Professional Documents
Culture Documents
4, Juli 2003
dalam
pengobatan
tradisional.
Penelitian
laboratorium juga telah banyak dilakukan, walaupun
belum seluas bawang putih. Seperti bawang putih,
bawang merah juga dapat memperbaiki metabolisme
karbohidrat (9) dan lipid (10). Dalam penelitian ini,
diperlihatkan adanya sifat hepatoprotektif dari
bawang merah (11), yang kelihatannya juga
disebabkan oleh kemampuan antioksidan dari
tanaman ini (12).
Bawang daun atau bawang prey (A.
fistulosum L.), adalah jenis bawang ketiga yang luas
dikonsumsi. Bawang ini tidak terkenal dalam
pengobatan awam dan tradisional. Karena itu
agaknya khasiat bawang ini sedikit sekali yang telah
dilaporkan, antara lain kemampuan metaboliknya
(13,14). Akan tetapi suatu hal yang menimbulkan
pertanyaan ialah sebagai salah satu anggota bawangbawangan, apakah bawang daun mempunyai khasiat
yang sama dengan kedua kerabatnya tadi. Untuk
menjawab pertanyaan ini, dipelajari kemungkinan
adanya salah satu khasiat yang telah dibuktikan pada
bawang putih dan bawang merah, yaitu kemampuan
hepatoprotektif dan antioksidan.
113
METODOLOGI
Eksperimen
dilakukan
dengan
menggunakan tikus putih galur Wistar sebagai
hewan coba, yang diberi CCl4 dan dibandingkan
dengan tikus yang diberi CCl4 setelah lebih dahulu
dilindungi dengan sari air bawang daun. Parameter
yang diamati adalah aktivitas enzim glutamat piruvat
transaminase (GPT) serum, kadar peroksida lipid
(POL) hati dalam bentuk malonildialdehid (MDA),
kadar glutation tereduksi (GSH) hati dan serum.
Untuk membuat sari air bawang daun, 500
g tanaman yang sudah dibersihkan dihancurkan
dengan blender dan volume dibuat 500 ml dengan air
suling. Selanjutnya disaring dengan memerasnya
melalui kain flannel. Volume filtrat dibuat menjadi
500 ml dengan menambah air. Sari air bawang daun
ini selanjutnya disimpan dalam lemari beku (-20oC).
Sejumlah tikus Wistar dengan berat sekitar
150 g dibagi rata dalam 3 kelompok secara acak.
Kelompok I tidak mendapatkan perlakuan apapun.
Kelompok II mendapat CCl4 dalam dosis 0,55 mg/kg
BB per oral. Kelompok III lebih dahulu diberi sari
air bawang daun dalam dosis 20 g/kg BB sekali
sehari selama 8 hari, per oral menggunakan sonde
lambung. Pemberian CCl4 baru diberikan pada hari
terakhir. Makanan diberikan secara ad libitum. Tikus
dibunuh 2 hari setelah pemberian CCl4,
menggunakan anestesi eter. Pengukuran aktivitas
GPT serum dilakukan dengan cara Plaster dan
Chusman (16), GSH diukur menurut cara Ellman
(17), sedangkan protein jaringan diukur dengan cara
Lowry (18).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aktivitas GPT serum disajikan dalam Tabel
1. Aktivitas GPT rata-rata kelompok I adalah
22,915,93 U/L. pemberian CCl4 dalam dosis yang
digunakan menyebabkan kerusakan sel parenkim
hati, seperti diperlihatkan oleh kelompok II dengan
aktivitas GPT rata-rata yang melonjak tinggi (163,
9629,49 U/L). Pemberian sari air bawang daun
ternyata melindungi hati dari kerusakan senyawa
toksik tersebut seperti yang diperlihatkan oleh
aktivitas GPT rata-rata kelompok III (30,478,59
U/L).
Kadar POL hati yang diukur sebagai MDA,
disajikan dalam Tabel 2. kadar MDA rata-rata hati
tikus kelompok I adalah 1086, 65173,75 nmol/g
protein hati. Pemberian CCl4 meningkatkan kadar
rata-rata MDA yaitu 2480,39147,54. bila binatang
coba lebih dahulu mendapat sari bawang daun
sebelum CCl4, maka kadar MDA kembali turun
mendekati normal yaitu 1284,4262,00.
