You are on page 1of 36

LAPORAN

TUTORIAL 3 BLOK 4
SKENARIO C




GROUP 2 :
Tutor : Dr.Nyayu Fauziah Zen M.Kes

Afifurrahman 4101401002
Sarah Varanicha Silaen 4101401012
Mohammad Adriansyah 4101401014
Dita Nelly Nevira 4101401026
Sintia Eka Aprilia 4101401028
Ardianto 4101401032
Anggun Permata Sari 4101401037
Arzi Larga Guhpta 4101401038
Fitri Zelia Delianty 4101401039
Istiati Kusuma Wardhani 4101401043
Daniela Selvam 4101401048
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010


I.SKENARIO
Alergine, a 12-year-old girl is brought to the Department of Pediatrics RSMH hospital by her mother
due to a persistent headache she has been complaining for the past 2 weeks.Ten days ago her
mother took the girl to an ophthalmologist to find out the possibility of any eye problem.It appeared
that her vision was normal and there nothing wrong in the eye and in the orbit.The patients stated
that she has been in good health and that she received a cat as her birthday present 1 month
previously. Just three days ago she gets fever and stuffy nose.On examination , she has a mild fever ,
the tympanic membranes appear normal.Her throat is mildly hyperemic but otherwise looks
normal.There is some tenderness of the right cheek and over the right orbit.His father is asthmatic
while her older brother is allergic to aspirin
II.KLARIFIKASI ISTILAH
1.Department of paediatrics : Bagian anak
2.Persistent headache : nyeri di kepala yang terjadi berulang-ulang.
3.Ophthalmologist : seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam cabang ilmu
kedokteran yang menangani mata,anatomi,fisiologi,patologinya,dll
4.Orbit : Rongga bertulang yang berisikan mata beserta otot,pembuluh,dan
saraf yang berhubungan dengannya
5.Stuffy nose : hidung tersumbat
6.Mild fever : Meriang,demam sedang
7.Tympanic membranes : gendang telinga
8.Midly Hyperemic : Berwarna agak kemerahan
9.Tenderness : Keadaan sensitivitas yang tidak biasa terhadap sentuhan atau
tekanan
10.Asthmatic : keadaan yang ditandai dengan serangan berulang dispnea
paroksismal dengan mengakibatkan kontraksi spasmodic bronki
11.Allergic to aspirin : Keadaan hipersensitiv yang terdapat karena terpapar terhadap
alergi tertentu





III.IDENTIFIKASI MASALAH
1. Alergine berada dalam keadaan sehat sebelum dia mendapat hadiah seekor kucing 1 bulan
yang lalu.
2. Alergine ,12 tahun dibawa ke departemen anak-anak di RSMH 2 minggu yang lalu karena
sakit kepala.10 hari lalu dibawa ke ahli mata tapi pemeriksaannya mengatakan tidak ada
yang salah dengan mata dan orbitnya.3 hari yang lalu alergine menderita demam sedang
(meriang) dan hidung tersumbat.
3. Dalam pemeriksaan,membrane timfaninya normal,tenggorokan berwarna agak kemerhan
tapi yang lainnya terlihat normal,juga ada sensitivitas terhadap sentuhan di pipi kanan dan
rongga kanan mata sebelah atas.
4. Ayahnya seorang penderita asma dan kakaknya yang tertua alergi terhadap aspirin.

Chief Complain : 2
Alasan : krn gejala2 inilah yang menyebabkan alergin berobat kedokter
Main Problem : 3
Alasan : Dari gejala gejala yang ini bisa ditegakkan diagnosis dokter.

IV.ANALISIS MASALAH

1.a.Apa saja penyakit yang disebabkan oleh kucing pada wanita?
Jawab :
Ada 2 penyakit
Toxoplakmosis
Toxoplasmosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa yang tergolong dalam
coccidia. Sebagai haspes definitif parasit ini adalah kucing, dan kita adalah haspes perantaranya.
Anak-anak yang sistem kekebalan tubuh melemah berada pada risiko khusus untuk infeksi
toksoplasmosis dengan gejala :
Demam
Kejang
Sakit kepala
Masalah dengan penglihatan,ucapan,gerakan,dan pemikiran
dll
Leptospirosis
Penyakit yang disebabkan oleh sejenis kuman ini menyerang semua jenis satwa termasuk
manusia.Satwa yang bisa menularkan penyakit mengerikan ini adalah anjing, kucing, harimau, tikus,
musang, jelarang dan tupai.

2.a.Bagaimana mekanisme nyeri di kepala ?
Jawab :
Patofisiologi nyeri kepala pada umumnya
Impuls-impuls dari kepala disalurkan melalui serat sensorik saraf otak yang bersinap dengan neuron
di nuclei sensorik trigeminus, terutama subnukleus kaudalis . Rasa nyeri untuk struktur-struktur
diatas tentorium serebeli melalui nervus trigeminus, sedangkan yang dari bawah tentorium serebeli
melalui nervus glosofaringeus, nagus dan 3 akar saraf servikal bagian atas.
Impuls-impuls dari arteria meningea media disalurkan melalui nervus trigeminus cabang pertama.
Dari sinus sagitalis superior melalui kedua belah nervus trigeminus cabang pertama. Dari dura fosa
anterior melalui cabang pertama dan kedua nervus trigeminus. Dari dura fosa kranii media melalui
cabang kedua dan ketiga nervus trigeminus. Sedangkan dari dura fosa posterior melalui nervus
trigeminus dan nervus vagus.
b.Apakah hubungan kucing dengan gejala gejala yang diderita oleh si anak?
Jawab :
Bulu kucing menyimpan semacam toksin penyebab meningkatnya risiko eksema yaitu salah satu
jenis alergi yang banyak diderita anak-anak. Jika pindah ke tangan kita pada saat membelai bulunya,
penularan masih bisa dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun hingga bersih.
c.Bagaimana mekanisme demam berhubungan dengan skenario ini?
Jawab :
Demam biasanya terjadi pada infeksi sebagai REAKSI fase akut (fase awal-awal kejadian). Pada
keadaan ini, zat yang dapat menimbulkan demam atau disebut dengan zat pirogen (pyros: panas,
genous: penyebab) menyebabkan perubahan set point. Set point adalah suatu mekanisme
pengaturan suhu dengan level suhu inti tubuh sebenarnya, yaitu sekitar 37 derajat dalam satuan
Celsius dengan fase diurnal (aktif di siang hari).

Zat pirogen yang ini merupakan bagian dari zat pathogen (pathos: penyakit, genous: penyebab).
Jelas ya, sedang pathogen adalah zat yang menyebabkan penyakit, misalnya toksin dari kuman-
kuman penyebab penyakit.
Mekanisme pertahananlah yang bermain selanjutnya. Reaksi perlawanan ini menyebabkan zat-zat
pertahanan tubuh kita mengeluarkan senjatanya yang disebut dengan zat pirogen endogen (zat
penyebab panas bikinan tubuh) untuk melindungi tubuh kita sendiri. Jadi mekanismenya adalah
pyrogen dilawan pyrogen. Pyrogen yang dikeluarkan oleh toksin kuman (pyrogen eksogen) dilawan
oleh pyrogen endogen bikinan tubuh kita.
Reaksi ini, pengeluaran pyrogen tandingan, terjadi apabila organisme invasif sudah mencapai aliran
darah kita. Pyrogen tandingan ini diyakini mengeluarkan suatu zat yang disebut prostaglandin yang
dapat melapor ke kantor pusat suhu tubuh kita yang berada di hypothalamus (salah satu tempat di
otak).

