You are on page 1of 35

Erythrocyte

Stimulating Agent
Epoetin Alfa & Darbopoetin Alfa
DISUSUN OLEH :
Kelompok 1

Ilham Hidayatul Latif (NIM : 202205039)


Inayatul Maftukhah (NIM : 202205040)
Nasya Amanat Asadi (NIM : 202205047)
Nur Rofiqoh (NIM : 202205050)
Sofhie Apriyani (NIM : 202205056)
Tsafna Nadya A.A (NIM : 202205059)
Wahyu Riska Amalia (NIM : 202205066)
Wulan Mawar N (NIM : 202205069)
Erythrocyte Stimulating Agent itu apa sih ?

Erythrocyte Stimulating Agents


(ESA) adalah kelompok obat yang
digunakan untuk merangsang
produksi sel darah merah dalam
tubuh, yang dikenal sebagai
eritrosit. ESA digunakan terutama
dalam pengobatan kondisi yang
menyebabkan anemia, seperti
gagal ginjal kronis, kanker, dan
penyakit darah.
ESA bekerja dengan merangsang
sumsum tulang untuk memproduksi
lebih banyak eritrosit. Mekanisme
utama kerja ESA adalah dengan
meningkatkan produksi hormon
eritropoietin (EPO). EPO adalah
hormon yang diproduksi secara alami
oleh ginjal dan berperan penting dalam
mengatur produksi sel darah merah.

Penggunaan ESA telah membantu


memperbaiki kualitas hidup pasien
dengan anemia yang disebabkan oleh
kondisi medis tertentu, tetapi
penggunaannya harus sesuai dengan
petunjuk dokter dan dilakukan dengan
hati-hati.
Beberapa agen perangsang
erythropoiesis (ESA) tersedia untuk
mengobati anemia pada orang
dengan penyakit ginjal kronis (CKD).
Kemanjuran relatif mereka
(mencegah transfusi darah dan
mengurangi kelelahan dan sesak
nafas) dan keamanan (kematian dan
kejadian kardiovaskular) tidak jelas
karena keterbatasan kekuatan
belajar head-to-head.
Erythrocyte Stimulating Agents (ESA) adalah kelompok obat yang termasuk
dalam kategori hormon hematopoietik. Berikut adalah beberapa contoh
ESA yang umum digunakan:

•••
25 %
Epoetin alfa

•••
Darbepoetin alfa
Epoetin Alfa

Epoetin alfa: Ini adalah bentuk sintetis


dari hormon erythropoietin (EPO) yang
diberikan sebagai injeksi subkutan atau
intravena. Epoetin alfa digunakan dalam
pengobatan anemia pada pasien
dengan gagal ginjal kronis, kanker, atau
yang menjalani terapi kemoterapi.
Epoetin Alfa Berikut adalah beberapa contoh obat golongan
epoetin alfa :

1
lenalidomide pomalidomide cyclosportine

1 3 5
1

2 4 6
conestat alfa
thalidomide inhibitor C1 esterase 6
4
Epoetin Alfa
INDIKASI

Meningkatkan Mengobati anemia yang Mengurangi


produksi sel ditimbulkan oleh: gagal ginjal kebutuhan
punca darah kronis, pengobatan transfusi
menggunakan zidovudine pada alogenik.
pasien terinfeksi HIV, dan
kemoterapi penyakit ganas
Epoetin Alfa KONTRAINDIKASI
Hipersensitif terhadap albumin (manusia) atau produk derivatif sel mamalia; hipertensi yang tidak terkontrol. Pasien dengan
kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Epoetin Alfa:

••• 1 2 •••
Pasien yang memiliki
Pasien dengan tekanan
alergi terhadap epoetin
darah tinggi (hipertensi)
alfa dan obat-obatan
atau pernah mengalami
sejenis.
pure red cell aplasia
(PRCA).

••• 3 5 •••
4
Pasien yang mengalami Pasien yang sedang
kejang dan hendak atau pernah
menjalani operasi. ••• menderita penyakit
kanker.
Anak-anak, ibu hamil
dan menyusui.
-> Mengobati anemia pada pasien HIV yang
-> Mengobati anemia pada pasien gagal
ginjal kronisDosis awal 50 IU/kgBB, 3 kali
seminggu. Pengobatan diberikan melalui
DOSIS sedang mengonsumsi zidovudineDosis awal
100 IU/kgBB, 3 kali seminggu. Pengobatam
diberikan melalui suntikan SC/IV selama 8
suntikan IV selama setidaknya 1–5 minggu. Dosis dapat ditingkatkan 50–100
menit. Dosis dapat ditingkatkan dengan IU/kgBB, 3 kali seminggu dengan interval
penambahan 25 IU/kgBB tiap 4 minggu. pengobatan 4–8 minggu sesuai respons
pasien.

