You are on page 1of 25

ADMINISTRASI KEUANGAN DAN

PEMBERDAYAAN SUMBER DANA MASJID

Dra.Hj.Artina Burhan, M.Pd


Widyaiswara Madya

Disampaikan pada Diklat Pembina Kemasjidan Dep.Agama


Sumbar, Riau, Jambi dan Kepri Tahun 2008 di Padang
Pokok-pokok Administrasi Masjid :

Pertama : pengadministrasiaan
pengelola masjid,
Kedua : pendataan dan
pembinaan jamaah
Ketiga : pengadministrasiaan
keuangan masjid.
A. Pendahuluan

Adminstrasi keuangan
adalah : segala bentuk
kegiatan pencatatan,
surat-menyurat,
pengarsipan, pengelolaan
tentang keuangan
lembaga masjid dalam
rangka memperlancar
pelayanan bagi jamaah.
B. Pentingnya Administrasi

• Administrasi keuangan :
proses mengkoordinasi dan
menginternalisasi kegiatan-
kegiatan kerja agar
diselesaikan secara efisien
dan efektif melalui orang
lain.

• Pola kerja efisien dan efektif


tidak dapat dilakukan oleh
satu atau dua orang saja,
dibutuhkan sebuah
organisasi untuk mengelola
aktivitas masjid tersebut.
Meskipun masjid organisasi
nirlaba, pengadministrasiaan
keuangan (akuntabilitas) masjid
harus dilaksanakan:

1. Karena uang masjid adalah


amanah umat Islam
2. Untuk memelihara citra positif
pengelola.
3. Memelihara kebaikan
prasangka diantara jamaah.
C. Sumber Keuangan Masjid

1. Zakat, infak dan shadakah masyarakat;

zakat : derma yang telah ditetapkan


jenis jumlah dan waktunya.

Infak : lebih luas dan umum, tdk


disebutkan jenis, jumlah, dan
kepada siapa infak
diberikan, infak dikelurakan ketika
kita mendapat rezeki dari Allah.

sedekah : pemberian yang tidak saja


bersifat fisik, tapi juga
non fisik.
2.Wakaf
Hal yang perlu diperhatikan:
- Jangan sampai benda yang
diwakafkan itu dalam
persengketaan.
- Segera didaftarkan ke pihak
yang berwenang untuk
dibuatkan AIW nya.
- Upayakan tanah yang ingin
diwakafkan strategis letaknya
- Pengurus harus menjaga,
menggunakan tanah sesuai
dengan tujuan wakaf.
3. Infak Donatur, Instansi atau
Perusahaan.
Infak donatur sangat besar
pengaruhnya bagi
kelangsungan / biaya
operasional masjid, terutama
bagi masjid –masjid yang
tidak / belum mampu
mendanai biaya operasional
bulanan. Bisa melibatkan
orang- orang kaya secara
individu maupun perusahaan
– perusahaan yang memiliki
concern pada kegiatan umat
Islam, termasuk juga
lemabaga pemerintah.
4. Infak Organisasi atau
Pemerintahan Luar Negeri
• Pengurus masjid yang memiliki
akses ke luar negeri, bisa
memanfaatkan terutama para
aghniya atau muhsinin di
negara –negara Muslim,
Ditimur tengah orang kaya raya
bisa ke lembaga
pemerintahannya, misalnya
mengajukan dan
pembangunan, pendidikan,
bantuan sosial untuk fakir
miskin kepada negara seperti
Saudi Arabia, Brunai
Darussalam, dan Malaysia
• Diantara organisasi dunia lain
yang dapat dimintakan
bantuannya seperti Rabithah
Alam Islam, kerajaan Arab
Saudi dan Uni Emirat Arab
5. Infak Dari Jasa Parkir Dan
Penitipan Barang / Sandal/
sepatu
• Biasanya dilakukan ketika
shalat Jum ’’at, shalat Idul
Fitri dan Idul Adha, tetapi
bagi masjid Raya yang
berada di tengah- tengah kota
hal ini dapat berlangsung
setiap saat.
• Harus diingat jangan bersifat
memaksa/ ditarifkan apalagi
sampai memberatkan
jama’ah,karena menetpkan.
6. Melalui Usaha (Bisnis Halal)

