALISM
1. Invisible actor
2. Sovereignty tends not exists
3. Individual, freedom – economics
4. Interaction: Positive sum game
CONSTRUCTIVISM
1. International norms constructed by structure
agent
2. State’s behavior shaped by idea share and
identity
3. National interest is shaped by interaction
dynamic
WHAT INTERNATIONAL RELATIONS
IS?
Ilmu Hubungan Internasional
adalah sebuah studi/kajian yang
mempelajari tentang interaksi antar
aktor internasional dalam sistem
Internation internasional.
al Actor(s) Yang dimaksud Aktor
Interaction in Internasional adalah; Negara,
International Organization (NGOs,
International IGOs), International Corporate,
System – International Groups, dan Individu.
“Anarchy”
Sistem Internasional merujuk
Internation kepada situasi internasional yang
al Actor(s) menjadi tempat berinteraksinya
aktor-aktor internasional dalam
berbagai aspek, baik; Keamanan
Internasional, Ekonomi Politik
Internasional, Pembangunan
Review dari berbagai sumber Handbook of International Relations Studies Internasional, Masyarakat Trans-
INTERACTIONS IN INTERNATIONAL RELATIONS

Interest Interest
s “POWER AND s
INTERESTS EMERGE IN
INTERNATIONAL
POLITICS”
ACTIONS REACTIONS

ACTOR ACTOR
Coercive, Competition, and Cooperative

Who’s Gonna
Lead The Global Order?
Either Legalized or
Legitimated

THAT’S WHY “POWER” AND “INTEREST”

ARE ALWAYS BE MATTER IN IR STUDIES
Review dari berbagai sumber Handbook of International Relations, Cynthia Weber, Kenneth Waltz, John
POWER IN INTERNATIONAL
RELATIONS
• Capabilities: Atribut negara yang berbentuk nyata
ACTI
ON INFLUE maupun tidak nyata – yang digunakan satu negara untuk
menggunakan tingkat power-nya terhadap negara lain
NCE • Willingness: Kehendak dan persepsi negara dalam
menggunakan kapabilitas yang miliki – sehingga power
dapat terlihat
• Control: Wujud dari pengendalian negara terhadap
negara lain, akibat dari kepemilikan power

AUTHOR Sebuah situasi di mana wewenang suatu

ITY negara terhadap negara lain terlegitimasi
dan/atau terlegalisasi

Bentuk power yang didefinisikan sebagai

FORC kekuatan/kekuasaan yang berlandaskan ancaman
E terhadap aktor lain. Situasi ini diperlihatkan
REACT dengan bentuk kekuatan militer.
ION
Theodore A. Coulumbus, Morgenthau, Meirsheimer, Joseph Nye
 TYPOLOGY OF POWER
(KIRA LEWIS PETERSEN AND CLARK COLLEGE)
Coercive Power Concerted Power

A A
Control Commitment

B B
Institutionalized Power

Bargaining Power
C D
A
Coordination A
A B B
B C
D

Kira Lewis Petersen & Clark Petersen: 2012 – Is Relevant to Legitimated and Supported
 CONCEPT OF POWER
EX.

Soft
Tangible Power

Hard Power

Power
Joseph Nye (2005)
Intangible

Hans, J. Morgenthau (1947)

 FOREIGN
Coercive, POLICY – LOGIC OF TWO LEVEL GAMES THEORY
Competition, and
Cooperative
State B
(Negotiator)

State A
(Negotiator)
P
Inte ower/I
rnat n
iona terests
Glo l R in System-
bal egimes Centered
Ord a nd
er
Foreign Policy
Society-
State-Centered
Foreign Policy Centered
Agreements
Interest Economic
Foreign
Policy
Interest
State B
(Constituents)
State A
(Constituents) Poli
(Bu tical Do
reau mes
c
corp ratic, N tic
orat
ism) eo-

Review dari sumber: Robert Putnam (1988), John Ikkenberry (1989)

EX. LEADING INTERNATIONAL POLARITY:
THREE APPROACHES OF POWER MEASUREMENT

Capability to Has authority in

Influence another
manage owned International
actor
resources System

DISTRIBUTION OF POWER

UNIPOLAR BIPOLAR MULTIPOLAR

TAKING ACTION TO RESPONE

BALANCE OF BALANCE OF
THE GLOBAL ORDER
POWER THREATS
(ALLIANCE OR COOPERATION)

BALANCING According to (Rational

Choices Theory):
BAND- 1. Capabilities
SECURITY

HEDGING
WAGONING 2. Authority, and
3. Politics constellation
DILEMMA

Review dari berbagai sumber: Kenneth Waltz – Jeffrey A. Hart (1976) – Morgenthau – Joseph Nye and Baldwin
 THE POWER LEVEL IN INTERNATIONAL SYSTEM

HEGEMONIC POWER

DOMINATIO
SUPER-POWER N

MIDDLE-POWER MIDDLE-POWER LESS-POWER

Direview dan diolah berdasarkan berbagai paradigma yang dipelajari dalam studi Ilmu Hubungan Internasional; Realism, Neorealism,
Marxims, and Neo-marxism; Stephane Walt, Krasner, Gramsci, Mearsheimer, etc.
DISCUSSIONS
1. Bagaimana actor internasional (negara) memainkan peran dan fungsinya sebagai
institusi pemerintahan yang menjamin kepentingan masyarakatnya – sehingga dapat
mengoptimalkan politik luar negeri dalam tatanan politik global di tengah
banyaknya kepentingan yang berpotensi saling berbeturan satu sama lainnya?
2. Apa saja variabel yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam pemetaan kontestasi
politik yang membentuk sebuah konstelasi dalam tatanan global? Serta jelaskan
pandangan Anda, apakah negara yang membentuk situasi untuk berkontestan secara
politik hingga membentuk pola konstelasi yang sesuai dengan tatanan global – atau
bahkan sebaliknya, dinamika konstelasi tatanan global yang membetuk situasi
politik internasional yang mengharuskan negara untuk selalu berkontestan (self help,
self-consciousness, struggle for power, and pursue of interest?
3. Sejauh mana negara dapat menggantungkan kepentingan nasionalnya pada tatanan
politik global – sehingga dapat diyakini bahwa peran dan posisi negara di system
internasional dijadikan sebagai sumber power demi memenuhi kepentingan
masyarakat maupun kepentingan nasional? Atau Anda berpendapat lain, bahwa
negara dapat saja mencapai kepentingan nasionalnya, tanpa harus bersikap
dependency terhadap global order?
TERIMA KASIH