Oleh hipotalamus, laporan ini ditindaklanjuti secara cepat dengan menaikkan set point yang telah
kita bicarakan di atas. Ya tentu saja level suhu tubuh kita meningkat. Dan kita rasakan tubuh kita
demam.Akibat yang ditimbulkan demam ini adalah peningkatan frekuensi denyut jantung dan
metabolisme energi. Hal ini menimbulkan rasa lemah, nyeri sendi, sakit kepala, peningkatan
gelombang tidur (yang berperan pada perbaikan fungsi otak), dan pada keadaan tertentu bisa
menimbulkan gangguan kesadaran dan persepsi (ngigau karena demam) serta kejang.

d.Bagaimana struktur anatomi hidung?(syaraf,tulang,otot)
jawab :
jawaban selengkapnya ada di sintesis
garis besarnya hidung dibagi atas 3 bagian :
1. Hidung Luar
Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian bagiannya dari atas ke bawah :
1. Pangkal hidung (bridge)
2. Dorsum nasi
3. Puncak hidung
4. Ala nasi
5. Kolumela
6. Lubang hidung (nares anterior)
Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit, jaringan ikat dan
beberapa otot kecil yaitu M. Nasalis pars transversa dan M. Nasalis pars allaris. Dengan adanya
kartilago tersebut maka nasi eksternus bagian inferior menjadi fleksibel.
Perdarahan :
1. A. Nasalis anterior (cabang A. Etmoidalis yang merupakan cabang dari A. Oftalmika,
cabang dari a. Karotis interna).
2. A. Nasalis posterior (cabang A.Sfenopalatinum, cabang dari A. Maksilaris interna, cabang
dari A. Karotis interna)
3. A. Angularis (cabang dari A. Fasialis)
Persarafan :
1. Cabang dari N. Oftalmikus (N. Supratroklearis, N. Infratroklearis)
2. Cabang dari N. Maksilaris (ramus eksternus N. Etmoidalis anterior)
2. Kavum Nasi
Dengan adanya septum nasi maka kavum nasi dibagi menjadi dua ruangan yang
membentang dari nares sampai koana (apertura posterior). Kavum nasi ini berhubungan
dengan sinus frontal, sinus sfenoid, fossa kranial anterior dan fossa kranial media.
Konka nasalis suprema, superior dan media merupakan tonjolan dari tulang etmoid.
Sedangkan konka nasalis inferior merupakan tulang yang terpisah. Ruangan di atas dan
belakang konka nasalis superior adalah resesus sfeno-etmoid yang berhubungan dengan
sinis sfenoid. Kadang kadang konka nasalis suprema dan meatus nasi suprema terletak di
bagian ini.
Perdarahan :
Arteri yang paling penting pada perdarahan kavum nasi adalah A.sfenopalatina yang
merupakan cabang dari A.maksilaris dan A. Etmoidale anterior yang merupakan cabang dari
A. Oftalmika. Vena tampak sebagai pleksus yang terletak submukosa yang berjalan bersama
sama arteri.
Persarafan :
1. Anterior kavum nasi dipersarafi oleh serabut saraf dari N. Trigeminus yaitu N. Etmoidalis
anterior
2. Posterior kavum nasi dipersarafi oleh serabut saraf dari ganglion pterigopalatinum masuk
melalui foramen sfenopalatina kemudian menjadi N. Palatina mayor menjadi N.
Sfenopalatinus.
3. Mukosa Hidung
Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas
mukosa pernafasan dan mukosa penghidu. Mukosa pernafasan terdapat pada rongga hidung
dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia dan
diantaranya terdapat sel sel goblet. Pada bagian yang lebih terkena aliran udara
mukosanya lebih tebal dan kadang kadang terjadi metaplasia menjadi sel epital skuamosa.
Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh
palut lendir (mucous blanket) pada permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan oleh kelenjar
mukosa dan sel goblet.
Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang penting. Dengan gerakan
silia yang teratur, palut lendir di dalam kavum nasi akan didorong ke arah nasofaring.
Dengan demikian mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri dan juga
untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga hidung. Mukosa penghidu
terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum.
Mukosa dilapisi oleh epitel torak berlapis semu dan tidak bersilia (pseudostratified columnar
non ciliated epithelium). Daerah mukosa penghidu berwarna coklat kekuningan.

e.Bagaimana struktur anatomi mata?(syaraf,tulang,otot)
jawab :
jawaban selengkapnya ada di sintesis
Bola mata berdiameter 2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan
hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar. Gambar ini menunjukan bagian-
bagian yang termasuk ke dalam bola mata, bagian-bagian tersebut memiliki fungsi berbeda,
secara rinci diuraikan sebagai berikut :
1. Sklera : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya
bola mata
2. Otot-otot : Otot-otot yang melekat pada mata :
a. muskulus rektus superior : menggerakan mata ke atas
b. muskulus rektus inferior : mengerakan mata ke bawah
3. Kornea : memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya
4. Badan Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa
untuk beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor
5. Iris : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.
6. Lensa : Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa
7. Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang mengandung sel kerucut
8. Bintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata
9. Vitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata
10. Aquous humor : Menjaga bentuk kantong bola mata


Bola mata dibagi menjadi 3 lapisan, dari luar ke dalam yaitu tunica fibrosa, tunica vasculosa,
dan tunica nervosa.

1. SEL BATANG tidak dapat membedakan warna, tetapi lebih sensitif terhadap cahaya sehingga sel
ini lebih berfungsi pada saat melihat ditempat gelap. Sel batang ini mengandung suatu pigmen yang
fotosensitif disebut rhodopsin. Cahaya lemah seperti cahaya bulan pun dapat mengenai rhodopsin.
Sehingga sel batang ini diperlukan untuk penglihatan pada cahaya remang-remang.
2. SEL KERUCUT atau cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaituiodopsin yang terdiri
dari retinen. Terdapat 3 jenis iodopsin yang masing-masing sensitif terhadap cahaya merah, hijau
dan biru. Masing-masing disebut iodopsin merah, hijau dan biru. Segala warna yang ada di dunia ini
dapat dibentuk dengan mencamputkan ketiga warna tersebut. Sel kerucut diperlukan untuk
penglihatan ketika cahaya terang.

2.a.Bagaimana struktur anatomi dan fisiologi dari kepala?
Jawab :
Sedangkan tulang wajah meliputi:
Tulang mandibula
Mandibula merupakan tulang rahang bawah, yang berartikulasi dengan tulang temporal
melalui prosesus kondilar.
Tulang maksila
Tulang maksila merupakan tulang rahang atas. Maksila meliputi antara lain prosesus palatin
yang membentuk bagian anterior palatum dan prosesus alveolar yang memegang gigi bagian
atas.
Tulang nasal
Tulang nasal merupakan tulang yang membentuk jembatan pada hidung dan berbatasan
dengan tulang maksila.
Tulang lakrimal
Tulang lakrimal merupakan tulang yang berbatasan dengan tulang ethmoid dan tulang
maksila, berhubungan duktus nasolakrimal sebagai saluran air mata.
Tulang zigomatikum
Tulang zigomatikum merupakan tulang pipi, yang berartikulasi dengan tulang frontal,
temporal dan maksila.
Tulang palatin
Tulang palatin merupakan tulang yang membentuk bagian posterior palatum.
Tulang vomer
Tulang vomer merupakan bagian bawah nasal septum (sekat hidung).

b.Bagaimana struktur anatomi dan fisiologi telinga?
Jawab :
Selengkapnya dapat di lihat di sintesis
Telinga terdiri dari telinga luar,telinga tengah atau canum tympani ,dan telinga dalam atau
labyrinth.Telinga dalam berisi organ pendengaran dan keseimbangan.
TELINGA LUAR
Telinga luar terdiri atas auricula dan meatus acusticus externus.
Auricula berfungsi mengumpulkan getaran udara. Auricula mempunyai otot intrinsik dan ektrinsik
,keduanya disarafi oleh N.facialis
Meatus acusticus externus adalah taung berkelok yang menghubungkan auricula dengan
membrana tymphani.tabung ini berfungsi menghantarkan gelombang suara dari auricula ke
membrana tymphani.
Saraf sensorik yang melapisi kulit pelapis meatus berasal dari n.auriculotemporalis dan ramus
auricularis n.vagus
TELINGA TENGAH (CAVUM TYMHANI)
Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis temporalis yang dilapisi
membran mucosa.Ruang ini berisi tulang tulang pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran
membrana tymphani (gendang telinga) ke perilympa telinga dalam.Cavum tymphani berbentuk
celah sempit yang miring, di depan ruang ini berhubungan dengan nasopharynx melalui tuba
audtitiva dan di belakang dengan antrum mastoideum.
Membran timphany adalah membrane tipis yang berwarna kelabu mutiara.membrana ini terletak
miring ,mengadap ke bawah,depan,dan lateral.permukaannya konkaf ke lateral.pada dasar
cekungannya terdapat lekukan kecil yang disebut Umbo
TELINGA DALAM ,ATAU LABYRINTHUS
Labyrinthus terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis ,medial terhadap telinga tengah dan
terdiri atas
(1).Labyrinthus osseus,
(2).labyrinthus membranaceus,tersusun dari sejumlah saccus dan ductus membranosa di dalam
labyrinthus osseus
OSSICULA AUDITUS (TULANG TULANG PENDENGARAN)
Ossicula Auditicus terdiri atas malleus,incus,dan stapes
Malleus adalah tulang pendengaran terbesar,dan terdiri atas caput,collum,processus longum atau
manubrium sebuah processus anterior dan processus lateralis.
Caput Mallei berbentuk bulat dan bersendi di posterior dengan incus.