a. Mengadakan pasar bazar


b. Hasil produktif dari sewa Aula
Masjid
c. Aula masjid dapat disewakan
untuk acara – acara resepsi
pernikahan (walimatulurrsy),
seminar dan pelatihan. Sewa
dari aula tersebut merupakan
usaha halal bagi peningkatan
masjid.
d. Infak dari operasional
Lembaga pendidikan di
Masjid (seperti TPA/ TKA,
Madrasah diniyah dll.)
e. Infak hasil dari Buletin
f. Menjual kelender
g. Lelang bahan bangunan yang
tidak terpakai
h. Rumah sakit (klinik) dan
Universitas
i. Pembinaan Usaha Kecil
(Mudharabah)
Bagi masjid besar yang memiliki
dana yang banyak dan tidak
produktif, boleh menggunakan
dana tersebut untuk
mudharabah (bagi hasil) dan
membantu pengusaha kecil.
Keuntungan dari bagi hasil
tersebut dijadikan tambahan
bagi kas masjid
j. Konsultasi Keagamaan
Infak masyarakat yang
bekonsultasi di kantor
atau di tempat khusus
yang disediakan
masjid dapat diambil
persennya oleh
masjid sebagai
tambahan dana bagi
masjid.
D.Pemberdayaan Sumber Dana Masjid
Usaha Produktif :
 Masjid Nabawi mengembangkan
usaha produktif dgn.
menyewakan sebagian tanah
wakafnya untuk hotel berbintang.

 Masjid Al-Azhar Cairo, sejumlah


tanah wakafnya disewakan
untuk kantor-kantor pemerintahan

 Masjid Al-Azhar Jakarta


melakukan usaha profit agar
dapat mendanai kegiatan masjid.
 MasjidIstqomah
Bandung, pusat
pendidikan.

 Masjid
Muhammadiyah
Bengkulu, membangun
ruko,

 Masjid di Batam,
mempergunakan
sebagian tanahnya
bisnis senter.
E. Pengelolaan Dana

1. Transparan, membuat buku


laporan, mencatat uang
masuk dan keluar setiap
bulan
2. Pembukuan harus diperiksa
setiap tahun
3. Dana hanya digunakan
untuk hal-hal yang dianggap
penting dan efisien
4. Tidak berlaku boros dalam
menggunakan uang
5. Tidak melakukan mark up
6. Dana masjid dikeluarkan
hanya untuk kepentingan
masjid tidak boleh untuk
kepentingan pribadi
kecuali sudah disepakati
7. Memproduktifkan dana
masjid pada hal-hal yang
diyakini menguntungkan,
8. Menggunakan dana
untuk hal-hal yang sudah
disepakati pengurus,
kecuali hal-hal yang
mendesak; perbaikan
genteng dll,
9. Siap diaudit oleh akuntan
atau pengurus, hasil
audit diumumkan kepada
jemaah
F. Pembukuan Dana Masjid

Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 282 artinya


“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
burmuamalah ( hutang piutang), untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis diantara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis
enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah
mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang-orang yang berutang itu
mengimlakkan, dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya, janganlah mengurangi sedikitpun dari
hutangnya.”
G. Laporan Periodik Keuangan Masjid
Hal-hal yang perlu diperhatikan :

 Laporan harus akurat, dapat dipercaya, tepat


waktu, mudah dimengerti,
 Penggunaan keangan pada laporan harus sesuai
dgn anggaran pendapatan dan belanja tahunan,
 Penggunaan uang dalam laporan keuangan
harus mengikuti syarat penggunaan anggaran,
 Laporan itu juga dapat digunakan oleh seluruh
pengurus masjid terutama pengambil keputusan
(ketua ).
Jenis Laporan Keuangan;
1. Laporan mingguan
setiap hari jumat
2. Laporan bulanan
3. Laporan tahunan:
hasil audit
 Laporan Keuangan menggambarkan
posisi keuangan masjid dalam satu
periode.
 Laporan bulanan; berisi sumber dana
dan penggunaannya, dibuat dgn jelas
agar jemaah termotivasi untuk
berpartisipasi, zakat, infak, sedekah.
tbl
H. Kesimpulan
1. Dana masjid yang masuk dan keluar harus di
kelola secara baik dan benar.
2. Administrasi keuangan masjid dilakukan bukan
hanya untuk melaporkan penggunaan tetapi
juga untuk menggali potensi, mengembangkan
dana secara halal dan profesional.
3. Penggunaan/ pembuatan laporan dana yang
baik akan menumbuhkan kepercayaan
masyarakat.
4. Pengurus masjid dituntut mempunyai ilmu dan
kemampuan yang cukup untuk membuat
laporan keuangan dengan baik.

You might also like