Epoetin Alfa

-> Mengobati anemia pada pasien yang menjalani -> Mengurangi kebutuhan transfusi darah pada operasi
kemoterapiDosis awal 150 IU/kgBB, 3 kali tertentuDosis 600 IU/kgBB, 1 kali seminggu. Pengobatan
seminggu atau 450 IU/kgBB, 1 kali seminggu. dimulai 3 minggu sebelum operasi dengan dosis ke-4
Dosis dapat ditingkatkan menjadi 60.000 IU, 1 kali diberikan pada hari operasi. Atau 300 IU/kgBB tiap hari.
seminggu setelah 4 minggu pengobatan. Pengobatan dimulai 10 hari sebelum operasi dan 4 hari
pascaoperasi.
Epoetin Alfa

EFEKSAMPING OBAT OBAT

Penggunaan epoetin alfa bersama


dengan carfilzomib, lenalidomide, Penggunaan epoetin alfa
pomalidomide, thalidomide, bersama dengan
inhibitor C1 esterase, conestat cyclosportine
alfa
Dapat meningkatkan Dapat meningkatkan
resiko terjadinya tekanan darah
penggumpalan darah
Epoetin Alfa

EFEK SAMPING PENGGUNAAN


Kesulitan tidur atau tertidur dalam waktu yang lama

Penurunan berat badan Terdapat luka di area mulut

Mual dan muntah Depresi

Nyeri sendi atau Kejang otot


nyeri otot

Gejala flu
Sakit kepala
Kemerahan, bengkak, sakit,
Demam, menggigil atau gatal pada area yang
disuntik.
Epoetin Alfa
FARMAKODINAMIKA
Stimulasi Eritropoesis
bekerja dengan mengikat pada reseptor EPO pada sel-sel
progenitor eritroid di sumsum tulang. Hal ini merangsang
••
proliferasi dan diferensiasi sel-sel tersebut, yang mengarah
pada peningkatan produksi sel darah merah (eritrosit).
Peningkatan jumlah eritrosit berkontribusi pada peningkatan
kapasitas darah untuk mengangkut oksigen.

Peningkatan Konsentrasi Hemoglobin


meningkatkan konsentrasi hemoglobin dalam darah.
Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang
bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen ke jaringan Epoetin Alfa
tubuh. Dengan meningkatkan konsentrasi hemoglobin,
epoetin alfa membantu mengatasi anemia dan meningkatkan
kemampuan transportasi oksigen dalam tubuh.

Peningkatan Hematokrit
Hematokrit adalah persentase volume sel darah merah
dalam darah. Penggunaan epoetin alfa dapat meningkatkan •• ••
hematokrit dengan merangsang produksi sel darah merah.
Peningkatan hematokrit yang terkait dengan epoetin alfa
membantu memperbaiki keadaan anemia.
Epoetin Alfa
PARMAKOKINETIKA
Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak plasma berkisar

Penyerapan antara 20 hingga 25 jam. Administrasi melalui injeksi subkutan


membutuhkan waktu mencapai puncak plasma lebih lama sekitar 5% - 10%
dibanding administrasi injeksi intravena.

Kira-kira 20% hingga 40%; bioavailabilitas pada injeksi


Bioavailabilitas subkutan lebih rendah dibanding injeksi intravena.

Distribusi Didistribusikan secara ekstravaskular pada hati,


ginjal, dan sumsum tulang.

Volume distribusi Antara 40 hingga 63,80 mL/kg.


Epoetin Alfa
FARMAKOKINETIKA

Pengikatan eritropoietin dan epoetin alfa pada EPO-R


menyebabkan terjadinya internalisasi sel, yang mengakibatkan
Metabolisme degradasi ligan. Eritropoietin dan epoetin alfa dibersihkan
melalui penyerapan dan degradasi melalui sel yang
mengekspresikan EPO-R serta melibatkan jalur seluler lain di
interstitium dan sel-sel dalam jalur pengambilan
retikuloendotelial atau sistem limfatik.

Epoetin alfa sebagian besar diekskresikan melalui


Ekskresi feses, dan sebagian kecil melalui urin dalam bentuk
obat yang tidak berubah.

