Construction of Nanostructured

Glass-Zirconia to Improve the

Interface Stability of Dental
Bilayer Zirconia
 PROBLEM:
Most commonly High frequency of
Bilayer zirconia
used cohesive/adhesive
fracture

SEM
To obtain
SLA glass + fully nanostructured
sintered zirconia glass zirconia EDS
structure

XRD

To obtain
nanostructured Wettability, roughness, Improve interface stability
glass zirconia shear bonding strength of bilayer zirconia
structure double increase restorations
 Reliable mechanical
performance

(-)
zirconia High wear resistance Aesthetic of pure
zirconia are not
ideal

Good biocompatibility

Zirconia bilayer
structure

PROBLEM:
Longevity <<<< High frequency of
cohesive/adhesive
fracture
 Interlayer antara Sandblasting untuk
zirconia substrat meningkatkan
dengan veneer mechanical embedding,
proselen tp msh kontroversial ada
yg hasilnya bagus ada
yang berdampak negatif
Meningkatkan pada kekuatan mekanis
3 main efforts kekerasan / dan longterm durability Provide mechanical
kekasaran interlocking for bond
permukaan Picolaser untuk
menghasilkan between zirconia and
mikrotekstur di porcelain  improve
permukaan untuk stability of zirconia-
Memperbaiki stimulasi karakteristik porcelain bilayer
aktivitas kimia dari gigi asli. structure
zirconia
Etching with low melting
point fluoride  good
adhesion of zirconia
 Melemahkan kekuatan ikatan : ketika
restorasi disemen ke gigi, dan mulai
Interlayer antara berfungsi, gigi tersebut pasti terkena
zirconia -veneer Meningkatkan panas, perubahan mekanis, dan kimia.
proselen kekuatan ikatan Siklus termal yang dihasilkan dari suhu
lingkungan mulut menyebabkan tekanan
berulang pada antarmuka dua bahan.
Sehingga longevity bahan menurun

Active ingredients onto zirconia : plasma-enhanced chemical vapor deposition

(PECVD), fluorapatite arrays (FA), nanoscale self-limiting atomic layer deposition
(ALD) of silica  meningkatkan ikatan zircon-porcelain significantly
 Literature terbaru:
Modifikasi permukaan dengan fusion sputtering dan glass ceramic spray deposition 
mudah di lab dan menghasilkan lapisan lithium disilikat glass ceramic di permukaan
zircon  meningkatkan micromekanikal interlock, hidrofilik>>, bond strength
between zircon dan resin semen >>

Glass ceramic  fase kaca  membuat zirconia

chemically inert (tidak mudah bereaksi),
sehingga improve fracture strenghth, dan adhesi
pada veneer procelain

Ziirconia di presintered sehingga ada porus dan SLAglass di infiltrate ke permukaan

dan form glass-zircon composite structure. 
1. Persiapan nanoscale glass powder
• SLA glass dipersiapkan dengan melt-diffusion strategy
• Campuran bahan pada table 1 dikeringkan di oven 80oc 12h, dipanaskan 1500oc 2h, air di
ionisasi dan ball-milled dengan alcohol 24h hingga terbentuk sediaan bubuk nanopartikel
• Distribusi ukuran dianalisis dengan scanning elctron microscopy (SEM)
2. Karakteristik nanostruktur glass-zircon
a. Observasi morfologi secara mikroskopik dengan SEM
- non treat xirconia (Zir) dan nanostruktur glass zircon (ngZir)

b. Xray diffraction Spectroscopy (XRD)

- analisis XRD untuk examine komposisi fase
• - Scan dengan Cu Ka radiasi ngZir determined w grazing incidence
Xray diffracrion (GIXRD)  Since the ngZir contains only tetragonal and monoclinic
zirconia, the percentage of tetragonal phase (Vt) can be calculated by Vt = l 􀀀 Vm.
c. Roughness assessment
- kedua grup dibersihkan dengan etanol dan dikeringkan
- non-contact optical profilometer (ST 400, Nanovea, Irvine, CA, USA)
- The average surface roughness (Ra) and arithmetical mean height of the scale limited surface (Sa) were
analyzed and calculated with professional 3D software (7.4.8737, Nanovea, Irvine, CA, USA).

d. Wettability
- The wettability of specimen was assessed by static contact angle evaluation using a contact angle instrument
(Dataphysics DCAT21, Filderstadt, Germany).
- air distilasi diteteskan ke permukaan, gambaran droplet di foto untuk dianalisis sudut kontak
FABRIKASI SPESIMEN BILAYER
ZIRCONIA
• 40 specimen zirconia yg sudah disinter dinagi menjadi 2 bagian, 20 di
filtrasi SLA glass powder dan 20 lainnya di sandblast 27 m aluminum oxide
particles in a fine sand-blaster (

• 2 Teknik veneer :
• - hand layering: fluorapatite porcelain (Dentin A2, Ivoclar Vivadent, Schaan, Liechtenstein) was
applied on the surface of specimens via the silicone mold with the attempt to keep identical contact surface
and dimension of the specimens (a cube with sides of length about 4 mm)

• - heat-pressed: polymethyl methacrylate (PMMA) blocks (a cube with sides of length about 4 mm)
were fixed on top of the zirconia and invested using rapid investment materials (IPS Press VEST, Ivoclar
Vivadent, Schaan, Liechtenstein)
Analisis Shear Bonding Stress dan Kegagalan
• Spesimen di tes menggunakan universal testing machine dengan
vertical compressibe load di pertemeuan zircon dan poroselen.
• Fracture loads were recorded
• Failure mode  steremicroscop untuk mengklasifikasi kegagalan
adhesive, kohesif, campuran tergnautng pada lokasi kegagalan
Evaluasi permukaan bonding
• Spesimen dipootong cross sectional, area yg dipotong dihapus dengan
sandpapers/amplas
• SEM dan backscattered electron (BSE) untuk melihat morfologi
permukaan
• Energy dispersive spectroscopy (EDS) untuk analisis semi quantitative
dari diisribusi elemtarl pada permukaan