Incus mempunyai corpus yang besar dan dua crus.
Corpus Incudis berbentuk bulat dan bersendi di anterior dengan caput mallei.

Crus Longum berjalan ke bawah di belakang dan sejajar dengan manubrium mallei.

Crus breve menonjol ke belakang dan dilekatkan pada dinding posterior cavum tymphani
oleh sebuah ligamen.
Stapes mempunyai caput ,collum,dua lengan,dan sebuah basis
Caput stapedis kecil dan bersendi dengan crus longum incudis.

Otot otot Ossicula
M.tensor tymphani:
Persarafan : sebuah cabang dari saraf yang menuju m.pterygoideus medialis,yang merupakan
cabang dri divisi mandibularis n.trigeminu
Fungsi : secara refleks meredam getaran malleus dengan menegangkan membrana tymphani.
M.Stapedius:
Persarafan : N.facialis yang terletak di belakang pyramis
Fungsi : secara refleks meredam geteran stapes dengan menarik collumnya.

c.bagaimana struktur anatomi tenggorokan?
Jawab:
Selengkapnya dapat di lihat di sintesis
Pharynx dibagi menjadi 3 bagian ,yaitu :
a.Nasopharynx teretak di belakang rongga hidung di atas palateum molle.
b.Oropharynx terletak di belakang cavum oris dan terbentang dari palatum molle sampai ke pinggir
atas epiglottis
c.Laryngopharynx terletak dibelakang aditus larynges dan permukaan posterior larynx
,danterbentang dari pinggir atas epiglottis sampai dengan pinggir bawah cartilago cricoidea
Otot otot pharynx terdiri atas:m.conctrictor pharyngis superior ,medius,inferior,yang serabut
serabutnya berjalan hampir melingkar,dan m.stylopharyngeus serta m.salphingoepharyngeus yang
serabut serabutnya berjalan dengan arah hampir longitudinal.
PERSARAFAN PHARYNX berasal dari plexus pharyngeusbyang dibentuk oleh cabang- cabang
n.glossopharyngeus,n.vagus dan n.symphaticus.
d.Bagaimana struktur anatomi wajah (khususnya pipi bagian kanan)?
Jawab :
Selengkapnya dapat di lihat di sintesis
e.Mengapa tenggorokannya berwarna kemerahan?
Jawab :
Radang tenggorokan disebut faringitis.Faringitis itu merupakan salah satu penyebab sinusitis
akut.akibat infeksi dari bakteri streptococcus
f.Apa penyebab terjadi sensitivitas pada pipi kanan atas?
Jawab :
Hubungan dengan sinusitis ,sinusitis maksilaris penuh,menyebabkan peradangan.peradangan itu
membuat ketika ditekan menjadi sakit.selengkapnya dapat di lihat disintesis
g.Bagaimana mekanisme system imunitas yang terganggu dalam scenario ini?
Jawab :
Sistem imunitas adalah system kerja tubuh untuk melawan penyakit. Sistim ini melindungi tubuh dari
benda-benda dan organisme-organisme yang bisa menyebabkan penyakit.Pada scenario ini terlihat
bahwa virus dan bakteri yang terjebak dalam sinus menyebabkan system imun kita terganggu.Maka
terbentuklah sel antibody untuk mengurangi kadar zat yang diproduksi dari zat lain yang
mengganggu system imun kita.
h.Apa korelasi alergi dengan penyakit yang ada di sekitar kepala?
Jawab :
Alergi yang memicu terjadinya sinusitis membuat kemacetan dan peradangan sinus yang disebabkan
oleh infeksi pernafasan.Ketika sinus sehat , saluran hidung jadi memungkinkan untuk mengalirkan
lender dan udaraa di seluruh saluran hidung.Namun ketika meradang,daerah menjadi terblokir dan
lender tidak bisa mengalir.Akibatnya,bakteri,virus,atau jamur,hidup bertumpuk di bagian bagian
sinus tersebut yang menyebabkan rasa nyeri di kepala
4.a.Apa ada hubungan antara penyakit yang diderita keluarga alergine dengan penyakit yang
diderita oleh alergine?
Jawab :
Faktor genetic dapat memicu alergi pada anak.Apabila ayahnya menderita alergi resikonya hampir
50% kepada anaknya.Namun,bentuk atau jenis alergi tidak selalu identik dengan orang tuanya.

V.Hipotesis
Alergine,12 tahun menderita sinusitis alergica berdasarkan factor genetic,gejala gejala dan diagnosis
yang telah didapat

VI.KERANGKA KONSEP














Faktor resiko
Symptom
Nyeri Kepala
Hidung tersumbat Demam Tenggorokan Merah
Faringitis
Rhinitis
SINUSITIS
Faktor Genetik
Hadiah Kucing

VII.KETERBATASAN PENGETAHUAN & LEARNING ISSUES


POKOK
BAHASAN
WHAT I
KNOW
WHAT I
DON`T
KNOW
WHAT I
HAVE TO
PROVE
HOW I WILL
LEARN
1 . STURUKTUR
ANATOMI DAN
FISIOLOGI
KEPALA

2. STRUKTUR
ANATOMI DAN
FISIOLOGI
INDERA INDERA
PADA MANUSIA

1.STRUKTUR
ANATOMI
MATA

2.STRUKTUR
ANATONMI
HIDUNG

3.STRUKTUR
ANATOMI
TELINGA

4. STRUKTUR
ANATOMI
WAJAH
KANAN
1. FISIOLOGI
MATA


2. FISIOLOGI
HIDUNG

3. FISIOLOGI
TELINGA


1.PENGARUH
KUCING
TERHADAP
ALERGINE

2. ADAKAH
FAKTOR
GENETIK
ANTARA
PENYAKIT YG
DIDERITA
ALERGI DAN
KELUARGANY



TEXT BOOK .
INTERNET
DAN
JOURNAL










VIII.SINTESIS
I.Penyakit yang disebabkan kucing dan efeknya ke manusia
TAXOPLASMOSIS
Toxoplasmosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa yang tergolong dalam
coccidia. Sebagai haspes definitif parasit ini adalah kucing, dan kita adalah haspes perantaranya.

Infeksi ini disebabkan oleh parasit mikroskopik yang dapat hidup di dalam sel manusia dan binatang,
khususnya kucing dan hewan ternak.

Infeksi Toxoplasmosis pada orang jatuh ke dalam tiga pola dasar:

1. kongenital toksoplasmosis, di mana seorang anak terinfeksi sebelum kelahiran
2. toxoplasmosis pada anak-anak yang sehat (dengan gejala yang sama seorang wanita hamil
mungkin)
3. toxoplasmosis pada anak-anak dengan sistem kekebalan yang lemah
Keterkaitan dgn scenario : bahwa pada kasus ini kemungkinan kondisi alergin sangat lemah , sistim
keadaam tubuhny melemah . sehingga terserang penyakit ini

Anak-anak yang sistem kekebalan tubuh melemah berada pada risiko khusus untuk infeksi
toksoplasmosis berat. Terutama pada anak-anak dengan AIDS, toksoplasmosis dapat menyerang
otak dan sistem syaraf, menyebabkan toksoplasma ensefalitis (peradangan otak) dengan gejala yang
meliputi:

* demam
* kejang
* sakit kepala
* psikosis (sejenis penyakit mental yang berat)
* masalah dengan penglihatan, ucapan, gerakan, atau pemikiran

LEPTOSPIROSIS

Penyakit yang disebabkan oleh sejenis kuman ini menyerang semua jenis satwa termasuk
manusia.Satwa yang bisa menularkan penyakit mengerikan ini adalah anjing, kucing, harimau, tikus,
musang, jelarang dan tupai.
Perjalanan penyakit Leptospira terdiri dari 2 fase, yaitu fase septisemik dan fase imun
Fase Septisemik dikenal sebagai fase awal atau fase leptospiremik karena bakteri dapat diisolasi
dari darah, cairan serebrospinal dan sebagian besar jaringan tubuh. Pada stadium ini, penderita akan
mengalami gejala mirip flu selama 4-7 hari, ditandai dengan demam, kedinginan, dan kelemahan
otot. Gejala lain adalah sakit tenggorokan, batuk, nyeri dada, muntah darah, nyeri kepala, takut
cahaya, gangguan mental, radang selaput otak (meningitis), serta pembesaran limpa dan hati
Fase Imun sering disebut fase kedua atau leptospirurik karena sirkulasi antibodi dapat dideteksi
dengan isolasi kuman dari urin, dan mungkin tidak dapat didapatkan lagi dari darah atau cairan
serebrospinali. Fase ini terjadi pada 0-30 hari akibat respon pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Gejala tergantung organ tubuh yang terganggu seperti selaput otak, hati, mata atau ginjal
Bulu kucing menyimpan semacam toksin penyebab meningkatnya risiko eksema yaitu salah satu
jenis alergi yang banyak diderita anak-anak. Jika pindah ke tangan kita pada saat membelai bulunya,
penularan masih bisa dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun hingga bersih.
Pada liur kucing yg mengandung kista kita tidak akan tertular toxoplasma bila membelai bulu kucing.