Rata-rata 4 jam pada pasien dewasa dan


6 jam pada pasien anak-anak (injeksi
Waktu paruh eliminasi intravena / IV); antara 4 hingga 13 jam
pada pasien dengan gagal ginjal kronis
(injeksi intravena / IV); sekitar 16
hingga 67 jam pada pasien yang
menjalani pengobatan kemoterapi
(injeksi subkutan).
Epoetin Alfa

KATEGORI OBAT

1
0 2
0 Kategori C: Studi pada reproduksi hewan
menunjukkan efek buruk pada janin.
Tidak ada studi memadai dan terkendali
pada manusia. Obat boleh digunakan jika
nilai manfaatnya lebih besar dari risiko
3
0 4
0
terhadap janin.
Epoetin Alfa
MEKANISME KERJA
Epoetin alfa adalah eritropoietin manusia
rekombinan, yang hampir identik dengan
hormone endogen eritropoietin (EPO).
Erythropoietin terjadi pada sel peritubular
ginjal. Anemia dan hipoksia dirasakan oleh
sel-sel ini dan menyebabkan sekresi EPO
yang cepat, yang bekerja pada sumsum
eritroid. Faktor yang diinduksi hipoksia
(HIF-1) adalah faktor transkripsi (HIF-1 alfa
dan HIF-1 beta) yang meningkatkan •••
ekspresi eritropoietin dalam pengaturan
hipoksia.
Epoetin Alfa
INTERAKSI OBAT

Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada atau


sekitar waktu makan atau makan jenis makanan
tertentu karena interaksi dapat terjadi. Menggunakan
alkohol atau tembakau dengan obat-obatan tertentu
juga dapat menyebabkan terjadinya interaksi.
Diskusikan dengan ahli kesehatan Anda tentang
penggunaan obat Anda dengan makanan, alkohol, atau
tembakau.
Darbopoetin Alfa
Darbopoetin Alfa
Darbepoetin alfa adalah bentuk sintetis dari
erythropoietin (EPO). Darbepoetin alfa adalah obat
yang termasuk dalam kelompok Erythrocyte
Stimulating Agents (ESA) yang digunakan untuk
merangsang produksi sel darah merah dalam tubuh.
digunakan untuk mengobati anemia yang disebabkan
oleh kemoterapi atau penyakit ginjal kronis .

Darbepoetin alfa memiliki struktur molekul yang sedikit


berbeda dari epoetin alfa. Perbedaan ini
memungkinkan darbepoetin alfa memiliki waktu paruh
yang lebih lama dalam tubuh, yang memungkinkan
interval waktu antara dosis yang lebih panjang.
Sebagai hasilnya, darbepoetin alfa dapat diberikan
dengan frekuensi dosis yang lebih rendah daripada
epoetin alfa
Berikut adalah beberapa contoh obat
golongan Darbopoetin alfa :
Darbopoetin Alfa
1
Darbitop
Inj.IV/SK 40µg/0,5ml

2
Nesp
6
4 Inj.IV/SK 40µg/0,5ml
Darbopoetin Alfa DOSIS

Untuk anemia akibat gagal ginjal kronis: Dewasa dan


Untuk anemia akibat kemoterapi kanker: Dewasa—Dosis
anak-anak—Dosis didasarkan pada BB dan harus
didasarkan pada BB dan harus ditentukan oleh dokter . Dosis
ditentukan oleh dokter. Dosis awal adalah 0,45 hingga 0,75
mikrogram (mcg) per kilogram (kg) BB yang disuntikkan awal adalah 2,25 mikrogram (mcg) per kilogram (kg) berat
ke pembuluh darah atau di bawah kulit seminggu sekali badan seminggu sekali atau 500 mcg setiap 3 minggu sekali
atau setiap 2x seminggu. Dokter biasanya menyesuaikan disuntikkan di bawah kulit. Dokter biasanya menyesuaikan
dosis sesuai kebutuhan. dosis sesuai kebutuhan.
Darbopoetin Alfa
INDIKASI

Anemia pada pasien


Gagal ginjal kronis: Kanker: dengan HIV yang menjalani
terapi antiretroviral:
Pasien yang menjalani dialisis: Pasien yang menjalani
Darbepoetin alfa digunakan untuk
kemoterapi: Darbepoetin Darbepoetin alfa dapat
mengobati anemia pada pasien
alfa digunakan untuk digunakan untuk mengobati
dengan gagal ginjal kronis yang
menjalani dialisis. mengobati anemia yang anemia pada pasien
Pasien yang tidak menjalani terjadi sebagai akibat dari dengan infeksi HIV yang
dialisis: Darbepoetin alfa juga kemoterapi pada pasien sedang menjalani terapi
dapat digunakan pada pasien dengan kanker. antiretroviral dan memiliki
dengan gagal ginjal kronis yang kadar hemoglobin yang
tidak menjalani dialisis. rendah.
Darbopoetin Alfa KONTRAINDIKASI