Kadar GSH hati tikus dari ketiga kelompok
percobaan disajikan dalam Tabel 3. Tampak
gambaran berlawanan, baik dengan perubahan GPT
114
maupun dengan perubahan MDA. Kadar GSH ratarata hati tikus kelompok I adalah 44, 154,30 mol/g
protein hati. Kadar ini menurun pada keracunan
CCl4, seperti yang diperlihatkan oleh kelompok II
(29,486,25). Pemberian sari bawang daun sebelum
CCl4 menaikkan kembali kadar GSH hati, seperti
diperlihatkan oleh kelompok III (43,717,53).
CCl4 sudah lama diketahui sebagai senyawa
yang dapat merusak hati dan sering digunakan dalam
penelitian tentang kerusakan jaringan ini dan caracara untuk melindunginya dengan berbagai senyawa
atau bahan alam. Kerusakan dapat dinilai antara lain
dengan mengukur aktivitas GPT, enzim metabolisme
antara asam amino yang mempunyai aktivitas
spesifik sangat tinggi di dalam hati. Seperti yang
diperlihatkan oleh kelompok II, pemberian bahan
toksik ini merusak sel parenkim hati, sehingga isi
sitoplasma, antara lain GPT tercurah ke dalam aliran
darah. Pemberian sari bawang daun atau bawang
prey mengembalikan aktivitas GPT serum mendekati
nilai normal. Ini berarti pemberian sari air bawang
daun sebelum CCl4 melindungi hati dari kerusakan
yang dapat ditimbulkan oleh senyawa hepatotoksik
ini. Dengan demikian, sifat hepatoprotektor dari
bawang daun diperlihatkan.
Tabel 1. Aktivitas GPT rata-rata (U/L)
Tikus No
Kel I
Kel II
Kel III
1
2
3
4
5
6
7
21,24
18,17
26,07
33,18
19,75
26,07
15,80
118,48
189,57
166,67
135,07
160,35
174,57
203,00
19,75
22,91
45,02
30,02
31,60
37,13
26,86
Rata-rata
22,915,93
163,9629,49*
30,478,59**#
Keterangan: *
**
#
Jurnal Bahan Alam Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 2, No. 4, Juli 2003
Kel I
Kel II
1108,12
2387,83
1118,83
2603,98
1246,91
2510,11
1313,82
2719,81
879,45
2428,22
894,03
2443,30
976,79
2269,51
1086,85
2480,39
173,75
147,54*
p < 0,01 terhadap I
p < 0,05 terhadap I
p < 0,01 terhadap II
Kel III
1361,78
1223,27
1200,01
1246,44
1300,62
1213,73
1186,07
1248,42
62,00**#
Kel I
Kel II
1
45,68
29,69
2
50,13
33,88
3
48,36
36,13
4
44,39
35,27
5
41,09
29,77
6
37,96
21,82
7
41,44
19,90
Rata-rata
44,154,30
29,486,25*
Keterangan: *
p < 0,01 terhadap I
** p < 0,05 terhadap I
#
p < 0,01 terhadap II
Kel I
Kel II
Kel III
1
2
3
4
5
6
7
Rata-rata
0,69
1,05
1,19
1,29
0,95
0,79
0,52
0,920,28
0,16
0,65
0,63
0,24
0,77
0,42
0,42
0,420,28
0,79
0,65
0,65
0,61
0,67
0,67
0,61
0,680,07
Tanpa CCl4
GPT Serum
MDA hati
GSH hati
GSH serum
N
N
N
N
Dengan
CCl4
Bwg daun +
CCl4
N
N
N
Kel III
40,47
42,73
42,73
40,72
38,65
35,07
55,10
43,717,53**#
KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa sari air bawang daun bersifat hepatoprotektif
dan sifat ini disebabkan oleh kemampuan bawang
daun mencegah sifat oksidan dari agen hepatotoksik
yang digunakan yaitu CCl4 yang ditunjukkan oleh
GPT, MDA dan GSH yang berubah dalam arah
berlawanan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brachnahari, HD., dan Augusti KT., 1962,
Orally Effective hipoglycaemic agents from
115
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
116