II.Nyeri Kepala
Patofisiologi nyeri kepala pada umumnya
Impuls-impuls dari kepala disalurkan melalui serat sensorik saraf otak yang bersinap dengan neuron
di nuclei sensorik trigeminus, terutama subnukleus kaudalis . Rasa nyeri untuk struktur-struktur
diatas tentorium serebeli melalui nervus trigeminus, sedangkan yang dari bawah tentorium serebeli
melalui nervus glosofaringeus, nagus dan 3 akar saraf servikal bagian atas.
Impuls-impuls dari arteria meningea media disalurkan melalui nervus trigeminus cabang pertama.
Dari sinus sagitalis superior melalui kedua belah nervus trigeminus cabang pertama. Dari dura fosa
anterior melalui cabang pertama dan kedua nervus trigeminus. Dari dura fosa kranii media melalui
cabang kedua dan ketiga nervus trigeminus. Sedangkan dari dura fosa posterior melalui nervus
trigeminus dan nervus vagus.
Kelainan ekstrakranial
a. Tengkorak dan kulit kepala
Penyakit Paget : menyebabkan nyeri kepala sebagai akibat meningkatnya aliran darah ke
daerah itu.
Radang kulit kepala : mengakibatkan nyeri kepala karena kerusakan saraf atau pembuluh
darah.
a. Pembuluh darah
Arteritis temporalis: mengakibatkan radang arteri, nyeri otot dan sendi yang ikut serta
(polimialgia rematika).
Pada karotidinia : nyeri menjalar ke atas, dari leher ke depan, dengan nyeri tekan ada arteri
karotis, oleh karena trauma, pembedahan arteria karotis komunis atau infeksi virus.
Sindrom eagle : oleh karena prosesus stiloideus yang memanjang sepanjang arteria karotis
menyebabkan rasa nyeri pipi dagu atau leher.
a. Saraf otak
Aneurisma arteri karotis interna: nyeri dibelakang mata.
Sindrom Tolosa Hunt : optalmoplegia yang kumat-kumatan, serta kelainan N. III, IV, VI dan V
1 akibat granuloma didaerh fisura orbitalis superior.
Neuralgia paratrigeminal dari Reader : nyeri mata dahi, sindroma Horner parsial akibat suatu
proses yang menekan serat simpatetik okuler nervus trigeminus sepanjang arteria karotis.
Sindroma Gradenigo: nyeri fronto temporal dan kelumpuhan nervus abdusen akibat
osteomyelitis atau invasi neoplasia pada apeks os petrosum temporalis.
Neuralgia post-herpes : nyeri di dahgi, kalau mengenai cabang I nervus trigeminus.
Neuralgia trigeminus : akibat sclerosis multiple (2-6%), demyelinasi dari plaque di pons pada
daerah masuknya nervus trigeminus, suatu proses yang menekan arteri serebeli superior
atau arteri serebelaris anterior-inferior.
Neuralgia glosofaring: nyeri pada telinga, fossa tonsilaris dan dasar lidah.
a. Mata
Glaucoma sudut tertutup akut : nyeri di kepala.
Otot ekstraokuler yang tidak seimbang atau gangguan refraksi: dapat menyebabakan sakit
kepala tegang (tension headache)
a. Sinus, nasofaring.
Sinusitis frontalis : nyeri pada dahi sesisi atau kedua sisi.
Sinusitis sphenoid/etmoid: nyeri pada kepala bagian tengah.
Karsinoma nasofaring/sinus : nyeri di daerah dahi atau temporal
a. Gigi
Karies atau infeksi apical : nyeri cabang 1 dan 2 nervus trigeminus.
a. Sendi temporo-mandibuler.
Sindroma Costen : ketidak seimbangan dalam menggigit atau cengkraman rahang
berlebihan, mengakibatkan disfungsi sendi temporo-mandibuler, sehingga timbul nyeri di
daerah muka dan temporal.
a. Leher
Gangguan pada bagian atas leher, mengakibatkan rasa nyeri didaerah okipital, melalui akar
saraf servikal 1 dan 2.
Sindrom leher-lidah karena subluksasi sendi atlanto-aksial, menimbulkan nyeri oksipital
ipsilateral dan rasa tebal pada lidah karena penekanan ramus ventralis vertebra servikalis 2,
pada rotasi leher yang hebat.
Kelainan intrakranial
a. Toksik
Minum alcohol terlalu banyak, karbon monoksida, keracunan, menghentikan minum kopi,
reaksi protein asing, hemodialisis, intoksikasi obat, semua ini mengakibatkan sakit kepala
vaskuler.
a. Metabolik
Hipoksia, hipoglikemia, hiperkapnea, histamin, nitrit, nitrat, monosodium glutamat/MSG
(Chinese Restaurant Syndrome), inhalasi hidrokarbon yang mudah menguap untuk
pembersih kering (dry cleaning).
a. Paska kejang
Mungkin akibat hipoksiwaktu kejang dan bertambahnya aliran darah ke otak post-iktal.
a. Reaksi meningkatnya tekanan darah yang akut
Feokromositoma, makan atau minum obat yang mengandung monoamin berbarengan
dengan penghambat oksidase monoamin, klimaks waktu hubungan seksual.
a. Iritasi selaput otak
Perdarahan subaraknoid, meningitis, ensefalitis, myelografi dan pneumo-ensefalografi.
a. Traksi / pergeseran pembuluh darah intrakranial.
Lesi desak ruang intrakranial misalnya hematoma, tumor atau abses.
Tekanan intrakranial meningkat, pada hidrosefalus interna/komunikata/otitik, karena
tekanan vena meningkat, trombosis sinus lateralis atau sinus sagitalis superior, hipertensi
intrakranial jinak (benign intracranial hypertension). Tekanan intrakranial menurun, yang
terjadi setelah pungsi lumbal, karena terjadinya tarikan pada pembuluh darah otak.
Diagnosa Headache
1. Anamnesa
a. Usia timbulnya, syndrome yang benign seperti migraine, tension-type headache dan
cluster headache biasanya mulai sebelum usia pertengahan.aneurisma, tumor otak
lebih banyak pada usia sekitar 35 tahun.
b. Lamanya & frekwensi nyeri kepala. Lamanya keluhan nyeri kepala pada pasien dapat
mengarahkan kepada kelainan neurologi yang progressive atau suatu keganasan.
Nyeri kepala hebat yang akut disertai dengan kehilangan kesadaran atau tanda-
tanda gangguan neurological fokal mengarah kepada subaraknoid hemoragia atau
meningitis. Nyeri kepala yang kronis misalnya pada migraine atau tension type
headache.
c. Sisi mana yang sakit. Tension type headache sering difuse dan bilateral. Migraine
dapat bilateral tapi lebih sering unilateral. Cluster headache selalu unilateral
d. Kwalitas nyeri kepala. Kwalitas nyeri kepal sangat subyektif tergantung pada
keadaan psikologi pasien.
e. Saat timbulnya nyeri kepala. Cluster headache sering nyeri timbul pada saat pasien
tidur sehingga sering membangunkan pasien. Tumor otak dalam ventrikel juga dapat
menyebabkan nyeri kepalapada saat tidur.
f. Fenomena lain yang menyertainya seperti photofobia,phonofobia, gangguan
penglihatan, dizziness, kelemahan otot, febris.
g. Hal hal lain yang memperburuk nyeri kepala misalnya batuk.
1. Pemeriksaan fisik.
a. Keadaan umum pasien & mentalnya.
b. Tanda tanda rangsangan meningeal
c. Adakah kelainan saraf cranial ?
d. Adakah kelainan pada kekuatan otot, refleks dan koordinasinya ?
1. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium darah ,LED
b. Lumbal punksi
c. Elektroensefalografi
d. CT Scan kepala , MRI.
Kapan nyeri kepala perlu dirujuk :
1. Bila ada tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial, iritasi meningeal, penyakit sistemik
lain yang menyertainya.
2. Bila telah minum obat dengan adekuat namun nyeri kepalanya tetap tidak ada perubahan.
3. Nyeri kepala yang kronik pada pasien pasien dengan penyalah-gunaan obat, gangguan
psikologik,.
4. timbulnya nyeri kepala akibat komplikasi dari pemakaian obat-obatanseperti pada penderita
asma atau penyakit jantung.
5. Nyeri kepala timbul secara tiba-tiba, setelah suatu aktivitas latihan, batuk
6. Timbulnya nyeri kepala disertai dengan perubahan kesadaran, adanya gejala-gejala
neurologi fokal,febris.