••• 1 2 •••

Hipersensitivitas: Darbepoetin Hipertensi yang tidak


alfa tidak boleh digunakan pada terkontrol: Penggunaan
individu yang memiliki riwayat darbepoetin alfa sebaiknya
hipersensitivitas atau reaksi alergi dihindari pada individu
terhadap darbepoetin alfa atau dengan tekanan darah tinggi
komponen lain dalam formulasi yang tidak terkontrol dengan
obat. baik meskipun pengobatan.
3

•••
Risiko tinggi trombosis: Darbepoetin alfa sebaiknya tidak digunakan pada individu dengan
risiko tinggi untuk mengembangkan trombosis (pembekuan darah yang berlebihan),
seperti mereka dengan riwayat trombosis vena dalam (DVT) atau emboli paru.
Darbopoetin Alfa

EFEKSAMPING OBAT OBAT

Hipertensi (tekanan darah tinggi): Pembekuan darah yang berlebihan:


Darbepoetin alfa dapat meningkatkan Penggunaan darbepoetin alfa dapat
tekanan darah pada beberapa pasien. meningkatkan risiko pembekuan
darah yang berlebihan (trombosis).

Reaksi alergi : gejala reaksi alergi dapat Reaksi pada tempat injeksi: Beberapa
mencakup ruam kulit, gatal-gatal, pasien mungkin mengalami nyeri,
pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau kemerahan, atau pembengkakan pada
tenggorokan, sesak napas, atau kesulitan tempat injeksi setelah pemberian
menelan. darbepoetin alfa.

Perubahan pada kadar besi: Darbepoetin alfa dapat menyebabkan


penurunan kadar besi dalam tubuh. Dalam beberapa kasus, pasien
mungkin perlu mengambil suplemen besi atau menjalani terapi besi
tambahan.
Darbopoetin Alfa

EFEK SAMPING PENGGUNAAN

 kejang 
 kelemahan atau
kelelahan yang
tidak biasa

 perasaan pusing,  sesak napas (bahkan


seperti akan pingsan dengan aktivitas ringan),
bengkak, penambahan
berat badan yang cepat.
Darbopoetin Alfa
FARMAKODINAMIKA

Darbepoetin alfa bekerja dengan meningkatkan produksi ••


sel darah merah dalam sumsum tulang.

Obat ini bekerja dengan mengikat reseptor


erythropoietin (EPO) pada permukaan sel-sel
prekursor eritroid di sumsum tulang, yang Darbopoetin Alfa
merangsang pembentukan sel darah merah baru.

Darbepoetin alfa juga dapat meningkatkan jumlah


hemoglobin dalam darah, yang membantu •• ••
meningkatkan oksigenasi jaringan tubuh.
Darbopoetin Alfa
PARMAKOKINETIKA
Setelah injeksi subkutan atau intravena, darbepoetin alfa
Absorpsi diabsorpsi dengan cepat dan secara merata di dalam tubuh.

Darbepoetin alfa dimetabolisme menjadi peptida


Metabolisme pendek yang kemudian dipecah menjadi asam
amino dan diserap ke dalam aliran darah.

Darbepoetin alfa didistribusikan ke dalam


Distribusi serum dan jaringan tubuh.

Eliminasi Darbepoetin alfa dikeluarkan dari


tubuh melalui metabolisme oleh
sel-sel hati dan ginjal.
Darbopoetin Alfa
PARMAKOKINETIKA

Bioavailabilitas darbepoetin alfa setelah pemberian SC adalah


Bioavailabilitas 37% (relatif terhadap pemberian IV) . Demikian pula,
bioavailabilitas SC dari epoetin alfa dan beta ditentukan masing-
masing 30-36% dan 15-50%
Darbopoetin Alfa
KATEGORI OBAT
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori
C menurut US Food and Drugs Administration (FDA)
Amerika Serikat, atau setara dengan Badan POM di
1
0 2
0 Indonesia.
Tidak ada penelitian yang memadai pada wanita untuk
mencari tahu risiko pada bayi saat sang ibu
mengonsumsi obat ini selama menyusui. Namun,
perlu dipertimbangkan potensi manfaat dan potensi
3
0 4
0 risikonya sebelum mengonsumsi obat ini selama
menyusui.
Darbopoetin Alfa
MEKANISME KERJA
Pengikatan pada Reseptor EPO: Setelah diberikan melalui injeksi subkutan
atau intravena, darbepoetin alfa beredar dalam darah dan mengikat pada
reseptor erythropoietin (EPO) yang terletak pada sel-sel progenitor eritroid di
sumsum tulang.