III.Mekanisme Demam dan Hidung Tersumbat
PATOFISIOLOGI DEMAM

Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang mengatur keseimbangan antara produksi panas dan
kehilangan panas. Produksi panas tergantung pada aktivitas metabolik dan aktivitas fisik. Kehilangan
panas
terjadi melalui radiasi, evaporasi, konduksi dan konveksi. Dalam keadaan normal termostat di
hipotalamus selalu diatur pada set point sekitar 370 C, Hipotalamus posterior bertugas
meningkatkan produksi panas dan mengurangi pengeluaran panas. Bila hipotalamus posterior
menerima informasi suhu luar lebih rendah dari suhu tubuh maka pembentukan panas ditambah
dengan meningkatkan metabolisme dan
aktivitas otot rangka dalam bentuk menggigil dan pengeluaran panas dikurangi dengan
vasokontriksi kulit dan pengurangan produksi keringat sehingga suhu tubuh tetap
dipertahankan tetap. Hipotalamus anterior mengatur suhu tubuh dengan cara mengeluarkan
panas. Bila hipotalamus anterior menerima informasi suhu luar lebih tinggi dari suhu tubuh
maka pengeluaran panas ditingkatkan dengan vasodilatasi kulit dan menambah produksi
keringat. peninggian suhu tubuh terjadi akibat peningkatan set point. Infeksi bakteri
menimbulkan demam karena endotoksin bakteri merangsang sel PMN untuk membuat pirogen
endogen yaitu interleukin-1, interleukin 6 atau tumor nekrosis faktor. Pirogen endogen bekerja
di hipotalamus dengan bantuan enzim siklooksigenase membentuk protaglandin selanjutnya
prostaglandin meningkatkan set point hipotalamus. Selain itu pelepasan pirogen endogen
diikuti oleh pelepasan cryogens (antipiretik endogen)

hidung tersumbat, kurangnya penciuman, dan hilangnya . perreaktivitas lebih diperankan oleh
eosinofil..Sejumlah mediator peptida (sitokin) berperan dalam proses terjadinya eosinofilia. Sitokin
biasanya diproduksi oleh limfosit T, tapi dapat juga oleh sel mast, basofil, makrofag, dan epitel. IL-4
berperan merangsang sel limfosit B melakukan isotype switch untuk memproduksi IgE, di samping
berperan juga meningkatkan ekspresi molekul adhesi pada epitel vaskuler (VCAM-1) yang secara
selektif mendatangkan eosinofil ke jaringan. IL-3 berperan merangsang pematangan sel mast. IL-5
berperan secara selektif untuk diferensiasi dan pematangan eosinofil dalam sumsum tulang,
mengaktifkan eosinofil untuk melepaskan mediator, dan memperlama hidup eosinofil dalam
jaringan. Akibat meningkatnya eosinofil dalam jaringan maka terjadilah proses yang berkepanjangan
dengan keluhan hidung tersumbat, hilangnya penciuman, dan hiperreaktivitas hidung.

IV.Struktur Anatomi Hidung


A. ANATOMI HIDUNG
1. Hidung Luar
Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian bagiannya dari atas ke bawah :
1. Pangkal hidung (bridge)
2. Dorsum nasi
3. Puncak hidung
4. Ala nasi
5. Kolumela
6. Lubang hidung (nares anterior)
Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit, jaringan ikat dan
beberapa otot kecil yaitu M. Nasalis pars transversa dan M. Nasalis pars allaris. Kerja otot otot
tersebut menyebabkan nares dapat melebar dan menyempit. Batas atas nasi eksternus melekat
pada os frontal sebagai radiks (akar), antara radiks sampai apeks (puncak) disebut dorsum nasi.
Lubang yang terdapat pada bagian inferior disebut nares, yang dibatasi oleh :
- Superior : os frontal, os nasal, os maksila
- Inferior : kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor dan kartilago
alaris minor
Dengan adanya kartilago tersebut maka nasi eksternus bagian inferior menjadi fleksibel.
Perdarahan :
1. A. Nasalis anterior (cabang A. Etmoidalis yang merupakan cabang dari A. Oftalmika,
cabang dari a. Karotis interna).
2. A. Nasalis posterior (cabang A.Sfenopalatinum, cabang dari A. Maksilaris interna, cabang
dari A. Karotis interna)
3. A. Angularis (cabang dari A. Fasialis)
Persarafan :
1. Cabang dari N. Oftalmikus (N. Supratroklearis, N. Infratroklearis)
2. Cabang dari N. Maksilaris (ramus eksternus N. Etmoidalis anterior)
2. Kavum Nasi
Dengan adanya septum nasi maka kavum nasi dibagi menjadi dua ruangan yang
membentang dari nares sampai koana (apertura posterior). Kavum nasi ini berhubungan
dengan sinus frontal, sinus sfenoid, fossa kranial anterior dan fossa kranial media. Batas
batas kavum nasi :
Posterior : berhubungan dengan nasofaring
Atap : os nasal, os frontal, lamina kribriformis etmoidale, korpus sfenoidale dan sebagian os
vomer
Lantai : merupakan bagian yang lunak, kedudukannya hampir horisontal, bentuknya konkaf
dan bagian dasar ini lebih lebar daripada bagian atap. Bagian ini dipisahnkan dengan kavum
oris oleh palatum durum.
Medial : septum nasi yang membagi kavum nasi menjadi dua ruangan (dekstra dan sinistra),
pada bagian bawah apeks nasi, septum nasi dilapisi oleh kulit, jaringan subkutan dan
kartilago alaris mayor. Bagian dari septum yang terdiri dari kartilago ini disebut sebagai
septum pars membranosa = kolumna = kolumela.
Lateral : dibentuk oleh bagian dari os medial, os maksila, os lakrima, os etmoid, konka nasalis
inferior, palatum dan os sfenoid.
Konka nasalis suprema, superior dan media merupakan tonjolan dari tulang etmoid.
Sedangkan konka nasalis inferior merupakan tulang yang terpisah. Ruangan di atas dan
belakang konka nasalis superior adalah resesus sfeno-etmoid yang berhubungan dengan
sinis sfenoid. Kadang kadang konka nasalis suprema dan meatus nasi suprema terletak di
bagian ini.
Perdarahan :
Arteri yang paling penting pada perdarahan kavum nasi adalah A.sfenopalatina yang
merupakan cabang dari A.maksilaris dan A. Etmoidale anterior yang merupakan cabang dari
A. Oftalmika. Vena tampak sebagai pleksus yang terletak submukosa yang berjalan bersama
sama arteri.
Persarafan :
1. Anterior kavum nasi dipersarafi oleh serabut saraf dari N. Trigeminus yaitu N. Etmoidalis
anterior
2. Posterior kavum nasi dipersarafi oleh serabut saraf dari ganglion pterigopalatinum masuk
melalui foramen sfenopalatina kemudian menjadi N. Palatina mayor menjadi N.
Sfenopalatinus.
3. Mukosa Hidung
Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas
mukosa pernafasan dan mukosa penghidu. Mukosa pernafasan terdapat pada rongga hidung
dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia dan
diantaranya terdapat sel sel goblet. Pada bagian yang lebih terkena aliran udara
mukosanya lebih tebal dan kadang kadang terjadi metaplasia menjadi sel epital skuamosa.
Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh
palut lendir (mucous blanket) pada permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan oleh kelenjar
mukosa dan sel goblet.
Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang penting. Dengan gerakan
silia yang teratur, palut lendir di dalam kavum nasi akan didorong ke arah nasofaring.
Dengan demikian mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri dan juga
untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga hidung. Gangguan pada
fungsi silia akan menyebabkan banyak sekret terkumpul dan menimbulkan keluhan hidung
tersumbat. Gangguan gerakan silia dapat disebabkan oleh pengeringan udara yang
berlebihan, radang, sekret kental dan obat obatan.
Mukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian
atas septum. Mukosa dilapisi oleh epitel torak berlapis semu dan tidak bersilia
(pseudostratified columnar non ciliated epithelium). Epitelnya dibentuk oleh tiga macam sel,
yaitu sel penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu. Daerah mukosa penghidu berwarna
coklat kekuningan.
B. Fisiologi hidung
1. Sebagai jalan nafas
Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media
dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring, sehingga aliran udara ini berbentuk
lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti
jalan yang sama seperti udara inspirasi. Akan tetapi di bagian depan aliran udara memecah,
sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari
nasofaring.
2. Pengatur kondisi udara (air conditioning)
Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang akan
masuk ke dalam alveolus. Fungsi ini dilakukan dengan cara :
a. Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada musim
panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit, sedangkan
pada musim dingin akan terjadi sebaliknya.
b. Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah di bawah
epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi dapat
berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara setelah melalui hidung kurang
lebih 37
o
C.
3. Sebagai penyaring dan pelindung
Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan
oleh :
a. Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi
b. Silia
c. Palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan
partikel partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. Palut lendir ini
akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia.
d. Enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri, disebut lysozime.
4. Indra penghirup
Hidung juga bekerja sebagai indra penghirup dengan adanya mukosa olfaktorius pada atap
rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat
mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan
kuat.
5. Resonansi suara
Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan
menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau.
6. Proses bicara
Membantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal (m,n,ng) dimana rongga mulut
tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle turun untuk aliran udara.
7. Refleks nasal
Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna,
kardiovaskuler dan pernafasan. Contoh : iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersin
dan nafas terhenti. Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan
pankreas.
V.Struktur Anatomi Mata

Bola mata berdiameter 2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan
hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar. Gambar ini menunjukan bagian-
bagian yang termasuk ke dalam bola mata, bagian-bagian tersebut memiliki fungsi berbeda,
secara rinci diuraikan sebagai berikut :
11. Sklera : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya
bola mata
12. Otot-otot : Otot-otot yang melekat pada mata :
a. muskulus rektus superior : menggerakan mata ke atas
b. muskulus rektus inferior : mengerakan mata ke bawah
13. Kornea : memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya
14. Badan Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa
untuk beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor
15. Iris : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.
16. Lensa : Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa
17. Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang mengandung sel kerucut
18. Bintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata
19. Vitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata
20. Aquous humor : Menjaga bentuk kantong bola mata


Bola mata dibagi menjadi 3 lapisan, dari luar ke dalam yaitu tunica fibrosa, tunica vasculosa,
dan tunica nervosa.

Gambar 2.2 bagian mata yang tampak

1) Tunica Vibrosa
Tunica vibrosa terdiri dari sklera, sklera merupakan lapisan luar yang sangat kuat. Sklera
berwarna putih putih, kecuali di depan. Pada lapisan ini terdapatkornea, yaitu lapisan yang
berwarna bening dan berfungsi untuk menerima cahaya masuk kemudian memfokuskannya.
Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan air mata sehingga keadaannya selalu basah
dan dapat membersihkan dari debu.
Pada batas cornea dan sclera terdapat canalis schlemm yaitu suatu sinus venosus yang
menyerap kembali cairan aquaus humor bola mata.

2) Tunica Vasculosa
Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari depan ke belakang terdiri
dari iris, corpus ciliaris dan koroid.
Koroid merupakan lapisan tengah yang kaya akan pembuluh darah, lapisan ini juga kaya akan
pigmen warna. Daerah ini disebut Iris. Coba Anda perhatikan mata orang Indonesia dengan
orang-orang dari Negara barat! Apakah perbedaannya? Tentunya pada warna. Orang Indonesia
biasanya bermata hitam atau coklat, adapun orang barat biasanya berwarna biru atau hijau.
Nah, di bagian irislah terdapatnya perbedaan ini karena di tempat ini memiliki pigmen warna.
Bagian depan dari lapisan iris ini disebut Pupil yang terletak di belakang kornea tengah.
Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan menyempitnya bagian ini. Coba Anda masuk ke
dalam suatu kamar yang gelap gulita, maka Anda akan berusaha melihat dengan melebarkan
mata agar cahaya yang masuk cukup. Pada kondisi ini disebut dengan dilatasi, demikian
sebaliknya jika Anda berada pada ruangan yang terlalu terang maka Anda akan berusaha untuk
menyempitkan mata karena silau untuk mengurangi cahaya yang masuk yang disebut dengan
konstriksi. Pada sebuah kamera, pupil ini diibaratkan seperti diafragma yang dapat mengatur
jumlah cahaya yang masuk.
Di sebelah dalam pupil terdapat lensa yang berbentuk cakram otot yang disebutMusculus
Siliaris. Otot ini sangat kuat dalam mendukung fungsi lensa mata, yang selalu bekerja untuk
memfokuskan penglihatan. Seseorang yang melihat benda dengan jarak yang jauh tidak
mengakibatkan otot lensa mata bekerja, tetapi apabila seseorang melihat benda dengan jarak
yang dekat maka akan memaksa otot lensa bekerja lebih berat karena otot lensa harus
menegang untuk membuat lensa mata lebih tebal sehingga dapat memfokuskan penglihatan
pada benda-benda tersebut. Sekarang Anda tahu mengapa aktivitas seseorang yang membaca
buku akan membuat mata terasa cepat lelah?



Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi caira bening yang
masing-masing disebut Aqueous Humor dan Vitreous Humor. Adanya cairan ini dapat
memperkokoh kedudukan bola mata


3) Tunica Nervosa
Tunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak pada bagian belakang
koroid. Bagian ini merupakan bagian terdalam dari mata. Lapisan ini lunak, namun tipis,
hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang. Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel
yang berfungsi untuk menerima cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel
merupakan sel-sel batang yang berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel
konus (kerucut). Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka pada
sedikit cahaya.
1. SEL BATANG tidak dapat membedakan warna, tetapi lebih sensitif terhadap cahaya
sehingga sel ini lebih berfungsi pada saat melihat ditempat gelap. Sel batang ini mengandung
suatu pigmen yang fotosensitif disebut rhodopsin. Cahaya lemah seperti cahaya bulan pun
dapat mengenai rhodopsin. Sehingga sel batang ini diperlukan untuk penglihatan pada cahaya
remang-remang.
2. SEL KERUCUT atau cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaituiodopsin yang
terdiri dari retinen. Terdapat 3 jenis iodopsin yang masing-masing sensitif terhadap cahaya
merah, hijau dan biru. Masing-masing disebut iodopsin merah, hijau dan biru. Segala warna
yang ada di dunia ini dapat dibentuk dengan mencamputkan ketiga warna tersebut. Sel kerucut
diperlukan untuk penglihatan ketika cahaya terang.

Signal listrik dari sel batang dan sel kerucut ini akan di teruskan melalui sinap ke neuron
bipolar, kemudian ke neuron ganglion yang akan membentuk satu bundel syaraf yaitu syaraf
otak ke II yang menembus coroid dan sclera menuju otak. Bagian yang menembus ini disebut
dengan discus opticus, dimana discus opticus ini tidak mengandung sel batang dan sel kerucut,
maka cahaya yang jatuh ke discus opticus tidak akan terlihat apa-apa sehingga disebut dengan
bintik buta.
Apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang tersebut akan diteruskan mulai
dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan terakhir retina. Kemudian akan
diteruskan ke bagian saraf penglihat atau saraf optik yang berlanjut dengan lobus
osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital kanan akan menerima
rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan menerima rangsang mata kanan.
Di dalam lobus osipital ini rangsang akan diolah kemudian diinterpretasikan. Sehingga apabila
seseorang mengalami kecelakaan dan mengalami kerusakan lobus osipital ini maka dia akan
mengalami buta permanen, walaupun bola matanya sehat.
Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut
jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan
mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik
meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda
akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik
buta pada retina.
VI.Telinga