Stimulasi Proliferasi Sel: Setelah berikatan dengan reseptor EPO,


darbepoetin alfa merangsang proliferasi sel progenitor eritroid. Hal ini
meningkatkan produksi sel-sel eritroid dan meningkatkan jumlah sel darah
merah yang diproduksi dalam sumsum tulang.

Diferensiasi Sel: Darbepoetin alfa juga merangsang diferensiasi sel


progenitor eritroid menjadi sel darah merah matang. Dalam proses ini, sel-
sel mengalami perubahan struktural dan fungsional untuk menjadi eritrosit •••
yang siap untuk mengangkut oksigen.

Peningkatan Produksi Sel Darah Merah: Hasil akhir dari mekanisme kerja
darbepoetin alfa adalah peningkatan produksi sel darah merah (eritrosit)
dalam sumsum tulang. Peningkatan jumlah eritrosit meningkatkan kapasitas
darah untuk mengangkut oksigen ke jaringan tubuh.
Darbopoetin Alfa
INTERAKSI OBAT

Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada atau


sekitar waktu makan atau makan jenis makanan
tertentu karena interaksi dapat terjadi. Menggunakan
alkohol atau tembakau dengan obat-obatan tertentu
juga dapat menyebabkan terjadinya interaksi.
Diskusikan dengan ahli kesehatan Anda tentang
penggunaan obat Anda dengan makanan, alkohol, atau
tembakau.
Bedanya Epoentin Alfa sama Darbopoentin Alfa apa sihh??
Perbedaan antara epoetin alfa dan darbepoetin alfa terletak pada struktur
molekul, waktu paruh, dan dosing interval.
Berikut adalah perbedaan utama antara kedua obat ini:
 Struktur Molekul: Epoetin alfa adalah bentuk sintetis dari erythropoietin
(EPO) alami dan memiliki struktur yang serupa dengan EPO. Sedangkan
Darbepoetin alfa bentuk modifikasi dari epoetin alfa dengan
menambahkan rantai samping glikosilasi tambahan
 Waktu Paruh: Epoentin alfa relatif singkat, biasanya sekitar 6-8 jam.
Sementara Darbepoetin alfa memiliki waktu paruh yang lebih panjang,
yakni sekitar 25-35 jam. Karena waktu paruh yang lebih lama, Meskipun keduanya termasuk
darbepoetin alfa memungkinkan interval waktu antara dosis yang lebih dalam kelompok Erythrocyte
panjang. Stimulating Agents (ESA) dan
 Dosing Interval: Karena waktu paruh yang lebih lama, darbepoetin alfa memiliki tujuan yang sama dalam
dapat diberikan dengan frekuensi dosis yang lebih rendah dibandingkan merangsang produksi sel darah
dengan epoetin alfa. Biasanya, epoetin alfa diberikan beberapa kali
merah,namun perbedaan struktur
seminggu, sementara darbepoetin alfa hanya diberikan setiap beberapa
dan farmakokinetik antara epoetin
minggu. Ini memberikan keuntungan praktis bagi pasien yang
memerlukan pengobatan yang lebih jarang. alfa dan darbepoetin alfa
memberikan perbedaan dalam
dosis, frekuensi pemberian, dan
efek samping yang mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Tan Hoan Tjay,dkk. 2007 . Obat-Obat Penting khasiat, penggunaan,
dan efek-efek sampingnya : Jakarta . Pt.Elex Media Komputindo-Gramedia.
 
https://www.alodokter.com/author/mdamayanti. Epoetin Alfa. Alodokter.
https://www.alodokter.com/epoetin-alfa (accessed 2023-05-15).
 
Wiwik H, Andi . 2008 . Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi ;Jakarta . Penerbit Salemba Medika.
 
Darbepoetin Alfa: Fungsi, Dosis, Efek Samping, dll • Hello Sehat. Hello
Sehat. https://hellosehat.com/obat-suplemen/darbepoetin-alfa/ (accessed
2023-05-15).
Singh AK, Szczech L, Tang KL, et al. Correction of anemia with epoetin
alfa in chronic kidney disease. N Engl J Med. 2006;355(20):2085-2098.
doi:10.1056/NEJMoa065485
MAKASI
SAYANGGGG

You might also like