Telinga terdiri dari telinga luar,telinga tengah atau canum tympani ,dan telinga dalam atau
labyrinth.Telinga dalam berisi organ pendengaran dan keseimbangan.
TELINGA LUAR
Telinga luar terdiri atas auricula dan meatus acusticus externus.
Auricula berfungsi mengumpulkan getaran udara.auricula terdiri atas lempeng tulang rawan elastis
tipis yang ditutupi kulit.Auricula mempunyai otot intrinsik dan ektrinsik ,keduanya disarafi oleh
N.facialis
Meatus acusticus externus adalah taung berkelok yang menghubungkan auricula dengan
membrana tymphani.tabung ini berfungsi menghantarkan gelombang suara dari auricula ke
membrana tymphani.pada orang dewasa panjangnya lebih kurang 1 inci (2,5 cm) .bagian meatus
yang paling sempit adalah kira kira 5 mm dari membrana tymphani.
Rangka sepertiga bagian luar meatus adalah cartilago elastis ,dan dua pertiga bagian dalam adalah
tulang yang dibentuk oleh lempeng tymphani.meatus dilapisi oleh kulit ,dan sepertiga bagian luarnya
mempunyai rambut ,kelenjar sebacea dan, glandula ceruminosa.
Saraf sensorik yang melapisi kulit pelapis meatus berasal dari n.auriculotemporalis dan ramus
auricularis n.vagus
Aliran Limfe menuju nodi parotidei superfaciales,mastedoi,cervicales superficiales.
TELINGA TENGAH (CAVUM TYMHANI)
Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis temporalis yang dilapisi
membran mucosa.Ruang ini berisi tulang tulang pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran
membrana tymphani (gendang telinga) ke perilympa telinga dalam.Cavum tymphani berbentuk
celah sempit yang miring,dengan sumbu panjang terletak lebih kurang sejajara dengan membran
tymphani.di depan ruang ini berhubungan dengan nasopharynx melalui tuba audtitiva dan di
belakang dengan antrum mastoideum.
Telinga tengah mempunyai atap ,lantai,dinding anterior,dinding posterior ,dinding lateral dan
dinding medial.
Atap dibentuk oleh lempeng tipis tulang yang disebut tegmen tymphani ,yang merupakan bagian
dari pars petrossa ossis temporalis dan lempeng ini memisahkan cavum tymphani meninges dan
lobus temporalis otak di dalam fossa cranni media.
Lantai dibentuk di bawah oleh lempeng tipis tulang,yang mungkin tidak lengkap dan mungkin
sebagian diganti oleh jaringan fibrosa.Lempeng ini memisahkan cavum tymphani dari bulbus
superior V.jugularis interna.
Bagian bawah dinding anterior dibentuk oleh lempeng tipis tulang yang memisahkan cavum
tymphani dari a.carotis interna .pada bagian atas dinding anterior terdapat muara dari dua buah
saluran.saluran yang lebih besar dan terletak lebih bawah menuju tuba auditiva ,dan yang terletak
lebih atas dan lebih kecil masuk ke dalam saluran untuk m.tensor tymphani.septum tulang tipis yang
memisahkan saluran saluran ini diperpanjang ke belakang pada dinding medial,yang akan
membentuk tonjolan mirip selat.
Di bagian atas dinding posterior terdapat sebuah lubang besar yang tidak beraturan ,yaitu auditus
ad antrum .Di bawah ini terdapat penonjolan yang berbentuk kerucut ,sempit,kecil disebut pyramis
.sebagiab besar dinding lateral dibentuk oleh mebran tymphani.
Membran Tymphani adalah membranan fibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara.membrana ini
terletak miring ,mengadap ke bawah,depan,dan lateral.permukaannya konkaf ke lateral.pada dasar
cekungannya terdapat lekukan kecil yang disebut Umbo ,yang terbentuk oleh ujung manubrium
mallei.bila membran terkena cahaya otoskop ,bagian cekung ini menghasilkan kerucut
cahaya,yang memancar ke anterior dan inferior dari umbo.
Dinding Medial dibentuk oleh dinding lateral telinga dalam.bagian terbesar dari dinding
memperlihatkan penonjolan bulat disebut promontrium,yang disebabkan oleh lengkung pertama
cochlea yang ada dibawahnya.
OSSICULA AUDITUS (TULANG TULANG PENDENGARAN)
Ossicula Auditicus adalah malleus,incus,dan stapes
Malleus adalah tulang pendengaran terbesar,dan terdiri atas caput,collum,processus longum atau
manubrium sebuah processus anterior dan processus lateralis.
Caput Mallei berbentuk bulat dan bersendi di posterior dengan incus.
Incus mempunyai corpus yang besar dan dua crus.
Corpus Incudis berbentuk bulat dan bersendi di anterior dengan caput mallei.
Crus Longum berjalan ke bawah di belakang dan sejajar dengan manubrium mallei.
Crus breve menonjol ke belakang dan dilekatkan pada dinding posterior cavum tymphani oleh
sebuah ligamen.
Stapes mempunyai caput ,collum,dua lengan,dan sebuah basis
Caput stapedis kecil dan bersendi dengan crus longum incudis.

Otot otot Ossicula
M.tensor tymphani:
Origo : cartilago tuba auditiva dan dinding tulang salurannya sendiri
Insersio : otot langsing ini berjalan ke belakang dan berakhir sebagai tendo bulat yang mebelok ke
lateral di sekitar processus cochleariformis dan berinsersio pada manubrium mallei.
Persarafan : sebuah cabang dari saraf yang menuju m.pterygoideus medialis,yang merupakan
cabang dri divisi mandibularis n.trigeminus
Fungsi : secara refleks meredam getaran malleus dengan menegangkan membrana tymphani.
M.Stapedius:
Origo : dinding dalam pyramis berongga
Insersio : Tendo muncul dari puncak pyramis dan berinsersio pada bagian belakang collum stapedis.
Persarafan : N.facialis yang terletak di belakang pyramis
Fungsi : secara refleks meredam geteran stapes dengan menarik collumnya.
TELINGA DALAM ,ATAU LABYRINTHUS
Labyrinthus terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis ,medial terhadap telinga tengah dan
terdiri atas
1. Labyrinthus osseus,
2. labyrinthus membranaceus,tersusun dari sejumlah saccus dan ductus membranosa di dalam
labyrinthus osseus.
VII.Tenggorokan

Pharynx terletak di belakang cavum nasi,mulut,dan larynx.bentuknya mirip corong dengan bagian
atasnya yang lebar terletak dibawah cranium dan di bagian bawahnya yang sempit dilanjutkan
sebagai oesophagus setinggi vertebra cervicalis enam.pharynx mempunyai dinding
musculomembranosa yang tidak sempurna di bagian depan.disini,jaringan musculomembranosa
diganti oleh apertura nasalis posterior,ishtmus faucium(muara ke dalam rongga mulut),dan aditus
larynges.dinding pharynx terdiri atas tiga lapis (1).mucosa,(2).fibrosa,(3).muscular

Otot otot pharynx terdiri atas m.conctrictor pharyngis superior ,medius,inferior,yang serabut
serabutnya berjalan hampir melingkar,dan m.stylopharyngeus serta m.salphingoepharyngeus yang
serabut serabutnya berjalan dengan arah hampir longitudinal.

BAGIAN DALAM PHARYNX
Pharynx dibagi menjadi 3 bagian ,yaitu :

a.Nasopharynx teretak di belakang rongga hidung di atas palateum molle.
terdiri atas :
tap dibentuk oleh corpus ossis sphenoidalis dan pars basilaris ossis occipitalis.
Dasar dibentuk oleh permukaan atas palateum molle yang miring.
Dinding anterior dibentuk oleh apertura nasalis posterior,dipisahkan oleh pinggir posterior septum
nasi.
Dinding posterior membentuk permukaan miring yang berhubungan dengan atap.dinding ini
ditunjang oleh arcus anterior atlantis.
Dinding lateral pada tiap tiap sisi mempunyai muara tuba auditiva ke pharynx

b.Oropharynx terletak di belakang cavum oris dan terbentang dari palatum molle sampai ke pinggir
atas epiglottis.oropharynx mempunyai :
atap dibentuk oleh permukaan bawah palatum molle dan ishtmus pharyngeus.
Dasar dibentuk oleh sepertiga posterior lidah (yang hampir vertikal) dan celah antara lidah dan
permukaan anterior epigottis.
Dinding anterior terbuka ke dalam rongga mulut melaui isthmus oropharynx
Dinding posterior disokong oleh corpus vertebra cervicalis kedua dan bagian atas corpus vertebra
cervicalis ketiga
Pada kedua sisi dinding lateral terdapat arcus patoglossus dan arcus palatopharyngeus dengan
tonsila palatina diantaranya.
c.Laryngopharynx terletak dibelakang aditus larynges dan permukaan posterior larynx ,dan
terbentang dari pinggir atas epiglottis sampai dengan pinggir bawah cartilago
cricoidea.laryngopharynx mempunyai :
dinding anterior dibentuk oleh aditus laryngis dan membrana mucosa yang melipti permukaan
posterior larynx.
Dinding posterior disokong oleh corpus vertebra cervicalis ketiga,keempat,kelima,dan keenam.
Dinding lateral disokong oleh cartilago thyroidea dan membrana thyrohyoidea.
PERSARAFAN PHARYNX berasal dari plexus pharyngeusbyang dibentuk oleh cabang- cabang
n.glossopharyngeus,n.vagus dan n.symphaticus.
Persarafan motorik berasal dari pars cranialis n.acessorius ,yang berjalan melaui cabang n.vagus
menuju ke plexus pharyngeus ,dan mempersarafi semua otot pharynx ,kecuali m.stylopharyngeus
yang dipersarafi oleh n.glossopharyngeus.
Persarafan sensorik membrana mucosa nasopharynx terutama berasal dari n.maxillaris.membrana
mucosa oropharynx terutama dipersarafi oleh n.glossopharyngeus.membrana mucosa disekitar
aditus laryngeus dipersarafi oleh n.ramus laryngeus internus n.vagus.
VIII.Kepala

tulang wajah meliputi:
Tulang mandibula
Mandibula merupakan tulang rahang bawah, yang berartikulasi dengan tulang temporal melalui
prosesus kondilar.
Tulang maksila
Tulang maksila merupakan tulang rahang atas. Maksila meliputi antara lain prosesus palatin yang
membentuk bagian anterior palatum dan prosesus alveolar yang memegang gigi bagian atas.
Tulang nasal
Tulang nasal merupakan tulang yang membentuk jembatan pada hidung dan berbatasan dengan
tulang maksila.
Tulang lakrimal
Tulang lakrimal merupakan tulang yang berbatasan dengan tulang ethmoid dan tulang maksila,
berhubungan duktus nasolakrimal sebagai saluran air mata.
Tulang zigomatikum
Tulang zigomatikum merupakan tulang pipi, yang berartikulasi dengan tulang frontal, temporal dan
maksila.
Tulang palatin
Tulang palatin merupakan tulang yang membentuk bagian posterior palatum.
Tulang vomer
Tulang vomer merupakan bagian bawah nasal septum (sekat hidung).
VIII.Alergi
Alergi adalah sebuah reaksi yang dilakukan tubuh terhadap masuknya sebuah benda asing. Ketika
sebuah substansi tak dikenal masuk, antigen, tubuh serta merta akan meningkatkan daya
imunitasnya untuk bekerja lebih giat.

Normalnya, sistem kekebalan tubuh akan memproteksi tubuh dari daya rusak yang dilakukan benda
asing tersebut, bakteri atau racun. Akan tetapi, jika tubuh melakukan reaksi berlebihan atas
substansi pelemah tersebut, terjadi hipersensivitas.

SIFAT-SIFAT ALERGI :
1. Pencetus suatu alergi disebut allergen. Debu, pollen, tumbuh-tumbuhan tertentu, obat-
obatan, jenis makanan spesifik, bulu serangga, virus, atau bakteri, tergolong dalam hal ini.
2. Reaksi yang terjadi bisa timbul di satu titik, seperti di kulit, bulu mata, atau mungkin juga di
sekujur tubuh.
3. Biasanya timbul satu atau beberapa gejala pengiring yang mengikuti reaksi alergi.

TERJADINYA REAKSI ALERGI :

A. Sel darah putih merupakan sistem imunitas tubuh paling utama.
1. Saat antigen memasuki tubuh, secara otomatis seluruh jaringant ubuh akan melakukan
suatu proses kompleks untuk mengenali benda asing tersebut.
2. Sel darah putih menghasilkan antibodi spesifik untuk melawan antigen. Proses ini disebut
sensitisasi.
3. Antibodi bekerja dengan mendeteksi dan merusak substansi yang menyebabkan penyakit.
Pada reaksi alergi, antibodi dikenal sebagai immunoglobulin E, atau IgE.
B. Antibodi ini memerintah para mediator untuk memproduksi semacam zat yang mampu
mengurangi kadar kimia dan hormon yang dimiliki antigen.
1. Mediator yang umum dikenal diantaranya adalah Histamine.
2. Mediator mempunyai efek meningkatkan aktivitas sel darah putih. Inilah yang
memungkinkan terjadinya gejala yang mengikuti.
3. Jika hadirnya mediator dirasa sudah cukup, reaksi alergi bisa dikatakan telah berakhir.
C. Reaksi alergi sebenarnya sebuah keunikan bagi kita. Tubuh sudah pasti akan mengenali antigen
jika sewaktu-waktu akan menyerang kembali.

D. Macam-macam pencetus alergi yang dikenali oleh umum :
1. Jenis makanan tertentu, vaksin dan obat-obatan, bahan berbahan dasar karet, aspirin, debu,
bulu binatang, dan lain sebagainya.
2. Sengatan lebah, gigitan semut api, penisilin, kacang-kacangan. Biasanya reaksi yang
ditimbulkan akan berlebihan dan bisa mengakibatkan alergi serius di sekujur tubuh.
3. Penyebab minor; suhu udara panas ataupun dingin, dan kadar emosi yang berlebihan.
4. Sering kali, allergen secara spesifik sukar untuk diidentifikasi meskipun di masa lampau
pernah mengalami gejala serupa.
E. Alergi tidak berkaitan dengan garis keturunan si penderita. Bisa jadi satu
anggota keluarga terkena alergi, sementara yang lain tidak pernah terkena.

F. Orang-orang tertentu yang mudah terjangkiti reaksi alergi:
1. Pernah mengalami alergi tertentu pada masa sebelumnya.
2. Penderita asma
3. Orang yang mengalami gangguan pada saluran pernapasannya.
4. Penderita polip
5. Penderita infeksi pada sinus, telinga, atau pangkal tenggorokan.
6. Orang yang memiliki kulit sensitif
IX.Rhinitis
Rinitis Alergika
Penderita rinitis alergika mengalami hidung tersumbat berat, dan dapat melaporkan mengeluarkan
sekresi hidung yang berlebihan (rinore), serta bersin yang terjadi berulang dan cepat. Pruritus (gatal)
pada mukosa hidung, tenggorokan, telinga sering mengganggu dan disertai kemerahan pada
konjungtiva, pruritus mata,dan lakrimasi.Selaput lendir yang terserangmenunjukkan dilatasi
pembuluh darah (khususnya venula) dan edema yang menyeluruh dengan gambaran mencolok dari
eosinofil dalam jaringan maupun dalam sekresi.
Rinitis alergika dibagi 2 :
1. Musiman (hay fever)
Menimbulkan satu periode dengan gejala tertentu pada tahun tahun berikutnya, keadaan
ini mencerminkan adanya kepekaan terhadap serbuk sari dan spora jamur yang
berterbangan diudara. Rinitis alergika musiman biasanya ringan pada banyak orang, tetapi
dapat merupakan penyakit melelahkan karena penderita terus menerus bersin, rinore yang
banyak, dan pruritus yang tidak sembuh-sembuh
2. Perenial
Jarang menunjukkan perubahan besar dalam beratnya penyakit sepanjang tahun, dan
gejala-gejala sering didominasi oleh obstruksi hidung kronik. Penyebabnya adalah debu
rumah, dan bahan bahan yang berasal dari hewan, sehingga pasien akan terpajan bahan-
bahan tersebut setiap hari. Rinitis Alergika parenial jarang langsung menjadi sumber gejala
yang mendadak, tetapi obstruksi parsial yang ttidak menyenangkan, seperti bernapas
melalui mulut, sering timbul lingkaran gelap dan jaringan berlebihan dibawah mata. Mukosa
yang bengkak mudah terinfeksi bakteri , dan sering dijumpai obstruksi pada sinus paranasal,
mengakibatkan sinusitis rekuen atau kronik. Pengeuaran sekret dari fokus- fokus infeksi
dalam hidung mempermudah timbulnya sakit tenggorok dan bronkus menjadi kotor
sehingga timbul infeksi.





DAFTAR PUSTAKA
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-sistem-rangka/

You might also like